Oleh
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
I. PENDAHULUAN
Aplikasi pestisida pada suatu areal tanaman yang luas, tentunya dibutuhkan suatu
alat yang mampu menyebarkan pestisida keseluruh areal pertanaman. Alat-alat
pengaplikasian pestisida pun berbeda-beda sesuai dengan jenis formulasi dan
kebutuhan. Beberapa macam alat aplikasi pestisida, misalnya mist blower, swing
fog, soil injector dan lain-lain. Alat-alat tersebut memiliki kelebihan dan
kelemahannya masing-masing. Alat pengendalian untuk aplikasi pestisida
bertujuan untuk menghasilkan butiran-butiran cairan atau percikan-percikan yang
berasal dari cairan yang ditempatkan di dalam salah satu bagian dari alat tersebut.
Alat aplikasi pestisida yang efisien dapat menjamin penyebaran bahan yang rata
pada sasaran tanpa pemborosan. Selain itu, pekerjaan dapat dilakukan dengan
cepat dan dengan jumlah tenaga kerja minimal. Fungsi utama semua jenis alat
pengendalian adalah untuk membantu mengendalikan suatu organism pengganggu
tanaman sasaran sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien (Pracaya, 2008).
Kefektifan pestisida juga sangat bergantung dengan teknik aplikasinya alat yang
sering digunakan yaitu teknik sprayer atau penyemprotan. Aplikasi pestisida
dengan cara ini dianggap lebih mudah dan lebih praktis. Alat-alat aplikasi ini
sangat membantu untuk mengaplikasikan pestisida ke tanaman. Berdasarkan hal
tersebut, sebagai mahasiswa pertanian kita harus dapat mengetahui alat-alat yang
dapat memudahkan dalam penggunaan pestisida, sehingga tindakan pengendalian
dapat dilakukan secara efektif dan seefisien mungkin. Jika hal tersebut dapat
dilakukan, maka akan mencegah pemborosan terhadap pestisida yang digunakan.
I.2 Tujuan
Bahan-bahan yang digunakan adalah mist blower, swing fog, automatic sprayer
dan semi automatic sprayer.
Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Diamati bagian-bagian dari masing-masing alat aplikasi pestisida.
3. Diketahui masing-masing fungsi alat aplikasi pestisida.
4. Diketahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alat.
5. Digambar seluruh alat aplikasi pestisida yang telah disediakan.
6. Difoto keempat alat tersebut.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
III.2 Pembahasan
Mist blower adalah alat yang digunakan untuk aplikasi pestisida padat atau serbuk.
Pestisida dalam bentuk debu terdiri dari bahan pembawa yang kering dan halus,
yang mengandung bahan aktif 1-10 persen, ukuran partikelnya berkisar lebih kecil
dari 75 mikron. Aplikasinya tanpa dicampur dengan bahan lain dan dimanfaatkan
untuk mengatasi pertanaman yang berdaun rimbun atau lebat, karena partikel debu
dapat masuk keseluruh bagian pohon. Selain itu, dapat menghembuskan cairan
yang lebih sedikit dan lebih efektif, sehingga menghemat tenaga kerja dan
efesiensi pemberantasan hama yang lebih besar. Keberhasilan penyemprotan
sangat ditentukan oleh tingkat peliputan (coverage), yakni banyaknya droplet
yang menutupi bidang sasaran. Makin banyak jumlah droplet pada tiap bidang
sasaran, makin besar kemungkinan OPT terkena pestisida, sehingga semakin besar
kemungkinan penyemprotan berhasi. Berikut ini adalah bagian-bagian dari mist
blower:
1. Tutup tangki obat
2. Pipa tekanan udara (pipa aigitasi)
3. Tangki obat
4. Tutup pipa buangan
5. Ran pipa tekanan udara
6. Alat metal untuk menstabilkan tepung yang dikeluarkan
7. Tuas pengatur buka tutup
8. Tangki bahan bakar
9. Pipa pengeluaran tepung
10. Blower
11. Pipa penyemprot (Pirdaus, 2015).
Mekanisme kerja alat mist blower dijalankan dengan memutar engkol. Gerakan
engkol akan memutar kipas melalui roda gigi. Alat pengaduk di dalam tangki ikut
berputar karena terpasang pada batang pengaduk yang berhubungan dengan
batang engkol. Tangkinya dapat memuat sekitar 400 g bahan pestisida. Bahan
pestisida yang dimasukkan dalam tangki atau wadah berbentuk powder dan ketika
engkol diputar serbuk akan keluar dalam bentuk debu. Prinsip kerja alat ini adalah
menghembuskan cairan seperti pestisida menjadi butir-butir kecil (droplet) oleh
bantuan tenaga angin yang kuat dari blower. Kelebihan alat ini adalah lebih
praktis karena mesin dapat menembus gulma di semak-semak yang dalam,
kapasitas sangat luas dan waktu yang dibutuhkan singkat, sedangkan kekurangan
dari alat ini adalah harganya yang mahal serta alat lebih berat dalam perawatan
mesinnya (Endah, 2005).
Swing fog adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengasapan. Swing fog ini
menggunakan bahan bakar bensin. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip semburan
berpulsa. Campuran bahan bakar bensin dan udara secara berseri dibakar dalam
ruang pembakaran yang berbentuk khusus pada getaran sekitar 90 pulsa per detik.
Gas hasil pembakaran keluar melalui pipa yang lebih kecil dari ruang
pembakaran. Larutan bahan kimia diujung resonator, lewat arus pulsa gas,
kemudian pecah menjadi jutaan partikel kecil, dihembuskan ke udara dalam
bentuk kabut tebal. Temperatur diujung resonator, tempat cairan bahan kimia
mengalir berkisar antara 40 sampai 60 derajat Celcius tanpa mengurai komposisi
bahan aktif, larutan bahan kimia yang terkena panas disini tidak lebih dari 4
sampai 5 mili per detik. Oleh sebab itu bahan kimia yang peka terhadap panas
dapat dipakai. Tenaga listrik untuk menghidupkan alat ini hanya berasal dari 4
buah batu baterai biasa (Widianto, 2001).
Kelebihan swing fog ini adalah dapat menjangkau area yang cukup luas,
sedangkan kekurangan alat ini yaitu hanya efektif selama beberapa saat, asap
fogging mudah menguap karena udara terlalu panas, dapat mengganggu saluran
pernapasan, dan efek toksin terhadap penyakitnya idak bertahan lama. Bagian-
bagian dari alat ini adalah sebagai berikut:
1. Soket pipa pengabut
2. Pipa larutan bahan kimia
3. Keran larutan bahan kimia
4. Pipa tekanan udara
5. Pompa
6. Busi
7. Karburator
8. Katup udara
9. Tangki bahan bakar
10. Tangki larutan bahan kimia
11. Nozzel
12. Tabung batu baterai
13. Pipa pendingin dan resonator
14. Tabung pengabut (Djojosumarto,2008).
Cara penggunaan alat ini yakni dengan memasukkan bahan yang akan digunakan
dalam penyemprotan lalu gunakan pompa dengan menekan tuas sehingga cairan
keluar ketika kita menekan kran yang ada. Alat ini memiliki kelemahan yaitu
komponen-komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan diantaranya ialah
batang torak mudah patah, paking karet sering sobek, katup bocor, ulir aus,
selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer mudah rusak, tabung pompa
bocor, dan tali gendong putus. Namun kelebihan dari alat ini yaitu mampu
menampung kapasitas air sampai 16-18 liter dan terbuat dari logam besi. Bagian-
bagiannya adalah sebagai berikut:
1. Nosel
2. Kran
3. Tutup tanki
4. Tuas pemompa
5. Tangki penampung cairan
6. Selang penghubung laras
7. Laras ( Ekha, 1988).
Nozzle adalah bagian vital komponen pada mesin diesel yg berfungsi sebagai
penyemprot dan mengkabutkan bahanbakar di dalam ruang bakar. Fungsi utama
nozzle adalah memecah (atomisasi) larutan semprot menjadi butiran semprot
(droplet). Nozzle sprayer (knapsack sprayer) pertanian selama ini dikenal dengan
tipe, yaitu cone nozzle (nozzle kerucut), flat fan nozzle (nozzle kipas) , even flat
nozzle, nozzle polijet, dan nozzle lubang empat.
Perbedaan antara automatic sprayer dan semi automatic sprayer adalah pada
komponen dalam kedua alat tersebut. Pada alat sprayer otomatis tidak ada tabung
khusus yang digunakan sebagai tempat cadangan tekanan karena seluruh tekanan
memenuhi tangki sprayer. Oleh karena itu, tangki sprayer otomatis harus terbuat
dari bahan yang kuat dengan tekanan. Dengan perbedaan tersebut maka cara
aplikasinya pun sedikit berbeda. Jika sprayer otomatis harus dipompa hingga
penuh sebelum aplikasi, sprayer semi otomatis harus dipompa selama aplikasi
hingga volume pestisida habis. Oleh karena itulah ada perbedaan ukuran droplet
pada keduanya. Ukuran droplet sprayer otomatis lebih kecil dari sprayer semi
otomatis akibat adanya perbedaan tekanan yang diberikan (Kalshoven, 1981).
IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Pracaya. 2008. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman. USU Press. Medan.
LAMPIRAN