Anda di halaman 1dari 8

NAMA : LUTHFI PRANANTA WIBAWA

NIM : 21030118120009

KELAS :A

MATKUL : KEWIRAUSAHAAN

1. Sebutkan 10 kelompok / bidang Industri Kimia menurut Rencana Induk Pengembangan


Industri Nasional (RIPIN).
Jawab :
Kelompok Industri Kimia menurut RIPIN :
i. Industri pangan
ii. Industri farmasi, kosmetik, dan alat kesehatan
iii. Industri tekstil, kulit, alas kaki, dan aneka Industri
iv. Industri alat transportasi Andalan
v. Industri elektronika dan telematika / ICT
vi. Industri pembangkit energy
vii. Industri barang modal, komponen,
Industri Pendukung
bahan penolong, dan jasa industri
viii. Industri hulu agro
ix. Industri logam dasar dan bahan galian bukan logam Industri
Hulu
x. Industri kimia dasar berbasis migas dan batubara
2. Pilih satu industri dari 10 kelompok tersebut (butir 1), sebutkan 10 jenis industri.
Jawab :
Kelompok Industri Pangan
i. Industri Pengolahan Ikan
ii. Industri Pengolahan Susu
iii. Industri Bahan Penyegar
iv. Industri Pengolahan Minyak Nabati
v. Industri Pengolahan Buah Buahan dan Sayuran
vi. Industri Tepung
vii. Industri Gula Berbasis Tebu
(Kemenperin, 2015)
3. Pilih satu industri dari (butir 2), sebutkan 10 perusahaan berskala nasional dan global.
Jawab :
Industri Bahan Penyegar :
i. PT. Taman Delta Indonesia
ii. PT. Santos Jaya Abadi
iii. PT. Java Prima Abadi
iv. PT. Nestle Indonesia
v. PT. Sari Incofood Corporation
vi. PT. Torabika Eka Semesta
vii. PT. Cadburry Indonesia
viii. PT. Gunung Subur Sejahtera
ix. PT. Perusahaan Industri Ceres
x. PT. Garudafood Putra Putri Jaya Tbk
4. Jelaskan 5 macam produk dari perusahaan yang dipilih.
Jawab :
i. PT Taman Delta Indonesia
Produk yang dihasilkan : green bean coffee dan coffee roasted (Delta)
ii. PT Nestle Indonesia
Produk yang dihasilkan : Kopi Nescafe Classic, Kopi Nescafe Gold Decaf
iii. PT Cadburry Indonesia
Produk yang dihasilkan : Coklat dan permen
iv. PT Gunung Subur Sejahtera
Produk yang dihasilkan : Teh Hijau (Green Tea) Kepala Djenggot, Black Tea
v. PT Perusahaan Industri Ceres
Produk yang dihasilkan : cocoa powder (Van Houten)
5. Jelaskan proses produksi dari ke 5 produk tersebut.
Jawab :
i. Proses Produksi Kopi di PT Taman Delta Indonesia
Proses Basah

a. Sortasi buah kopi


Setelah buah kopi dipanen, segera lakukan sortasi. Pisahkan buah dari kotoran,
buah berpenyakit dan buah cacat. Pisahkan pula buah yang berwarna merah
dengan buah yang kuning atau hijau. Pemisahan buah yang mulus dan berwarna
merah (buah superior) dengan buah inferior berguna untuk membedakan
kualitas biji kopi yang dihasilkan.

b. Pengupasan kulit buah


Kupas kulit buah kopi, disarankan dengan bantuan mesin pengupas. Terdapat
dua jenis mesin pengupas, yang diputar manual dan bertenaga mesin. Selama
pengupasan, alirkan air secara terus menerus kedalam mesin pengupas. Fungsi
pengaliran air untuk melunakkan jaringan kulit buah agar mudah terlepas dari
bijinya. Hasil dari proses pengupasan kulit buah adalah biji kopi yang masih
memiliki kulit tanduk, atau disebut juga biji kopi HS.

c. Fermentasi biji kopi HS


Lakukan fermentasi terhadap biji kopi yang telah dikupas. Terdapat dua cara,
pertama dengan merendam biji kopi dalam air bersih. Kedua, menumpuk biji
kopi basah dalam bak semen atau bak kayu, kemudian atasnya ditutup dengan
karung goni yang harus selalu dibasahi. Lama proses fermentasi pada
lingkungan tropis berkisar antara 12-36 jam. Proses fermentasi juga bisa diamati
dari lapisan lendir yang menyelimuti biji kopi. Apabila lapisan sudah hilang,
proses fermentasi bisa dikatakan selesai. Setelah difermentasi cuci kembali biji
kopi dengan air. Bersihkan sisa-sisa lendir dan kulit buah yang masih menempel
pada biji.

d. Pengeringan biji kopi HS


Langkah selanjutnya biji kopi HS hasil fermentasi dikeringkan. Proses
pengeringan bisa dengan dijemur atau dengan mesin pengering. Untuk
penjemuran, tebarkan biji kopi HS di atas lantai jemur secara merata. Ketebalan
biji kopi sebaiknya tidak lebih dari 4 cm. Balik biji kopi secara teratur terutama
ketika masih dalam keadaan basah. Lama penjemuran sekitar 2-3 minggu dan
akan menghasilkan biji kopi dengan kadar air berkisar 16-17%. Sedangkan
kadar air yang diinginkan dalam proses ini adalah 12%. Kadar air tersebut
merupakan kadar air kesetimbangan agar biji kopi yang dihasilkan stabil tidak
mudah berubah rasa dan tahan serangan jamur. Untuk mendapatkan kadar air
sesuai dengan yang diinginkan lakukan penjemuran lanjutan. Namun langkah
ini biasanya agak lama mengingat sebelumnya biji kopi sudah direndam dan
difermentasi dalam air. Biasanya, pengeringan lanjutan dilakukan dengan
bantuan mesin pengering hingga kadar air mencapai 12%. Langkah ini akan
lebih menghemat waktu dan tenaga.

e. Pengupasan kulit tanduk


Setelah biji kopi HS mencapai kadar air 12%, kupas kulit tanduk yang
menyelimuti biji. Pengupasan bisa ditumbuk atau dengan bantuan mesin
pengupas (huller). Dianjurkan dengan mesin untuk mengurangi resiko
kerusakan biji kopi. Hasil pengupasan pada tahap ini disebut biji kopi beras
(green bean).

f. Sortasi akhir biji kopi


Setelah dihasilkan biji kopi beras, lakukan sortasi akhir. Tujuannya untuk
memisahkan kotoran dan biji pecah. Selanjutnya, biji kopi dikemas dan
disimpan sebelum didistribusikan.
ii. Proses Produksi Kopi di PT Nestle Indonesia
Pengolahan kopi di awali dengan menyangrai (roasting) bahan baku atau biasa
disebut green coffee dengan suhu 215 oC, biji kopi yang dikirim ke pabrik harus
melalui standarisasi pabrik, yaitu kadar air biji kopi tidak lebih dari 12% dan
tingkat kecacatan (defect) tidak lebih dari 80%, serta dalam proses roasting biji
kopi mengalami perubahan secara kimia dan fisika, itu ditunjukkan dengan
terjadinya aroma, reaksi mailliard, perubahan warna, ukuran dan menyusutnya
massa kopi karena sebagian terbuang dalam bentuk CO2 dan H2O.
Tahap berikutnya adalah kopi yang sudah disangrai itu digiling (grinding)
hingga dihasilkan roasted dan granular coffee (butiran). Kemudian dilanjutkan
dengan proses ekstraksi (ekstraction). Kopi selanjutnya dipekatkan dalam
sebuah evaporator. Pada tahapan ini total solid (jumlah zat padat) berubah dari
43% menjadi 12%. Antara proses grinding dan ekstraksi
disisipkan teknologi ERA (Enhanced Recovery Aroma), merupakan teknologi
yang mekanismenya dengan menangkap bau (aroma) kopi selama proses
berlangsung. Setelah melalui tahap ekstraksi, kopi dipekatkan dengan alat
khusus bernama evaporator (evaporation) dan spray drying, hingga dihasilkan
produk kopi Nescafe berkualitas seperti yang kita nikmati sekarang ini.
iii. Proses Produksi Bubuk Coklat di PT Perusahaan Industri Ceres
Ada dua jenis cokelat bubuk yang ada di pasaran yaitu Dutch-Processed dan
yang alami. Cokelat bubuk alami yang diproduksi dengan proses Broma
mempertahankan tingkat pH alami. Sehingga cenderung memiliki rasa yang
lebih kuat, dan warna yang lebih terang, hampir coklat kemerahan. Proses Dutch
kadang-kadang disebut "Dutching" dimana merendam biji kakao dalam larutan
alkali, menghasilkan bubuk coklat yang lebih gelap dengan pH netral kimiawi
antara 6,8 dan 8,1, menghasilkan rasa yang lebih lembut. Dutching juga
mengurangi sifat antioksidan kakao. Pada proses dutch ini coklat yang sudah
mencair tadi di press sehingga menghasilkan lemak coklat dan ampas. Ampas
inilah yang nanti dikenal sebagai coklat bubuk.
iv. Proses Produksi Teh di PT Gunung Subur Sejahtera
Di proses produksi teh, SNI diterapkan untuk sistem, proses, produk dan metode
uji teh. Di sistemnya sendiri Gunung Subur sudah mendapat sertifikasi untuk
SNI ISO 9001 dan SNI HACCP. Bahkan atas konsistensinya dalam menerapkan
keamanan pangan, Gunung Subur meraih penghargaan bintang tiga (level
tertinggi) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. SNI diterapkan mulai
dari Incoming Material (bahan baku), Storage Material, Pengayakan atau
Sortasi, Pengeringan tahap 1, Mixing (pencampuran), pengeringan tahap 2,
Pembungkusan, Storage Finish Good, dan sampai distribusi kepada pelanggan.
Di incoming material, yang meliputi bahan baku, bahan kemasan, dan bahan
tambahan dilakukan inspeksi dengan menggunakan SNI 19-0428-1998 tentang
Petunjuk Pengambilan Contoh. Sebelum diolah bahan baku harus diuji dulu di
Laboratorium yang meliputi pengujian organoleptik, pengujian fisika, dan
pengujian mikrobiologi. Di proses Incoming Material ini Gunung Subur
menggunakan 8 SNI untuk bahan baku dan 9 SNI Metode Uji, misal bahan baku
berupa teh hijau menggunakan SNI 01-3945-1995, dan cara uji makanan dan
minuman dengan SNI 01-2891-1992. Semua proses diatas bermuara pada
produk-produk teh dan kopi serta minuman tradisional yang selain berkhasiat
bagi kesehatan juga bermutu tinggi, tercatat 18 varian produk dari Gunung
Subur telah memenuhi SNI, Standar Nasional Indonesia.
v. Proses Produksi Coklat di PT Cadbury Indonesia
Proses pembersihan dan pemilihan biji
Setelah biji kakao diseleksi dengan teliti, biji-biji tersebut dibersihkan melalui
mesin pembersih yang mengeliminasi benda-benda asing yang mungkin masih
melekat. Biji kakao kemudian dtimbang dan disortir berdasarkan jenisnya
sehingga produsen tahu persis jenis kakao apa yang akan menjadi cokelat.
Produsen harus berhati-hati dalam mengukur agar rasanya tetap sama dari
waktu ke waktu. Biji dengan varietas yang berbeda dipadukan dengan tepat
untuk mendapatkan citarasa yang diinginkan.
Mengembangkan formula yang tepat adalah bagian yang tak terpisahkan dari
seni dan ilmu pembuatan cokelat. PT. Wahana Interfood Nusantara, Tbk hanya
memilih fermentasi terbaik dari biji kakao jenis criollo dan trinitario untuk
memastikan citarasa yang sesuai dengan standar perusahan

Pemanggangan Biji Kakao


Biji kakao dipanggang untuk mengembangkan karakter dari rasa cokelat khas.
Biji-biji itu dipanggang dalam oven yang besar sambil diputar. Dengan
berdasarkan kepada varietas kakao dan hasil akhir yang ingin dicapai, maka
proses pemanggangan ini berlangsung antara tiga puluh menit sampai dua jam
pada suhu yang sangat tinggi. Dalam proses pemanggangan warna biji kakao
akan berubah cokelat dan tercium aroma cokelat. Setelah pemanggangan, biji
kakao akan pecah dan terpisah, cangkang luarnya pecah menyisakan serpihan
biji kakao. Pada titik ini, kita memiliki sesuatu yang bisa dimakan, yang benar-
benar cokelat, dan rasanya benar-benar pahit. Untuk dagingnya, larutan alkali
(dutched proses) ditambahkan untuk mengurangi rasa asam dan membuat nib
lebih gelap.

Penggilingan kakao massa


Nib kakao yang sudah dipanggang lalu digiling dan ditumbuk membentuk
kakao massa. Kakao massa tidak mengandung alkohol dan dapat juga diartikan
sebagai cairan cokelat. Kakao massa bisa diperas untuk menjelma jadi lemak
kakao atau kakao bubuk, atau dicetak dan dipadatkan menjadi cokelat pahit.

Perasan Kakao
Untuk membuat kakao, kakao massa diperas secara hidrolik untuk mendapatkan
bagian lemak kakao dari kakao massa, hingga menyisakan cocoa cakes. Lemak
kakao akan dipakai untuk obat-obatan, kosmetik, dan tentu saja dalam
pembuatan cokelat. Dan sisa dari padatan kakao lainnya dihaluskan menjadi
kakao bubuk.

Pencampuran dan Penghilangan


Sekarang ke bagian cokelatnya. Massa kakao sendiri sebetulnya pahit dan tidak
begitu lembut. Untuk membuat berbagai jenis cokelat yang berbeda (untuk
membuatnya jadi manis dan mengembangkan teksturnya), Produsen akan
menambahkan beberapa bahan lainnya dalam jumlah tertentu seperti gula,
lemak kakao, vanilla, dan susu. Bahan-bahan tadi akan dicampur menjadi pasta
dengan adonan yang konsisten.

Anda bisa memakan ini sekarang, dan rasanya cukup enak, tapi memang
teksturnya belum mirip dengan apa yang biasa Anda bayangkan sebagai cokelat
batangan. Pada tahap ini, gula dan kakao masih cukup kasar jadi produsen
menyiasatinya dengan memasukkan campuran ini ke penyulingan, juga ke
dalam rol, untuk memperbaiki tekstur dan melunakkan pasta. Tahap ini amat
penting untuk menentukan seberapa lembutnya cokelat ini nantinya ketika
dimakan.
Conching
Untuk memperhalus tekstur, dan untuk benar-benar mengeluarkan citarasa
cokelatnya, campuran tadi kemudian memasuki proses conching. Conching
adalah proses pengembangan rasa di mana cokelat ditempatkan pada proses
pengadukan yang konstan. Mesin conching yang dinamai chonces, punya
dayung yang kuat dan besar untuk menyapukan cokelat ke depan dan belakang
menuju proses penghalusan massa cokelat yang bisa berlangsung beberapa jam
sampai berhari-hari. Proses conching ini mengurangi kelembaban,
menghilangkan semua rasa asam, dan melapisi setiap artikel cokelat dengan
lapisan dari lemak kakao. Nantinya, cokelat yang dihasilkan akan lebih lembut
dalam tekstur dan juga dalam rasa.

Proses tempering dan pencetakan


Cokelat kemudian memasuki tahap pengembangan elastisitas dengan proses
pemanasan dan pendinginan atau yang disebut tempering. Proses ini
menciptakan Kristal lemak kakao kecil yang berada di dalam massa cokelat
yang cair. Ini kemudian disimpan kedalam cetakan berbagai bentuk seperti
cetakan butiran (chips), tetesan, dan blok. Proses tempering yang tepat akan
menjadikan produk akhir yang memiliki tampilan yang lembut dan mengkilat.

Pendinginan dan pengepakan


Cokat yang telah dicetak memasuki terowongan pendingin untuk memadatkan
bagian-bagian cokelat. Siklus pendinginan berlangsung sekitar dua puluh menit,
tergantung pada ukuran dari cokelatnya. Dari terowongan pendingin cokelat
kemudian dikemas untuk diantarkan ke pengecer sampai akhirnya ke tangan
konsumen.

Anda mungkin juga menyukai