Anda di halaman 1dari 5

Tugas : Mencari Teks Bacaan sesuai dengan jenjang siswa

Mata Kuliah : Membaca


Kelas : S3B
Nama Kelompok 8 :
1. Dwi Parwati 202021500468
2. Rahmadhania Hakim 202021500469
3. Dio Pangestu 202021500471
4. Amelia Tri Noviyanti 202021500472
JENJANG SD
Kisah antara kelinci dan kura-kura

Dahulu kala ada seekor kelinci yang memiliki kaki kuat sehingga larinya bisa sangat cepat. Karena
kemampuan larinya yang sangat cepat ia pun jadi kelinci yang congkak dan sombong. Suatu hari karena
tidak suka dengan sifat sombong yang dimiliki si kelinci, seekor kura-kura pun menantang kelinci untuk
lomba lari.

Padahal, kura-kura adalah hewan yang jalannya lambat karena kakinya kecil dan ia pun harus
menggendong rumahnya kemanapun ia pergi. Kelinci yang sombong pun setuju untuk berlomba lari
dengan kura-kura. “Bagaimana bisa ia mengalahkanku dengan jalannya yang lambat begitu”, pikir
kelinci. Akhirnya mereka pun sepakat menentukan jalan yang akan digunakan untuk berlari.

Perlombaan lari pun dimulai, banyak hewan yang penasaran ingin melihat hasil perlombaan unik tersebut,
banyak juga yang mendukung kura-kura karena mereka juga tidak suka dengan sifat kelinci yang
sombong. Si monyet pun ditunjuk untuk jadi wasitnya. Begitu lomba lari dimulai, kelinci pun langsung
melesat jauh meninggalkan kura-kura.

Karena merasa masih punya banyak waktu dan jarak yang cukup jauh, belum sampai garis finish si
kelinci memutuskan untuk tidur siang dulu di pinggir jalan. Di sisi lain, kura-kura terus sekuat tenaga
untuk berlari sampai ke garis finish dan kelinci pun tidak sadar kalau dirinya sudah disalip kura-kura
karena keasikan tidur. Akhirnya kura-kura pun memenangkan perlombaan dan membuat kelinci kaget
minta ampun. Kura-kura yang menang mendapat sorak sorai dari hewan yang lain sedangkan kelinci
pulang dengan tertunduk malu.

Contoh cerita pendek anak sekolah dasar di atas merupakan fabel yang memiliki pesan moral bahwa
menjadi orang tidak boleh sombong dan menyepelekan lawan hanya karena memiliki satu keunggulan
dibandingkan yang lainnya. Selain itu pesan moral yang juga bisa diambil adalah dari sisi kura-kura
dimana meski ia sadar ia tidak bisa mengalahkan kelinci dalam hal kecepatan namun ia tidak gentar
dalam menghadapi tantangan dan tidak mudah menyerah meski sejak awal hasilnya lari si kelinci bisa
membuat jarak antara mereka jadi sangat jauh. Akhirnya, kerja keras dan sikap pantang menyerah yang
bisa menang dan bukannya kesombongan.
JENJANG SMP
Manajemen Pengelolaan Sampah

Sampah dipandang sebagai barang yang tidak berguna. Namun, sampah bisa dijadikan sebagai sumber
pendapatan jika dikelola dengan baik. Dengan demikian, sampah dapat menjadi sumber daya yang
bernilai ekonomi. Manajemen pengelolaan sampah telah dilakukan di berbagai tempat.

Warga Pasar Ciputat, Tangerang, bisa dijadikan contoh. Warga setempat telah berhasil mengolah sampah
dengan peralatan yang disediakan pihak swasta melalui perjanjian dengan pihak daerah. Hal senada juga
sudah dilakukan oleh warga Kaliabang, Kota Bekasi. Warga serta pengurus RW setempat melakukan
pengolahan sampah lingkungan. Sampah dapur atau sampah rumah tangga diubah menjadi kompos dan
pupuk cair. Sampah yang diolah adalah sampah basah langsung oleh warga. Langkah tersebut dilakukan
dengan melakukan sosialisasi kepada warga sehingga warga memisahkan sampah basah dan kering. Hasil
yang diperoleh bisa mencukupi kebutuhan warga dan lingkungan sekitar. Di samping itu, hasil kompos
dijual di instansi pemerintah dan swasta di lingkungan setempat. Produksi kompos dari sampah
lingkungan bisa memberi kegiatan yang positif dan pemasukan bagi warga.

Berdasarkan contoh-contoh tersebut, pengolahan sampah memang tidak lepas dari keterlibatan warga
masyarakat dan peran pemerintah. Masyarakat perlu diajari cara memilah sampah. Peranan pemerintah
diperlukan dalam sosialisasi dan pembudayaan. Peran pemerintah juga diperlukan untuk menjadi
penghubung ke pihak swasta. Jika pemerintah berhasil menggandeng pihak swasta di dalam penyediaan
teknologi pengelolaan sampah, biaya pengolahan sampah dapat ditekan. Peran swasta juga dapat dalam
penyaluran dan pembelian produk-produk yang dihasilkan melalui pengolahan sampah.
JENJANG SMA
Demonstrasi Massa

Akhir-akhir ini demonstrasi kerap terjadi hampir setiap waktu dan terjadi di berbagai tempat. Bahkan,
demonstrasi sudah menjadi fenomena yang lumrah di tengah-tengah masyarakat kita. Menanggapi
fenomena tersebut, seorang kepala daerah menyatakan bahwa penyebab demonstrasi dan anarkisme tidak
lain adalah faktor laparnya masyarakat. Lantas ia mencontohkan rakyat Malaysia dan Brunei yang adem
ayem, lantaran kesejahteraan mereka terpenuhi maka demonstrasi di negara-negara itu jarang terjadi.

Tentu saja komentar tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka memprotes dan meminta sang
bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidak terima dan tidak merasa memiliki motif
serendah itu. Mereka berpendirian bahwa demonstrasi yang biasa mereka lakukan murni untuk
memperjuangkan kebenaran dan melawan kemungkaran yang terjadi di hadapan mereka.

Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak peristiwa yang sama sekali
tidak didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow
membaginya ke dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan yang paling mendasar adalah makan dan minum.
Sementara itu, yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.

Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh kebutuhan tingkatan akhir
itu. Masyarakat berdemonstrasi karena membutuhkan pengakuan dari pemerintah ataupun pihak-pihak
lain agar hak-hak dan eksistensi mereka diakui. Karena merasa dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkan
dinistakan, kemudian mereka berusaha untuk menunjukkan jati dirinya dengan cara berdemonstrasi.

Banyak fakta dapat membuktikannya. Demonstrasi massa pada awal reformasi di negeri ini pada tahun
1997–1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itu dilakukan oleh
warga dari kalangan menengah ke atas, dalam hal ini adalah mahasiswa dan golongan intelektual. Belum
lagi jika merujuk pada kasus-kasus yang terjadi di luar negeri. Dalam beragam skala (besar atau kecil),
demonstrasi bukan hal aneh lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yang mereka lakukan sudah
tentu tidak didorong oleh kondisi perut yang lapar karena mereka pada umumnya dalam kondisi yang
sangat makmur.

Dengan fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukanlah penyebab utama untuk terjadinya
gelombang demonstrasi. Akan tetapi, fenomena tersebut lebih disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis
dari warga masyarakat. Mereka tahu akan hak-haknya, mengerti pula bahwa di sekitarnya telah terjadi
pelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian melakukan protes dan menyampaikan
sejumlah tuntutan. Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apapun yang terjadi di
sekitarnya, mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggut-manggut dan berkata “ya” pada apapun
tindakan dari pimpinannya meskipun menyimpang dan bahkan menzalimi mereka sendiri.
JENJANG MAHASIWA
Bumi Manusia

Ini bercerita tentang perjalanan seorang tokoh bernama Minke. Minke adalah salah satu anak pribumi
yang sekolah di HBS. Pada masa itu, yang dapat masuk ke sekolah HBS adalah orang-orang keturunan
Eropa. Minke adalah seorang pribumi yang pandai, ia sangat pandai menulis. Tulisannya bisa membuat
orang sampai terkagum-kagum dan dimuat di berbagai Koran Belanda pada saat itu. Sebagai seorang
pribumi, ia kurang disukai oleh siswa-siswi Eropa lainnya. Minke digambarkan sebagai seorang
revolusioner di buku ini. Ia berani melawan ketidakadilan yang terjadi pada bangsanya. Ia juga berani
memberontak terhadap kebudayaan Jawa, yang membuatnya selalu di bawah.

Selain tokoh Minke, buku ini juga menggambarkan seorang "Nyai" yang bernama Nyai Ontosoroh. Nyai
pada saat itu dianggap sebagai perempuan yang tidak memiliki norma kesusilaan karena statusnya sebagai
istri simpanan. Statusnya sebagai seorang Nyai telah membuatnya sangat menderita, karena ia tidak
memiliki hak asasi manusia yang sepantasnya. Tetapi, yang menariknya adalah Nyai Ontosoroh sadar
akan kondisi tersebut sehingga dia berusaha keras dengan terus-menerus belajar, agar dapat diakui
sebagai seorang manusia. Nyai Ontosoroh berpendapat, untuk melawan penghinaan, kebodohan,
kemiskinan, dan sebagainya hanyalah dengan belajar. Minke juga menjalin asmara dan akhirnya menikah
dengan Annelies, anak dari Nyai Ontosoroh dan tuan Mellema.

Melalui buku ini, Pram menggambarkan bagaimana keadaan pemerintahan kolonialisme Belanda pada
saat itu secara hidup. Pram, menunjukan betapa pentingnya belajar. Dengan belajar, dapat mengubah
nasib. Seperti di dalam buku ini, Nyai yang tidak bersekolah, dapat menjadi seorang guru yang hebat bagi
siswa HBS dan Minke. Bahkan pengetahuan si nyai itu, yang didapat dari pengalaman, dari buku-buku,
dan dari kehidupan sehari-hari, ternyata lebih luas dari guru-guru sekolah HBS.

Anda mungkin juga menyukai