2. Model Aristoteles
Model ini merupakan model komunikasi yang paling klasik dalam ilmu
komunikasi, yang disebut model retorikal. Model ini sering disebut sebagai
seni berpidato. Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa Anda
(etos kepercayaan Anda), argumen Anda (logos-logika dalam emosi
khalayak). Dengan kata lain, faktor- faktor yang memainkan peran dalam
menentukan efek persuatif Suatu pidato meliputi isi pidato, susunan, dan
Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang
pertama. Komunikasi terjadi ketika pembicara menyampaikan pesan kepada
khalayak dengan tujuan mengubah perilakunya. Model ini mempunyai tiga
bagian dasar dari komunikasi, yaitu pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar
(listener). Menurut Aristoteles, pengaruh dapat dicapai oleh seseorang yang dipercaya
oleh publik, alasan, dan dengan memainkan emosi publik. Model ini juga
memiliki banyak kelemahan. Pertama, komunikasi dianggap sebagai
fenomena yang statis. Kedua, model ini tidak memperhitungkan komunikasi
nonverbal dalam memengaruhi orang lain. Meskipun mempunyai banyak
kelemahan, model ini menjadi inspirasi bagi para ilmuwan komunikasi untuk
mengembangkan model komunikasi modern. Aristoteles membuat deskripsi
atau gambaran yang sesuai dengan proses komunikasi yang terjadi dalam
retorikal sebagai berikut.
3. Model lasswell
Model ini menggambarkan komunikasi dalam ungkapan cha says what in
which channel to whom with what effect atau dalam bahasa Indonesia berarti
siapa mengatakan apa dengan medium apa kepada siapa dengan pengaruh
apa. Model ini sering digunakan pada komunikasi massa. Who menjadi
pihak yang mengeluarkan dan menyeleksi berita, says what adalah bahan
untuk menganalisis pesan. In which channel adalah media. To whom adalah
khalayak, dan with what effect adalah pengaruh yang diciptakan pesan dari
media massa kepada pembaca, pendengar, dan pemirsa. Berikut merupakan model lasswell
4. Model schramm
Komunikasi dianggap sebagai interaksi dengan kedua pihak yang menyandi
(encode) menafsirkan (interper)-menyandi ulang (decode) mentransmisikan
(transmit) dan menerima sinyal (signal). Schramm berpikir bahwa
komunikasi selalu membutuhkan tiga unsur: sumber (Source), pesan
(message), dan tujuan (destination). sumber dapat menyandi pesan, dan tujuan
dapat menyandi balik pesan, bergantung pada pengalaman masing-masing.
Jika kedua lingkaran itu mempunyai daerah yang sama, komunikasi menjadi
mudah. Semakin besar daerahnya akan berpengaruh pada daerah pengalaman
(field of experience) yang dimiliki oleh keduanya. Menurut Schramm, setiap
orang dalam komunikasi sangat jelas menjadi encoder dan decoder. Kita
proses secara konstan menyandi ulang tanda dari lingkungan, menafsirkan
tanda, dan menyandi sesuatu sebagai hasilnya. Proses kembali dalam model
ini disebut feedback, yang berperan penting dalam komunikasi karena menjadi
tahu cara pesan ditafsirkan. Berikut model schramm;
.
Tipe komunikasi
Menurut Dennis McQuail (1987), secara umum kegiatan/ proses komunikasi dalam
masyarakat dapat berlangsung dalam enam tingkatan.
Sumber:
Erni Murniarti. 2019. Buku ajar; Proses Komunikasi, Prinsip Dasar Proses Komunikasi,
Pandangan Ahli Tentang Proses Komunikasi. Model Komunikasi, Fungsi Dan Manfaat Model
Komunikasi, Definisi Informasi, Jaringan Teknologi Komunikasi, Audit Teknologi Informasi,
Layanan Informasi Dan Penerapan Komunikasi Dalam Layanan Bimbingan Pemberian
Informasi. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN
INDONESIA