Anda di halaman 1dari 7

1. Hasil Akhir dari siklus akuntansi adalah Laporan Keuangan.

Sebutkan dan Jelaskan laporan


keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia!
Jawaban :
a. Laporan laba / Rugi (income statement) adalah suatu laporan mengenai
perhitungan hasil yang dicapai suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi,
laporan laba /Rugi Juga menggambarkan perubahan Pendapatan dan beban Selama
periode tertentu.
 unsur - unsur laporan laba/rugi:
1. Pendapatan usaha
2. beban Usaha
3. Laba/Rugi sebelum pajak

Catatan :
laba, jika pendapatan > beban
Rugi, jika pendapatan < beban

b. Laporan perubahan modal adalah laporan yang menggambarkan perubahan modal


suatu perusahaan dalam Satu periode akuntansi. Saat perusahaan mengalami
keuntungan, besar kemungkinan total modal yang dimiliki juga akan bertambah.
Sebaliknya, jumlah modal bisa saja berkurang saat perusahaan sedang merugi atau
tidak mendapatkan untung dalam suatu periode akuntansi.
 unsur- unsur laporan perubahan modal :
1. modal awal
2. Laba mempengaruhi penambah modal
3. Rugi mempengaruhi pengurangan modal
4. Prive mempengaruhi pengurangan modal
5. Penambahan investasi (jika ada)
 Fungsi :
1. untuk mengetahui perubahan modal yang terjadi dalam perusahaan.
2. bertambah atau berkurangnya jumlah modal perusahaan juga dapat dilihat
melalui laporan ini.
c. Laporan neraca / Laporan posisi Keuangan (balance sheet) adalah neraca yg
menggambarkan Posisi harta utang dan modal perusahaan di awal periode/bulan.
 unsur-unsur laporan neraca :
1. Harta
2. utang
3. modal
d. Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan keuangan yang menyajikan
arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan. Dibagi menjadi 2 metode:
- Metode langsung, menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus
kas masa depan yang tidak sapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Selain
itu, metode ini memperlihatkan informasi pemerimaan dan pengeluaran kas
operasi.
- metode tidak langsung, laba/rugi bersih di sesuaikan dengan mengkoreksi
pengaruh dari transaksi bukan kas dan unsur penghasilan atau beban yang
berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
 Aktivitas yang membagi laporan arus kas dibagi 3, yaitu:
1. aktivitas operasi dari aktivitas ini diperoleh dari penghasil utama
pendapatan usaha yang Pada umumnya berasaldari transaksi yg
mempengaruhi penetapan laba bersih. contohnya:
- arus kas uang berkaitan dengan pajak penghasilan.
- Pembayaran kas pada karyawan 
- Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
- Penerimaan dan pembayaran kas dari tujuan transaksi usaha.
2. Aktivitas investasi, Perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang
serta investasi lain yang tidak termasuk dengan setara kas. Contohnya:
- pembayarn kas untuk membeli aset tetap, aset tak berwujud dan aset
jangka panjang lainnya termasuk biaya pengembangan yang di kapitalisasi
dan aset tetap yang di bangun sendiri.
- sebuah perolehan saham 
- penerimaan kas atas penjualan tanah, bangunan, peralatan aset tak
berwujud dan aset jangka panjang lainnya.
3. Aktivitas pendanaan, laporan ini berkaitan erat dengan Urusan
modal, tepatnya berupa Pengurangan atau penambahan kas yang berasal
dari ekuitas pemilik ataupun kewajiban jangka panjang dan investasi yang
dilakukan. Contohnya:
- utang bank atau pinjaman dana
- penambahan atau pengambilan uang oleh pemilik (prive).
e. catatan atas laporan keuangan adalah bagian dari laporan keuangan yang
menyajikan informasi tambahan dalam laporan laba rugi, laporan Perubahan
modal, laporan neraca dan laporan arus kas.
format :
1. Gambaran Umum perusahaan, Seperti :
- pendiri perusahaan : riwayat, akta pendiri, aktivitas usaha, kedudukan dan mulai
berusaha.
- penawaran umum efek : tanggal dan/atau nomor efektif penawaran.
- Struktur Perusahaan : nama, presentase kepemilikan dan total aset.
- Penerbitan laporan keuangan : tanggal laporan, pihak yg bertanggung
2. Ikhtisar kebijakan akuntansi, seperti :
- pernyataan kepatuhan terhadap SAK.
- Dasar Pengukuran dan penyusunan laporan keuangan.
- pengungkapan atas pos -Pos laporan keuangan, seperti
1) harta
- harta lancar : kas dan setara kas, piutang usaha, persediaan, aset keuangan
lainnya.
- harta tidak lancar : piutang
2) utang
- utang jangka pendek : utang usaha utang pajak, dan lainnya.
- utang jangka panjang : utang bank, utang sewa, utang obligasi.
3) modal
- modal / Saham
- tambahan modal
- Saldo laba
4) pendapatan
- penjualan barang/jasa
- bunga
- Royalty
5) beban
- beban usaha

2. Terdapat beberapa hal yang menjadi asumsi dasar dan melandasi struktur akuntansi.
Sebutkan dan jelaskan asumsi-asumsi dasar yang menjadi dasar dalam akuntansi di Indonesia!
 Asumsi – asumsi dasar dalam akuntansi
1.Asumsi Unit Moneter (Monetary Unit Assumption). 
Asumsi bahwa data transaksi yang akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dapat
dinyatakan dalam satuan mata uang atau unit moneter tertentu. Dengan adanya asumsi ini : 

 memungkinkan akuntansi untuk mengukur setiap transaksi peristiwa ekonomi ke dalam


nilai mata uang. 
 nilai daya beli adalah konstan, sesuai dengan asumsi stable monetary unit, yang berarti
mengabaikan efek inflasi.

Asumsi unit moneter terkait langsung dengan penerapan konsep biaya yang digunakan sebagai
dasar dalam penyusunan laporan keuangan, di mana aset yang dibeli pada umumnya akan dicatat
sebesar harga perolehan. 
 
2. Asumsi Entitas Ekonomi (Economic Entity Assumption). 
Asumsi bahwa adanya pemisahan pencatatan antara transaksi perusahaan sebagai entitas
ekonomi dengan transaksi pemilik sebagai individu dan transaksi entitas ekonomi lainnya.
Perusahaan dianggap sebagai unit akuntansi yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan
usaha yang lain. Demikian juga, guna kepentingan tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari
pemegang saham atau pemiliknya.
 
3. Asumsi Periodisitas (Time Period Assumption). 
Asumsi bahwa informasi akuntansi dibutuhkan atas dasar ketepatan waktu. Umur aktivitas
perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa periode akuntansi, misalnya setiap bulan, setiap tiga
bulan, atau setiap satu tahun. Kegiatan perusahaan akan berjalan terus dari periode yang satu ke
periode yang lain dengan volume dan laba yang berbeda. Pengakuan dan pengalokasian  ke dalam
periode-periode tertentu dibuat dalam laporan-laporan keuangan yang tepat pada waktunya. Hal
tersebut dimaksudkan agar berguna bagi manajemen, pemilik, dan kreditur.
 
4. Asumsi Kelangsungan Usaha (Going Concern Assumption). 
Asumsi bahwa suatu perusahaan didirikan dengan harapan akan tetap terus dapat beroperasi
dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Untuk itulah, asumsi ini menekankan akan pentingnya :

 perhitungan tentang adanya penyusutan atas aset tetap, karena aset tetap yang dibeli
tidak akan dicatat sebesar harga perolehannya, melainkan dicatat sebesar sebesar nilai pada
saat perusahaan dilikuidasi. 
 tidak ada penggolongan lancar atau tidak lancar atas aset dan kewajiban. 

Sehingga dalam praktek akuntansi yang berlaku umum, penyusutan atas aset tetap, penggolongan
aset, serta kewajiban ke dalam lancar atau tidak lancar timbul sebagai adanya asumsi
kesinambungan usaha.

3. Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan harus memiliki kualitas yang baik adar
berguna bagi berbagai pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Jelaskan kualitas
standar yang harus dimiliki oleh laporan keuangan yang disajukan oleh perusahaan!

1. Dapat Dipahami
   Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya
untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Namun demikian, informasi kompleks yang
seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar
pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

2. Relevan
   Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa
kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.

3. Materialitas
   Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas
dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai
sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat.

4. Keandalan
   Agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan
dapat disajikan.

5. Substansi Mengungguli Bentuk


   Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang
seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi
dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain
tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum.

6. Pertimbangan yang sehat


   Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam
kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan
kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.

7. Kelengkapan
   Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission) mengakibatkan
informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak
sempurna ditinjau dari segi relevansi.

8. Dapat Dibandingkan 
   Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan organisasi antar periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar organisasi untuk mengevaluasi posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

9. Tepat Waktu
   Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan
keputusan. Jika terjadi penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya.

4. Apakah perbedaan antara SAK ETAP dan SAK IFRS? Jelaskan peruntukannya!

Jawaban :
a. Penyajian laporan keuangan : SAK ETAP ringkas, sedangkan SAK IFRS isinya lengkap.
b. Neraca : SAK ETAP memisahkan pengungkapan yang diperlukan untuk entitas yang
berbentuk PT dan yang bukan berbentuk PT, sedangkan SAK IFRS tidak ada pemisahan
pengungkapan untuk entitas yang berbentuk PT atau bukan PT
c. Laporan Laba Rugi : SAK ETAP tidak menggunakan istilah penghasilan komprehensif lain,
sedangkan IFRS menggunakan istilah penghasilan komprehensif lain
d. Laporan perubahan ekuitas, laporan laba rugi dan saldo laba : SAK ETAP laporan
perubahan ekuitas perlu menunjukkan pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam
ekuitas serta terdapat penjelasan laporan keuangan lengkap. Sedangkan SAK IFRS
mengatur tentang penyajian masing-masing penghasilan komprehensif lain dan tidak
terdapat penjelasan laporan keuangan lengkap.
e. Laporan Arus Kas : SAK ETAP menentukan bahwa arus kas dari aktivitas operasi perusahaan
diperoleh dari metode tidak langsung dan tidak mengatur arus kas dari mata uang asing.
Sedangkan SAK IFRS memberikan pilihan menggunakan metode langsung dan tidak
langsung dan mengatur arus kas dari mata uang asing.
f. Kebijakan, Estimasi Akuntansi dan Kesalahan : SAK ETAP menggabungkan keterbatasan
penerapan retrospektif di dalam judul pengungkapan perubahan kebijakan dan
pengungkapan koreksi kesalahan. Sedangkan SAK IFRS dalam PSAK 25 mengatur dalam sub
bab tersendiri mengenai keterbatasan penerapan retrospektif.
g. Investasi pada Efek Tertentu : SAK ETAP tidak melarang perubahan dari dan ke kelompok
investasi manapun, dan tidak ada aturan mengenai tainting rule. Sedangkan SAK IFRS
melarang perubahan dari dan ke kelompok investasi manapun, dan Ada aturan mengenai
tainting rule.
h. Persediaan : SAK ETAP tidak mengatur mengenai pialang dagang komoditi menggunakan
nilai wajar, sedangkan SAK IFRS mengatur mengenai pialang dagang komoditi
menggunakan nilai wajar
i. Investasi pada Entitas Asosiasi, Entitas Anak, Joint Venture, dan Properti Investasi : SAK
ETAP tidak adanya pengaturan mengenai hak suara potensial. Investasi pada entitas
asosiasi dan pencatatan joint venture dicatat menggunakan metode biaya. Sedangkan SAK
IFRS adanya pengaturan mengenai hak suara potensial. Investasi pada entitas asosiasi dan
pencatatan joint venture dicatat menggunakan metode ekuitas.
j. Aset Tetap dan Properti Investasi : SAK ETAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya
perolehan. Sedangkan SAK IFRS memberikan pilihan untuk mengukur pada nilai wajar
k. Aset Tidak Berwujud : SAK ETAP mengatur entitas harus mengakui pengeluaran internal
yang terjadi atas aset tidak berwujud sebagai beban saat terjadinya, kecuali pengeluaran
tersebut memenuhi kriteria sebagai biaya perolehan atas aset lain. Sedangkan SAK IFRS
mengatur pengeluaran internal tertentu seperti biaya pengembangan setelah tercapai
economic viability dapat dikapitalisasi sebagai aset tidak berwujud.
l. Biaya Pinjaman dan Penurunan Aset : SAK ETAP pengaturannya lebih sederhana, dimana
semua biaya pinjaman yang muncul diakui beban pada periode terjadinya. Sementara pada
penurunan nilai aset, SAK ETAP memiliki ruang lingkup yang lebih luas. Sedangkan SAK IFRS
mengatur mengenai kapitalisasi biaya pinjaman. Sementara terkait penurunan nilai aset,
PSAK secara spesifik mengatur mengenai penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan
piutang dan persediaan.
m. Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi, Ekuitas, Pendapatan dan Pajak Penghasilan : SAK
ETAP Terkait pajak penghasilan, pengaturan dalam SAK ETAP jauh lebih sederhana yaitu
menggunakan konsep pajak terutang. Sedangkan SAK IFRS menggunakan konsep pajak
tangguhan.
n. Sewa : SAK ETAP hanya mencakup pengaturan tentang transaksi sewa. Sedangkan SAK IFRS
mengatur tersendiri lessor pabrikan atau dealer, dan transaksi jual dan sewa balik.
o. Mata Uang Pelaporan dan Transaksi dalam Mata Uang Asing : SAK ETAP memiliki definisi
mata uang fungsional, mata uang pelaporan dan mata uang pencatatan. Selain itu SAK
ETAP juga mengatur bahwa jika entitas menggunakan mata uang asing sebagai mata uang
pelaporan, maka mata uang tersebut harus mata uang fungsional. Sedangkan SAK IFRS
Istilah mata uang pelaporan tidak digunakan dalam PSAK 10. PSAK mengatur mengenai
penjabaran kegiatan usaha luar negeri dan pengaruh pajak atas semua selisih nilai tukar.
p. Peristiwa setelah Akhir Periode Pelaporan dan Pengungkapan Pihak-Pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa : SAK ETAP mengatur dividen yang diumumkan setelah
tanggal pelaporan dalam subbab tersendiri. Terkait dengan pengungkapan pihak-pihak
yang memiliki hubungan istimewa, SAK ETAP mengatur pengungkapan kompensasi dalam
manajemen kunci. Sedangkan SAK IFRS mengatur secara spesifik kelangsungan usaha, dan
mengatur spesifik terkait entitas yang memiliki hubungan istimewa dengan pemerintah.
q. Ketentuan Transisi : SAK ETAP Entitas yang sebelumnya telah menyusun laporan keuangan
dengan PSAK dan akan menerapkan SAK Etap akan melakukan beberapa penyesuaian.
Sedangkan SAK IFRS Entitas yang memenuhi persyaratan ETAP, namun memilih untuk tidak
menerapkan SAK ETAP, harus secara konsisten menggunakan PSAK-IFRS.
5.  Apakah perbedaan antara perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik dan yang tidak
memiliki akuntabilitas publik? Jelaskan!

 Perusahaan yang memiliki akuntanbilitas publik

1. Telah mengajukan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal


2. Menguasai aset untuk sekelompok besar masyarakat seperti bank, entitas asuransi, pialang
dan atau perdagangan efek, dana pensiun, resa dana dan bank investasi.
3. Laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pengguna laporan keuangan, ontohnya : pemegang saham, kreditor, pekerja dan
masyarakat luas.

 Perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas publik

1. Tidak tercatat dalam pasar modal


2. Bukan lembaga keuangan
3. Tidak sedang dalam  proses untuk pengajuan pernyataan pendaftaran di pasar modal
4. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal, contohnya :
kreditur dan pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha.

Anda mungkin juga menyukai