Skripsi Esra Rismawati
Skripsi Esra Rismawati
SKRIPSI
Disusun Oleh:
ESRA RISMAWATI BR. MALAU
NPM 195140159P
1
PENGARUH PERKENALAN ANGGOTA TIM PERAWAT PADA PASIEN
OPERASI SEBELUM DENGAN PEMBIUSAN SPINAL TERHADAP
PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI KAMAR
OPERASI RUMAH SAKIT MARDI WALUYO
SKRIPSI
Disusun Oleh:
ESRA RISMAWATI BR. MALAU
NPM 195140159P
Menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis sendiri dengan sungguh-sungguh dan
semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan
benar.
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa peryataan ini tidak benar, maka saya
akan sanggup menerima sanksi berupa pembatalan skripsi dan segala
konsekuensinya.
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing
Budi Antoro, S.Kep., Ns., M.Kep Aulia Rahman, S.Kep. Ns., M.Kep
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Dosen Pembimbing,
Mengetahui,
Program Studi Keperawatan
Ketua,
NPP. 2222178
RIWAYAT HIDUP
Identitas diri :
1. Nama : Esra Rismawati br Malau
2. NPM : 195140159P
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Gaya baru 2, 06 Oktober 1986
4. Alamat : jln Sumbawa 1 Perum Golden Village
Metro
5. No. Telepon / HP :-
6. No. WhatsApp : 085838178257
7. E-mail : esraimutcutek@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 2 Gaya baru 2. 1997
2. SMP NEGERI 3 GAYA BARU 4 2003
3. SMA KRISTEN 1METRO 2006
4. D3 Keperawatan Malahayati 2009
5. Prodi Keperawatan Program Sarjana
Fakultas Kesehatan Universitas Mitra Indonesia 2021
ABSTRAK
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2012 dalam Sartika (2013)
tindakan operasi meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun
2011, ada 140 juta pasien di semua rumah sakit di seluruh dunia, dibandingkan
dengan rekor peningkatan 148 juta pada tahun 2012. Pada tahun 2012, operasi di
Indonesia mencapai 1,2 juta orang (Rahmayati, Silaban, dan Fatonah, 2018).
Berdasarkan data dari Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro Provinsi Lampung
jumlah operasi dari bulan oktober 2020 sampai febuari 2021 sebanyak 2.576
pasien, sedangkan pasien yang dengan pembiusan SAB (Sub Arachnoid Block)
sebanyak 1.012 pasien.
Penelitian ini menggunakan pre eksperiment dengan one group pretest posttest.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. diukur dengan
skala APAIS (Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale). Teknik
sampling yang dilakukan dengan teknik accidental. Sampel berjumlah 20
responden, populasi berjumlah 65 pasien. Rata-rata kecemasan sebelum
perkenalan anggota tim perawat pada pasien operasi sebelum dengan pembiusan
spinal adalah 23.95 dengan strandar deviasi 2.585, sedangkan rata-rata
kecemasan pasien setelah perkenalan anggota tim perawat pada pasien operasi
sebelum dengan pembiusan spinal adalah 13.25 dengan standar deviasi 1.650.
Hasil uji statistic paired t-tset menunjukkan bahwa nilai P= 0,000.
Dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh perkenalan anggota tim perawat Pada
Pasien Operasi Sebelum tindakan pembiusan spinal terhadap penurunan tingkat
kecemasan pasien dikamar operasi rumah sakit Mardi Waluyo. Dari hasil
penelitian disarankan memberikan komunikasi terapeutik dengan
memperkenalkan tim perawat untuk mengurangi kecemasan pasien dalam
meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan di dalam kamar operasi.
Kata Kunci : Perkenalan Tim Perawat, Pasien Operasi, , Kecemasan.
Kepustakaan : 17 (2009-2020)
NURSING STUDY PROGRAM
FACULTY OF HEALTH
UNIVERSITY MITRA INDONESIA
ABSTRACT
This study uses a pre-experiment with one group pretest posttest. The instrument
used in this study was a questionnaire. measured by the scale APAIS(Amsterdam
Preoperative Anxiety and Information Scale). The sampling technique used is the
technique accidental. The sample is 20 respondents, the population is 65 patients.
The average anxiety before the introduction of the nursing team members to the
surgical patients before spinal anesthesia was 23.95 with a standard deviation of
2,585, while the average anxiety of the patients after the introduction of the
nursing team members to the surgical patients before the spinal anesthesia was
13.25. with a standard deviation of 1650. The results of the statistical test paired
t-test showed that the P value = 0.000.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
Berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul, “Pengaruh Perkenalan Anggota Tim Perawat Pada Pasien Operasi
Sebelum Dengan Pembiusan Spinal Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pasien Dikamar Operasi Rumah Sakit Mardi Waluyo
Metro Tahun 2021”.
Proses penyelesaian karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
baik dalam bentuk data atau informasi yang mendukung, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Achmad Djamil, SKM., MM., M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Universitas Mitra Indonesia.
2. Budi Antoro, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Mitra Indonesia.
3. Aulia Rahman, S.Kep. Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing.
4. Sugeng Haryadi, S.Kep. Ns., M.Kep selaku Dosen penguji
5. drg. Budiono, MARS selaku Direktur Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro.
6. Seluruh staf pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas Mitra Indonesia dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak. Akhirnya kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. iv
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI............................................. v
RIWAYAT HIDUP............................................................................... vi
ABSTRAK.............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR........................................................................... viii
DAFTAR ISI......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR. ........................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah....................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah.......................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian......................................................................... 5
1.6 Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik....................................................... 6
2.2 Konsep Kecemasan ......................................................................... 15
2.3 Konsep Pra Anestesi........................................................................ 22
2.4 Konsep Spinal Anestesi.................................................................... 27
2.5 Penelitian Terkait ............................................................................ 31
2.6 Kerangka Teori ............................................................................... 32
2.7 Kerangka konsep. ............................................................................ 33
2.8 Hipotesis ......................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
Potter & Perry, 2005 ( dalam Rahmawati, Widjajato, dan Astari, 2017)
kecemasan yang dialami pasien berhubungan dengan perasaan takut
terhadap operasi, suntikan, nyeri luka pasca operasi, ketergantungan pada
orang lain, bahkan kematian akibat trauma. terjadinya ancaman cedera atau
kematian.
fase kerja dan fase terminasi. Apakah hanya pada tahap fase perkenalan
saja, dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien RS Mardi Waluyo?
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Menurut Heri Purwanto (1994) dari Lalongkoe (2013), komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar dan
disengaja yang kegiatannya berfokus pada “perawatan pasien” dan
merupakan tujuan untuk perawatan pasien.Komunikasi profesional yang
membimbing Anda. Sedangkan menurut Lalongkoe (2013) dan Northouse
(1998), komunikasi terapeutik membantu pengunjung belajar bagaimana
beradaptasi dengan stres, mengatasi kecacatan psikologis, dan menjalin
hubungan dengan orang lain, itu adalah kemampuan guru. Pendapat lain
Stuart & Sundeen (1995) dari Lalongkoe (2013) adalah bahwa teknologi
komunikasi terapeutik adalah cara untuk membangun hubungan
terapeutik dengan komunikasi dan pertukaran emosi dan pikiran dengan
maksud untuk mempengaruhi orang lain.
2.1.2 Tujuan komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik mempunyai tujuan (Purwanto, 1994 seperti dikutip
dalam Damaiyanti, 2012) yaitu:
a. Untuk membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban
emosional dan pikiran serta mampu mengambil langkah untuk
mengubah status saat ini jika pasien percaya pada apa yang
diperlukan.
b. Mengurangi keraguan, membantu mengambil tindakan yang efektif,
dan menjaga kekuatan ego
c. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan diri sendiri
2.1.3 Manfaat komunikasi terapeutik
8
6. Observasi
10
diskusikan dengan teman atau tutor Anda. Inilah yang perlu Anda
lakukan dalam langkah ini:
a) Mengumpulkan data tentang pasien
b) Mengeksplorasi emosi, fantasi, dan ketakutan
c) Merencanakan pertemuan dengan pasien (waktu, tempat kegiatan)
2. Tahap Orientasi/Perkenalan
Orientasi adalah kegiatan yang dilakukan saat bertemu pasien untuk
pertama kali adalah. Yang perlu Anda lakukan adalah:
a) Salam
b) Memperkenalkan diri kepada perawat
c) Menanyakan nama pasien
d) Menyetujui rapat (kontrak)
e) Menghadapi kontrak
f) Memulai percakapan terlebih dahulu
g) Menyetujui masalah pasien
h) Orientasi
mengakhiri pendahuluan, akan dilaksanakan pada setiap awal
pertemuan kedua. Tujuan dari fase orientasi adalah untuk
mengidentifikasi kekurangan data, rencana yang disusun dalam
kondisi pasien saat ini, dan untuk mengevaluasi konsekuensi dari
tindakan masa lalu. Biasanya terkait dengan apa yang telah dilakukan
pada pasien. Yang perlu Anda jalankan adalah:
a) menyapa pasien dan tersenyum
b) Verifikasi (kognitif, psikomotor, emosional)
c) menggambarkan aktivitas yang dilakukan
d) menjelaskan tujuan
e) Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas yang dijelaskan
f) Langkah orientasi/perkenalan
Menjelaskan kerahasiaan, sangat penting untuk membangun
fondasi untuk membangun hubungan terapeutik. Tahap ini terjadi
14
3. Fase Terminasi
Langkah merupakan akhir dari semua pertemuan perawat dan pasien.
Pemberhentian dibagi menjadi dua jenis: pemberhentian sementara
dan pemberhentian akhir.
a) Terminasi sementara
Terminasi sementara adalah akhir dari pertemuan pasien dengan
setiap perawat. Perawat yang dijeda akan menemui pasien
kembali pada waktu yang telah ditentukan. Misalnya, keesokan
harinya 1-2 jam
b) Terminasi akhir
Ini terjadi saat pasien pulang dari rumah sakit atau perawat telah
menyelesaikan tindakan di rumah sakit. Komponen dari tahap
terminasi adalah:
Rangkuman proses hasil kegiatan dan evaluasi hasil
b) Memberikan penguatan positif
c) Kesabaran dan rencana tindak lanjut
d) Kontrak pertemuan berikutnya (waktu, tempat, tema)
e) Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
2.2 Konsep Kecemasan
16
2.2.1 Pengertian
Menurut Stuart dan Sundeen (2016), kecemasan adalah keadaan
emosional tanpa objek tertentu. Kecemasan dipicu oleh hal yang tidak
diketahui dan disertai dengan semua pengalaman baru, seperti pergi ke
sekolah, memulai pekerjaan baru, atau memiliki bayi. Karakteristik
kecemasan inilah yang membedakannya dari ketakutan. Menurut Kaplan,
Saddock dan Grebb (2010), kecemasan adalah respon terhadap situasi
tertentu yang mengancam, fenomena normal yang menyertai
perkembangan, perubahan, pengalaman baru dan pencarian jati diri dan
kehidupan sendiri. Kecemasan adalah perasaan subjektif dari kegelisahan,
respon umum untuk ketidakmampuan untuk menangani masalah, atau
rasa tidak aman. Perasaan ketidakpastian ini seringkali tidak
menyenangkan dan akan menyebabkan perubahan fisik dan psikologis di
masa depan. Kecemasan kesehatan juga merupakan keadaan syok akibat
ancaman kesehatan.
Menurut Zakariah (2015), kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak
menyenangkan, yang bermanifestasi sebagai iritabilitas atau ketegangan
akibat rangsangan simpatis, parasimpatis dan endokrin serta tanda-tanda
hemodinamik yang abnormal. Kecemasan ini akan terjadi segera setelah
operasi bedah yang direncanakan. Menurut Rachmad (2009), kecemasan
disebabkan oleh hal-hal yang tidak jelas atau tidak diketahui, yang dapat
menimbulkan perasaan cemas, khawatir atau takut. Menurut Ratih (2012),
kecemasan adalah manifestasi dari perilaku mental dan berbagai pola
perilaku, yang berasal dari rasa perhatian dan ketegangan subjektif.
2.2.2 Teori penyebab kecemasan
Beberapa teori berkontribusi pada kemungkinan penyebab perkembangan
kecemasan, termasuk faktor genetik, faktor demografi, dan faktor
psikologis. Selain itu, ada insentif, faktor kerentanan dan faktor
pembentuk gejala.
Faktor genetik berhubungan dengan keturunan dan jenis kelamin
Umumnya wanita lebih cenderung mengalami stres dan kecemasan
17
1. Usia penderita
Ganggua n kecemasa n dapat terjadi pada semua usia, umumnya pada usia
dewasa da n lebi h sering pada wanita. Sebagia n besar kecemasa n terjadi
antara usia 21 da n 45 tahu n. Feist (2009) menemuka n bahwa semaki n tua
seseorang, semaki n bai k kematanga n psikologis individu, yaitu semaki n
matang jiwa seseorang, semaki n bai k kemampua n mereka untu k
beradaptasi denga n kehidupa n.
2. Pengalama n
Pasie n Yang Menjalani Perawata n (Pembedahan) Pengalama n awa l
merawat seorang pasie n merupaka n pengalama n yang sangat berharga
yang terjadi pada setia p individu, terutama di masa depa n. Pengalama n
awa l ini merupaka n bagia n penting da n bahka n krusia l dari kondisi
menta l individu di kemudia n hari. Jika pengalama n anestesi individu
kurang, cenderung mempengaruhi peningkata n kecemasa n tentang
anestesi.
3. Konse p diri da n pera n
Konse p diri adala h seperangkat ide, pemikira n, keyakina n, da n keyakina
n yang diketahui orang tentang diri mereka sendiri da n yang
memengaruhi cara individu berhubunga n denga n orang lai n. Faktor
eksterna l meliputi:
a. Kondisi medis (diagnosis)
Gejala kecemasa n yang berhubunga n denga n kondisi medis sering
dijumpai, walaupu n prevalensi ganggua n tersebut berbeda-beda untu k
setia p kondisi, misalnya pasie n aka n diberika n diagnosis pembedaha n
berdasarka n hasi l pemeriksaa n . yang aka n mempengaruhi tingkat
kecemasa n pasie n. Di sisi lai n, pasie n denga n diagnosis yang benar tida k
secara signifika n mempengaruhi tingkat kecemasa n.
20
b. Tingkat pendidika n
Pendidika n untu k semua memiliki arti tersendiri. Pendidika n umumnya
membantu dala m menguba h pola pikir, pola perilaku da n pengambila n
keputusa n. Memiliki pendidika n yang cuku p aka n memudahka n Anda
untu k mengidentifikasi stresor interna l da n eksterna l Anda. Tingkat
pendidika n juga mempengaruhi persepsi da n pemahama n terhada p
rangsanga n.
2.2.4 Gejala kecemasan
Menurut (Stuart, 2007) Penderita ansietas seringkali memiliki gejala yang
khas da n dibagi menjadi beberapa stadiu m, yaitu:
1. Taha p 1
Keadaa n fisi k seperti pada fase respo n waspada, otot mungki n bersia p
untu k melawa n (grapple), atau flight (berlari secepat mungkin). Selama
taha p ini, tubu h merasa tida k nyama n karena peningkata n sekresi hormo
n adrenali n da n norepinefri n.
Akibatnya, gejala kecemasa n dapat berupa perasaa n tegang da n lela h
pada otot, terutama pada otot dada, leher, da n punggung. Dala m persiapa
n untu k berperang, otot-otot menjadi lebi h tegang da n akibatnya
menimbulka n rasa sakit da n kejang pada otot-otot dada, leher, da n
punggung. Stres dari kelompo k agonis da n antagonis aka n menyebabka n
tremor, tremor yang muda h terlihat pada jari. Selama taha p ini, kecemasa
n merupaka n peningkata n mekanisme siste m saraf, yang mengingatka n
kita bahwa fungsi siste m saraf mulai tida k lagi memproses informasi
denga n benar.
2. Taha p 2 (dua)
Selai n gejala klinis taha p pertama, seperti kecemasa n, keteganga n otot,
ganggua n tidur da n sakit perut, pasie n juga mulai tida k dapat
mengendalika n emosinya da n kehilanga n motivasi.
21
4. Pani k
Pani k mengacu pada keherana n, ketakuta n, da n ketakuta n kehilanga n
kendali. Orang yang pani k tida k bisa berbuat apa-apa, bahka n denga n
araha n. Tanda da n gejala yang terjadi pada kondisi ini adala h sesa k
napas, pupi l melebar, palpitasi, pucat, kehilanga n suara, bicara tida k
kohere n, ketidakmampua n merespo n perinta h sederhana, berteria k,
menjerit, halusinasi da n delusi.
2.2.7 Respon fisiologis terhadap kecemasan.
1. Kardiovaskuler
Peningkata n tekana n dara h, palpitasi, jantung berdebar, denyut nadi
meningkat, tekana n nadi menuru n, syoc k da n lain-lai n.
2. Respirasi
Napas cepat da n dangka l, rasa terteka n pada dada, rasa terceki k.
3. Kulit
Perasaa n panas atau dingi n pada kulit, muka pucat, berkeringat seluru
h tubu h,rasa terbakar pada muka, telapa k tanga n berkeringat, gatal-
gata l.
4. Gastrointestinal
Anoreksia, rasa tida k nyama n pada perut, rasa terbakar di epigastriu
m, nausea, diare.
5. Neuromuskuler
Refle k meningkat, reaksi kejuta n, mata berkedip-kedi p, insomnia,
tremor, kejang, waja h tegang, geraka n lambat.
2. Dosis maksimum: 35 mg / kg
3. Durasi aksi; Pende k 60 180 menit tergantung penggunaa n
4. Efe k samping: kardiotoksisitas lebi h renda h daripada bupivakai n
5. Metabolisme: di hati dealkilasi kemudia n dihidrolisis untu k
menghasilka n metabolit yang diekskresika n dala m air Lidokai n uri n
sangat umu m da n digunaka n
Lidokai n sangat umu m da n digunaka n untu k blo k saraf, infiltrasi
vena da n anestesi regiona l serta loka l, epidura l da n epidura l. Namu n,
ini adala h obat antiaritmia Kelas 1B da n dapat digunaka n untu k
mengobati takikardia.
b) Bupivakai n
1. Awita n kerja: blo k saraf 40 menit, epidura l 1520 menit,
intrakavitas 30 deti k
2.
Lama kerja: blo k saraf hingga 24 jam; epidura l 34 jam; 23 ja m
3. Efe k samping: lebi h mungki n menyebabka n toksisitas jantung
berupa hipotensi dibandingka n anestesi loka l lainnya
4. Eliminasi: Dealkilasi untu k pipecolyoxylidine da n metabolit
lainnya diekskresika n dala m uri n Bupivacaine biasanya digunaka n
untu k anestesi spina l. Penggunaa n bupivacaine secara teratur
memungkinkannya untu k bergera k ke atas atau ke bawa h, yang dapat
menyebabka n peningkata n kemaceta n yang memengaruhi fungsi
pernapasa n da n kardiovaskular. Jika dekstrosa ditambahka n, itu
menjadi berat da n dapat diprediksi mengalir ke tulang belakang, hanya
mempengaruhi saraf yang tida k penting. Solusi sederhana mungki n
kurang menyebabka n hipotensi, tetapi pasie n harus terlentang (Keat et
a l., 2013)
c) Tetracaine Tetracaine (pantocaine)
a long-acting, ester amino multi-pate n secara signifika n lebi h lama da
n memiliki durasi yang lebi h lama dari daripada anestesi loka l tipe
ester lai n yang umu m digunaka n. Obat ini banya k digunaka n dala m
30
Tingkat Kecemasan:
Tidak cemas
Ringan
Sedang
Berat
BeratSekali
31
PencetusKecemasan
1. Usia
2. Pengalaman
2.8 Hipotesis
Ha : Ada pengaru h perkenala n anggota ti m perawat Pada Pasie n
Operasi Sebelu m Denga n Pembiusa n Spina l Terhada p
Penuruna n Tingkat Kecemasa n Pasie n Dikamar Operasi Ruma
h Sakit Mardi Waluyo.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
65
n=
1+65 x 5 %
n : Jumla h sampel
N : Seluru h anggota populasi
5% : ketidaktelitia n karena kesalaha n pengambila n sampe l yang dapat
ditolerir
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Variabe l independen
Variabe l independe n adala h variabe l yang dapat mempengaruhi variabe l
lai n (Nursala m, 2013). Dala m penelitia n ini variabe l independe n yaitu
perkenala n anggota ti m perawat.
35
3.8.2 Coding
Denga n cara member kode pada responde n untu k mempermuda h
penngolaha n data selanjutnya.
3.8.3 Scoring
Proses penilaia n jawaba n responden/ scoring merupaka n pemberia n skor
pada semua variabe l terutama data klasifikasi untu k mempermuda h dala
38
1. 7-9 : Normal
2. 8-9 : Ringan
3. 10-14 : Sedang
4. 15-19: Berat
5. 20 : Sangat berat
3.8.4 Tabulating
Setela h dikategorika n data dimasukka n dala m tabe l distribusi frekuensi
untu k menginterprestasika n karakteristi k dari variabe l tersebut.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini aka n disajika n hasi l penelitia n da n pembahasa n pengaru h
perkenala n anggota ti m perawat pada pasie n operasi sebelu m denga n pembiusa n
spina l terhada p penuruna n tingkat kecemasa n pasie n dikamar operasi ruma h
sakit mardi waluyo metro pada tangga l 1 Juli – 22 juli 2021
4.1 Hasil penelitian
Hasi l penelitia n meliputi gambara n umu m lokasi penelitia n, data umu m da n
data khusus. Data umu m yang terdiri dari umur, jenis kelami n,jenis operasi
da n pengalama n operasi di Ruma h sakit. Sedangka n data khusus meliputi
kecemasa n sebelu m perkenala n anggota ti m perawat pada pasie n operasi
denga n pembiusa n spina l (pre), perubaha n kecemasa n akibat perkenala n
anggota ti m perawat pada pasie n operasi denga n pembiusa n spina l (post),
da n pengaru h perkenala n anggota ti m perawat pada pasie n operasi sebelu m
denga n pembiusa n spina l terhada p penuruna n tingkat kecemasa n pasie n
dikamar operasi
4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian
Penelitia n ini dilakuka n di RS Mardi Waluyo Metro yang terleta k di jala n
jendera l Sudirma n No. 156 kota Metro. ini merupaka n ruma h sakit
yayasa n, di dala m lingku p Yayasa n Kriste n Untu k Umu m (YAKKUM) .
Ruma h Sakit Mardi Waluyo berdiri pada tangga l 6 Juni 1950, memulai
pelayananya dari Balai Pengobata n da n Balai Pemeriksaa n Ibu da n Ana k,
saat ini suda h menjadi ruma h sakit Tipe C yang terakreditasi ole h Komite
Akreditasi Ruma h Sakit (KARS). Selai n sarana da n prasarana yang
lengka p da n moder n, ruma h sakit ini juga dilengkapi denga n dokter yang
berpengalama n di bidangnya untu k menjami n kesehata n da n keselamata
n pasie n.
42
Ruma h Sakit Mardi Waluyo memiliki 2 (dua) klini k cabang yaitu Klini k
Rawat Ina p Pratama Mardi Waluyo Kotagaja h Kabupate n Lampung
Tenga h da n Klini k Rawat Ina p Pratama Mardi Waluo Gunung Pasir Jaya
Kabupate n Lampung Timur.
Dala m ha l ini tugas da n fungsi Ruma h Sakit Mardi Waluyo dapat
dijabarka n sebagai berikut:
a. Penyelenggaraa n pelayana n medis.
b. Penyelenggaraa n pelayana n asuha n keperawata n da n kebidana n.
c. Penyelenggaraa n pelayana n penunjang medis.
d. Penyelenggaraa n pelayana n rujuka n.
e. Penyelenggaraa n pendidika n da n latiha n tenaga kesehata n.
f. Penyelenggaraa n adiministrasi umu m da n keuanga n.
g. Penyelenggaraa n pelayana n pastora l da n diakonia.
h. Penyelenggaraa n pelayana n ekstramura l.
i. Penyelenggaraa n pelayana n homecare.
Kamar operasi Ruma h Sakit Mardi Waluyo memiliki fasilitas yang terdiri
dari :
a. 5 kamar operasi
b. 1 ruang puli h sadar (Recovery room) denga n kapasitas 5 pasie n
denga n stracher
c. Ruang pre Operasi (ruang persiapa n operasi) denga n kapasitas 5
tempat tidur denga n stracher da n televisi
d. Ruang UPS (Unit Pusat Sterilisasi)
Kamar operasi Ruma h Sakit Mardi Waluyo memiliki sumber daya
manusia yang terdiri dari :
a. 18 perawat beda h
b. 9 perawat anestesi
c. 2 perawat da n 1 bida n pre operasi
d. 1 perawat kontro l alat steril
4.1.2 Data umum
43
21-30 6 30
31-40 8 40
41-50 3 15
51-60 3 15
Total 20 100
laki-laki 8 40
Permpuan 12 60
Total 20 100
sakit
Operasi prostat 1 5
Operasi Hernia 8 40
Operasi melahirkan 2 10
Total 20 100
0 kali 13 65
1 kali 6 30
2 kali 1 5
Total 20 100
Pada data khusus aka n berisi tingkat kecemasa n sebelu m da n sesuda
h perkenala n anggota ti m perawat pada pasie n operasi denga n
pembiusa n spina l pada responde n yang aka n menjalani operasi di
kamar operasi RS Mardi Waluyo Metro.
a. Tingkat Kecemasan sebelum perkenalan anggota tim perawat
Distribusi frekuensi tingkat kecemasa n sebelu m perkenala n
anggota ti m perawat pada pasie n operasi denga n pembiusa n spina
l di kamar operasi RS Mardi Waluyo Metro.
Tabe l 4.5 Distribusi frekuensi tingkat kecemasa n sebelu m
perkenala n anggota ti m perawat
Tingkat kecemasan Frekuensi Presentase (%) Mean
kecemasa n berat 13 65
23.95
kecemasa n berat sekali/panic 7 35
Total 20 100
kecemasa n ringan 6 30
13.25
kecemasa n sedang 14 70
Total 20 100
Hasi l uji statisti k denga n analisa t-test diperole h angka signifika n atau
nilai probabilitas (0,000) jau h lebi h renda h standart signifika n dari 0,05
atau ( p < α ), maka Bila p < 0,05 artinya H0 ditola k da n Ha diterima
maka Ada pengaru h perkenala n anggota ti m perawat Pada Pasie n
Operasi Sebelu m tindaka n pembiusa n spina l terhada p penuruna n
tingkat kecemasa n pasie n dikamar operasi ruma h sakit Mardi Waluyo.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik responden berdasarkan usia
Feist (2009) mengungkapka n bahwa semaki n bertambahnya usia,
47
mengalami kecemasa n.
Ha l ini sesuai denga n teori bahwa jenis kelami n wanita lebi h
mempengaruhi tingi angka kecemasa n yang di alami ole h responde n
saat berada di dala m kamar operasi.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarka n hasi l penelitia n yang tela h diuraika n pada bab sebelumnya,
maka dapat ditari k beberapa keseimpula n sebagai berikut:
a. Tingkat kecemasa n sebelu m perkenala n anggota ti m perawat Pada
Pasie n Operasi Sebelu m tindaka n Pembiusa n Spina l di Ruma h Sakit
Mardi Waluyo Metro menunjuka n bahwa responde n saat di dala m di
kamar operasi Ruma h Sakit Mardi Waluyo Metro semua mengalami
kecemasa n berat 13 responde n (65 %) da n kecemasa n berat sekali
berjumla h 7 responde n (35 %).
56
DAFTAR PUSTAKA
Kapla n, H.I., Sadoc k, B.J. 2010. Retardasi Menta l dala m Sinopsis Psikiatri.
Tangerang : Binarupa Aksara
Perdana, A., M. F. Firdaus, da n C. Kapuanga n. 2015. Uji Validasi Konstruksi
Da n Reliabilitas Instrume n The Amsterda m Preoperative Anxiety And
Informatio n Scale ( Apais ) Versi Indonesia Construct Validity And
Reliability Of The Amsterda m Preoperative Anxiety And Informatio n
Scale ( Apais ) Indonesia n Versi. Anesthesia & Critica l Care.
31(1):279–286.
Suryani. (2015). Komunikasi Terapeutik: Teori & Prakti k, Ed. 2. Jakarta: EGC
Lampiran 1
Nama :
Usia :
Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian ini dalam keadaan sadar, jujur dan tidak ada
paksaan dalam penelitian dari :
KUISONER
Lampiran 2
Petunjuk pengisian
Tanggal pengisian :
No Pernyataan Ya Tidak
C. Pemantauan kecemasan
Petunjuk Pengisisan
N Correlation Sig.
Paired Differences
Paired Differences
Frequency Table
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
klasifikasi_usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jenis_operasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pemantauan_perkenalan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
klasifikasi_pretest
UJI NORMALITAS
Lampiran 4
KODE HASIL PRE TEST HASIL POST TEST jenis pengalaman pemantauan
umur jenis operasi
RESPONDk1 k2 k3 k4 k5 k6 TOTAL k1 k2 k3 k4 k5 k6 ToTAL kelamin operasi perkenalan
1 4 4 4 3 4 4 23 3 3 2 3 2 3 16 permpuan 22 0 varicocel 100%
2 4 5 5 4 5 4 27 3 2 2 3 2 2 14 permpuan 35 0 hil 100%
3 4 5 4 4 4 3 27 3 3 2 3 2 2 15 permpuan 36 1 hil 100%
4 4 4 5 4 3 4 24 3 2 1 3 3 3 15 permpuan 40 2 hil 100%
5 4 3 3 4 4 3 24 3 2 2 3 2 2 14 laki-laki 42 0 debridement 100%
6 4 5 4 5 5 4 21 3 2 1 3 2 2 13 laki-laki 35 0 backercyst 100%
7 4 3 4 5 4 3 27 3 2 2 2 2 3 14 laki-laki 36 1 debridement 100%
8 4 5 4 4 4 5 23 3 3 1 2 2 2 13 permpuan 37 0 hil 100%
9 4 4 5 4 3 3 26 3 1 2 2 2 2 12 permpuan 38 1 hil 100%
10 4 3 3 4 4 4 23 3 2 2 2 2 3 14 laki-laki 55 0 debridement 100%
11 4 4 5 4 3 4 22 4 2 1 2 2 2 13 laki-laki 50 0 debridement 100%
12 4 3 3 4 4 3 24 2 2 2 3 2 2 13 permpuan 55 0 bph 100%
13 4 5 4 5 5 4 21 3 2 2 3 2 2 14 permpuan 54 1 tumor scrot 100%
14 4 5 5 5 5 4 27 3 2 3 3 2 3 16 permpuan 28 0 varicocel 100%
15 4 4 4 4 4 4 28 3 2 2 2 2 2 13 laki-laki 26 0 sctp 100%
16 5 5 5 4 5 4 24 2 2 1 3 2 2 12 permpuan 27 0 hil 100%
17 3 3 4 4 4 4 28 2 2 2 2 2 2 12 laki-laki 28 1 sctp 100%
18 3 3 4 3 4 4 22 1 2 2 3 2 2 12 permpuan 29 0 hil 100%
19 4 3 3 3 3 3 21 2 2 1 1 2 2 10 permpuan 36 0 hil 100%
20 4 4 5 4 5 3 19 2 2 1 1 2 2 10 laki-laki 47 1 debridement 100%