Anda di halaman 1dari 2

SOAL :

PT Datu Pangulpuk memulai kegiatan usahanya dalam tahun 2019. Perusahaan terdaftar sebagai
Wajib Pajak tanggal 1 Maret 2019 dan dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tanggal 15 Maret
2019. Menurut laporan laba rugi yang disusun oleh perusahaan untuk tahun yang berakhir 31
Desember 2019, laba persusahaan sebelum dikurangi PPh adalah Rp 950.400.000. Data mengenai
kegiatan perusahaan dalam tahun 2019 antara lain adalah sebagai berikut
1. Sebelum memulai kegiatan usahanya, perusahaan mengeluarkan biaya pendirian berupa biaya
akte notaris, pengurusan surat izin usaha, dan pengurusan surat-surat lainnya ke instansi yang
berwenang.. Seluruh biaya pendirian berjumlah Rp 90.000.000, dimortisasi perusahaan selama 5
tahun dengan metode garis lurus terhitung 1 April 2019. Untuk kepentingan fiskal perusahaan
membebankannya sekaligus pada tahun pengeluaran. Setelah diteliti ternyata dalam jumlah Rp
90.000.000 di antaranya terdapat Rp 12.000.000 yang menurut ketentuan fiskal termasuk kategori
sumbangan.
2. Pada tanggal 1 April 2019 perusahaan membeli tanah beserta bangunan di atasnya dari
perusahaan real estate seharga Rp 1.925.000.000 termasuk PPN 10 % tetapi belum termasuk
biaya pengurusan surat-surat yang berkenaan dengan bukti kepemilikan. Harga beli adalah sama
dengan NJOP. Harga pembelian tanah/bangunan dialokasikan 60 % untuk tanah dan sisanya
untuk bangunan. Alokasi ini telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. Biaya pengurusan bukti kepemilikan yang
dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 180.000.000 dan dialokasikan ke tanah dan bangunan
sebanding dengan harga beli tanah dan bangunan. Hak Guna Bangunan berakhir tanggal 31
Maret 2035. Bangunan disusutkan perusahaan 4 % seiap tahun dari harga perolehan.
3. Dalam tahun 2019 perusahaan mengeluarkan biaya untuk pengembangan produk sebesar
Rp 300.000.000. Biaya pengembangan produk tersebut meliputi biaya yang dikeluarkan di
Indonesia sebesar Rp 180.000.000 dan di luar negeri sebesar Rp 120.000.000. Oleh perusahaan
biaya pengembangan produk ini dikapitalisasi dan diamortisasi selama 10 tahun dengan
menggunakan metode garis lurus. Saldo biaya pengembangan menurut Neraca per 31 Desember
2019 adalah sebesar Rp 287.500.000.
4. Pada bulan September 2019, perusahaan membeli saham di Bursa Efek Indonesia sebanyak
10.000 lembar seharga Rp 150.000.000 , terdiri dari saham PT Hasian 4.000 lembar seharga Rp
60.000.000, saham PT Marhaha sebanyak 3.000 lembar seharga Rp 75.000.000 dan sisanya
saham PT Maranggi. Pada tanggal 1 November 2019 perusahaan menjual saham PT Hasian
sebanyak 3.000 lembar seharga Rp 45.000.000 (neto) dan saham PT Marhaha sebanyak 1.500
lembar seharga Rp 48.000.000 (neto). Pada akhir tahun 2019, harga pasar saham PT Hasian Rp
18.000 per lembar, harga saham PT Marhaha Rp 24.000 per lembar, dan harga saham PT
Maranggi Rp 7.5000 per lembar. Harga saham di Neraca per 31 Desember 2019 dinilai oleh
perusahaan berdasarkan harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar secara individual.
5. Untuk menarik pembeli, perusahaan memberikan jaminan purna jual selama 3 tahun. Dalam
laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2019, beban purna jual
berjumlah Rp 90.000.000 sedangkan dalam Neraca terdapat utang jaminan Rp.75.000.000.
6. Pada tanggal 1 April 2019 dibeli seperangkat mesin seharga Rp 2.750.000.000 ( termasuk
PPN 10 % dari harga beli). Biaya transportasi Rp 3.000.000. Biaya pemasangan mesin Rp
17.000.000. Mesin selesai dipasang 1 Mei 2019 dan mulai digunakan setelah selesai uji coba (
trial run ) tanggal 1 Juli 2019. Untuk kepentingan pajak, mesin mulai disusutkan setelah
selesai dipasang dengan metode saldo menurun kelompok dua. Untuk kepentingan komersial,
perusahaan menyusutkan mesin dengan metode jumlah angka tahun ( sum of years digit
method) selama 8 tahun.
7. Setelah mesin bekerja 8.000 jam, harus dilakukan perawatan khusus. Jumlah beban perawatan
khusus diperkirakan Rp 600.000.000. Agar alokasi beban perawatan khusus sebanding dengan
jumlah jam kerja mesin, maka perusahaan membentuk penyisihan beban perawatan
berdasarkan jam kerja mesin. Selama tahun 2019 mesin bekerja 1.600 mesin.
8. Pada awal Mei 2019 perusahaan membeli 4 (empat) unit kendaraan, yaitu :
a. Mobil sedan merk Mercedes Benz seharga Rp 1.200.000.000. (termasuk PPN sebesar Rp
80.000.000.
b. Mobil sedan BMW seharga Rp 900.000.000 ( termasuk PPN sebesar Rp 60.000.000).
c. Satu unit mini bis seharga Rp 190.000.000 ( termasuk PPN Rp 10.000.000).
d. Satu unit truck seharga Rp 177.000.000 ( termasuk PPN Rp 9.000.000 )
Mini bis digunakan perusahaan untuk antar jemput karyawan, truck untuk mengangkut barang
kepada pelangggan, sedangkan mobil sedan digunakan oleh direksi sebagai fasilitas yang
bukan penghasilan yang dikenakan pajak .Mini bis dan sedan disusutkan oleh perusahaan
selama 5 tahun, truck selama 4 tahun, semuanya dengan metode garis lurus. Untuk
kepentingan fiskal, semua kendaraan disusutkan dengan metode saldo menurun.
9. Bahan bakar dan beban perawatan kendaraan selama tahun 2019 adalah sebagai berikut :
a. Mini bis = Rp. 45.000.000
b. Truck = Rp. 65.000.000
c. Sedan = Rp. 105.000.000
10. Pinjaman rata-rata per tahun dalam tahun 2019 dibebani bunga 12 % per tahun, sedangkan
deposito rata-rata mendapat imbalan bunga sebagai berikut :
a. BNI Cabang Singapura : 4,5 % per tahun
b. Citibank Singapura : 4 % per tahun
c. Bank Mandiri Cabang Jakarta : 5 % per tahun
Beban bunga pinjaman selama tahun 2019 bejumlah Rp 378.000.000 sedangkan bunga
deposito adalah sebagai berikut :
a. BNI = Rp. 18.000.000
b. Citibank = Rp. 30.000.000
c. Bank Mandiri = Rp. 25.000.000
Atas bunga deposito di Citibank Singapura dikenakan PPh 30 %.
11. Pada tahun 2019, perusahaan mendapat pemberitahuan dari Kementerian Lingkungan Hidup
bahwa perusahaan akan digugat ke pengadilan akibat pencemaran lingkungan hidup.
Walaupun sampai dengan akhir tahun 2019 belum ada putusan dari pengadilan tentang denda
yang harus dibayar, namun perusahaan telah memperhitungkan kewajiban sebesar Rp
150.000.000. Pengakuan atas denda pencemaran lingkungan hidup untuk kepentingan fiskal
adalah pada saat diperoleh kepastian jumlah denda yang harus dibayar.

12. Bangunan pabrik seharga Rp 750.000.000 selesai dibangun 1 April 2019 dan mulai digunakan
1 Mei 2019. Penyusutan komersial adalah 4 % setiap tahun dari harga perolehan.
13. Dalam tahun 2019 perusahaan menjual produk dengan dua cara yaitu penjualan kredit biasa
dan penjualan secaa angsuran sebagai berikut :
Penjualan kredit biasa = Rp. 9.500.000.000
Penjualan secara cicilan = Rp. 1.470.000.000
Pelunasan penjualan kredit biasa selama tahun 2019 berjumlah Rp 8.100.000.000 sedangkan
penjualan secara angsuran Rp 620.000.000. Pengakuan penghasilan atas penjualan secara
angsuran untuk kepentingan komersial dilakukan setelah pelunasan diterima, sedangkan untuk
kepentingan fiskal pengkuan penghasilan dilakukan pada saat penjualan. Harga pokok
penjualan atas penjualan secara angsuran adalah Rp.1.073.100.000. Pada akhir tahun 2019,
perusahaan membentuk penyisihan untuk kerugian piutang tak tertagih sebesar 2 % dari saldo
piutang akhir tahun.
14. Pajak yang dibayar atau dipotong selama tahun 2019 :
a. PPh Pasal 25 = Rp. 300.000.000
b. PPh dipotong Bank Mandiri = Rp. 5.000.000
c. PPh dipotong BNI = Rp. 3.600.000
d. PPh dibayar di Singapura = Rp. 7.500.000
15. Tarif pajak yang berlaku adalah tarif tunggal 25 %
Diminta :
a. Hitung beban pajak tahun 2019.
b. Hitung PPh terutang, PPh kurang (lebih) bayar untuk tahun 2019.
c. Hitung laba neto komersial setelah dikurangi beban pajak.
d. Buat jurnal yang diperlukan.
e. Penyajian dalam laporan keuangan (laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan sesuai
PSAK 46).

--- ooOoo ---

Anda mungkin juga menyukai