Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KROMATOGRAFI

KELOMPOK 5

Dosen Penganpu : Wirnawati, S.Farm., M.Si., Apt

DISUSUN OLEH :

1. Munawarah 1811102415082
2. Novita Arum Ratnasari 1911102415019
3. Novia Minsawati Aisyiyah 1911102415142
4. Nela Agustin Ernawati 1811102415085
5. Nur Afifah Indah Permata 1811102415091
6. Nur HazizaS 1811102415093
7. Nur Mufidah Sari Irawan 1811102415095
8. Oktaviani Ananda Putri 1811102415098
9. Poppi Dita Kumala Sari 1811102415099

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2020
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayahNya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Makalah ini dibuat yntuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah dari Kromatografi. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi keinginan dan motivasi baik, selalu
menjadi bekal bagi kami. Kekurangan, kekhilafan adalah merupakan proses untuk perbaikan
dalam pembelajaran. Kami mengharapkan dari semua pembaca, untuk dapat mengkoreksi,
mengkritis dan sekaligus merevisi sebagai sungbangsih yang berarti dalam penyempurnaan
makalah ini.Akhir kata dari kami diucapkan sekian dulu, mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi penulis yang ingin manambah wawasan ilmu
pengetahuan. Serta tak lupa pula penulis hanturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya
bila dalam isi makalah ini kurang berkenan dan masih ada kekurangan yang berarti.

Samarinda ,11 September 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

PERMASALAHAN 2

BAB II TEORI 3

BAB III PENUTUP 9

A. KESIMPULAN 9

B. SARAN 10

DAFTAR PUSTAHA 1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam bidang farmasi, Pemisahan atau pemurnian kandungan
tumbuhan terutama dilakukan dengan menggunakan salah satu dari empat
teknik kromatografi atau gabungan teknik tersebut adalahKeempat teknik
kromatografi itu adalah kromatografi kertas (KKT), Kromatografi lapis tipis
(KLT), Kromatogfrafi gas cair (KGC), dan kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT).
Ada banyak metode untuk mengetahui ataupun mengidentifikasi zat
aktif yang terdapat dalam suatu ekstrak seperti KLT (kromatografi Lapis
Tipis) merupakan salah satunya percobaan yang dilakukan dalam
fitokimia.Laju absorbsi noda pada lempeng silika gel dari noda ekstrak
metanol, ekstrak N-butanol dan ekstrak eter dengan menggunakan eluen yang
sesuai, kemudian tentukan nilai Rf-nya.
KLT merupakan metode pilihan untuk pemisahan semua kandungan
yang larut dalam lipid, yaitu lipid steroid, karotenoid, kuinon sederhana, dan
klorofil. Sebaliknya teknik ketiga yaitu KGC, penggunaan utamanya ialah
pada pemisahan senyawa atsiri, yaitu asam lemak, mono dan seskuiterpena,
hidrokarbon dan senyawa belerang. Tetapi keatsirian kandungan tumbuhan
yang bertitik didih tinggi dapat diperbesar dengan mengubahnya ,menjadi
ester atau eter trimetilsilil sehingga hanya ada sedikit saja golongan yang
sama sekali tidak cocok untuk dipisahkan dengan cara KGC.
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami
uji kuantitatif pada simplisia dengan metode makroskopik serta uji kualitatif
dengan metode Kromatografi Lapis Tipis Sedangkan tujuan dari percobaan ini
adalah untuk memperoleh data profil kromatogram lapis tipis pada simplisia,
Menentukan nilai Rf dan Rr masing-masing noda kromatogram, serta
membandingkan profil kromatogram sediaan uji Prinsipnya didasarkan atas
partisi dan adsorpsi. Zat penjerap merupakan fase stasioner, berupa bubuk
halus dibuat serba rata dan tipis diatas lempeng kaca.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kromatografi
2. Apa tujuan kromatografi lapis tipis
3. Bagaimana cara kerja kromatrografi lapis tipis
C. Tujuan
1. Apakah pengertian dari kromatografi ?
2. Untuk mengetahui macam-macam dan cara kerja masing-masing
kromatografi.
BAB II

PEMBAHSAAN

A. Pengertian Kromatografi
Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang mana analit –
analit dalam sampel terdistribusi antara dua fase yaitu fase diam dan gerak.
Fase diam dapat berupa bahan padat dalam bentuk molekul kecil atau dalam
bentuk cairan yang dilapiskan pada pendukung padat atau dilapiskan pada
dinding kolom. Fase gerak dapat berupa gas atau cairan. Jika gas digunakan
sebagai fase gerak maka prosesnya dikenal sebagai kromatografi gas. Dalam
kromatografi cair dan juga kromatografi lapis tipis, fase gerak yang digunakan
selalu cair (Rohman, 2009).
Kromatografi melibatkan pemisahan terhadap campuran berdasarkan
perbedaan - perbedaan tertentu yang dimiliki oleh senyawanya. Perbedaan
yang dapat dimanfaatkan meliputi kelarutan dalam berbagai pelarut serta sifat
polar. Kromatografi biasanya terdiri dari fase diam (fase stationer) dan fase
gerak (fase mobil).Fase gerak membawa komponen suatu campuran melalui
fase diam, dan fase diam akan berikatan dengan komponen tersebut dengan
afinitas yang berbeda-beda. Jenis kromatografi yang berlainan bergantung
pada perbedaan jenis fase, namun semua jenis kromatografi tersebut berdasar
pada asas yang sama (Bresnick, 2004).
B. Kromatografi Planar
Kromatografi planar(bidang) adalah salah satu contok kromatografi
yang paling sederhana. Cara kerja kromatografi bidang yaitu analit berada di
atas kertas atau lapis tipis (fase diam) dan dicelupkan atau dimasukkan ke
dalam larutan tertentu seperti etanol dan H2O sebagai fase gerak.
Apabila komponen yang akan dipisahkan bergerak bersama fase gerak
dalam sebuah bidang datar. Senyawa yang bergerak berupa bentuk noda (spot)
yang dapat dikenali dengan bantuan metode fisika, kimia, maupun biologis.
Posisi noda menunjukkan identitas suatu komponen / senyawa, sedangkan
besar atau intensitasnya menunjukkan konsentrasinya. Pada kromatografi
planar beberapa komponen dapat dipisahkan secara bersamaan maupun
dipisahkan dengan dua langkah yang pertama, Cara ini dikenal dengan metode
kromatografi dua dimensi.
Ada dua macam Kromatografi Planar, yaitu :
a. Kromatografi Lapis Tipis
Yaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau
alumunium yang dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan
serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode
pilihan pertama pada pemisahan dengan kromatografi.
Kromatografi lapis tipis digunakan untuk pemisahan senyawa secara
cepat, dengan menggunakan zat penjerap berupa serbuk halus yang dipaliskan
serta rata pada lempeng kaca. Lempeng yang dilapis, dapat dianggap sebagai
“kolom kromatografi terbuka” dan pemisahan dapat didasarkan pada
penyerapan, pembagian atau gabungannya, tergantung dari jenis zat penyerap
dan cara pembuatan lapisan zat penyerap dan jenis pelarut. Kromatografi lapis
tipis dengan penyerap penukar ion dapat digunakan untuk pemisahan senyawa
polar. Harga Rf yang diperoleh pada kromatografi lapis tipis tidak tetap, jika
dibandingkan dengan yang diperoleh pada kromatografi kertas. Oleh karena
itu pada lempeng yang sama di samping kromatogram zat yang di uji perlu
dibuat kromatogram zat pembanding kimia, lebih baik dengan kadar yang
berbeda-beda (Dirjen POM, 1979, hal. 782).
Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fisikokimia.
Lapisan yang memisahkan, yang terdiri atas bahan berbutir – butir (fase
diam), ditempatkan pada penyangga berupa plat gelas, logam atau lapisan
yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan , ditotolkan berupa
berupa bercak atau pita (awal). Setelah plat atau lapisan ditaruh didalam
bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok..
Sifat – sifat umum dari penyerap- penyerap untuk kromatografi lapis
tipis adalah mirip dengan sifat – sifat penyerap untuk kromatografi kolom.
Dua sifat penting dar penyerap adalah besar partikel dan homogenitasnya,
karena adhesi terhadap penyokong sangat tergantung pada mereka. Besar
partikel yang biasa digunakan adalah 1 – 25 mikron . Partikel yang butirannya
sangat kasar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan dan salah satu
alasan untuk menaikkan hasil pemisahan adalah menggunakan penyerap yang
butirannya halus. Kebanyakan penyerap yang digunakan adalah silika gel.
Silika gel yang digunakan kebanyakan diberi pengikat yang dimaksudkan
untuk memberi kekuatan pada lapisan dan menambah adhesi pada gelas
penyokong. Pengikat yang digunakan kebanyakan kalsium sulfat. Tetapi
biasanya dalam perdagangan silika gel telah diberi pengikat. Jadi tidak perlu
mencampur sendiri dan diberi nama dengan kode silika gel G (Sastrohamijojo
1985).
Prinsip kromatografi ini sama dengan kromatografi kertas yaitu
sampel (analit) yang sudah berupa ekstrak diletakkan diatas bidang lalu di
celupkan ke dalam fase gerak, fase gerak akan membawa analit melewati fase
diam sehingga sampel bereaksi dengan fase diam dan terjadi pemisahan
senyawa yang ditandai dengan adanya warna warna tertentu.
Ada beberapa hal yag perlu diperhatikan dalam mempelajari materi
KLT antara lain:
a. Alat Lempeng Kaca
Lempeng kaca dengan tebal serba rata seluruh permukaan berukuran
20 cm x 20 cm ; sebagai lempeng tapi digunakan lempeng kaca
berukuran 5 cm x 20 cm.
b. Baki Lempeng
Umunya baki lempeng berukuran 122 cm x 23 cm dengan satu sisi
panjang dan satu sisi pendek yang berbingkai untuk menahan lempeng
kaca. Baki yang digunakan untuk meleatkkan dan mengatur lempeng
kaca pada waktu membuat lapisan zat penjerap hingga diperloeh
permukaan yang rata .

c. Rak penyimpanan
Rak penyimpanan dipergunakan untuk menempatkan lempeng yang
telah dilapisi zat penjerap selam pengeringan atau untuk membawa
lempeng. Rak mempunyai ukuran yang cocok sehingga dapat masuk
kedalam lemari pengering. Dapat memuat lebih kurang 10 lempeng
dengan jarak tertentu.

d. Zat penjerap
Zat penjerap dapat terdiri dari zat penjerap kromatografi yang halus.
Fosfor dapat ditambahkan untuk melihat respan UV senyawa yang
meresap UV. Zat penjerap dapat dilapiskan langsung pada lempeng kaca
dengan pertolongan zat perekat, misalnya kalsium sulfat anhidrat 5%-
15% atau kanji. Kalsium sulfat tidak dapat memberikan permukaan
yang keras seperti kanji, tetapi tidak terpengaruh pereaksi semprot yang
bersifat oksidator kuat.
e. Alat Pembuat Lapisan
Alat pembuat lapisan berupa bak panjang yang dibuat dengan teliti,
mempunyai cela yang memanjang pada dasarnaya. Alat karena
bonotnya jika digerakkan diatas lempeng kaca akan memberikan lapisan
zat penjerap serba rata pada seluruh permukaan lempengan setebal 0,25
mikrometer untuk memperoleh tebal lapisan lain dibuatkan alat lapisan
yang dapat diatur.
f. Bejana Kromatografi
Bejana kromatografi umunya dapat membuat 2 lempeng kaca dan
dapat tertutup rapat. Kedalam bejana dapat dimasukkan sebuah rak
penyangga terbuat dari bejana tahan karat yang dapat memuat 2
lempeng kaca adalah menyeblah.
g. Sablon-sablon
Umunya dibuat dari plastik digunakan untuk membantu memberi
tanda pada lempeng, misalnya untuk memberi tanda pada tempat
penotolan dengan jarak tertentu dan untuk membantu memberi tanda
lain pada lempeng.
h. Pipet Mikro
Pipet mikro berskala 10 µl untuk memindahkan cairan. Jumlah larutan
zat yang diperiksa dan larutan baku yang harus ditotolkan, tertera pada
masing-masing monografi.
i. Alat Penyemprot Pereaksi
Alat penyemprot tahan terhadap pereaksi dan dapat menyemprotkan
peraksi daalm bentuk butiran halus.
j. Lampu UV
Lampu UV yang cocok untuk pengataman dEngan panjang gelombang
pendek (254 µm) dan dengan panjang gelombang panjang 336 µm.
k. Cara kerja
Bersihkan lempeng kaca dengan cara mencelup kedalam asam pencici
bilas dengan air secupnya hingga air mengalir dari lempeng kaca tampa
meninggalkan bercak air aatau minyak, keringkan dengan lap bersih.
Pada waktu melapiskan zat penjerap, lempeng harus bebas dari serap
atau debu. Atur lempeng kaca di atas baki lempeng, letakkan lempeng
tepi berukuran 5 cm × 20 cm pada ujung dan pangkal baki dan usahakan
agar pada waktu melapisi semua laempeng tidak ada yang bergeser.
Letakkan alat pembuat lapisan pada ujung baki. Kecuali dikatakan lain,
campur satu bagian zat penjerap dengan dua volume air, kocok kuat-
kuat dalam labu kimia kaca selama 30 detik. Tuanagkan bubur tersebut
kedalam alat pembuat lapisan. Umumnya 30 gram zat penjerap dan 60
ml air cukup untuk 5 lempeng berukuran 20 cm × 20 cm. Pekerjaan
melapisi ini harus selesai dalam waktu 2 menit sejak penambahan air ,
kerena setelah 2 menit campuran yang mengunakan perekat mulai
menjadi keras. Geser hati-hati alat pembuat lapisan diatas lempeng kaca
kearah sisi pendek baki yang berbingkai. Jika telah mencapai pada
lempeng tepi terakhir, angkat alat pembuat lapisan. Cuci segera alat
pembuat lapisan. Biarkan lempeng selam 5 mrnit kemudian pindahkan
lepeng pada waktu penyimpanan dengan lapisan menghadap ke atas,
keringkan pada suhu 105o selama 30 menit. Setelah lempeng kering,
biarkan dingin sehingga suhu kamar dan amati serba raknya pembagian
dan susunan zat penjerap. Cahaya yang di ransmisikan akan
menunjukan keserbarataan pembagian dan cahaya yang di pantulkan
akan menunjukan keserbarataan susunan. Simpan lempeng yang baik
dalam eksikator yang cocok .
Kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monorografi, tepmpatkan
pada 2 sisi bejana kromagrografi, 2 helai kertas saring, tinggi 18 cm,
lebar sama dengan panjang bejana. Masukkan lebih kurang 100 ml
pelarut kedalam bejana kromagrografi hingga tinggi pelarut 0,5 cm
sampai 1 cm, tutup rapat, biarkan sistem mencapai keseimbangan, kertas
saring harus basah seluruhnya. Seluruh sis bejana dapat juga di lapisi
dengan kertas saring. Pada dasar bejana kertas saring harus tercelup
dalam pelarut. Totolkan larutan zat yang di periksa dan larutan
pembanding , menurt cara yang tertera pada masing-masing monografi,
dengan jarak kira-kira 1,5 cm dan kira-kira 2 cm dari tepi bawah
lempeng biarkan kering. Tepi bawah lempeng adalah bagian laempeng
yang terdahulu didahilui oleh alat pebuat lapisan pada waktu pelapisan
zat penjerap sablon menentukan titik tempat penotolan dan jarak yang
harus di dahului pelarut . tempat lempeng pada rak penyangga , hingga
tempat penetesan terletak di sebelah bawah, masukkan rak penyangga
kedalam bejana . pelarut yang ada didalam bejana harus mencapai tepi
bawah lapisan penjerap tempat penetesan tidak boleh terendam. Tutup
rapat dengan pertolangan lemak penutup, biarkan hingga pelarut
merambat 10 cm – 15 cm diatas titik penotolan umumnya berlangsung
kira-kira selama 15-1 jam; kelarutan lempeng kerinkan di udara, amati
bercak mula-mula dengan sinar uluteaviolet gelombang pendek (254 nm
) kemudian iltraviolet gelombang pajan g (366 nm) ukur dan catat jarak
bercak dari titik penotolan, dan catat panjang gelombang untuk tiap
bercak yang tampak. Jika perlu semprot bercak dengan pereakasi yang
tertera pada monografi amati dan bandingkan kratogram zat yang di
periksa dengan kromatogram zat pembanding. Hitung harga Rf seperti
pada kromatografi kertas .

b. Kromatografi Kertas
Merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam
adalah lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa
cair lainnya dapat digunakan. Teknik ini sangat sederhana.
Prinsip dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu
senyawa antara dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi suatu
senyawa terjadi antara kompleks selulosa-air dan fasa mobil yang
melewatinya berupa pelarut organik yang sudah dijenuhkan dengan air atau
campuran pelarut.
Cara melakukannya, ciplikan yang mengandung campuran yang akan
dipisahkan diteteskan/diletakkan pada daerah yang diberi tanda di atas
sepotong kertas saring dimana ia akan meluas membentuk noda yang bulat.
Bila noda telah kering kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai
dengan satu ujung, dimana tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup dalam
pelarut yang dipilih sebagai fasa bergerak (jangan sampai noda tercelup
karena berarti senyawa yang akan dipisahkan akan terlarut dari kertas).
Pelarut bergerak melalui serat dari kertas oleh gaya kapiler dan
menggerakkan komponen dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak
dalam arah aliran pelarut. Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak
yang cukup jauhnya atau setelah waktu yang telah ditentukan, kertas diambil
dari bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran
kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa berwarna maka mereka akan
terlihat sebagai pita atau nodayang terpisah. Jika senyawa tidak berwarna
harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia. Yaitu dengan menggunakan
suatu pereaksi-pereaksiyang memberikan sebuah warna terhadap beberapa
atau semua dari senyawa-senyawa. Bila daerah dari noda yang terpisah telah
dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap individu dari senyawa. Metoda
identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda
relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf.
Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan
kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu
Ssenyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran
karakteristik dan reprodusibel.Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan
antara jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik
awal.Rf = Jarak titik tengah noda dari titik awal Jarak tepi muka pelarut dari
titik awal.
Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu:
a. Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-
perubahan yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan
perubahan-perubahan harga Rf.
b. Suhu, perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga
kecepatan aliran.
c. Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari
atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-
komponen pelarut dari kertas. Jika bejana besar digunakan, ada tendensi
perambatan lebih lama, seperti perubahan komposisi pelarut sepanjang
kertas, maka koefisien partisi akan berubah juga. Dua faktor yaitu
penguapan dan kompisisi mempengaruhi harga Rf.
d. Kertas, pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion
dan serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas
mempengaruhi kecepatan aliran juga mempengaruhi kesetimbangan
partisi.
e. Sifat dari campuran, berbagai senyawa mengalami partisi diantara
volume-volume yang sama dari fasa tetap dan bergerak. Mereka hampir
selalu mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap lainnya
hingga terhadap harga Rf mereka.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu metode analisis yang
digunakan untuk memisahkan suatu campuran senyawa secara cepat dan
sederhana. Prinsipnya didasarkan atas partisi dan adsorpsi. Zat penjerap
merupakan fase stasioner, berupa bubuk halus dibuat serba rata dan tipis
diatas lempeng kaca. Fase diam yang umum digunakan adalah silika gel, baik
yang normal fase maupun reversed fase.
Bagian bagian yang perlu dipelajari dalam membahas materi KLT
adalah :
a. Alat Lempeng Kaca
b. Baki Lempeng
c. Rak penyimpanan
d. Zat penjerap
e. Alat Pembuat Lapisan
f. Bejana Kromatografi
g. Sablon-sablon
h. Pipet Mikro
i. Alat Penyemprot Pereaksi
j. Lampu UV
B. Saran
Diharapkan agar mahasiswa bisa mengetahui dan memahami Kromotografi
Lapisan Tipis serta mengetahui cara-cara kerjanya
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:Departemen Kesehatan RI

Gritter,j., dkk. 1991. Penganar Kromatografi. Bandung. ITB

Rohman, (2009), Kromatografi untuk Analisis Obat, Graha Ilmu, Yogyakarta

Sastrohamidjojo Hardjono, (1985 ), Kromatografi, Edisi kedua, Liberty , Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai