Lakip Kestrad 2017
Lakip Kestrad 2017
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
IKHTISAR EKSEKUTIF iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
a. Latar Belakang ……………………………………………………………… 1
b. Tujuan ………………………………………………………………………. 2
c. Visi dan Misi Presiden serta Nawacita ..........…………………………… 2
d. Tugas Pokok dan Fungsi ……………....................……………………… 3
e. Sistematika …………………………………………………………………. 5
BAB IV PENUTUP 32
a. Kesimpulan …………………………………………………………………. 32
b. Saran ……………………………………………………………………….. 33
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Penetapan Kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun 8
2017
Tabel 2 Indikator Kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional 9
Tabel 3 Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional 10
Tahun 2017
v
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1 Persentase SDM Direktorat Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Golongan 29
Grafik 2 Persentase SDM Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Menurut 29
Pendidikan
Grafik 3 Persentase SDM Tradkom Berdasarkan Golongan Umur 30
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Penilaian Pemanfaatan Toga untuk Kategori Kota 15
Gambar 2 Penilaian Pemanfaatan Toga untuk Kategori Desa 16
Gambar 20 Kunjungan Menteri Kesehatan pada pameran dalam rangka HKN ke-53 tahun 22
vii
Gambar 27 Sosialisasi Pelayanan Kesehatan Tradisional di Provinsi Lampung 25
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya maka setiap unit teknis/unit
utama yang merupakan unsur penyelenggara pemerintahan negara, wajib memberikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai dokumen yang
berisi gambaran perwujudan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun
dan disampaikan secara sistematis.
B. TUJUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional ini, disusun
untuk memenuhi kewajiban Unit Eselon II sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
pelaksanaan kegiatan Satker Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun 2017
dalam kontribusinya untuk pencapaian indikator Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan RI Tahun 2015-2019.
2
D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Permenkes No. 64 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan RI menetapkan Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional sebagai unit
Eselon II di Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Direktorat Pelayanan Kesehatan
Tradisional, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan dan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pelayanan kesehatan tradisional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional
DIREKTUR
KASUBAG TU
Dr. dr. Ina Rosalina, Sp.A(K), Mkes, MH.Kes
NIP 196010251987032001
KASI YANKES KASI YANKES KASI YANKESTRAD KASI YANKESTRAD KASI YANKESTRAD KASI YANKESTRAD
PENYEHAT TRADISIONAL ASUHAN MANDIRI KOMPLEMENTER MANDIRI KOMPLEMENTER BERKELOMPOK INTEGRASI DI FKTP INTEGRASI DI FKTL
In Ratri Ariani Dwi K, SKM, M.Si Siti Munawaroh, SKM, M.Si drg. Puthut TPS, MKKK Haryani, SKM, MHSM dr. Aldrin Neilwan P, Sp.AK, MARS Darmayanti, SKM, MKM
NIP 196404061988122001 NIP 197206222002121001 NIP 197306021997032002 NIP 196907202009121001 NIP 196507131988022001
NIP 196305301989032002
JFT
4
E. SISTEMATIKA
5
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA
Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional merupakan salah satu unit kerja yang
berada di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan yang sebagian besar
kegiatannya mengarah kepada tujuan pencapaian Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan. Kegiatan tersebut mencakup tujuan, kebijakan, strategi, indikator kinerja
dan masalah yang akan timbul dalam kurun waktu 1 tahun.
1. Tujuan
terwujudnya pembinaan, pengembangan dan pengawasan upaya kesehatan
tradisional
2. Kebijakan
a. Meningkatkan pembinaan pelayanan kesehatan tradisional melalui:
1) Penyusunan NSPK;
2) Kemitraan dan permberdayaan masyarakat, lintas program dan lintas sektor,
dunia usaha, swasta dan masyarakat.;
3) Bimbingan teknis
4) Monitoring dan evaluasi
b. Meningkatkan pengembangan pelayanan kesehatan tradisional melalui:
1) peningkatan kapasitas SDM dibidang kesehatan tradisional;
2) pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan tradisional;
3) penelitian, pengujian dan pengembangan kesehatan tradisional;
4) tata hubungan kerja lintas program dan lintas sektor;
6
c. Meningkatkan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan tradisional yang aman, bermanfaat dan dapat
dipertanggungjawabkan seperti :
1) Pendaftaran penyehat tradisional;
2) Memfasilitasi dalam registrasi dan perizinan Tenaga Kesehatan Tradisional
(Nakestrad);
3) Penilaian metode kesehatan tradisional oleh POKJANAS Pelayanan
Kesehatan Tradisional;
3. Strategi
Strategi pelaksanaan kesehatan tradisional mencakup :
a. Penguatan kebijakan pelayanan kesehatan tradisional
b. Penguatan sumber daya pelayanan kesehatan tradisional
c. Advokasi dan sosialisasi pelayanan kesehatan tradisional
d. Kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.
4. Indikator kinerja
Indikator kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun 2017 yaitu:
a. Jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional.
b. Jumlah rumah sakit pemerintah yang menyelenggarakan kesehatan tradisional.
B. PERJANJIAN KINERJA
Indikator dan target kinerja yang telah ditetapkan antara atasan dan bawahan menjadi
kesepakatan yang mengikat untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan sebagai
upaya mendukung terwujudnya pelayanan kesehatan tradisional yang aman, bermanfaat
dan dapat dipertanggungjawabkan.
7
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET
1. Puskesmas
Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional terhadap masyarakat di
wilayah kerjanya yang memenuhi salah satu kriteria dibawah ini :
8
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Indikator kinerja yang harus dicapai oleh Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional,
sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019 disajikan
pada tabel di bawah ini :
2 Jumlah Rumah
Sakit Pemerintah
yang 153
menyelenggarakan - - (base 153 183 184 213 243
kesehatan line)
tradisional
9
1. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2017
Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI dalam bidang
pelayanan kesehatan tradisional, maka capaian yang telah dilaksanakan oleh
Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional dalam tahun 2017 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tahun 2017
10
b. Dalam upaya pencapaian indikator kinerja tersebut, Direktorat Pelayanan
Kesehatan Tradisional, telah melaksanakan berbagai kegiatan di antaranya:
1) Penyusunan NSPK
a) Subdit Yankestrad Empiris :
(1) Instrumen Pengumpulan Data Indikator Direktorat Yankestrad
(2) Kurikulum dan Modul TOT Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional
melalui Pemanfaatan TOGA dan Akupresur
(3) Petunjuk Teknis Penilaian Pemanfaatan Taman Obat Keluarga dan
Keterampilan
(4) Instrumen Penilaian Kelompok Asuhan Mandiri Kesehatan
Tradisional.
(5) Buku Saku jilid I Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Melalui
Pemanfaatan TOGA dan Akupresur dengan judul Petunjuk Teknis
TOGA dan Akupresur
(6) Keputusan Menteri Kesehatan tentang Tim Penilai Kelompok Asuhan
Mandiri Pelayanan Kesehatan Tradisional
(7) Keputusan Dirjen tentang tentang pemenang penilaian kelompok
asuhan mandiri kesehatan tradisional Tingkat Nasional tahun 2017
(8) Kriteria penetapan perkumpulan/ Asosiasi Hattra pemberi
rekomendasi bagi anggotanya (draft)
11
c) Subdit Yankestrad Integrasi :
(1) Permenkes No 37 Tahun 2017 tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional Integrasi
(2) Standar Pelayanan Akupunktur Bagi Tenaga Medis (draft)
(3) Standar Pelayanan Akupresur Bagi Tenaga Kesehatan (draft)
(4) Kurikulum dan Modul Peran Pelayanan Kesehatan Tradisional dalam
Kedaruratan Medik (draft)
14
2) Pelaksanaan Penilaian
Dalam pelaksanaan penilaian Pemanfaatan TOGA dan Akupresur dibagi
menjadi 3 kategori.
a) Kategori Kota
(1) Provinsi Banten
(2) Provinsi Sumatera Barat
(3) Provinsi Bangka Belitung
(4) Provinsi Gorontalo
15
Gambar 2. Penilaian Pemanfaatan Toga Untuk Kategori Desa
c) Kategori DTPK
(1) Provinsi Riau
(2) Provinsi Maluku
(3) Provinsi NTB
(4) Provinsi Sulawesi Tenggara
16
Gambar 3. Penilaian Pemanfaatan Toga untuk kategori DTPK
17
4) Studi Banding ke B2P2TOOT Tawangmangu
Studi banding dihadiri oleh 2 orang kader dari masing masing kelompok
pemenang dan pendamping dari 12 provinsi yang menjadi pemenang,
sejumlah peserta studi banding sebanyak 98 peserta.
18
Gambar 8. Kunjungan lapangan ke Industri Obat Herbal
19
Gambar 11. Kegiatan Praktik Akupunktur sesama peserta pelatihan.
7) Kegiatan POKJANAS
Pokjanas Yankestrad ditetapkan berdasarkan Keputusan Menkes No.
HK.02.02/Menkes/263/2016. Pokjanas yankestrad mempunyai fungsi
memberikan pertimbangan kepada Menkes dalam menetapkan kebijakan di
bidang Yankestrad.
Rekomendasi yang dibahas sepanjang tahun 2017 yaitu:
a) Tambahan Penjelasan Atas Rekomendasi Penilaian Penyelenggaraan
Chiropraksi di Indonesia, Pernyataan dari PERDOSRI-IDI dan PP-
Kestraki
b) Pendalaman Materi Dalam Rangka Penilaian Ilmu Kesehatan Tradisional
Tiongkok
c) Pendalaman Materi Dalam Rangka Penilaian Ilmu Homoeopathy
20
Gambar 13. Penilaian Ilmu Kesehatan Gambar 14. Penilaian Chiropraksi
Tradisional Tiongkok
21
c) Sosialisasi Akupresur untuk honorer
d) Jambore SBH
Gambar 20. Kunjungan Menteri Kesehatan pada pameran dalam rangka HKN
ke 53 tahun.
22
f) Istithaah di Cikarang
23
h) Sidak Binwas ke Jeng Ana
24
c) Provinsi Sumatera Utara
25
f) Provinsi Sumatera Selatan
26
kerjasama dengan Asosiasi Penyehat Tradisional dalam melakukan
pembinaan terhadap Penyehat Tradisional.
5) Meningkatnya kecenderungan masyarakat dunia dalam menerapkan gaya
hidup kembali ke alam (back to nature).
6) Terlaksananya seluruh kegiatan yang telah direncanakan.
7) Adanya dukungan beberapa Pemerintah Daerah Provinsi maupun
Kabupaten/Kota terhadap pengembangan pelayanan kesehatan tradisional
melalui dukungan anggaran pembiayaan APBD program pelayanan
kesehatan tradisional.
Sumber daya manusia yang ada pada Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional,
pada tahun 2017 yaitu sebanyak 47 orang PNS dan 6 orang pramubakti.
Adapun gambaran distribusi tenaga di Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional
Tahun 2017 menurut golongan, pendidikan, dan kelompok umur sebagaimana
uraian berikut ini :
1). Pangkat/Golongan
Jumlah SDM Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional menurut
Pangkat/Golongan adalah sebagai berikut :
a). Golongan IV : 14 Orang
b). Golongan III : 32 Orang
c). Golongan II : 1 Orang
d). Pramubakti : 6 Orang
28
Grafik 1. Persentase SDM Direktorat Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Golongan
2). Pendidikan
Jumlah Sumber Daya Manusia Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional,
dilihat dari jenis pendidikan adalah sebagai berikut :
a) Strata III : 2 Orang
b) Strata II : 16 Orang
c) Strata I : 27 Orang
d) D3 : 3 Orang
e) SLTA : 4 Orang
29
3) Kelompok umur
Demikian halnya jika dilihat menurut Umur maka jumlah Sumber Daya
Manusia Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional, sebagai berikut :
30
B. REALISASI ANGGARAN
31
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Pelayanan
Kesehatan Tradisional ini merupakan laporan pertanggungjawaban pencapaian
indikator kinerja tahun 2017.
2. Capaian indikator bersumber dari dua capaian indikator RENSTRA yaitu Puskesmas
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional dan Rumah Sakit yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional.
3. Target indikator RENSTRA yang terkait capaian di Puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional untuk tahun 2017 sebanyak
3336 Puskesmas, saat ini sudah mencapai sebanyak 3410 Puskesmas atau 102.2%,
sedangkan untuk target Rumah Sakit Pemerintah yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tradisional sebanyak 183 Rumah Sakit saat ini sudah
mencapai 184 Rumah Sakit atau 100,5%.
4. Dalam rangka Perencanaan Kinerja, Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional
mengacu kepada Program Indonesia Sehat.
5. Untuk mendukung pencapaian target dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan kerjasama lintas program dan lintas sektor terkait yang dilaksanakan
dalam rangka penyusunan NSPK,
b. Pengembangan kebijakan regulasi pelayanan kesehatan tradisional
c. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan,
d. Verifikasi penilaian capaian program kesehatan tradisional serta pembinaan dan
pengawasan kesehatan tradisional
e. Dukungan Pokjanas dalam memberikan rekomendasi pelayanan kesehatan
tradisional
6. Untuk mencapai kinerja yang optimal perlu dibuat perencanaan dan perjanjian
kinerja Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional antara atasan dan bawahan.
7. Adanya faktor yang berpotensi menghambat keberhasilan antara lain :
a. Minimnya alokasi anggaran.
b. Adanya efisiensi alokasi anggaran.
c. Perubahan kebijakan di pusat dan di daerah yang mendukung program
kesehatan tradisional.
32
d. Tidak optimalnya pelaksanaan sosialisasi, advokasi, monitoring, evaluasi, dan
bimbingan teknis secara berkala dan berkesinambungan baik di pusat maupun di
daerah dan dengan lintas sektor terkait.
e. Pelayanan kesehatan tradisional tidak masuk dalam sistem pembiayaan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).
B. SARAN
Untuk mendukung capaian dan target indikator program pelayanan kesehatan tradisional
di masa yang akan datang, perlu dilakukan upaya - upaya sebagai berikut :
1. Besaran anggaran disesuaikan dengan kebutuhan program.
2. Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan di bidang pelayanan kesehatan
tradisional.
3. Pendidikan profesional berkelanjutan bagi tenaga kesehatan terlatih kesehatan
tradisional.
4. Penguatan komitmen pemangku kebijakan.
5. Peningkatan koordinasi pusat dan daerah dalam pengembangan program pelayanan
kesehatan tradisional.
6. Peningkatan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait dalam mendukung
capaian indikator program pelayanan kesehatan tradisional.
7. Mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional dalam hal ketersediaan
tenaga yang kompeten, sarana dan prasarana.
8. Terbentuknya fasilitas pelayanan kesehatan tradisional (Griya Sehat).
9. Memasukan pelayanan kesehatan tradisonal dalam sistem pembiayaan JKN.
33
34
35
36