Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komunikasi massa dapat dijelaskan dari dua cara pandang, yakni

bagaimana orang memproduksi pesan dan menyebarkannya melalui

media di satu pihak, dan bagaimana orang orang mencari serta

menggunakan pesan-pesan tersebut di pihak lainnya. Secara sederhana,

komunikasi massa dapat diartikan sebagai proses komunikasi melalui

media massa. Faktor media massa sangat dominan dalam studi

komunikasi massa. Pengkajian komunikasi massa banyak dipengaruhi

oleh dinamika media massa dan penggunaannya oleh khalayak.

Perkembangan media massa sendiri banyak dikaitkan dengan sejumlah

faktor yang melingkupinya, misalnya jumlah melek huruf yang semakin

besar, perkembangan pesat dalam bidang ekonomi, kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi, fenomena urbanisasi, dan faktor iklan.

Komunikasi massa berperan penting dalam fenomena popularitas

individu, organisasi atau lembaga tertentu. Nama-nama populer di

masyarakat seperti dari kalangan politik, ekonomi, intelektual sosial,

hiburan, olah raga dan sebagainya tidak terlepas dari peran pemberitaan

media massa.

Komunikasi massa merupakan alat untuk menyiarkan informasi,

gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang

banyak dengan menggunakan media massa sebagai alat penyalurnya

(elektronik maupun cetak). Dari pengertian diatas dapat ditarik

1
2

kesimpulan bahwa komunikasi massa merupakan suatu cara

penyampaian pesan melalui media massa.

Menurut Dennis Mcquail, ada enam perspektif dalam hal melihat

peran media, yaitu:

1. Melihat media massa sebagai window on event and

experience. Media dipandang sebagai jendela yang

memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi di

luar sana atau media merupakan sarana belajar untuk

mengetahui berbagai peristiwa.

2. Media juga sering dianggap sebagai a mirror of event in

society and the world, implying a faithful reflection. Cermin

berbagai peristiwa yang ada dimasyarakat dan dunia, yang

merefleksikan apa adanya. Terlepas dari suka atau tidak

suka. Padahal sesungguhnyaangle, arah dan framing dari isi

yang dianggap sebagai cermin realitas tersebut diputuskan

oleh para profesional media dan khalayak tidak sepenuhnya

bebas untuk mengetahui apa yang mereka inginkan.

3. Memandang media massa sebagai filter atau gatekeeper

yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau

tidak. Media senantiasa memilih isu, informasi atau bentuk

content yang lain berdasar standar para pengelolanya.

4. Media massa sering kali pula dipandang sebagai guide,

penunjuk jalan atau interpreter yang menerjemahkan dan


3

menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian,

sertaalternative yang beragam.

5. Melihat media massa sebagai forum untuk

mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada

khalayak, sehingga memungkin terjadinya tanggapan, serta

umpan balik.

6. Media massa sebagai interlocutor yang tidak hanya sekadar

tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga partner

komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi

interaktif. (Dennis McQuail, 2000 : 66)

Media massa adalah salah satu sarana untuk memenuhi

kebutuhan manusia akan informasi maupun hiburan. Menurut Effendy

(1993), Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya

(mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang

sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media

massa adalah melalui pengajaran nilai, etika serta aturan-aturan yang

berlaku pada pemirsa atau pembaca. (Elvinaro dkk, 2004: 18).

Kehadiran media massa terutama media cetak merupakan

penanda awal dari kehidupan modern sekarang ini. Pesan melalui media

cetak diungkapkan dengan huruf-huruf dan baru menimbulkan makna

apabila khalayak berperan secara aktif. Karena itu berita, tajuk rencana,

artikel, dan lain-lain, pada media cetak harus disusun sedemikian rupa,

sehingga mudah dicerna oleh khalayak. Kelebihan media cetak adalah

media ini dapat dikaji ulang, didokumentasiakan, dan dihimpun untuk


4

kepentingan pengetahuan, serta dapat dijadikan bukti otentik yang

bernilai tinggi. (Effendy, 2000 : 313-314).

Makna, tanda dan simbol dalam komunikasi dapat dikatakan

bahwa komunikasi itu adalah sebuah proses interaksi antar makhluk

hidup, salah satu aktivitas manusia yang diakui oleh setiap orang. Pada

perkembangannya komunikasi merupakan sebuah fenomena sosial yang

kemudian berubah menjadi ilmu yang secara akademik berdisiplin

mandiri.Salah satu prinsip dasar komunikasi adalah simbolik. Agar

simbol-simbol yang terkandung didalamnya dapat dimengerti, maka

dibutuhkan proses penafsiran yang juga disebut sebagai interpretasi yang

merupakan inti dari suatu komunikasi dan dalam proses ini persepsi

member makna terhadap simbol-simbol atau dapat pula disebut dengan

menafsirkan informasi.

Majalah merupakan salah satu bentuk dari media massa cetak.

Media massa merupakan salah satu unsur dalam komunikasi massa.

Komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan menggunakan

media yang ditujukan kepada masyarakat yang abstrak, yaitu sejumlah

orang yang tidak nampak oleh penyampai pesan (Effendy, 2002).

Majalah sebagai media massa tidak melepaskan konsekuensinya

sebagai alat yang ampuh untuk menyebarkan informasi, edukasi dan

budaya. Dari media itu kita bisa mengetahui tentang apa yang wajar atau

disetujui, apa yang salah dan yang benar, apa yang semestinya

diharapkan sebagai individu, kelompok atau bangsa lain. Majalah

memang dianggap sebagai media massa, meskipun demikian masih

tercatat ada ratusan majalah khusus (special interst magazine), yang


5

masing-masing ditujukan untuk khalayak yang memiliki perhatian dan

gaya hidup khusus (Shimp, 2003).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, majalah adalah terbitan

berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, informasi yang

patut diketahui oleh konsumen pembaca, artikel, sastra dan sebagainya

yang menurut kala terbitnya dibedakan atas majalah bulanan, majalah

tengah bulan, majalah mingguan dan sebagainya. Majalah lazimnya

berjilid, sampul depannya berupa ilustrasi foto, gambar atau lukisan

tetapi tetap dapat pula berisi daftar isi atau artikel utama serta kertas

yang digunakan lebih mewah daripada surat kabar.

Majalah sebagai salah satu bentuk dari media massa yang sangat

perlu diperhatikan keheterogenan pembaca yang berita bacaannya ditujukan

untuk umum dan ditulis oleh beberapa orang dengan bahasa yang popular

sehingga mudah dipahami oleh masyarakat.

Menurut Junaedhi (1991;54), dilihat dari isinya majalah dibagi

menjadi dua jenis, yaitu :

a. Majalah Umum

Majalah yang memuat karangan-karangan, pengetahuan

umum, komunikasi yang menghibur, gambar-gambar, olahraga, film

dan seni.

b. Majalah Khusus

Majalah yang memuat karangan-karangan mengenai

bidangbidang khusus seperti majalah keluarga, politik dan

ekonomi.
6

Salah satu ciri khas dari sebuah majalah adalah terlihat dari desain

cover yang dimilikinya. Cover dari majalah biasanya berisi foto atau

gambar lainnya yang dilengkapi oleh teaser headline tentang berita dalam

publikasi atau artikel yang terdapat dalam majalah tersebut.

Sering kali berita cover atau yang disebut cover story diletakkan

di halaman tengah atau beberapa halaman liputan khusus yang tidak

berada di halaman awal. Informasi mengenai berita atau artikel yang

dipajang di cover haruslah menarik bagi banyak pembaca. Dalam

penataan sebuah cover majalah, seorang desainer yang berhak untuk

menata banyak ruangan kosong yang terdapat dalam cover secara lebih

kreatif sehingga Nampak lebih menarik. Desainer menggunakan foto

atau karya seni dengan satu headline atau kombinasi lainnya. Selain itu

desainer harus memastikan bahwa semua unsur yang ada dalam cover

sebuah majalah haruslah bagus dan menarik, karena cover memberi

kesan pertama bagi para pembaca. Foto dan gambar lain yang berada

dalam cover haruslah sangat menarik bagi para pembaca dengan tidak

mengandung kelemahan dalam hal ketajaman dan kontrasnya. (Rolnicki,

2008;300-302).

Gambar merupakan salah satu wujud simbol atau bahasa visual

yang didalamnya terkandung struktur rupa seperti garis, bentuk, warna

dan komposisi. Gambar dikelompokkan dalam kategori bahasa

komunikasi nonverbal karena berbeda dengan bahasa verbal yang

berwujud tulisan atau ucapan. Gambar banyak dimanfaatkan sebagai

lambang visual pesan guna mengefektifkan komunikasi ( Tinarbuko,

2008:7 ). Maka gambar pada cover majalah sangat berperan penting


7

dalam mengefektifkan komunikasi, karena gambar merupakan sebuah

proses komunikasi dimana terdapat informasi atau pesan yang sengaja

digunakan oleh komunikator untuk disampaikan atau ditransmisikan

kepada komunikan dengan Bahasa non verbal.

Dalam kegiatan komunikasi, gambar termasuk kedalam simbol

nonverbal, karena memiliki karakteristik, diantaranya dapat

mengungkapkan informasi dengan bahasa tulisan melalui headline,

subhead, body text dan lain-lain. Ditampilkan secara singkat dan apabila

digabungkan secara tepat bahasa simbol verbal dan non verbal (visual)

merupakan sarana sugesti. Sehingga peran gambar cukup penting pada

saat itu, karena lebih mudah diingat daripada kata-kata dan mempunyai

banyak maksud (meta komunikasi) yang bisa digali dalamnya.

Dari hasil penelitian Albert Mahrabian (1971), didapatkan hasil

yang cukup menarik, yauitu tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang

hanya mencapai 7 persen dari yang berasal dari bahasa verbal, 38 persen

dari vokal suara, dan 55 persen dari ekspresi muka. Ia juga

menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan antara apa yang

diucapkan seseorang dengan perbuatannta, maka orang lain cenderung

mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal. (Mulyana, 2005 : 316)

Sampul majalah ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia.

Sampul majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan

gambar dan warna yang menarik. Menarik tidaknya sampul suatu

majalah sangat bergantung pada tipe majalahnya, serta konsistensi atau


8

keajegan majalah tersebut dalam menampilkan ciri khasnya (Ardianto,

2004: 114).

Dalam setiap sampul majalah berita mingguan Tempo, Sebagian

besar menggunakan karikatur untuk menarik perhatian dari pembaca.

Selain untuk menarik pembaca, sampul majalah Tempo juga digunakan

untuk menyampaikan kritik sosial dengan menggunakan karikatur

sebagai sampul. Karikatur adalah gambar lelucon yang membawa pesan

kritik sosial(Sobur, 2006: 138).

Majalah Tempo merupakan salah satu majalah yang mempunyai

rubrik khusus dalam menyajikan karikatur.Majalah yang terkenal

dengan pesan-pesannya yang kritis ini lebih banyak menyajikan topik-

topik dalam bidang sosial politik dalam setiap kali penerbitannya.

Majalah Tempo adalah majalah berita mingguan Indonesia yang

umumnya meliput berita dan politik. Edisi pertama Tempo diterbitkan

pada Maret 1971 yang merupakan majalah pertama yang tidak memiliki

afiliasi dengan pemerintah.

Majalah Tempo yang merupakan majalah mingguan ini terbit

perdana pada April 1971 dengan berita utama mengenai cedera parah

yang dialami Minarni, pemain badminton andalan Indonesia di Asean

Games Bangkok, Thailand.Dimodali Rp 20 juta oleh Yayasan Jaya Raya

milik pengusaha Ciputra, digawangi oleh mereka para seniman yang

mencintai pekerjaannya dan para wartawan berpengalaman yang dipecat

atau keluar dari tempat kerja sebelumnya, seperti Ekspress, Kompas, dan

lainnya
9

Majalah ini pernah dilarang oleh pemerintah pada tahun 1982

dan 21 Juni 1994 dan kembali beredar pada 6 Oktober 1998. Tempo juga

menerbitkan majalah dalam bahasa Inggris sejak 12 September 2000

yang bernama Tempo Magazine dan pada 2 April 2001 Tempo juga

menerbitkan Koran Tempo.

Pelarangan terbit majalah Tempo pada 1994 (bersama dengan

Tabloid Editor (tabloid) dan Tabloid Detik (tabloid)), tidak pernah jelas

penyebabnya. Tapi banyak orang yakin bahwa Menteri Penerangan saat

itu, Harmoko, mencabut Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP)

Tempo karena laporan majalah ini tentang impor kapal perang dari

Jerman. Laporan ini dianggap membahayakan "stabilitas negara".

Laporan utama membahas keberatan pihak militer terhadap impor oleh

Menristek BJ Habibie. Sekompok wartawan yang kecewa pada sikap

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang menyetujui pembreidelan

Tempo, Editor, dan Detik, kemudian mendirikan Aliansi Jurnalis

Indonesia. (tempointeractive.com).

Pemilihan Majalah Tempo sebagai bahan penelitian karena ,

Pertama , cover majalah Tempo edisi “Untung – Buntung Pandemi”

mengangkat mengenai isu kasus pandemi yang sedang dialami saat ini

pada tahun 2020. Alasan penulis mengkaji makna cover Majalah Tempo

adalah setelah melihat cover Majalah Tempo , penulis menemukan

beberapa makna dalam cover Majalah Tempo yang sedang dialami

masyarakat saat ini. Diantara makna tersebut adalah banyak nya dokter –

dokter yang terpapar corona.


10

Pada tanggal 11 Maret 2020 , organisasi Kesehatan dunia atau

WHO (World Health Organization) menyatakan wabah penyakit akibat

virus corona COVID – 19 sebagai pandemi global. Ini merupakan

fenomena luar biasa yang terjadi di bumi pada abad ke 21, yang

skalanya mungkin dapat disamakan dengan Perang Dunia II, karena

event-event skala besar (pertandingan-pertandingan olahraga

internasional contohnya) hampir seluruhnya ditunda bahkan dibatalkan.

Kondisi ini pernah terjadi hanya pada saat terjadi perang dunia saja,

tidak pernah ada situasi lainnya yang dapat membatalkan acara-acara

tersebut. Terhitung mulai tanggal 19 Maret 2020 sebanyak 214.894

orang terinfeksi virus corona, 8.732 orang meninggal dunia dan pasien

yang telah sembuh sebanyak 83.313 orang.

Khusus di Indonesia sendiri Pemerintah telah mengeluarkan

status darurat bencana terhitung mulai tanggal 29 Februari 2020 hingga

29 Mei 2020 terkait pandemi virus ini dengan jumlah waktu 91 hari.4

Langkah-langkah telah dilakukan oleh pemerintah untuk dapat

menyelesaikan kasus luar biasa ini, salah satunya adalah dengan

mensosialisasikan gerakan Social Distancing. Konsep ini menjelaskan

bahwa untuk dapat mengurangi bahkan memutus mata rantai infeksi

Covid-19 seseorang harus menjaga jarak aman dengan manusia lainnya

minimal 2 meter, dan tidak melakukan kontak langsung dengan orang

lain, menghindari pertemuan massal.

Fenomena Covid-19 memicu timbulnya berbagai analisis tentang

dampak yang terjadi serta respon yang perlu disiapkan, agar dunia lebih
11

siap dimasa datang untuk menghadapi goncangan serupa di masa depan.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasinya, dari inisiatif-

inisiatif yang bersifat domestik, sampai kerjasama bilateral, namun

belum menunjukkan hasil yang berarti. Tulisan ini akan memfokuskan

pada respon yang perlu dilakukan dalam menghadapi pandemic global

Covid-19, dan berbagai masalah global pada umumnya, dengan

sebelumnya memposisikan fenomena pandemic ini dari sudut kajian

ekonomi politik internasional sebagai bagian dari kajian Hubungan

Internasional.

Banyak nya majalah yang memberitakan terkait terjadi nya

Covid – 19 yang berada di Indonesia yang masih terjadi saat ini. Salah

satunya adalah majalah Tempo tidak hanya itu terdapat juga beberapa

majalah yang memberitakan Covid – 19. Seperti contoh majalah BBC

News Indonesia yang memberitakan hal seperti isolasi mandiri , PSBB.

Tidak hanya itu terdapat juga pemberitaan perawatan bagi pasien. Dari

pemberitaan tersebut sedikit berbeda dengan pemberitaan yang berada di

majalah Tempo. Majalah Tempo memberikan informasi berupa banyak

nya Tenaga Medis yang meninggal tidak hanya itu Majalah Tempo juga

kritis terdapat pemerintah disaat sedang terjadinya pandemi.

Gambar pada majalah Tempo yang masing-masing memiliki arti

makna suatu keadaan yang tidak semua masyarakat mengetahui arti

dibalik cover tersebut. Hal ini menarik dan mendorong penulis ingin

menganalisa tentang makna yang terkandung dalam cover majalah

Tempo tersebut. Keterkaitan yang ada di antara gambar yang didesain


12

dengan judul pada cover atau sampul majalah TEMPO memiliki daya

tarik untuk penulis yang ingin menganalisa.

Majalah Tempo setiap minggu dibaca rata – rata oleh 6 – 7

orang/minggu. 70% pembaca pria , dengan Pendidikan slta ke atas .

Angka itu diperoleh dari survey pembaca (readership survey) yang

dilakukan oleh Survey Research Indonesia (SRI) , yang tergolong ahli

bidang ini. Yang diteliti SRI tak hanya pan – gsa pasar pembaca Majalah

Tempo. Perusahaan yang berpusat di Inggris itu juga melakukan survey

pembaca terhadap sejumlah media massa lain di Indonesia

Penulis terinspirasi pada peneliti sebelum ini yaitu “Analisis

Semiotika Cover Majalah Gatra No . 49 Tanggal 15 – 21 Oktober

versi Parpol Beburu Kursi Menteri”. Penelitian ini dilakukan oleh

Herly Ramadian dari Universitas Prof. Dr. Moestpo (Beragama) Jakarta.

Peneliti menggunakan metode Kualitatif melalui pendekatan deskriptif

berdasarkan fakta – fakta yang tepat dan juga relevan Analisis yang

digunakan adalah Semiotika Charles Pierce , yang serupa dengan

penulis. Penelitian tersebut berfokus pada cover Majalah Gatra yang

serupa dengan penulis yang sama – sama menganalisis cover majalah

hanya saja objek yang diteliti berbeda. Tujuan peneliti mendefinisikan

tanda – tanda atau simbol – simbol yang terdapat pada cover Majalah

Gatra dan hasilnya adalah menemukan tanda – tanda yang ditampilkan

pada cover Majalah GATRA.

Penelitian kedua , berjudul “Analisis Semiotik Korupsi

Terhadap Sampul Majalah Tempo Pada Kasus Simulator SIM”.


13

Penelitian tersebut dilakukan oleh Yunus Priyonggo Kartiko dari

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian tersebut

sama dengan penulis , yaitu sama – sama menganalisis cover Majalah

Tempo hanya saja Edisi yang digunakan berbeda dengan penulis.

Penelitian tersebut menggunakan metode Analisis semiotika dengan

jenis kualitatif. Metode semiotika menggunakan metode analisis

semiotika teori Charles Sanders Pierce. Pada penelitian tersebut peneliti

mencari kasus korupsi pada Simulator SIM sedangkan penulis mencari

makna pada cover Majalah Tempo. Hasil penelitian tersebut adalah

menghasilkan makna tanda – tanda pesan yang berada di cover majalah

Tempo pada edisi 6 Agustus 2012 , 12 Agustus 2012 , 8 Oktober 2012

dan 11 Maret 2013 dengan mengangkat isu yang yaitu dimulainya

penyelidikan kasus korupsi simulator SIM (Surat Izin Mengemudi)

Penelitian ketiga , berjudul “Analisis Semiotika Ilustrasi cover

Majalah Tempo “Wani Piro” edisi 7 – 13 Oktober 2013.” Penelitian

tersebut dilakukan oleh C. Gemananda MNP dari Universitas

Universitas Prof. Dr. Moestpo (Beragama) Jakarta. Penelitian tersebut

menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif

dengan mengacu pada teori semiotika yang diungkapkan oleh Pierce.

Penelitian tersebut bertujuan mencari makna yang terkandung di dalam

ilustrasi cover Majalah Tempo dan Konstruksi ilustrasi dalam cover

Majalah Tempo. Hasil penelitian tersebut adalah menunjukkan terdapat

tanda – tanda makna dari budaya Indonesia seperti banteng yang

digunakan membajak sawah. Penelitian tersebut serupa dengan penulis


14

mencari makna pada cover Majalah Tempo hanya saja edisi nya yang

berbeda dan teori yang digunakan serupa dengan penulis.

Pada penelitian ini penulis melakukan “Analisis Semiotika

Makna Cover Majalah Tempo “UNTUNG – BUNTUNG PANDEMI”

Edisi 7 – 13 September 2020.” Untuk mencari makna pada cover

Majalah Tempo. Peneliti menggnuakan metode penelitian kualitatif yang

bersifat deskriptif , diaman didalamnya menjelaskan fenomena

sertaemaknaan dari symbol – symbol atau gambar yang terdapat di

dalam cover tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas

maka dapat diketahui rumusan masalah yang timbul dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana makna yang terdapat di cover Majalah Tempo

“UNTUNG – BUNTUNG PANDEMI” Edisi 7 – 13 September 2020”

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Dari rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka tujuan

penelitian ini adalah “untuk mengetahui makna yang terdapat di cover

Majalah Tempo “UNTUNG – BUNTUNG PANDEMI” Edisi 7 – 13

September 2020”

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Manfaat Teoritis


15

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan sebuah

informasi yang bermanfaat bagi peneliti lebih lanjut untuk dapat

menyelesaikan proposal skripsi ini, khususnya dalam bidang

Ilmu Komunikasi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat

dijadikan wawasan, dan pengetahuan dalam memahami makna -

makna yang disampaikan dalam cover Majalah Tempo.

Anda mungkin juga menyukai