Anda di halaman 1dari 6

Pengenalan Tanda Tangan

melalui Pengolahan Citra Digital dan


Jaringan Saraf Tiruan Radial Basis Function
Ignatius Ricardo
Sistem Informasi
Universitas Pelita Harapan
Surabaya, Indonesia
ignatius.ricardo@gmail.com

Abstrak — Tanda tangan adalah salah satu keunikan tanda identifikasi lainnya. Tanda tangan
yang dimiliki oleh setiap orang sehingga seringkali merupakan salah satu keunikan yang dimiliki
dipakai dalam menentukan keabsahan dari suatu setiap orang sehingga seringkali dipakai dalam
dokumen atau transaksi. Sistem yang dibuat menentukan keabsahan dari suatu dokumen
bertujuan untuk melakukan pengenalan tanda
ataupun transaksi (Sutikno, 2003). Pada
tangan secara efisien serta mengetahui manfaat
pengolahan citra digital dan jaringan saraf tiruan umumnya, pengenalan tanda tangan dilakukan
Radial Basis Function dalam dunia nyata. secara offline dan manual yaitu dengan
Sistem ini dibuat dengan menerapkan mencocokkan tanda tangan pada saat transaksi
pengolahan citra digital dan pemanfaatan jaringan dengan tanda tangan yang sah. Namun cara
saraf tiruan Radial Basis Function. Citra tanda manual ini memiliki resiko terjadinya kesalahan
tangan yang akan dilatih atau diuji harus melalui untuk transaksi yang banyak dan berulang.
beberapa proses pengolahan citra digital yaitu Selain itu, pada kenyataannya tanda tangan
proses pengubahan citra menjadi citra keabuan seseorang tidak selalu persis sama antara tanda
(grayscale), pengambangan (thresholding),
tangan yang satu dengan yang lain. Oleh karena
segmentasi citra (segmentation), normalisasi ukuran
citra (size normalization), thinning, dan pembagian itu, diperlukan sebuah sistem yang mampu
citra ke dalam wilayah-wilayah (region) yang akan menganalisa tanda tangan seseorang sehingga
menghasilkan nilai-nilai untuk selanjutnya diproses mempermudah proses pengenalan. Dalam
dengan jaringan saraf tiruan Radial Basis Function. pembuatan sistem ini diterapkan pengolahan citra
Pemanfaatan jaringan saraf tiruan Radial Basis digital berupa teknik grayscale, thresholding,
Function dimulai dengan pelatihan terhadap sampel segmentation, size normalization, thinning, dan
tanda tangan dari setiap responden yang telah region serta pengunaan metode jaringan saraf
diolah. Setelah proses pelatihan selesai maka sebuah tiruan Radial Basis Function sehingga diharapkan
citra tanda tangan milik salah satu responden yang
sistem dapat melakukan pengenalan tanda tangan
telah dilatih dapat dikenali oleh sistem.
Pengolahan citra tanda tangan dan jaringan secara offline dengan tepat.
saraf tiruan Radial Basis Function yang diterapkan
dalam sistem berhasil melakukan pengenalan B. Ruang Lingkup
terhadap beberapa citra tanda tangan. Penelitian ini Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu:
menguji 100 citra tanda tangan yang berasal dari 10 1) Pengenalan tanda tangan dilakukan secara
responden yang telah masing-masing telah offline sehingga input aplikasi berupa citra
memberikan lima citra tanda tangan untuk tanda tangan dalam format .jpeg.
pelatihan sistem. Tingkat akurasi dari hasil 2) Citra yang diambil merupakan hasil dari
pengujian tersebut sebesar 88% dimana terdapat 88
mesin scanner dimana tanda tangan dilakukan
tanda tangan yang dapat dikenali dengan benar dan
12 tanda tangan yang gagal dikenali. diatas kertas putih dengan tinta sehingga
dalam citra tersebut hanya terdapat objek
Kata kunci – Pengenalan tanda tangan, pengolahan tanda tangan.
citra digital, jaringan saraf tiruan Radial Basis 3) Penandatangan yang dilakukan dalam
Function keadaan yang benar, tanda tangan tidak dalam
keadaan terbalik atau dengan kemiringan
I. PENDAHULUAN yang signifikan.
4) Output aplikasi adalah nama pemilik tanda
A. Latar Belakang tangan sesuai dengan aplikasi.
Tanda tangan adalah tulisan tangan yang 5) Proses yang dilakukan aplikasi berupa proses
diberi gaya tertentu dari nama seseorang atau pelatihan dan proses pengenalan. Sebelum

153
dilakukan proses pengenalan harus dilakukan berupa sepuluh mahasiswa. Akan diujikan 100
proses pelatihan. citra tanda tangan yang berasal dari sepuluh
6) Aplikasi ini melakukan proses pengenalan responden dimana setiap responden memberikan
bukan melakukan identifikasi keaslian dari lima citra tanda tangan untuk pelatihan system dan
tanda tangan pemilik yang bersangkutan sepuluh tanda tangan yang diujikan. Responden
sehingga proses pengenalan pasti akan diminta membubuhkan tanda tangan mereka diatas
menghasilkan satu output, meskipun pemilik kertas, yang akan diambil gambarnya melalui
tanda tangan belum pernah melakukan mesin pemindai (scanner) untuk diujikan kedalam
pelatihan. sistem.
7) Studi kasus pada citra 8 tanda tangan Tingkat akurasi dari penelitian ini diambil
manusia, dengan rincian setiap manusia dari banyaknya tanda tangan yang dikenali dari
memiliki 20 citra tanda tangan, 5 citra untuk 100 citra tanda tangan tersebut.
data pelatihan dan 15 citra untuk data tes.
8) Aplikasi ini berbasis desktop dengan bahasa III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pemrograman Visual Basic dengan
framework .NET. Pada sistem ini pengenalan tanda tangan
9) Perangkat lunak yang digunakan dalam dilakukan melalui pengolahan citra digital yang
pembuatan sistem adalah Microsoft Visual selanjutnya akan dilatih dalam proses jaringan
Studio 2010. Database pada komputer server saraf tiruan Radial Basis Function. Berikut adalah
menggunakan Microsoft SQL Server 2008. bagan alur sistem yang dibuat:

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pengenalan tanda tangan dengan
pengolahan citra digital dan penggunaan jaringan
saraf tiruan ini adalah:
1) Mengurangi resiko kesalahan pengenalan
tanda tangan secara manual
2) Mengetahui manfaat pengolahan citra digital
dalam dunia nyata
3) Mengetahui ketepatan pengenalan dengan
menggunakan jaringan saraf tiruan dalam hal
ini digunakan metode Radial Basis Function

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang hendak dicapai dalam
penelitian ini dibagi atas 2 yaitu:
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi penelitian selanjutnya berkaitan dengan
penerapan pengolahan citra digital dan jaringan Gambar 1. Bagan Alur Pembentukan Sistem
saraf tiruan metode Radial Basis Function dalam
dunia nyata. Pembuatan sistem ini dimulai dengan
2) Manfaat Praktis melakukan proses grayscale terhadap citra tanda
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat tangan yang diinputkan. Grayscale ini bertujuan
menghemat waktu dan memperkecil resiko untuk mengubah citra dari warna sebenarnya (true
kesalahan pengenalan tanda tangan sehingga color) menjadi citra keabuan. Selanjutnya, citra
transaksi dalam proses bisnis dapat berjalan secara hasil proses grayscale akan melalui thresholding,
efektif dan efisien. proses ini digunakan untuk mengubah citra dengan
format skala keabuan menjadi citra biner yang
II. METODOLOGI PENELITIAN memiliki dua buah nilai (yaitu 0 untuk warna
hitam dan 1 untuk warna putih). Proses ini
Dalam penelitian ini digunakan metodologi diperlukan agar sistem dapat menerima citra tanda
penelitian berupa Studi literatur dan analisa tangan dengan berbagai warna tinta. Citra diolah
tentang prinsip-prinsip pengolahan citra digital akan dilakukan proses segmentation untuk
dan jaringan saraf tiruan Radial Basis Function. memilih dan memisahkan objek dari citra secara
Dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian keseluruhan, kemudian citra tersebut akan diubah
dengan populasi adalah seluruh mahasiswa menjadi citra ukuran 100px x 50px (size
Universitas Pelita Harapan Surabaya dan sampel normalization). Citra yang telah diproses akan

154
dibagi menjadi 25 wilayah (region) dan diambil terbesar. Setelah itu maka setiap piksel diantara
rata-rata warna setiap wilayahnya sehingga koordinat x,y terkecil dan koordinat x,y terbesar
menghasilkan 25 nilai yang selanjutnya akan akan digambar ulang menjadi sebuah citra baru,
menjadi input dari jaringan saraf tiruan Radial citra baru inilah yang kemudian akan mengalami
Basis Function. Proses akan dilanjutkan dengan proses berikutnya.
pengolahan input tersebut melalui jaringan saraf
tiruan Radial Basis Function sehingga sistem Normalisasi Ukuran (Size Normalization)
dapat melakukan pengenalan terhadap citra tanda Size normalization merupakan proses yang
tangan. bertujuan untuk melakukan normalisasi ukuran
dari citra yang akan diproses. Size normalization
Pengabuan (Grayscale) dilakukan dengan cara mengubah ukuran citra
Menurut Irawati (2011), grayscale merupakan menjadi 100px x 50px. Pengubahan ukuran ini
proses konversi citra dari warna sebenarnya (true mengakibatkan nilai dari citra tidak lagi menjadi 0
color) menjadi citra keabuan (grayscale). Operasi (hitam) dan 255 (putih) sehingga perlu dilakukan
konversi dapat dilakukan dengan rumus (1). kembali proses thresholding pada citra yang telah
dinormalisasi.
Ko = wr Ri + wg Gi + wb Bi (1)
Thinning
Berdasarkan NTSC (National Television Thinning merupakan proses untuk
System Committee), dimana : mendapatkan rangka/dasar dari suatu citra atau
wr = 0.299 objek. Pada sistem ini diterapkan algoritma
wg = 0.587 Zhang-Suen dalam proses thinning .
wb = 0.114
Region
Pengambangan (Thresholding) Region merupakan sebuah proses yang
Menurut Gonzales dan Woods (2004), proses membagi citra menjadi beberapa wilayah yang
thresholding merupakan proses untuk merubah selanjutnya akan diolah dan nilai agar dapat
citra menjadi citra biner yang memiliki 2 buah diproses oleh jaringan saraf tiruan Radial Basis
nilai (yaitu 0 untuk warna hitam dan 1 untuk Function (Effendy, Imanto, dan Ayodya, 2008).
warna putih), proses ini juga bertujuan untuk Pada proses region, gambar akan diolah menjadi
menghilangkan noise dari citra. Proses 25 wilayah dengan ukuran masing-masing wilayah
thresholding terbagi menjadi dua proses yang 20px x 10px (Gambar 2) atau sejumlah 200 piksel
berkesinambungan, proses pertama yang dikenal untuk setiap wilayahnya. Setiap wilayah akan
dengan metode Otsu merupakan metode untuk dihitung rata-rata dari nilai setiap pikselnya
mencari nilai ambang yang akan dipakai dalam dimana 0 untuk warna hitam dan 1 untuk warna
proses thresholding sehingga nilai ambang tidak putih. 25 nilai inilah yang akan menjadi input
ditentukan manual oleh pengguna tetapi dalam jaringan saraf tiruan Radial Basis Function
disesuaikan dengan citra yang dimasukan melalui pada proses selanjutnya.
penggunaan algoritma. Proses kedua, dimulai
dengan pengecekan intensitas warna pengabuan
setiap pikselnya, jika intensitas warna pengabuan
lebih besar dari nilai ambang maka intensitas
warna piksel tersebut akan diubah menjadi 255
(putih) dan apabila lebih kecil sama dengan nilai
ambang maka intensitas warna piksel diubah
menjadi 0 (hitam). Melalui proses ini maka akan
diperoleh citra dengan warna biner yaitu hitam dan
putih. Gambar 2. Ilustrasi Pembagian Wilayah Region
(Citra)
Segmentasi (Segmentation)
Proses segmentation bertujuan untuk memilih
dan memisahkan objek dari citra yang akan Jaringan Saraf Tiruan Radial Basis Function
diproses. Proses segmentation dilakukan untuk Sistem ini menerapkan prinsip multi neural
mendapatkan proses objek tanda tangan dari citra dimana setiap user memiliki sebuah jaringan saraf
secara keseluruhan. Proses ini dimulai dengan tiruan sendiri. Dimana setiap jaringan saraf tiruan
mencari piksel hitam pada koordinat x dan y yang terdiri dari 25 input, dua buah hidden unit
terkecil. Selanjutnya proses dilanjutkan dengan (gaussian function), dan satu buah output. Dua
mencari piksel hitam pada koordinat x dan y buah hidden unit disesuaikan dengan jumlah

155
kluster yang menghasilkan center atau pusat dari Langkah 3. Update: Menghitung nilai pusat baru
kelompok data, dimana pada sistem ini digunakan dengan menggunakan pendekatan (3).
dua buah kluster. Topologi dari masing-masing
jaringan saraf tiruan dapat dilihat pada Gambar 3. (3)

Langkah 4. Jika nilai pusat baru sama dengan


nilai pusat lama maka proses berakhir, jika nilai
pusat baru tidak sama dengan nilai pusat lama
maka kembali ke langkah 2
Proses K-Mean clustering data dimulai
dengan mengisi nilai dua buah kluster secara acak.
Setelah itu, setiap data akan dikelompokkan
dengan cara meminimumkan jarak euclidian
Gambar 3. Topologi Jaringan Saraf Tiruan Radial terhadap masing-masing kluster. Proses
Basis Function dilanjutkan dengan cara memperbaharui nilai dua
buah kluster, jika tidak terjadi perubahan antara
Pada sistem ini setiap user harus nilai pada setiap klusternya maka proses selesai.
menginputkan lima citra tanda tangan yang telah Namun, jika terjadi perubahan maka kembali pada
melalui proses pengolahan citra digital untuk proses similaritas hingga tidak terjadi perubahan
selanjutnya dilatihkan. Pelatihan dilakukan dengan terhadap nilai kluster. Nilai dua buah kluster hasil
menginputkan lima citra tanda tangan lain agar proses K-Means akan digunakan untuk
jaringan saraf tiruan ini mampu membedakan mengelompokkan 10 data (10 citra tanda tangan )
tanda tangan milik user dan bukan milik user menjadi dua kelompok. Selanjutnya proses
tersebut. Hasil dari pelatihan jaringan saraf tiruan dilanjutkan dengan pembaharuan bobot pada
dari user tersebut akan disimpan ke dalam jaringan saraf tiruan. Berikut adalah tahapan
database. Ketika suatu citra tanda tangan diproses dalam proses pembaharuan bobot(Setiawan,
untuk dikenali maka citra tanda tangan tersebut 2003):
akan diujikan pada setiap jaringan saraf tiruan Langkah 1. Meneruskan sinyal input hidden layer
masing-masing user. Hasil uji dari jaringan saraf dan menghitung nilai fungsi aktivasinya pada tiap
tiruan masing-masing user tersebut kemudian hidden layer dengan rumus (4).
dibandingkan satu sama lain, hasil dari jaringan
saraf tiruan yang memiliki tingkat akurasi yang (4)
paling tinggi akan dipilih sebagai jaringan milik
tanda tangan tersebut. Pada pelatihan jaringan
saraf tiruan ini lima tanda tangan yang dimasukan Langkah 2. Menyusun matriks Gaussian
memiliki nilai target 0 dan lima tanda tangan Langkah 3. Menghitung bobot baru (W) dengan
lainnya memiliki nilai target 1 sehingga tingkat mengalikan pseudoinverse dari matriks G, dengan
akurasi yang tertinggi ditentukan dari nilai output vektor target (d) dari data training melalui rumus
terkecil (mendekati nilai 0) yang dihasilkan oleh (5).
jaringan saraf tiruan. Proses dari pelatihan jaringan (5)
saraf tiruan terbagi menjadi 2 tahap yaitu K-Mean
clustering data dan proses pembaharuan bobot. Langkah 4. Menghitung bobot baru (W) dengan
Proses K-Mean clustering data adalah mengalikan pseudoinverse dari matriks G, dengan
proses pencarian center terbaik untuk jaringan vektor target (d) dari data training.
saraf tiruan yang terbentuk dan mengelompokkan Proses pembaharuan bobot dimulai dengan
data (clustering data) sesuai center yang telah meneruskan sinyal input hidden layer dan
ditemukan (Sutijo, Subanar, dan Suryo Guritno, menghitung nilai fungsi aktivasinya pada tiap
2006). Dalam jaringan saraf tiruan ini digunakan hidden layer. Hasil perhitungan dari fungsi
dua buah center. Berikut adalah tahapan dalam aktivasi tiap hidden layer akan disusun menjadi
proses K-Mean clustering data (Setiawan, 2003): matriks Gaussian. Setelah itu, dilakukan
Langkah 1. Inisialisasi. Memilih nilai secara acak perhitungan bobot baru (W) dengan mengalikan
sebagai nilai awal dari pusat kluster pseudoinverse dari matriks G, dengan vektor
Langkah 2. Similaritas: Mendapatkan nilai k(x), target (d) dari data pelatihan. Nilai perhitungan
indeks dari kesesuaian terbaik untuk pusat kluster, bobot baru tersebut disimpan dan proses pelatihan
dengan meminimumkan jarak euclidian, melalui terhadap seorang user telah selesai. Selanjutnya
kriteria (2). proses pengenalan terhadap sebuah citra tanda
tangan dapat dilakukan, proses pengenalan tanda
(2)
tangan dimulai dengan perhitungan nilai output

156
dilakukan dalam setiap jaringan user yang telah IV. KESIMPULAN
ada dengan input berupa memasukan 25 nilai hasil
proses region terhadap citra tanda tangan yang Dari hasil penelitian, analisa, perancangan,
ingin dikenali. Hasil perhitungan dari setiap pembuatan, dan pengujian sistem pengenalan
jaringan akan dibandingkan satu sama lain, hasil tanda tangan melalui metode jaringan saraf tiruan
output dengan nilai terkecil merupakan jaringan Radial Basis Function, maka dapat disimpulkan:
dengan tingkat akurasi tertinggi. Jaringan yang 1) Metode jaringan saraf tiruan Radial Basis
mempunyai tingkat akurasi tertinggi diakui Function dapat digunakan dalam proses
sebagai jaringan milik tanda tangan yang ingin pengenalan tanda tangan.
dikenali. Melalui proses tersebut sebuah citra 2) Terdapat 88 citra tanda tangan yang dapat
tanda tangan dapat dikenali berdasarkan data user dikenali secara benar dari 100 citra tanda
yang telah dilatihkan. tangan yang diujikan sehingga tingkat akurasi
pengenalan citra tanda tangan oleh sistem ini
Hasil Pengenalan Citra Tanda Tangan sebesar 88%.
Pengenalan tanda tangan dilakukan terhadap 3) Proses pengenalan dipengaruhi dari kemiripan
tanda tangan yang telah dilatih sebelumnya. Pada citra tanda tangan yang diberikan oleh
penelitian ini diujikan 100 tanda tangan yang responden satu sama lain sehingga
berasal dari 10 responden yang telah melalui memungkinkan terjadi kesalahan pengenalan
proses pelatihan. Hasil pengenalan tanda tangan pada beberapa tanda tangan yang diujikan.
yang diuji dapat dilihat pada Tabel 1. Untuk selanjutnya, penelitian ini dapat
dikembangkan dimana pembubuhan tanda tangan
Tabel 1. Hasil Pengujian dilakukan pada nota atau formulir transaksi
sehingga sistem ini dapat dimanfaatkan dalam
Responde Tingkat kehidupan bisnis seperti transaksi pada bank yang
Perhitungan
n Akurasi memerlukan pengenalan tanda tangan.
Vina 100% Selain itu, sistem juga dapat diubah menjadi
pengenalan tanda tangan secara online, dimana
dibutuhkan beberapa alat bantu khusus untuk
Eandie 80%
mengukur kecepatan, urutan dan tekanan tangan
ketika membuat tanda tangan sehingga sistem
Kiswono 70% tidak hanya mengenali tanda tangan tetapi dapat
melakukan validasi keaslian dari sebuah tanda
Erga 90% tangan. Pengenalan tanda tangan juga dapat diuji
dengan menggunakan metode jaringan saraf tiruan
Beatrice 100% yang lain sehingga dapat ditemukan metode yang
paling tepat untuk pengenalan tanda tangan.
Kolil 70%
REFERENSI
Chomaco 90%
[1] Azzopardi, George, dan Kenneth P. Camilleri. Offline
Handwritten Signature Verification Using Radial Basis
Stephanie 80% Function. Journal Technology, 2006: 1-6.
[2] Bours, Adrian G. Introduction of Radial Basis Function
(RBF) network. Journal Technology, 1997: 1-6.
Eklesia 100% [3] Effendy, Nazrul, Rifqi Imanto, dan Ayodya P.T. Deteksi
Pornografi Pada Citra Digital Menggunakan
Pengolahan Citra dan Jaringan Syaraf Tiruan. Jurnal
Cindy 100% Teknik Informatika, 2008: 1-6.
[4] Fausett, dan Laurene. Fundamentals of Neural Networks–
Seluruh Architectures, Algorithms, and Application. New Jersey:
88% Prentice Hall, 1994.
Data [5] Fauzi, M. Hafidh, dan Handayani Tjandrasa.
Implementasi Thresholding Citra Menggunakan
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa sistem Algoritma Hybrid Optimal Estimation. Jurnal Teknik
Informatika, 2010: 1-6.
memiliki tingkat akurasi sebesar 88% dalam [6] Gonzales, Rafael C., dan Woods Richard E. Digital
proses pengenalan tanda tangan. Dalam proses Image Processing. New Jersey: Pearson Prentice Hall,
pengenalan terdapat kesalahan pada beberapa citra 2010.
tanda tangan yang memiliki tingkat kemiripan [7] Hidayatno, Achmad , R. Rizal Isnanto, dan Dian Kurnia.
Identifikasi Tanda-Tangan Menggunakan Jaringan Saraf
yang tinggi pada tanda tangan responden yang Tiruan Perambatan-Balik (Backpropagation). Jurnal
lain. Teknologi, 2008: 100-106.

157
[8] Irawati, Indrarini Dyah. Analisa Kinerja Jaringan Syaraf
Tiruan Back Propagation. Jurnal Teknik Informatika,
2011: 378-386.
[9] Kristanto, Andri. Jaringan Syaraf Tiruan (Konsep Dasar,
Algoritma, dan Aplikasi). Yogyakarta: Gava Media,
2004.
[10] Kusumadewi, Sri. Artificial Intelligence (Teknik dan
Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003.
[11] Munir, Rinaldi. Aplikasi Image Thresholding Untuk
Segmentasi Objek. Jurnal Teknik Informatika, 2006; 55-
61
[12] Qur’ani, Difla Yustisia, dan Safrina Rosmalinda.
Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector Quantization
Untuk Aplikasi. Jurnal Teknik Infromatika, 2010: 6-10.
[13] Russel, Stuart, dan Peter Norvig. Artificial Intelligence: a
Modern Approach. New Jersey: Prentice Hall, 2003.
[14] Sarwoko, Eko Adi. Mekanisme Sistem Identifikasi
Biometrik. Jurnal Teknik Informatika, 2006: 1-2.
[15] Setiawan, Kuswara. Paradigma Sistem Cerdas. Surabaya:
Bayumedia, 2003.
[16] Sudana, Oka. Sistem Verifikasi Citra Tandatangan. Jurnal
Teknik Eletro, 2006: 38-44.
[17] Sutijo, Brodjol, Subanar, dan Suryo Guritno. Pemilihan
Hubungan Input-Node Pada Jaringan Saraf. Jurnal
MIPA, 2006: 56-60.
[18] Sutikno, S. Aplikasi Pengenalan Tanda Tangan Dengan
Metode Learning Vector Quantization Dan
Backpropagation. Jurnal Teknik Informatika, 2010: 1-4.
[19] Wijaya, Marvin Ch., dan Agus Prijono. Pengolahan Citra
Digital Menggunakan Matlab. Bandung: Informatika,
200

158

Anda mungkin juga menyukai