Anda di halaman 1dari 5

02

M
TO ATER
P L ID
EV AN
EL LAT
- X IH
II S AN
MA SO
AL
SB
MP
TN

GEOGRAFI
SET 2
PROYEKSI PETA

Suatu bentuk harus memenuhi syarat luas, bentuk, dan jarak serta bentuk harus sesuai
dengan aslinya karena bentuk permukaan bumi melengkuk maka tidak mungkin dapat
dipetakan pada bidang datar tanpa mengalami distorsi. Untuk mengurangi distorsi, perlu
dilakukan proyeksi peta sehingga minimal satu syarat terpenuhi.
Proyeksi peta adalah memindahkan koordinat lintang (paralel) dan bujur (meridian) dari
global ke peta (dari bidang lengkung ke bidang datar). Di bidang geodesi (pemetaan), proyeksi
peta bertujuan untuk memindahkan unsur-unsur titik, garis, dan sudut dari permukaan bumi
yang elipsoid ke bidang datar. Dengan demikian, tercapai yang diinginkan.

A. SISTEM KOORDINAT PROYEKSI PETA


Pemindahan unsur titik, garis, dan sudut dari permukaan bumi ke peta menggunakan
sistem koordinat kartesian (grid kartesian) 2 dimensi.
x Sumbu x = bujur (meridian)
Sumbu y = lintang (paralel)

1
B. JENIS PROYEKSI PETA MENURUT BIDANG PROYEKSINYA
a. Proyeksi Murni
1. Proyeksi Zenithal (Azimuthal)
• Proyeksi globe ke bidang datar.
• Menyinggung bola bumi pada salah satu kutub.
• Untuk menggambarkan wilayah kutub (lintang tinggi).
2. Proyeksi Kerucut (Conical)
• Proyeksi globe ke bidang kerucut.
• Menyinggung bola bumi antara kutub dan ekuator.
• Untuk menggambarkan wilayah lintang tengah (sedang).
3. Proyeksi Silinder (Cylindrical)
• Proyeksi globe ke bidang silinder (tabung).
• Menyinggung bola bumi pada garis ekuator.
• Untuk menggambarkan wilayah ekuator (lintang rendah).

b. Proyeksi Gubahan (Arbitrarry/Unique)


1. Proyeksi Gall untuk peta dunia.
2. Proyeksi Eckart untuk peta dunia.
3. Proyeksi Mollweide untuk peta bumi.
4. Proyeksi Stereographic untuk wilayah sekitar kutub.
5. Proyeksi Mercator untuk wilayah luar kutub.
6. Proyeksi Polyender untuk wilayah di luar kutub.
7. Proyeksi Polu Conic untuk wilayah lintang tengah (sedang).

C. JENIS PROYEKSI PETA MENURUT KEDUDUKAN BIDANG PROYEKSINYA


a. Proyeksi normal, kedudukan bidang proyeksinya berhimpit dengan sumbu bumi
(menyinggung kutub).
b. Proyek transversal, kedudukan bidang proyeksinya berhimpit dengan ekuator
(menyinggung ekuator).
c. Proyeksi obligue (miring), kedudukan bidang proyeksinya antara sumbu bumi dan
ekuator (menyinggung antara kutub dan ekuator).

Berdasarkan tiga jenis proyeksi yang ada, sistem proyeksi peta yang sering digunakan,
antara lain:
1. Sistem proyeksi UPS (Universal Transverse Stereographic)
• Proyeksi Zenithal–Normal–Konform.
• Untuk menggambarkan wilayah kutub dan sekitarnya.

2
2. Sistem proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator)
• Proyeksi Silinder–Transversal–Konform.
• Untuk menggambarkan wilayah 840LU - 800LS dengan arah utara-selatan.
3. Sistem proyeksi Polyeder
• Proyeksi Kerucut–Normal–Konform.
• Untuk menggambar wilayah lintang tengah (sedang) dengan arah barat–timur.
Peta-peta wilayah Indonesia menggunakan Sistem Proyeksi Peta UTM dan
Polyeder.

D. PETA TOPOGRAFI (PETA RUPA BUMI)


Peta topografi menggambarkan permukaan bumi, reflief, serta dimensinya. Relief adalah
tinggi rendahnya permukaan tanah, seperti bukit, tebing, lembah, dan dataran. Relief
digambarkan dengan garis kontur.
a. Garis kontur menunjukkan:
1. Ketinggian tempat
2. Kemiringan (kecuraman lereng)
3. Jarak 2 titik
4. Arah titik satu ke titik yang lain

b. Garis kontur memiliki sifat:


1. Memisahkan wilayah yang lebih tinggi dengan wilayah yang lebih rendah
2. Tidak berpotongan
3. Tidak bercabang
4. Garis yang rapat (berhimpit) berarti curam (terjal)
5. Garis yang renggang (berjauhan) berarti landai
6. Garis pantai ditandai angka nol
7. Kedalaman laut diberi tanda negatif

E. MENENTUKAN SKALA PETA TOPOGRAFI

1
Contour interval (Ci) = x penyebut skala
2000

Satuan Ci adalah meter.

3
F. MENENTUKAN KEMIRINGAN PETA TOPOGRAFI

Countur Interval (m)


Kemiringan Lereng= x100%
Jarak Titik (m)

CONTOH SOAL

1. Peta topografi dengan interval garis kontur 25 meter memiliki skala ....
Pembahasan :
1
Ci = × penyebut skala
2000
1
25 = × p.s
2000

p.s = 25 × 2000
= 50000
Skala peta topografi adalah 1:50.000

2. Interval garis kontur sebuah peta topografi berskala 1:50.000 adalah ....
Pembahasan :
1
Ci = × p.s
2000
1
Ci = × 50000
2000

Ci = ½ × 50
= 25 meter

3. Peta topografi berskala 1:100.000


Titik A berada pada ketinggian 2.500 meter
Titik B berada pada ketinggian 3.000 meter.
Jarak titik A ke titik B di peta = 5 cm, maka kemiringan lereng adalah ... %

4
Pembahasan :
a. Contour interval = 3.000 m – 2.500 m = 500 m
b. Skala peta 1:100.000
1 cm di peta = 100.000 cm (1.000 m) di lapangan
Jarak titik A – B 5 cm di peta = 5.000 m di lapangan.
500
c. Kemiringan lereng= × 100% = 10%
5000

Anda mungkin juga menyukai