Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS

1. Perhitungan Pelat Lantai Kendaraan


a. Data Perencanaan
Mutu Beton (fc’) = 30 MPa
Mutu Tulangan (fy) = 240 MPa
Tebal Pelat Lantai = 0,3 m
Tebal Perkerasan = 0,05 m
Tebal Air Hujan = 0,02 m
Tebal Selimut Beton = 40 mm
b. Pembebanan
1) Akibat Beban Mati
Beban Mati Sendiri (MS)
 Faktor Beban (KMS) = 1,30
 Berat Sendiri = 1,3 x 0,3 x 25 = 9,75 kN/m2
Beban Mati Tambahan (MA)
 Faktor Beban (KMA) = 2
 Berat Air Hujan = 0,02 x 10 = 0,20 kN/m2
 Berat Perkerasan = 0,05 x 22 = 1,10 kN/m2 +
= 2,0 x 1,30
= 2,60 kN/m2
2) Akibat Beban Hidup (Beban “T”)
Penggunaan beban T menganggap jembatan sebagai pelat karena
beban yang bekerja akan bersinggungan langsung dengan
struktur jembatan (1725-2016) besar beban T diambil dari berat 1
roda (depan atau belakang).

Gambar 2.2 Pembebanan Truk “T”

Faktor beban dinamis untuk truk DLA = 0,4 (SNI 1725 2016
Pasal 8.6) dengan hasil perhitungan sebagai berikut.
Tabel 2.1 Daftar Beban dan Jarak Antar Ban
Truk

Beban Faktor Beban * Beban dengan Jarak Antar


Roda
(KN) Beban (1+DLA) Faktor Dinamis Ban (m)

1 25 1,8 35 63 0

2 112,5 1,8 157,5 283,5 5

3 112,5 1,8 157,5 283,5 9


3) Perhitungan Momen Pelat Lantai akibat Beban Mati dan Beban
“T”
Berdasarkan perbandingan Ly/Lx (25/7) = 3,57 > 2, maka
digunakan perhitungan pelat satu arah.
a) Beban Ultimit Pelat
 Berat Sendiri (QMS) = 9,75 kN/m2
 Berat Mati Tambahan (QMA) = 2,60 kN/m2+
Total Beban Mati = 12,35 kN/m2
Toal Beban Hidup = 1,62 kN/m2
Beban ultimit, qu = 1,2QM+1,6QT
= 1,2(12,35) + 1,6(1,62)
= 17,41 kN/m2
Menurut SNI 03-2847-2002 adalah apabila 1,0 ≤ Ly/Lx ≤ 2
beban pelat lantai disalurkan keempat sisi pelat sehingga
memerlukan sistem pelat dua arah dengan kondisi terjepit
elastis maka nilai koefisien x adalah :
Mlx = 48 Mtx =0
Mly = 70 Mty = 70
Maka didapatkan momen sebagai berikut :
 Mlx = 0,001 . q . x . L2 = 0,001 . 1,878 . 48. (72) = 4,41 kN
 Mly = 0,001 . q . x . L2 = 0,001 . 1,878 . 70. (72) = 6,44 kN
 Mtx = - 0,001 . q . x . L2 = - 0,001 . 1,878 . 0. (72) = 0 kN
 Mty = - 0,001 . q . x . L2 = - 0,001 . 1,878 . 70. (72)
= -6,44 kN

b) Akibat Beban Hidup


Beban “T” = 146,25 kN/m
Jarak Antar Segmen = 7 m
 Momen tumpuan maksimum
1
MTTT = × Beban Hidup × Jarak Antar Segmen
4
1
MTTT = ×146,25 ×7
4
MTTT = 255,94 kN . m
 Momen lapangan maksimum
1
MTTL = × Beban Hidup× Jarak Antar Segmen
8
1
MTTL = × 146,25× 7
8
MTTL = 127,97 kN . m

Tabel 2.2 Rekapitulasi Perhitungan Momen Pada Pelat


Momen akibat Momen akibat Total momen yang
Posisi beban mati beban hidup terjadi
Momen kNm kNm kNm
Mlx 4,42 127,97 132,39
Mly 6,44 - 6,44
Mtx 0 255,94 255,94
Mty -6,44 - -6,44

c) Akibat Beban Lajur “D”


Menurut ketentuan SNI 1725 2016 pasal 8.3.1 untuk beban
lajur terdiri dari beban rata dan beban garis, seperti gambar

berikut.
Gambar 2.3 Beban Lajur “D”
Beban merata besarnya tergantung pada panjang total L yang
dibebani dan dinyatakan dengan rumus berikut :
q = 0,9 ton/m2 ..…………L  30 m
q = 0,9 (0,5+15/L) ton/m2 …………...L > 30 m
L = 25 m ≤ 30 m
q = 0,9 ton/m2

Faktor beban dinamis (Dinamic Load Aloowance) untuk BGT


diambil sebagai berikut :
DLA = 0,4 untuk L ≤ 50 m
DLA = 0,4 – 0,0025 . (L – 50) untuk 50 < L < 90 m
DLA = 0,3 untuk L ≥ 50 m
Beban merata dengan panjang bentang 1,2 meter:
Beban merata (BTR) = (1 + DLA) . 1,2 .7
= (1 + 0,4) . 1,2 . 7
BTR = 11,76 kN/m
Beban garis mempuntai intensitas P = 49 kN/m (pasal 8.3.1)
Faktor beban dinamis (DLA) = 0,4
Beban terpusat (BGT) = (1 + DLA) . P
= (1 + 0,4) . 49
= 68,60 kN

c. Perhitungan Penulangan Pelat Lantai


Tulangan Tumpuan
Tulangan Utama = 25 mm
Tulangan Bagi = 16 mm
Selimut Beton (ds) = 40 mm
Mutu Beton (fc’) = 30 MPa
Mutu Baja (fy) = 240 MPa

Tulangan Utama :
dx = 300−40−16−25 /2 = 231,5 mm
Koefisien balok Stress
0,05(f ' c−28) 0,05(30−28)
β1 = 0,85 – = 0,85 – = 0,84
7 7
β 1=0,84 (28 MPa<f 'c <55 MPa)
𝜙 = 0,90 untuk lentur (SNI 2847-2019)
= 0,75 untuk geser (SNI 2847-2019)
Momen Lentur
255,94 .10 6
Mn = = 284.375.000 N.mm
0,9
Rasio Tulangan Minimum

ρMin =
√ fc ' = √ 30 = 0,0057
4 x Fy 4 x 240
Rasio Tulangan Maksimum
ρMax = 0,75 x ρb
(0,84 x 30) 600
ρMax = 0,75 x [ 0,85 x x( )] = 0,048
240 600+ 240
Rasio Tulang Perlu
284.375 .000
Rn = = 5,31
1000 x 231,52
0,85 .30
ρPerlu = x ¿) = 0,025 ρmin ≤ ρt ≤ ρmax
240
Luas Tulangan Perlu
As = 0,025 x 1000 x 231,5 = 5.802,84 mm2
1
x π x 252 x 1000
Jarak Tulangan (S) = 4 = 84,60 mm
5.802,84
5.802,84
Asperlu
Jumlah tulangan (n) = = 1 = 11,82 ≈ 12 buah
As x π x 252
4
Maka dipakai tulangan D25 – 100 (Ast = 5890,49 mm2).

Tulangan Lapangan
Tulangan Utama = 25 mm
Tulangan Bagi = 16 mm
Selimut Beton (ds) = 40 mm
Mutu Beton (fc’) = 30 MPa
Mutu Baja (fy) = 240 MPa

Tulangan Utama :
dx = 300−40−16−25 /2 = 231,5 mm
Koefisien balok Stress
0,05(f ' c−28) 0,05(30−28)
β1 = 0,85 – = 0,85 – = 0,84
7 7
β 1=0,84 (28 MPa<f 'c <55 MPa)
𝜙 = 0,90 untuk lentur (SNI 2847-2019)
= 0,75 untuk geser (SNI 2847-2019)
Momen Lentur
132,39. 106
Mn = = 147.095.340 N.mm
0,9
Rasio Tulangan Minimum

ρMin =
√ fc ' = √ 30 = 0,0057
4 x Fy 4 x 240
Rasio Tulangan Maksimum
ρMax = 0,75 x ρb
(0,84 x 30) 600
ρMax = 0,75 x [ 0,85 x x( )] = 0,048
240 600+ 240
Rasio Tulang Perlu
147.095 .340
Rn = = 2,75
1000 x 231,52
0,85 .30
ρPerlu = x ¿) = 0,012… ρmin ≤ ρt ≤ ρmax
240
Luas Tulangan Perlu
As = 0,012 x 1000 x 231,5 = 2.807,76 mm2
1
x π x 252 x 1000
Jarak Tulangan (S) = 4 = 174,83 mm
2.807,76
2.807,76
Asperlu
Jumlah tulangan (n) = = 1 = 5,72 ≈ 5 buah
As x π x 252
4
Maka dipakai tulangan D25 – 150 (Ast = 2.945,24 mm2).
Tulangan Pembagi :
Asperlu = 20 % . As utama
= 20% x 5890,49 = 1.178,10 mm2
1 1
. π . ∅2. b . π . 162 .1000
4 4
Jarak tulangan, S= = =170,67 mm
As perlu 1.178,10
maka dipakai tulanganD 16−150.
Tabel 2.2 Rekapitulasi Tulangan Pelat
Jenis Tulangan Tulangan Utama Tulangan Pembagi
Tulangan Tumpuan D25 - 100 D16–150
Tulangan Lapangan D25 - 150 D16–150

Anda mungkin juga menyukai