Anda di halaman 1dari 2

Klasifikasi Obat 

Semua obat antipsikotik bekerja dengan cara mengeblok aktivitas dopamin, dan kebanyakan juga
mengeblok reseptor serotonin (5-HT2A). Obat antipsikotik dibagi menjadi 2, yaitu : 1) tipikal
atau klasik dan 2) atipikal. Perbedaan dari keduanya lebiih kepada generasi penemuannya.
Antipsikotik atipikal adalah yang relatif baru dibandingkan dengan antipsikotik tipikal.
Disamping itu, obat antipsikotik atipikal mempunyai efek ekstrapiramidal yang relatif lebih
ringan. Kedua jenis obat juga menghambat beberapa reseptor lainnya, seperti reseptor α
adrenergik, asetilkolin muskarinik dan histamin. Hal ini terkait dengan efek samping dari obat
tersebut, misalnya penghambatan reseptor muskarinik menyebabkan mulut kering, konstipasi,
retensi urine, dan pandangan menjadi kabur. Penghambatan pada reseptor histamin
mengyebabkan efek sedasi, sedangkan penghambatan pada reseptor α1 adrenergik menyebabkan
hipotensi ortostatika.

Antipsikotik tipikal 
Obat ini beraksi terutama dalam menghambat reseptor dopamin terutama reseptor dopamin D-2,
dan juga menghambat reseptor asetilkolin muskarinik, alfa adrenergik, histamin (H-1) dan
serotonin (5-HT2A). Aktivitas antipsikotik obat ini berkaitan dengan aktivitasnya pada reseptor
dopamin D-2. Contoh obat dalam golongan ini adalah Klorpromazin, Haloperidol, Asetofenazin,
Klorprotiksen, Mesoridazen, Perfenazin, Thioridazin dan Proklorferazin. Obat ini dapat
menghasilkan efek samping ekstrapiramidal yang meliputi distonia akut, akatisia, gejala
parkinson dan tardive dyskinesia. Efek tersebut muncul sebagai hasil dari pengeblokan reseptor 
dopamin D-2  di bagian striatum pada basal ganglia.
Distonia akut meliputi spasme pada otot muka, lidah, leher maupun punggung. Sedangkan
akatisia merupakan keadaan kegelisahan motorik, misalnya perasaan gelisah, ketidakmampuan
dalam beristirahat dengan baik. Gejala Parkinsonisme meliputi meliputi rigiditas (kekakuan),
tremor,  dan berjalan dengan menyeret kaki. Sedangkan tardive dyskinesia adalah kondisi
dimana terjadi gerakan sendiri yang berulang-ulang pada bagian wajah dan sekitarnya. Gejala ini
merupakan masalah serius yang biasa ditemui pada pengobatan dengan menggunakan obat ini,
dan insidensinya mencapai 20-40%. Dalam kaitan dengan efek samping ekstrapiramidal,
semakin poten suatu obat antipsikotik maka efek samping ekstrapiramidalnya juga semakin
meningkat. Sedangkan apabila efek antikolinergiknya semakin poten maka efek samping
tersebut semakin rendah. Dari fakta farmakologis, gangguan pergerakan  pada efek samping
ekstrapiramidal dapat dikurangi dengan adanya aktivitas antikolonergik tersebut. Asetilkolin
mempunyai aksi yang berlawanan dengan dopamin di basal ganglia. Berikut ini adalah urutan
potensi antipsikotik obat tipikal dan urutan potensi efek samping ekstrapiramidal dari tinggi ke
rendah :
Haloperidol – Flufenazin – Klorpromazin – Thiohidrazin. 

Antipsikotik atipikal 
Obat ini beraksi terutama pada dua reseptor yaitu reseptor serotonin (5-HT 2A) dan dopamin,
meskipun penghambatan pada reseptor serotonin lebih poten dibandingkan dengan
penghambatan pada reseptor dopamin. Seperti halnya obat tipikal, obat golongan atipikal juga
menghambat reseptor asetilkolin muskarinik, alfa adrenergik, dan histamin (H-1). Obat golongan
ini memiliki efek samping ekstrapiramidal yang rendah, bahkan Klozapin tidak menunjukkan
efek samping pada ekstrapiramidal. Contoh obat-obatan yang termasuk dalam golongan
antipsikotik atipikal selain Klozapin adalah Sulpirid, Risperidon, Sertindol, Quetiapin dan
Olanzapin. Meskipun Klozapin tidak menyebabkan efek samping pada ekstrapiramidal, namun
dapat menyebabkan agranulositosis meskipun insidensinya rendah (1-2%). Pada pasien yang
mendapat terapi dengan obat tersebut, kandungan sel darah putih perlu dimonitor. 

Gejala Positif berupa : gangguan asosiasi pikiran (inkoherensi), isi Pikiran


yang tidak wajar (waham), gangguan persepsi (halusinasi), gangguan
perasaan (tidak sesuai dengan situasi), perilaku yang aneh atau tidak
terkendali.Gejala Negatif berupa : gangguan perasaan (afek tumpul, respon
minimal), gangguan hubungan sosial (menarik diri, pasif, apatis), gannguan
proses pikir (lambat, terhambat), isi pikiran yang stereotip dan tidak ada
inisiatif, perilaku yangsangant terbatas dan cenderung menyendiri (abulia)

Anda mungkin juga menyukai