2)Pendidik
Memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga
yang beresiko tinggi, kader kesehatan dan lain-lain.
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di
masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan
perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang
diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan
proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat
mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk
belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan
strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil
yang telah didapat (Mubarak, 2005).
3)Pengelola
Mengelola (merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan dan
mengevaluasi) pelayanan keperawatan baik secara langsung
maupun tidak langsung dan menggunakan peran serta aktif
masyarakat dalam kegiatan keperawatan komunitas.
4)Konselor
Memberikan konseling/bimbingan kepada kader kesehatan,
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan komunitas
sesuai prioritas.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk
membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk
meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan
dukungan emosional dan intelektual.
5)Pembelaan Klien
Melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan keperawatan komunitas.
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau
tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat
menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam
masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak
klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang
terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan
melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan
informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam
memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan
dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang
sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak
petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
6)Peneliti
Melakukan penelitian untuk mengembangkan keperawatan
komunitas
7)Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan
cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter,
ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu
mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi
atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan
orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan
sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan (Mubarak, 2005).
Klien/manusia
Lingkungan
Lingkungan Hospes/manusia
Agen adalah faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
penyakit, contoh faktor biologi, mekanik dan kimiawi. Hospes
adalah makhluk hidup yang dapat tertular oleh penyakit.
Lingkungan adalah faktor yang dapat mempengaruhi derajat
kesehatan manusia dan agen.
3. Kesehatan (Sehat-sakit)
Sehat adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial tidak
hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan (WHO). Sehat adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU no.23/92).
Sedangkan sakit merupakan keadaan terganggunyafungsi tubuh
yang normal, baik fungsi fisiologis maupun fungsi sosialnya.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan, yaitu:
Perawatan diri yang baik
Pencegahan terhadap penyakit/cedera
Menggunakan potensial intelektual
Manajemen stress dan mengekspresikan emosi
secara baik
Hubungan interpersonal yang baik
Peduli terhadap lingkungan dan kondisi sekitar
Peplau sendiri mendefinisikan kesehatan sebagai gerak
progresif individu dan proses makluk hidup secara terus
menerus dalam kelangsungan kreativitas, produktivitas dan
sikap individual dari kehidupan masyarakat.
4. Keperawatan
Lokakarya Keperawatan Nasional (1983) menyebutkan
bahwa keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
dengan bentuk pelayanan mencangkup bio psikososio-
spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit dalam
siklus kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan diberikan
secara humanistik, menghargai dan menghormati martabat
manusia, memberi perhatian pada klien serta menjunjung
tinggi keadilan bagi setiap manusia. Pelayanan keperawatan
ditunjukan untuk,
Mempertahankan kesehatan
Meningkatkan kesehatan
Menolong klien untuk mengatasi secara tepat
masalah yang dihadapinya
Tujuan pelayanan keperawatan adalah untuk mencapai
kemandirian klien dalam meningkatkan status kesehatan
secara optimal dengan pencegahan sakit dan peningkatan
keadaan sehat. Pelayanan keperawatan juga ditujukan
kepada penyediaan pelayanan keseahatan utama dalam usaha
mengadakan perbaikan sistem pelayanan kesehatan sehingga
memungkinkan setiap orang mencapai hidup sehat dan
produktif. Keperawatan mempelajari bentuk dan sebab tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia serta mempelajari
berbagai upaya untuk mencaapi kebutuhan dasara tersebut.
Keperawatan menurut Hildegard E.Pelau yaitu proses
interpersoal yang bermakna, bersifat tarapeutik.
Keperawatan menurut Peplau yaitu alat pendidikan yang
kekuatannya bertujuan untuk mendukung kekuatan
seseorang dalam kreativitas langsung, produktivitas dan
sikap individual dari kehidupan masyarakat.
6.Sejarah perkembangan Keperawatan kesehatanKomunitas
a. Masyarakat Kuno (Sebelum 500 Sm)
Penggalian di lokasi bebrapa peradaban awal yang terkenal telah
mengungkapkan bukti adanya aktivitas kesehatan komunitas.
Temuan arkeologi dari lembah Indus di india utara, sekitar 2000
SM, memberikan adanya kamar mandi dan system drainase
didalam rumah dan saluran pembuangan air yang terletak lebih
rendah dari permukaan jalan.
System drainase juga ditemukan diantara reruntahan kerajaan mesir
kuno pertengan (2700-2000 SM). Orang-orang myceneans, yang
tinggal di Crete pada 1600 SM telah memiliki toilet, system
penggelontoran, dan saluran pembuangan air.
Resep obat tertulis untuk obat-obatan berhasil ditafsirkan dari
lempeng tanah liat (prasasti) orang Sumerian sekitar 2100 SM.
Sampai sekitar 1500 SM sudah lebih dari 700 obat yang dikenal
orang mesir.
Budaya klasik (500 SM-500 M)
Selama abad ke 13 dan ke 12 SM, orang Yunani mulai
bepergian ke Mesir dan terus melakukannya sampai beberapa abad
selanjutnya. Ilmu pengetahuan dari orang Babilonia, Mesir, Yahudi
dan suku lainnya di Mediterania Timur tercakup didalam filosofi
kesehatan dan kedoteran Yunani.
d. Abad Ke- 20
Saat dimulainya abad ke-20, angka harapan hidup masih kurang dari 50
tahun. Penyebab utama kematian adalah penyakit menular-influenza,
pneumonia, tuberculosis, dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit
menular yang lain, misalnya, demam tifoid, malaria, dan difteri juga
banyak menelan korban.
Masalah kesehatan yang juga terjadi. Jutaan anak mengalami kondisi
yang ditandai dengan diare , penyakit tak menular atau kelainan bentuk
tulang.
Defisiensi vitamin dan salah satu kondisi pemicunya, kesehatan gigi
yang buruk, merupakan hal yang sangat umum dijumpa di daerah
kumuh kota-kota Amerika dan Eropa.
Tidak tersedianya layanan prenatal dan pascanatal yang memadai
menyebabkan tingginya angka kematian yang berkaitan dengan
kehamilan dan kelahiran.
Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia Abad Ke-16 –
Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan
kolera. Dengan melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
a.Tujuan Umum
b.Tujuan Khusus
Sasaran
Individu
Kelompok Khusus
a. Ibu hamil
c. Balita
e. Usia lanjut
a. Panti wredha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d. Penitipan balita
Masyarakat
Strategi
a. Proses kelompok.
b. Pendidikan kesehatan.
c. Kerja sama (partnership).
Upaya Promotif
Upaya Preventif
Upaya Kuratif
Upaya Rehabilitatif
Upaya Resosialitatif
B. Ruang lingkup
1.Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
4.Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik,
dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya
tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari
individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas
tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati
5.Ciri Kelompok Sosial
Suatu kelompok bisa dinamakan kelompok sosial bila memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Memiliki motive yang sama antara individu satu dengan yang lain.
(menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama)
2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu
dengan yang lain
(Akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang
terlibat)
3. Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok
yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing
4. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok
yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk
mencapai tujuan bersama.
6. Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi
yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi
untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan
akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok.
Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan
masing-masing anggota (siapa yang menjadi ketua atau anggota). Interaksi
yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu
dengan lainnya sehingga timbul perpecahan (konflik). Perpecahan yang
terjadi bisanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya
kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan
diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian,
perubahan dalam kelompok mudah terjadi.
Langkah proses pembentukan Tim diawali dengan pembentukan
kelompok, dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
1. Persepsi
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi
yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih
punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan
bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang
memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
2. Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok
untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok.
Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu
kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota
lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk
maju.
3. Tujuan
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat
menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
4. Organisasi
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses
kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat
diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
5. Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan
disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide,
pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan
tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
6. Interaksi
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena
dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara
horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang
pengetahuan tersebut.
7. Pertumbuhan dan Perkembangan Kelompok
Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan
kelompok adalah sebagai berikut :
1. Adaptasi
Proses adaptasi berjalan dengan baik bila:
a. Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang
baru.
b. Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai
dengan
dinamika kelompok tersebut.
c. Setiap anggota memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan,
norma dan
kepercayaan anggota lain tanpa merasa integritasnya terganggu.
2. Pencapaian tujuan
Dalam hal ini setiap anggota mampu untuk:
a. menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai
tujuan bersama.
b. membina dan memperluas pola
c. terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman,
pengetahuan dan kemampuannya.
Selain hal diatas, perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh
bagaimana komunikasi yang terjadi dalam kelompok. Dengan demikian
perkembangan kelompok dapat dibagi menjadi tiga tahap, antara lain
1. Tahap pra afiliasi
Merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan semua
individu akan saling mengenal satu sama lain. Kemudian hubungan
berkembang menjadi kelompok yang sangat akrab dengan saling
mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota.
2. Tahap fungsional
Ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain,
tercipta homogenitas, kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok. Pada
akhirnya akan terjadi pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.
3. Tahap disolusi
Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelopok sudah mempunyai rasa
tidak membutuhkan lagi dalam kelompok. Tidak ada kekompakan maupun
keharmonisan yang akhirnya diikuti dengan pembubaran kelompok.
E. Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi
yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi
untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan
akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok.
Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan
masing-masing anggota (siapa yang menjadi ketua atau anggota). Interaksi
yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu
dengan lainnya sehingga timbul perpecahan (konflik). Perpecahan yang
terjadi bisanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya
kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan
diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian,
perubahan dalam kelompok mudah terjadi.
Langkah proses pembentukan Tim diawali dengan pembentukan
kelompok, dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
1. Persepsi
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi
yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih
punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan
bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang
memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
2.Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok
untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok.
Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu
kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota
lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk
maju.
3.Tujuan
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat
menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
4. Organisasi
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses
kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat
diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
5. Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan
disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide,
pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan
tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
6. Interaksi
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena
dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara
horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang
pengetahuan tersebut.
STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
TEORI SISTEM
feedback
input Proses output Dampak
Lingkungan
Input
Proses
Output
Dampak
Lingkungan
5. Rehabilitation ( Rehabilitasi )
Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien didiagnosis
sembuh.Sering pada tahap ini dijumpai pada fase pemulihan
terhadap kecacatan sebagaimana program latihan-latihan yang
diberikan kepada pasien, kemudian memberikan fasilitas agar
pasien memiliki keyakinan kembali atau gairah hidup kembali ke
masyarakat dan masyarakat mau menerima dengan senang hati
karena kesadaran yang dimilikinya.
LEMBAGA PELAYANAN KESEHATAN
Rawat Jalan
Lembaga pelayanan kesehatan ini bertujuan untuk memberikan
kesehatan pada tingkat pelaksanaan diagnosis dan pengobatan pada
penyakit akut atau mendadak dan kronis yang dimungkinkan tidak
terjadi rawat inap.Lembaga ini dapat dilaksanakan pada klinik-klinik
kesehatan seperti klinik dokter spesialis, klinik keperawatan spesialis
dan lain-lain.
Institusi
Merupakan lembaga pelayanan keehatan yang fasilitasnya cukup
dalam memberikan berbagai tingkat pelayanan kesehatan, seperti
rumah sakit, pusat rehabilitasi, dan lain-lain.
Hospice
Lembaga ini bertujuan untuk meberikan pelayanan kesehatan yang
difokuskan pada klien yang sakit terminal agar lebih tenang dan dapat
melewati masa-masa terminalnya dengan tenang.Lembaga ini
digunakan dalam home care.
Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan
pada klien pada keluarganya sebagaimana pelaksanaan perawatan
keluarga seperti praktek perawat keluarga, dan lain-lain.
LINGKUP SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
PELAYANAN
KESEHATAN
KESEHATAN
C. Definisi
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan, secara mandiri. Desa siaga ini merupakan program
pemerintah Indonesia untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010. Desa
yang dimaksud dalam desa siaga adalah kelurahan / istilah lain bagi
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah,
yang berwenang untuk mengatur dan mengukur kepentingan
masyarakat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan RI.
2. Indikator Proses
Yaitu indikator untuk mengukur seberapa aktif upaya yang
dilaksanakan di suatu desa dalam rangka pengembangan desa
siaga, meliputi :
a. Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa.
b. Berfungsi / tidaknya sistem kegawatdaruratan dan
penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana.
c. Berfungsi / tidaknya sistem surveilans berbasis masyarakat.
d. Ada / tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan
PHBS.
3. Indikator Keluaran
Indikator keluaran untuk mengukur seberapa besar hasil kegiatan
yang dicapai di suatu desa dalam rangka pengembangan desa
siaga, meliputi :
a. Cakupan pelayanan kesehatan dasar poskesdes.
b. Cakupan pelayanan UKBM lain.
c. Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan.
d. Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah
untuk kadarzi dan PHBS.
4. Indikator Dampak
Indikator ini mengukur seberapa besar dampak dan hasil kegiatan
di desa dalam rangka pengembangan desa siaga, meliputi :
a. Jumlah penduduk yang menderita sakit
b. Jumlah penduduk yang mengalami gangguan jiwa
c. Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia
d. Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia
e. Jumlah balita dengan gizi buruk.
No Indikator Pratama Madya Utama
1 Forum Masyarakat Desa V V V
2 Sarana/fasilitas pelayanan kesehatan dasar V V V
(Poskesdes atau UKBM lain) dengan tenaga dan
sistem rujukannya.
3 Posyandu, UKBM maternal dan UKBM lain sesuai V V V
kebutuhan.
4 Sistem pengamatan berbasis masyarakat (KIA, gizi, V V V
penyakit, faktor risiko lingkungan dan perilaku).
A. Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1501/MENKES/PER/X/2010, Kejadian Luar Biasa adalah
timbulnya atau meningkatnyakejadian kesakitan dan/atau kematian
yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerahdalam kurun
waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada
terjadinyawabah.Selain itu, Mentri Kesehatan RI (2010) membatasi
pengertian wabah sebagai berikut:
1. Demam Berdarah
2. Campak
3. Polio
4. Difteri
5. Pertusis
6. Rabies
7. Hepatitis
8. Influenza dll.
1. Berdasarkan penyebab
a. Toxin:
1) Entero toxin, misal yang dihasilkan oleh: Staphylococcus
aureus, Vibrio, Kholera, Eschorichia, Shigella
2) Exotoxin (bakteri), misal yang dihasilkan oleh:
Clostridium botulinum, Clostridium perfringens
3) Endotoxin
b. Infeksi
1) Virus
2) Bakteri
3) Protozoa
4) Cacing
c. Toxin Biologis
1) Racun jamur
2) Alfatoxin
3) Plankton
4) Racun ikan
5) Racun tumbuh-tumbuhan
d. Toxin Kimia
1) Zat kimia organik: logam berat (seperti air raksa, timah),
logam-logam lain cyanida, nitrit, pestisida.
2) Gas-gas beracun: CO, CO2, HCN, dan sebagainya.
2. Berdasarkan Sumber:
a. Sumber dari manusia Misalnya: jalan napas, tangan, tinja, air
seni, muntahan seperti: Salmonella, Shigella, hepatitis.
b. Bersumber dari kegiatan manusia Misalnya: toxin dari
pembuatan tempe bongkrek, penyemprotan pencemaran
lingkungan.
c. Bersumber dari binatang Misalnya: binatang peliharaan, rabies
dan binatang mengerat.
d. Bersumber pada serangga (lalat, kecoak)Misalnya: Salmonella,
Staphylococcus, Streptococcus
e. Bersumber dari udara Misalnya: Staphylococcus,
Streptococcus virus
f. Bersumber dari permukaan benda-benda atau alat-alat
Misalnya: Salmonella
g. Bersumber dari makanan dan minuman Misalnya: keracunan
singkong, jamur, makanan dalam kaleng.
E. Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Kejadian Luar Biasa
(KLB)
Menurut Notoatmojo (2003), faktor yang mempengaruhi
timbulnya Kejadian Luar Biasa adalah:
2. Patogenesitas
merupakan kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi
pada pejamu sehingga timbul sakit.
1. Penyelidikan epidemilogis.
2. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita
termasuk tindakan karantina.
3. Pencegahan dan pengendalian.
4. Pemusnahan penyebab penyakit.
5. Penanganan jenazah akibat wabah.
6. Penyuluhan kepada masyarakat.
7. Upaya penanggulangan lainnya.
KESEHATAN
A. Tujuan
B. Metode
C. Sistematika
1. Kata Pengantar
2. Daftar isi
3. BAB I Pendahuluan
a. Kesimpulan
b. Saran
Kesehatan Kerja
a. Pengertian
kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan /kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja /masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggitingginya, baik fisik, mental maupun
sosial, dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit / gangguan-gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja,
serta terhadap penyakit-penyakit umum
sasaran / lingkupnya : manusia pekerja & sekitar
sifat : medis
higene perusahaan / lingk. kerja adalah spesialisasi dlm ilmu higene
beserta prakteknya yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor
penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan
perusahaan melalui
pengukuran yang hasinya dipergunakan unt dasar tindakan korektif
kepada lingkungan tersebut serta bila perlu pencegahan, agar pekerja dan
masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta
dimungkinkan mengecap derajat kesehatan setinggi-tingginya
sasaran/lingkup : lingkungan kerja
sifat : teknik
4) faktor bahaya
Suara
Suhu
Cahaya
Radiasi ro / ra, infrared, ult. Violet
Tekanan tinggi
Getaran
Bahan kimia
Debu, uap, gas, larutan
biologics
fisiologis
mental-psikologis
tuli, ggn komunikasi
heat stroke, heat cramps,
hyperpyrexia
frostbite
ggn penglihatan, silau, kecelakaan
kelainan kulit, kelainan ssn darah
katarak pada lensa mata
conjunctivitis photoelectrica
caisson disease
kelelahan, ggn. gerak, penglihatan
pneumoconiosis, dermatosis
keracunan, dermatitis, metal fume
fever
hewan, tumb, parasit, kuman dll
konstruksi mesin, sikap, cara kerja
hubungan sosial tk, monoton
5) Faktor Fisik
faktor fisik adalah faktor didalam tempat kerja yg bersifat fisika
diantaranya
adalah :
iklim kerja
kebisingan
pencahayaan
Getaran
gelombang mikro, dll
6) Faktor Kimia
Debu : menyebabkan pneumoconiosis,silicosis
uap menyebabkan : metal fume fever, dermatitis,
keracunan
gas menyebabkan : keracunan mis h2s, co dll
larutan menyebabkan : dermatitis, keracunan dll
awan, kabut menyebabkan : keracunan
7) Ergonomi
Mempermasalahkan hal-ihkwal manusia kerja dg tujuan membina
keserasian antara kesanggupan tenaga kerja dg sarana kerjanya, tata kerja dan
lingkungannya shg diperoleh efisiensi dan produktivitas kerja tinggi dan
akhirnya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pekerja.sikap tubuh dlm
kerja :
semua pekerjaan sebaiknya dalam sikap duduk / duduk – berdiri
bergantian
semua sikap tubuh yang tak alami – hindari. bila tak mungkin
usahakan beban statik diperkecil
tempat duduk harus menjamin relaksasi otot-otot, tidak ada
penekanan pada paha shg terjaga sirkulasi darah dan sensibilitas pada paha.
8) Gizi Kerja
gizi kerja adalah nutrisi (zat makanan) yg diperlukan pekerja unt
memenuhi kebutuhan sesuai dg jenis pekerjaan, sehingga kesehatan dan
daya kerja menjadi setinggi-tingginya.
gizi pd umumnya: mempelajari bgmn memberikan makanan sebaik-
baiknya shg kesehatan tubuh optimal
dipertimbangkan dlm menyusun menu :
pola makan : kebiasaan makanan pokok
kepercayaan / agama : pantang makanan tertentu
keuangan : ekonomis tetapi tetap bergizi
daya cerna : makanan yg biasa dimakan masyarakat
sekitar
praktis : mudah diselenggarakan
volume : cukup mengenyangkan
variatif : jenis menu bervariasi
C. Upaya pencegahan
E. INTI KOMUNITAS
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan
kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya
promotif dan perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan
rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya (Mubarak, 2011).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu
sebagai klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan
komunitas terdiri dari individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model
pendekatan totalitas individu dari Neuman (2010) dalam Anderson (2013)
untuk melihat masalah pasien, model komunitas sebagai klien
dikembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan
masyarakat sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan.
Model tersebut telah diganti namanya menjadi model komunitas sebagai
mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang
menjadi landasannya.
LINGKUNGAN
1. Tingkat individu
PELAYANAN KESEHATAN
b. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi
penyakit lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-
kegiatan yang mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai
pencegahan sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui
posyandu dan puskesmas.
c. Pencegahan tersier
Mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada
seseorang dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang
mengalami kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai
dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada
penderita patah tulang. Selanjutnya agar dapat memberikan arahan
pelaksanaan kegiatan, berikut ini diuraikan falsafah keperawatan
komunitas dan pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2011):
1) Falsafah Keperawatan
Kesehatan Komunitas Keperawatan kesehatan
komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian
terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-
spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan
prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi yang
mengacu pada paradigma keperawatan secar umum dengan
empat komponen dasar yaitu; manusia, kesehatan, lingkungan
dan keperawatan.
2) Pengorganisasian masyarakat
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut
Rothman meliputi peran serta masyarakat (localiti
developmen), perencanaan sosial melalui birokrasi pemerintah
(social developmant) dan aksi sosial berdasarkan kejadian saat
itu (social action) (Mubarak, 2011). Pelaksanaan
pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui tahapan-
tahapan berikut:
a) Tahap persiapan Dilakukan dengan memilih area atau
daerah yang menjadi prioritas, menentukan cara untuk
berhubungan dengan masyarakat , mempelajari dan
bekerjasama dengan masyarakat.
b) Tahap pengorganisasian Dengan persiapan pembentukan
kelompok dan penyesuaian dengan pola yang ada
dimasyarakat dengan pembentukan kelompok kerja
kesehatan.
c) Tahap pendidikan dan pelatihan Melalui kegiatan-kegiatan
pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat melalui
pengkajian, membuat pelayanan keperawatan langsung
pada individu, keluarga dan masyarakat.
d) Tahap formasi kepemimpinan Memberikan dukungan
latihan dan mengembangkan keterampialan yang
mengikuti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan
pengawasan kegiatan pendidikan kesehatan.
e) Tahap koordinasi Kerjasama dengan sektor terkait dalam
upaya memandirikan masyarakat
f) Tahap akhir Suverpisi bertahap dan diakhiri dengan
evaluasi dan pemberian umpan balik dan masing-masing
evaluasi untuk perbaikan untuk kegiatan kelompok
kesehatan kerja selanjutnya.
b. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada
masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose
keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin
terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas
terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga
komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E),
dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2011).
c. Perencanaan/Intervensi
1) Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi
masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan
diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah
(Mubarak, 2011):
2) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
3) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
4) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
5) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang
tepat
6) Lakukan olahraga secara rutin
7) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat
untuk memperbaiki lingkungan komunitas
8) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
d. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan
asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan
lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat (Mubarak, 2011). Perawat bertanggung jawab dalam
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi,
2009), yaitu:
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku
hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit
4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas
e. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas
dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya
(Mubarak, 2011). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi.
2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.
A. Pengkajian
1. Pengkajian Inti (Core)
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
b. Data demografi
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Usia
Lansia
13% Balita
Pertengahan 6%
40% Remaja
23%
Dewasa
18%
Agama
Islam
Katholik
Pendidikan
SMA SMP SD PT
7%
12%
51%
30%
c. Statistik vital
10%
BANGUNAN
PERMANEN SEMI PERMANEN
4%
96%
VEKTOR
NYAMUK TIKUS KECOA KUCING
10%
35%
25%
30%
pembuangan sampah
diambil petugas sampah dibakar
5%
95%
b. Pendidikan
e. Komunikasi
KOMUNIKASI
PERKUMPULAN RT
RW
TV
EDARAN
f. Ekonomi
g. Rekreasi
Rekreasi
Tidak rekreasi
10%
TV
90%
3. Persepsi
B. Analisa Data
10 % - 24,9 % 7 atau 8
1 % - 9,9 % 5 atau 6
2. Keseriusan masalah
Kriteria untuk skoring keseriusan masalah kesehatan :
Prioritas Masalah
Keterangan :
A = Presentasi populasi yang mengalami masalah kesehatan
B = Keseriusan masalah
C = Keefektivan intervensi
D. Diagnosa Keperawatan
1. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif (D.0116)
2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117)
I. E.Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan / Intervensi Metode Evaluator
No
Keperawatan (NOC) (NIC) Evaluasi
J. F.Implementasi Keperawatan
No Hari/Tanggal Waktu Jenis Kegiatan Evaluasi Formatif
1 Jumat, 6 11.00 WIB Melakukan Evaluasi Struktur :
Maret 2020 pemeriksaan tekanan - Pemeriksaan dilakukan oleh
darah mahasiswa praktikan yang bertempat
di posko kesehatan
- Kegiatan dilakukan setiap hari
Evaluasi Proses :
- Pengecekan tekanan darah
menggunakan sphygnomanometer dan
stetoskop
- Warga yang melakukan pemeriksaan
sebelumnya didata dan dicek berat
badan
- Setelah dilakukan pemeriksaan
kemudian diberikan pendidikan
kesehatan.
Evaluasi Hasil :
- Masyarakat sangat antusias dan
mendatangi posko kesehatan untuk
pengecekan tekanan darah
- Tekanan darah pasien 140/90 mmHg
- Dilakukan pengukuran berat badan,
dan pendidikan kesehatan hipertensi
2 Minggu, 8 09.00 WIB Pemantauan jentik Evaluasi Struktur :
Maret 2020 nyamuk - Pemeriksaan dilakukan bersama
dengan ibu kader PKK dan mahasiswa
- Pemeriksaan ditujukan bagi seluruh
rumah warga RT 04
- Mahasiswa menyiapkan senter dan
ceklist pemeriksaan
Evaluasi Proses :
- Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB
- Kelompok dibagi menjadi 3 tim untuk
melakukan pengecekan rumah di 3
wilayah pembagian. Masing-masing
tim ditemani oleh ibu kader PKK
Evaluasi Hasil :
- Ditemukan 8 rumah terdapat jentik
nyamuk
- Warga dihimabau untuk
memperhatikan kebersihan
lingkungan
- Warga diberikan ceklist pemeriksaan
jentik yang ditempelkan pada depan
rumah
K. G.Evaluasi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1 Manajemen kesehatan tidak S : warga X mengatakan jika tidak tahu tentang penyakit hipertensinya
efektif dan mengeluh kepala pening, dan belum mengerti senam hipertensi
O : TD 150/90 mmHg, saat ditanya riwayat darah tinggi pasien tidak
mampu menjawab
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2 Pemeliharaan kesehatan S : warga X mengatakan jika belum mampu memilah sampahnya dan
tidak efektif mengatakan jika dirumahnya banyak nyamuk
O : terdapat jentik nyamuk di genangan air, di kamar mandi, dan
wadah penyimpanan air
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
H.Rencana Tindak Lanjut
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Tanggung
Kesehatan jawab
Manajemen Untuk meningkatkan 1. Cek kesehatan Warga 17 Maret Posko Mahasiswa
kesehatan tidak kesadaran 2. Pendidikan 2020 kesehatan Warga
efektif masyarakat akan kesehatan
kesehatan mengenai 3. Senam
pencegahan dan hipertensi
penanganan penyakit
Pemeliharaan Untuk meningkatkan 1. Pendidikan Warga 23 Maret RT Mahasiswa
kesehatan tidak kesadaran kesehatan 2020 04/RW Warga
efektif masyarakat dalam 2. Pemeriksaan 02
menerapkan pola jentik nyamuk
hidup bersih dan 3. Penanaman
sehat TOGA
4. Kerja bakti
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu
tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta
mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah
kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama
dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama
dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang
sama (Riyadi, 2013).
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan
menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam
melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak melupakan
tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat
mampu mengenal, mengambil keputusan dalam memelihara
kesehatannya (Mubarak, 2011).
Praktik keperawatan komunitas akan berfokus kepada pemberian
asuhan keperawatan komunitas pada masalah kesehatan yang banyak
diderita oleh komunitas tersebut. Dengan terlebih dahulu melakukan
screening kesehatan untuk mengetahui masalah kesehatan apa yang
banyak diderita oleh masyarakat. Masalah kesehatan adalah suatu
masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah –
masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan
masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya
sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada pengaruhnya
terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan tersebut (Sumijatun,
2012).
Selama 2 Maret – 28 Maret 2020 mahasiswa Program Studi
Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta akan menjalani
praktik keperawatan komunitas dan keluarga di wilayah Debegan RT
04 RW 02 Mojosongo Jebres, Surakarta untuk memberikan asuhan
keperawatan komunitas dan keluarga secara holistic untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat setempat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas
yang telah diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam
memberikan Asuhan Keperawatan Komunitas Desa Debegan RT 04
RW 02 Mojosongo.
2. Tujuan Khusus
a) Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat
di Desa Debegan RT 04 RW 02.
b) Melakukan analisa data hasil pengkajian pada masyarakat di
Desa Debegan RT 04 RW 02
c) Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada
masyarakat di Desa Debegan RT 04 RW 02
d) Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di Desa
Debegan RT 04 RW 02
e) Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan
Komunitas di Desa Debegan RT 04 RW 02
f) Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Komunitas di Desa Debegan RT 04 RW 02
C. Manfaat
1. Bagi pemerintah
Dapat dijadikan sebagai bahan ataupun data untuk menyusun
kebijaksanaan dalam program kerja dibidang kesehatan.
2. Bagi pendidikan
Sebagai sarana untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan
dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Bagi masyarakat
Masyarakat dapat mengerti dan menyadari permasalahan kesehatan
yang ada dan mencoba menanggulanginya serta masyarakat dapat
mengerti gambaran tentang status kesehatannya.
4. Untuk mahasiswa
Untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat diperkuliahan dengan
keadaan permasalahan yang ada dimasyarakat untuk mendapatkan
pengalaman belajar mengenai masalah dimasyarakat dan mampu
menentukan langkah-langkah penyelesaiannya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
g. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada
masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose
keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin
terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas
terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga
komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E),
dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2011).
h. Perencanaan/Intervensi
9) Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi
masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan
diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah
(Mubarak, 2011):
10) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
11) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
12) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
13) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang
tepat
14) Lakukan olahraga secara rutin
15) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat
untuk memperbaiki lingkungan komunitas
16) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
i. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan
asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan
lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat (Mubarak, 2011). Perawat bertanggung jawab dalam
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi,
2009), yaitu:
5) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
6) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku
hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
7) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit
8) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas
j. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas
dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya
(Mubarak, 2011). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
4) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi.
5) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
6) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Nasrul.1998. DASAR-DASAR KEPERAWATAN KESEHATAN
MASYARAKAT. EGC:Jakarta
http://www.reditapratwi.blogspot.com/p/konsep-desa-siaga.html?m=1 diakses
pada tanggal 28 Februari 2013
http://www.puskesmaku.blogspot.com/2009/01/desa-siaga.html?m=1 diakses
tanggal 27 Februsri 2013
http://www.tyovillage.blogspot.com/2011/04/makalah-desa-siaga.html?m=1
diakses pada tanggal 28 Februsri 2013
http://www.scribd.com/doc/67541642/Makalah-Desa-Siaga-Klmpok-IITim di
unduh tanggal 27 Februari 2013
Dinkes Jawa Barat, 2010. BUKU PEDOMAN DESA SIAGA AKTIF. Dinkes
Jawa Barat, Bandung.
Anderson,ET.(2006).Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik
Jakarta :EGC
Grafindo Persada
http://kuliah.dagdigdug.com/2008/07/12/prinsip-dasar-komunikasi-dalam-
kelompok/
http://www.lusa.web.id/unsur-unsur-komunikasi/
http://sulfaoktafiani.blogspot.com/2013/05/6keperawatan-keluarga.html
http://www.gobookee.org/ruang-lingkup-keperawatan-keluarga/
http://www.gobookee.org/ebook/bab-i-pendahuluan-perpustakaan-upn-
veteran-jakarta-6a1eta/
http://www.scribd.com/doc/174448272/PP-Ruang-Lingkup-Keperawatan-
Keluarga-2
http://masithatabode.blogspot.com/2013/10/makalah-keperawatan-
keluarga.html
http://derenyy.wordpress.com/2013/09/28/kejadian-luar-biasa/
http://windaamelia.wordpress.com/2010/12/13/kejadian-luar-biasa-
klb/
http://fajarasma.wordpress.com/2010/12/16/wabah-kejadian-luar-
biasa-klb/
http://dunia-khayalanqyu.blogspot.com/2010/12/kejadian-luar-
biasa.html
http://decha-ariani.blogspot.com/2013/07/kejadian-luar-biasa.html