Anda di halaman 1dari 13

RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO

DOSEN PENGAMPU : ROFIKA SE., M.Si., Ak.,

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS

DISUSUN OLEH :

FIDELA RANIAH SAWITY

2002112672

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

TAHUN 2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen
perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat
pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut. Tingkat
pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa mendatang,
sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang
diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-
rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar
deviasi dengan menggunakan statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan
memberikan imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan
istilah “High Risk High Return”. Ada trade off antara risk dan return, sehingga
dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan yang mempunyai
risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan keputusan
keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif keputusannya. Untuk
mengukur risiko relatif digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan
risiko per unit imbalan yang diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya
standar deviasi dibagi tingkat pengenbalian yang diharapkan.
Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal
dari hutang untuk memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga,
maka penggunaan hutang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan
akan meningkatkan return bagi pemegang saham. Sebaliknya, jika manajemen
tidak dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan mengalami kerugian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Return ?
2. Jelaskan apa itu Resiko!
3. Jelaskan apa itu Diversifikasi !
4. Jelaskan tentang Estimasi Return dan Risiko Portofolio
5. Apa itu Model Indeks Tunggal
6. Jelaskan tentang Teori Portofolio

2
C. Tujuan
1. Untuk memahami tentang Return
2. Untuk memahami tentang Resiko
3. Untuk memahami tentang Diversifikasi
4. Untuk memahami tentang Estimasi Return dan Risiko Portofolio
5. Untuk memahami tentang Indeks Tunggal
6. Untuk memahami tentang Teori Portofolio

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Return
Return merupakan salah satu factor yang memotivasi investor
berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.Return menurut
Jogiyanto(2003; 109) dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Return Realisasi (Realized Return)
Merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return
historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan
risiko dimasa mendatang.
2. Return Ekspektasi (Expected Return)
Merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan
investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena
return ekspektasi merupakan return yang diharapkan dari investasi yang
dilakukan.
Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama,
yaitu yield dan capital gain/loss (Tandellin, 2010:102). Yield merupakan
return yang mencerminkan aliran kas yang diperoleh secara periodic dari
suatu investasi. Jika kita berinvestasi pada sebuah obligasi misalnya, maka
besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi. Demikian pula halnya jika
kita membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang kita
peroleh. Sedangkan capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan)
harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan (kerugian)
bagi investor.
Dari kedua sumber return diatas, maka kita bisa menghitung return
total. Perlu diketahui bahwa yield hanya akan berupa angka nol (0) dan
postif (+), sedangkan capital gain (loss) bisa berupa angka minus (-), nol

4
(0) dan positif (+) secara matematis return total suatu investasi bisa
dituliskan:
Return total = yield + capital gain (loss)
Contoh perhitungan Return
 Informasi mengenai return lebih sering dinyatakan dalam persentase
daripada dalam unit mata uang rupiah.
 Contoh:
Penjelasan Kasus 2
(Rp)
Harga penutupan per lembar saham, 1 Januari 2005 1.000
Dividen selama 2005 50
Harga penutupan per lembar saham, 31 Desember 2005 900

Perhitungan
 Menghitung dividend yield

Dividend yield = D1
PX-1
= Rp50 / Rp1.000 = 0,05 = 5%

 Menghitung capital gain (loss):


Capital gains (loss) = (Px – Px-1)/ Px-1
= (Rp 900 – Rp1.000)/ Rp 1.000
= - 10%

 Menghitung total return

Total Return = total yield + capital gain (loss)


= 5% - 10% = -5%

5
B. Definisi Risiko
Risiko adalah kemungkinan adanya sesuatu yang tidak
menguntungkan akan terjadi di masa mendatang.Risiko juga merupakan
kemungkinan perbedaan antara return yang diterima dengan return yang
diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin
besar risiko investasi tersebut.
Untuk menggambarkan lebih lanjut mengenai keadaan resiko yang
timbul dalam financial assets, berikut akan diberikan suatu ilustrasi seperti
dibawah ini:
1. Umpamakan seorang investor membeli short-term government bond
(surat berharga pemerintah jangka pendek) seharga Rp. 100.000.000,-
dengan tingkat bunga/coupon rate sebesar 15,5% setahun dan jangka
waktunya 5 tahun. Dalam contoh kasus ini, pendapatan yang akan
diperoleh oleh investor darishort-term bond tersebut dapat
diperkirakan dengan pasti, dan investor semacam ini bisa digolongkan
dalam apa yang disebut risk-free.
2. Andaikata uang sebesar Rp. 100.000.000,- tersebut diinvestasikan
dalam bentuksaham dari suatu perusahaan, maka hasil dari investasi
ini tidak bisa diramalkan dengan pasti. Karena rate of returnakan
bervariasi dan sangat besar kemungkinannyauntuk memperoleh
kerugian. Maka saham bisa dikatakan secara relatif mengandung
risiko yang lebih tinggi atau bisa dikatakan risky.
Dengan demikian pengertian risk dari kedua ilustrasi tersebut diatas,
akan mempunyai dampak yang berbeda bagi investor apabila mereka
dihadapkan pada situasi pengambilan keputusan di bidang investasi. Maka
didalam rangka proses pengambilan keputusan, sebaiknya kita buat banyak
kemungkinan-kemungkinan alternatif yang akan kita pilih. Hal ini
dimaksudkan agar kita dapat memilih alternatif yang paling
menguntungkan.

6
C. Analisis Risiko
Dalam manajemen portofolio dikenal adanya konsep pengurangan risiko
sebagai akibat penambahan sekuritas kedalam portofolio.
Dalam konteks portofolio, semakin banyak jumlah saham yang
dimasukkan dalam portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko.
Meskipun demikian, manfaat pengurangan risiko portofolio akan semakin
menurun sampai pada jumlah tertentu, dan setelah itu tambahan sekuritas tidak
akan mengurangi risiko portofolio.
Beberapa hasil studi empiris tentang jumlah saham dalam portofolio
yang bisa mengurangi risiko, menghasilkan rekomendasi bahwa untuk
mengurangi risiko portofolio diperlukan sedikitnya antara 10-20 jenis saham.
Penilitian yang sama juga pernah dilakukan Tandelilin (1998) di pasar modal
Indonesia dan Filipina. Penelitian tersebut menghasilkan rekomendasi bahwa
untuk meminimalkan risiko sedikitnya diperlukan 14 saham untuk pasar
modal Filipina dan 15 saham untuk pasar modal Indonesia.

D. Diversifikasi
Diversifikasi adalah pembentukan portofolio melalui pemilihan
kombinasi sejumlah asset tertentu sedemikian rupa hingga risiko dapat
diminimalkan tanpa mengurangi besaran return yang diharapkan.
Permasalahan diversifikasi adalah penentuan atau pemilihan sejumlah aset-
aset spesifik tertentu dan penentuan proporsi dana yangakan diinvestasikan
untuk masing-masing asset tersebut dalam portofolio.

Ada dua prinsip diversifikasi yang umum digunakan:


1. Diversifikasi Random
Diversifikasi random terjadi ketika investor menginvestasikan
dananya secara acak pada berbagai jenis saham atau asset yang berbeda
atau.Investor memilih asset-asset yang akan dimasukkan ke dalam
portofolio tanpa terlalu memperhatikan karakterisitiknya (misal, tingkat
risiko dan return yang diharapkan serta industri).

7
2. Diversifikasi Markowitz
Diversifikasi Markowitz mempertimbangkan berbagai informasi
mengenai karakteristik setiap sekuritas yang akan dimasukkan dalam
portofolio. Diversifikasi ini menjadikan pembentukan portofolio menjadi
lebih selektif terutama dalam memilih aset-aset sehingga diharapkan
memberikan manfaat diversifikasi yang paling optimal.
Filosofi Diversifikasi Markowitz:
“janganlah menaruh semua telur ke dalam satu keranjang“.
Kontribusi penting dari ajaran Markowitz adalah bahwa risiko
portofolio tidak boleh dihitung dari penjumlahan semua risiko aset-aset
yang ada dalam portofolio, tetapi harus dihitung dari kontribusi risiko
asset tersebut terhadap risiko portofolio, atau diistilahkan dengan
kovarians.
E. Estimasi Return dan Risiko Portofolio
Mengestimasi return dan risiko portofolio berarti menghitung return
yang diharapkan dan risiko suatu kumpulan aset yang dikombinasikan dalam
suatu portofolio. Rumus untuk menghitung return yang diharapkan dari
portofolio adalah sebagai berikut: Dalam hal ini:
= return yang diharapkan dari portofolio
= bobot portofolio sekuritas ke-i
= jumlah total bobot portofolio = 1,0
= return yang diharapkan dari sekuritas ke-i
= jumlah sekuritas-sekuritas yang ada dalam portofolio

F. Model Indeks Tunggal


Model portofolio Markowitz dengan perhitungan kovarians yang
kompleks seperti telah dijelaskan diatas, selanjutnya dikembangkan oleh
William Sharpe denganmenciptakan model indeks tunggal. Model ini
mengkaitkan perhitungan return setiap asset pada return indeks pasar.
Asumsi yang dipakai dalam model indeks tunggal adalah bahwa
sekuritas akan berkorelasi hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai

8
respon yang sama terhadap return pasar. Penyederhaan dalam model indeks
tunggal tersebut ternyata bisa menyederhanakan penghitungan risiko
portofolio Markowitz yang sangat kompleks menjadi perhitungan sederhana.
Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Atas Investasi
Secara Berdiri Sendiri atau Portofolio, Risiko arus kas aktiva dapat
dipertimbangkan atas dasar berdiri sendiri (stand-alone basis) oleh setiap
aktiva itu sendiri atau dalam konteks portofolio di mana investasi digabungkan
dengan aktiva lain dan risikonya dikurangi melalui diversifikasi.
Kebanyakan investor yang rasional memiliki portofolio aktiva, dan
mereka lebih memperhatikan risiko portofolionya daripada risiko aktiva
individual.
Pengembalian yang diharapkan atas investasi adalah nilai rata-rata dari
distribusi probabilitas pengembalian. Semakin besar probabilitas bahwa
pengembalian aktual akan jauh di bawah pengembalian yang diharapkan,
semakin besar risiko yang berdiri sendiri (stand-alone) yang berkaitan dengan
aktiva. Tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham umumnya sama
dengan pengembalian yang diperlukan.
Namun, sesuatu dapat terjadi yang menyebabkan tingkat pengembalian
yang diperlukan berubah: Suku bunga bebas risiko dapat berubah karena
perubahan inflasi yang diantisipasi, Beta saham dapat berubah, Penolakan
investor terhadap risiko dapat berubah.
Investasi dapat berkaitan dengan penanaman sejumlah dana pada aset riil
(real assets) seperti: tanah, emas, rumah, barang-barang seni, real estate dan
aset riil lainnya atau pada aset finansial (financial assets), berupa surat-surat
berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai
oleh entitas seperti: deposito, saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.
Harapan keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu
dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Dalam konteks
investasi, harapan keuntungan tersebut sering disebut sebagai return..
Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu
yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang

9
mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari
suatu investasi. Jika berinvestasi pada sebuah obligasi atau mendepositokan
uang di bank, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi atau bunga
deposito yang diterima. Jika kita berinvestasi dalam saham, yield ditunjukkan
oleh besarnya dividen yang kita peroleh. Sedangkan, capital gain (loss)
sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga
suatu surat berharga (saham atau obligasi), yang bisa memberikan keuntungan
(kerugian) bagi investor.
Pada dasarnya tujuan investor dalam berinvestasi adalah
memaksimalkan return. Return dapat berupa return realisasi ataupun return
ekspektasi. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah
terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai
dasar penentuan return ekspektasi (expected return) untuk mengukur risiko di
masa yang akan datang.
Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan
diperoleh investor di masa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi
yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi ini sifatnya belum terjadi. Suad
Husnan (2005) menyebutkan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan
(expected return) adalah laba yang akan diterima oleh pemodal atas
investasinya pada perusahaan emiten dalam waktu yang akan datang dan
tingkat keuntungan ini sangat dipengaruhi oleh prospek perusahaan di masa
yang akan datang. Seorang investor akan mengharapkan return tertentu di
masa yang akan datang tetapi jika investasi yang dilakukannya telah selesai
maka investor akan mendapat return realisasi (realized return) yang telah
dilakukan.
Di samping memperhitungkan return, investor juga perlu
mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi sebagai dasar pembuatan
keputusan investasi.
Beberapa pengertian risiko yang berkembang berdasarkan definisi-definisi
yang ada dan dari literatur lainnya, bahwa risiko dapat pula diartikan:

10
a. Bahaya (menurut kamus Webster)
b. Kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan
c. Probabilitas tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan
(expected return)
d. Kemungkinan return yang diterima (realized return) menyimpang dari
return yang diharapkan (expected return) atau dengan kata lain
kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return
yang diharapkan.
Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko
investasi antara lain:
a. Risiko suku bunga (yaitu variabilitas dalam return sekuritas dari
perubahan tingkat suku bunga. Interest rate risk mempengaruhi obligasi
secara langsung dibandingkan common stock),
b. Risiko pasar (variabilitas return dari hasil fluktuasi dalam keseluruhan
pasar, yaitu pasar saham agregat),
c. Risiko inflasi (Faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah risiko
daya beli atau berkurangnya kemampuan membeli investasi),
d. Risiko bisnis (risiko yang ada ketika melakukan suatu usaha/bisnis dalam
industri khusus),
e. Risiko finansial (Risiko ini berhubungan dengan penggunaan hutang oleh
perusahaan. Besarnya proporsi asset oleh pembiayaan hutang dan besarnya
variabilitas return adalah sama),
f. Risiko likuiditas (Risiko likuiditas ini berhubungan dengan pasar sekunder
dalam perdagangan sekuritas.
Suatu investasi yang dapat dibeli atau dijual secara cepat dan tanpa harga
yang signifikan biasanya bersifat likuid, semakin tidak menentunya elemen
waktu dan konsesi (kelonggaran) harga, semakin besar liquidity risk-nya),
risiko nilai tukar (variabilitas return yang disebabkan oleh fluktuasi mata
uang), dan risiko negara (disebut juga politycal risk, yaitu risiko yang penting
untuk para investor pada zaman sekarang ini. Dengan banyaknya investor
yang berinvestasi secara internasional, baik secara langsung ataupun tidak

11
langsung, stabilitas dan kelangsungan hidup ekonomi suatu negara perlu
dipertimbangkan) serta masih banyak lagi sumber risiko.
 Untuk menurunkan risiko, investor perlu melakukan diversifikasi.
Diversifikasi menunjukkan bahwa investor perlu membentuk portofolio
penanaman dana sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa
mengurangi return yang diharapkan. Mengurangi risiko tanpa mengurangi
return adalah tujuan investor dalam berinvestasi.

G. Teori Portofolio
Portofolio diartikan sebagai serangkaian investasi sekuritas yang
diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik individu maupun entitas.
Kombinasi aktiva/asset tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva finansial
ataupun keduanya. Biasanya seorang investor dalam melakukan investasi tidak
hanya memilih satu saham saja, tetapi melakukan kombinasi. Alasannya
dengan melakukan kombinasi saham, investor bisa meraih return yang optimal
dan sekaligus bisa memperkecil risiko melalui diversifikasi.Dengan kata lain,
jika seorang investor mengumpulkan beberapa sekuritas yang akan digunakan
untuk investasi, artinya investor telah membentuk suatu portofolio saham,
tujuannya adalah untuk melakukan diversifikasi dalam investasi, yang dapat
memperkecil risiko yang dihadapi investor bila dibandingkan dengan
melakukan investasi pada saham individu. Meskipun demikian memilih
portofolio yang optimal bukanlah hal yang mudah.
 Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio, yaitu dengan
cara mengkombinasi atau dengan menambah investasi
(asset/aktiva/sekuritas) yang memiliki korelasi negatif atau positif rendah
sehingga variabilitas dari pengembalian atau risiko dapat dikurangi.
 Korelasi merupakan alat ukur statistik mengenai hubungan dari serial data
yang menunjukkan pergerakan bersamaan relatif (relative comovements)
antara serial data tersebut. Jika serial data bergerak dengan arah yang sama
disebut dengan korelasi positif, sebaliknya jika bergerak dengan arah
berlawanan disebut korelasi negatif.

12
 Sedangkan koefisien korelasi merupakan ukuran dari tingkat korelasi,
yaitu:
a. Korelasi positif sempurna (koefisien korelasi +1)
b. Tidak ada korelasi (koefisien korelasi 0)
c. Korelasi negatif sempurna (koefisien korelasi -1)
 Investasi / aktiva yang tidak berkorelasi artinya tidak ada interaksi di
antara pengembaliannya (returnnya). Mengkombinasikan aktiva yang
tidak berkorelasi dapat mengurangi risiko meskipun tidak seefektif seperti
aktiva yang memiliki korelasi negatif. Kombinasi aktiva yang tidak
berkorelasi dapat mengurangi risiko daripada mengkombinasikan aktiva
yang berkorelasi positif.

13

Anda mungkin juga menyukai