Anda di halaman 1dari 8

1.

Komposisi kimia ruang matriks ekstraseluler

2.Mekanisme interaksi antara sel dan materi ekstraseluler

3.Mekanisme interaksi antar sel-sel

4.Pengertian:

a) tight junction,

b) gap junction,

c) desmosom

5.Struktur dan peranan plasmodesmata pada sel tumbuhan terkait dengan proses simplast

6.Asal, struktur dan fungsi dinding sel bagi kehidupan tumbuhan

Jawab:

1.

Matriks ekstraseluler (bahasa Inggris: extracellular matrix, ECM) merupakan komponen paling
besar pada kulit normal dan memberikan sifat yang unik pada kulit dari elastisitas, daya rentang
dan pemadatannya. ECM merupakan komponen paling besar pada lapisan kulit dermis. Matriks
ekstraseluler dapat memengaruhi bentuk sel, kelangsungan hidup sel, perkembangbiakan sel,
polaritas dan kelakuan sel. Sebagian besar sel perlu melekat ke matriks ekstraseluler untuk
tumbuh dan berkembangbiak.

Sebagian besar sel hewan, tumbuhan maupun organisme unisel, mengeluarkan senyawa ke
daerah diluar membran plasma. Secara umum, senyawa tersebut di beri nama Matriks
ekstraseluler (MES). Senyawa ini memiliki beraneka peran. MES yang dihasilkan sel hewan
mempunyai struktur sangat bervariasi, contoh kerangka elastin dan tendon, tulang rawan, dan
unsur penyongkong lapisan epitelium. Pada tumbuhan, MES membentuk dinding yang
mengelilingi dan mempertautkan sel-sel jaringan tumbuhan. MES sel prokariota membentuk
dinding sel.

Meskipun memiliki fungsi yang bermacam-macam, namun fungsi utama MES adalah
sebagai penyonkong. Komponen penyusun MES terdiri atas substansi dasar dan serabut-
serabut. Perbedaan sifat antara MES ditentukan oleh perbandingan dan jenis komponen
penyusunnya.

Sel hewan tidak memiliki dinding sel namun memiliki matriks ekstraseluler (matriks
ekstraseluler) yang tersusun dari glikoprotein dan golongan karbohidrat. Glikoprotein yang
paling melimpah dalam matriks ekstraseluler sel hewan adalah kolagen . Kolagen tersebut
membentuk suatu fiber/benang yang kuat. Benang kolagen menempel pada kompleks
proteoglikan ( proteoglikan ) yang tersusun dari ratusan molekul proteoglikan. Sedangkan
proteoglikan molekuler tersusun dari protein inti kecil dengan rantai ikatan yang terikat dengan
kovalen. Rantai protein yang menempel pada protein inti molekul proteoglikan banyak, yaitu
95% dari keseluruhan pembuatan molekul proteoglikan. matrik ekstraseluler (extracellular
matrix), juga terdapat fibronektin (fibronektin ) yang merupakan fiber / filamen untuk
penempelan ekstraseluler (extracellular matrix) dan sel. Fibronektin ( fibronektin ) dan
beberapa reseptor protein matrik ekstraseluler (extracellular matrix) protein yang terdapat
pada permukaan sel. Protein tersebut dilengkapi dengan protein integrin . Protein integrin
tertanam pada membran sel plasma.

Matrik ekstraseluler (Extracellular Matrix) pada sel hewan yang tersusun dari benang kolagen
(Collagen fiber), fibronektin ( fibronektin ), proteoglikan kompleks, dan protein integrin.

Komposisi Kimia Matriks ekstraseluler meliputi:

1. Kolagen dan serat elastin :memberi kekuatan mekanis pada kain, mencegahnya
meregang;
2. Zat amorf dalam bentuk GAG dan proteoglikan. Ini menahan air dan mineral, mencegah
meremas jaringan;
3. Protein struktural non-kolagen - fibronektin, laminin, tenascin, osteonektin, dll. Selain
itu, matriks ekstraseluler mungkin mengandung komponen mineral - pada tulang dan
gigi: hidroksiapatit, kalsium fosfat, magnesium, dll. Ini memberi kekuatan mekanis pada
tulang, gigi, menciptakan pasokan kalsium, magnesium, natrium, fosfor dalam tubuh.

2.Interaksi sel-matriks

Molekul yang terkait erat dengan membran sel menghubungkan sel ke matriks ekstraseluler.
Molekul-molekul ini, yang disebut reseptor matriks , mengikat secara selektif ke komponen
matriks tertentu dan berinteraksi, secara langsung atau tidak langsung, dengan serat protein
aktin yang membentuk sitoskeleton di dalam sel. Asosiasi serat aktin dengan komponen matriks
melalui reseptor pada membran sel dapat mempengaruhi organisasi molekul membran serta
komponen matriks dan dapat memodifikasi bentuk dan fungsi sitoskeleton. Perubahan
sitoskeleton dapat menyebabkan perubahan bentuk sel, pergerakan, metabolisme , dan
perkembangan .
3.Sel saling berkomunikasi dan berinteraksi untuk menjalankan proses hidup. Dalam komunikasi
tersebut, hal yang sangat penting adalah komitmen antar sel dimana keberadaan suatu sel
dalam jaringan disebabkan oleh sel yang lainnya. Konsep ini juga menunjukkan bahwa dalam
tingkat sel sudah terdapat mekanisme homeostasis dan keteraturan dengan adanya komunikasi
yang seimbang antar sel tersebut. Jika keberadaan sel sudah tidak dibutuhkan dalam suatu
jaringan yang dapat misal karena jumlah dalam suatu jaringan sudah mencukupi, maka sel
tersebut akan mengalami apoptosis . Kondisi tersebut perlu dilakukan dalam rangka
menjalankan fungsi suatu bagian (jaringan atau organ) untuk mendukung proses hidup
organisme. Misalkan organ paru-paru yang memiliki struktur yang berbeda antara kiri dan
sebelah kanan, dimana paru-paru kiri akan lebih kecil dibandingkan yang kanan. Konstruksi
tersebut sangat diperlukan karena paru-paru sebelah kiri memberikan ruang untuk
perkembangan jantung yang ada di bawahnya.

Organisme tingkat tinggi seperti tumbuhan dan hewan akan memiliki sel dengan karakteristik,
struktur, dan fungsi tertentu sehingga mampu membangun sistem kerja sama antar sel untuk
membentuk jaringan, kemudian menyusun organ, dan akhirnya terbentuklah organisme. Dalam
keseluruhan proses yang kompleks tersebut, maka sel dengan sel lain akan membentuk
interaksi dan komunikasiantar selnya untuk mendukung sistem dalam organisme. Dengan
interaksi tersebut untuk terjadinya komunikasi antar sel yang terletak dalam satu jaringan,
ataupun sel yang terletak pada jaringan yang berbeda sangat dibutuhkan untuk menjalankan
sistem yang dijalankan.Bentuk-bentuk komunikasi yang terjalin antar sel dalam menyusun
suatu jaringan dan akhirnya organ menjadi suatu sistem yang sangat mengagumkan.
Keteraturan komunikasi antar sel menjadikan bentuk organisme memiliki keindahan dan
keserasian.

Kehidupan sel terus menerus dimonitor, dikelilingi, dan diatur oleh aktivitasnya sendiri dan juga
sesuai dengan komposisinya. Sel-sel juga berkomunikasi secara sengaja dengan mengirimkan
sinyal yang dapat diterima dan diterjemahkan oleh sel yang lainnya. Kebanyakan sinyal tersebut
pada kondisi biasa tidak hanya terjadi secara individual, tetapi juga antar organisme.
Contohnya, misalkan bau buah-buahan yang bagi manusia dan sebagian hewan merupakan
tanda adanya makanan. Sinyal yang terjadi pada sel termasuk di dalamnya adalah sinyal
kimiawi sederhana, gas, protein , cahaya, dan reaksi kimia. Sel memiliki banyak reseptor protein
untuk mendeteksi sinyal dan jalur yang rumit untuk mensinyalkan sinyal tersebut menjadi
sebuah respons.

Selain interaksi dan komunikasi yang mengharuskan sel-sel saling terhubung secara fisik, maka
bentuk komunikasi juga dapat terjalin dengan adanya sinyal yang dapat berfungsi untuk
menjalankan mekanisme tertentu dalam tubuh makhluk hidup. Signal untuk komunikasi
tersebut dilakukan dengan dikeluarkannya protein yang berperan sebagai pemicu reseptor
pada bagian sel lain sebagai kode untuk menjalankan suatu mekanisme tertentu dalam sel.
Skema sinyal dan reseptor penerima pada membran sel biasanya adalah protein integral
ditunjukkan seperti pada gambar
Pada gambar menjelaskan sinyal yang dikeluarkan oleh suatu sel dan biasanya adalah protein
sekresi untuk diterima oleh sel yang lain dan kemudian melalui jalur yang rumit di dalam sel
yang akan dihasilkan respons. Respon tersebut yaitu :

 Ikatan hormon atau signal molekuler yang merupakan reseptor spesifik dapat memicu
jalur intraseluler untuk meningkatkan atau menurunkan aktivitas menghasilkan protein .
Diantaranya adalah reseptor insulin pada membran plasma sel hati dan sel otot untuk
mengaktifkan enzim yang akan melakukan sintesis glikogen dari glukosa .
 Reseptor dari hormon steroid yang berada di antara sel, bukan pada permukaan sel.
komplek hormon reseptor mengaktifkan transkripsi pada gen target, untuk
meningkatkan produksi protein tertentu . Banyak sinyal yang berikatan dengan reseptor
pada permukaan sel dan merupakan jalur dalam mengekspresikan gen

4.

a.Junction ketat (tight junction) merupakan ikatan antar sel yang terdapat pada sel-sel epitel
yang terletak di bagian permukaan jaringan. Sel-sel epitel berfungsi untuk membawa keluar
sekaligus sebagai pembatas dan mediator untuk bahan-bahan yang selektif, daerah cairan
ekstraseluler pada bagian atas dan bagian dalam membran yang harus terpisah. Junction ketat
akan berada antara sel-sel epitel yang berdekatan dan biasanya terletak di bawah permukaan
atas dan membantu keseimbangan sekaligus mengatur polaritas sel. Daerah khusus pada
membran plasma yang seringkali dibatasi dengan adanya rongga seperti usus, lumen perut,
pembuluh darah, dan saluran empedu pada hati. Ikatan antar sel-sel syaraf pada sel-sel
metabolis di hati memiliki banyak ikatan tight junction.

b.Gap junction merupakan ikatan antar sel yang masih memungkinkan adanya aliran difusi dari
molekul kecil yang terlarut dalam air yang terdapat dalam sitoplasma dari sel yang
bersebelahan. Kebanyakan bentuk ikatan tersebut terdapat pada sel epitel, akan tetapi
ternyata juga terdapat cukup banyak pada sel-sel dari jaringan nonepiteldan strukturnya
nampak sangat berbeda dibandingkan tight junction.

c.Desmosom merupakan bentuk junction yang berfungsi untuk memasang sel bersatu pada
lembaran epitel yang kuat. Desmosom terdiri dari dua jenis protein khusus yang disebut protein
cadherin, yang terdiri dari desmoglein dan desmocolin. Sel-sel epitel dan banyak tipe sel yang
lain, termasuk sel otot halus, terikat bersama-sama oleh desmosom sebagai penutup dan
terkadang terhubung sebagai spot desmosom. Sedangkan hemidesmosom banyak ditemukan
pada bagian bawah permukaan sel-sel epitel, mengikat jaringan epitel seperti halnya paku
mengikat karpet pada dasarnya.

5.Plasmodesma (desmos:mengikat,jamak: plasmodesmata) merupakan saluran


penghubungantar sel tumbuhan atau dapat dikatakan sebagai media komunikasi pada sel
tumbuhan.Plasmodesme atalokasi di antara doa dinding sel tumbuhan dan berhubungan
langsung dengan keduaULANG halus masing-masing sel.

Gambar plasmodesmata

Struktur Plasmodesmeata terdiri dari 2 bagian, yaitu:

 Pori: terdiri dari lengan berita (CS) dan koneksi penghubung (SP).Materi yangmelewati
pori adalah bahan yang ditransfer ke sel lain Tanpa membutuhka nenergi
karenamengikuti gradien potensial (mengangkut pasif)
 Membran : terdiri dari desmotubulus (D) dan tabung pusat (CR). Proses transportasi
bahanyang terjadi pada bagian ini adalah transportasi aktif yang melibatkan kerja
bertindak dan miosin sebagai penyumbang ATP.

Fungsi
 Menghubungk anlingkungan kimiawi pada selsel yang bersebelahan
 Sebagai saluran berpindahnya molekuler udara, zat terlarut kecil, beberapa protein dan
molekulerRNA antar sel
 Dalam kondisiekstrim (terserangvirus/mikroba), plasmodemata mampu“menonaktikan”

6.

Struktur Sel Tumbuhan

Struktur dinding sel

Molekul-molekul glukosa akan disatukan menjadi selulosa melalui proses metabolisme yang
rumit. Banyak molekul selulosa akan bersatu dan membentuk struktur mirip benang halus
yang disebut mikrofibril. Mikrofibril-mikrofibril akan saling melilit lagi membentuk benang
yang lebih besar yang disbut makrofibril. Pektin dan hemiselulosa berperan seperti semen
yang digunakan untuk mengikat serat-serat selulosa, semen tersebut akan menjadi pengikat
bagi selulosa sehingga dapat terbentuk dinding sel. Komponen lain penyusun dinding sel
adalah lignin, polimer ini akan membuat dinding sel memiliki struktur kuat dan keras.
Susunan mikrofibril (kiri) dinding sel primer dan (kanan) dinding sel sekunder

Dinding sel tumbuhan dapat dibedakan menjadi dinding sel primer dan dinding sel sekunder.
Dinding sel primer dimiliki oleh sel-sel yang masih aktif tumbuh dan membelah diri, sedangkan
dinding sel sekunder dimiliki oleh sel yang telah dewasa dan tidak tumbuh lagi. Matriks dinding
sel primer selain mengandung pektin dan hemiselulosa juga mengandung molekul glikoprotein.

Pada awalnya semua sel tumbuhan tersusun atas dinding sel primer. Ketika suatu sel telah
matang, mencapai ukuran maksimum dan tidak tumbuh lagi, akan terbentuk dinding sel
sekunder di bagian dalam dinding sel primer tersebut. Sel dewasa seperti jaringan sklerenkim
memiliki dinding sel sekunder yang tebal karena berperan penting dalam menyokong tubuh
tumbuhan. Sedangkan sel-sel di bagian ujung batang atau ujung akar (jaringan meristem),
hanya memiliki dinding sel primer karena merupakan sel-sel yang aktif membelah diri.

Plasmodesmata pada sel tumbuhan

Dinding sel primer memiliki struktur mikrofibril yang berantakan, sedangkan dinding sel
sekunder memiliki struktur mikrofibril yang lebih rapi. Serat mikrofibril yang berantakan
memiliki keuntungan dalam proses pemanjangan sel, serabut-serabut tersebut mampu
meregang seiring pertumbuhan sel. Serabut mikrofibril tidak tersusun sangat rapat, masih
terdapat pori-pori kecil di antaranya. Pori-pori ini dapat dilewati air sehingga menjadi salah satu
media bagi transportasi air dari dan ke dalam sel.

Tidak semua bagian dinding sel memiliki ketebalan yang sama. Beberapa bagian mungkin
lebih tebal dibandingkan bagian yang lain. Pada bagian tertentu terdapat celah yang
menghubungkan antara sel yang satu dengan sel yang lain. Pada celah tersebut akan dilalui
oleh penjuluran sitoplasma yang disebut plasmodesmata. Penjuluran sitoplasma sel ini akan
menghubungkan sel-sel yang berdekatan, sebagai sarana komunikasi dan pertukaran zat.
Dinding sel pada sel yang bersebelahan akan saling menempel dan hanya dipisahkan oleh
lamella tengah.

Lamella tengah, dinding sel primer, dan dinding sel sekunder

Fungsi dinding sel

Dinding sel merupakan bagian sel tumbuhan yang sangat penting, fungsi dinding sel bagi
tumbuhan adalah sebagai berikut.

1. Dinding sel memberikan kekuatan pada jaringan tumbuhan sehingga tumbuhan dapat
berdiri dengan kokoh.
2. Dinding sel mencegah pecahnya protoplas karena terlalu banyak menyerap air.
Protoplas adalah bagian sel tumbuhan selain dinding selnya. Jadi semua organel sel
tumbuhan yang dibungkus membran plasma secara keseluruhan disebut protoplas. Sel
hewan yang terlalu banyak menyerap air akan pecah atau lisis, namun sel tumbuhan
memiliki keistimewaan dimana protoplas akan sulit pecah karena dilindungi oleh dinding
sel yang kaku.
3. Dinding sel mencegah masuknya mikroorganisme masuk ke dalam sel.

Anda mungkin juga menyukai