Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN TEORI

STROK HEMORAGIK

A. DEFINISI

 Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya


suplai darah ke bagian otak (Bruner and Suddarth, 2002).
 Stroke adalah kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang
disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak. Dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler (Muttaqin, 2008).
 Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi
cepat, berupa defisit neurologis vocal atau global yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata
disebabkan gangguan peredaran darah otak non treumatik (Kapita Selekta
Kedokteran, 2000).

B. KLASIFIKASI

a. Stroke Hemoragi
Merupakan pendarahan cerebral dan mungkin pendarahan
subaraknoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada area
otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktifitas, namun bisa
terjadi saat istirahat. Kesadaran klien umumnya menurun. Perdarahan otak
dibagi dua yaitu :
1. Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah (Mikro Aneorisma) terutama karena
hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak,
membentuk masa yang menekan jaringan otak dan menimbulkan edema
otak. Peningkatan TIK yang terjadi cepat dapat mengakibatkan kematian
mendadak karena herniasi otak. Pendarahan intra cerebral yang disebabkan
karena hipotensi sering dijumpai daerah putamen, talamus, pons, dan
cerebelum.
2. Pendarahan subaraknoid
Pendarahan ini berasal dari pecahnya oneurisma berry atau
aumaneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah di luar
parenkhim otak. Pecahnya arteri dan keluarnya kekurangan subaraknoid
menyebabkan TIK meningkat mendadak, merenggangnya strukture nyeri,
dan vasospasme pembuluh darah cerebral yang berakibat disfungsi otak
global (sakit kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (Hemi parase
gangguan hemi sensonik, afasia, dll). Peningkatan TIK yang mendadak
juga mengakibatkan pendarahan subhialoid pada retina
b. Strok Non Haemoragi
Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis cerebral, biasanya
terjadi pada saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau pagi hari.
Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan
hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran
umumnya baik.

C. ETIOLOGI
1. Trombosis Cerebral
2. Haemoragi
3. Hipoksia Umum
Faktor Resiko Stroke :
1. Hipertensi
2. Penyakit Kardiovaskuler
3. Kolesterol Tinggi
4. Diabetes Mellitus
5. Merokok
D. PATOFISIOLOGI

Hipertensi Penyakit Kardiovaskuler Kolesterol Tinggi DM Merokok

Emboli Aterosklerosis Vasokontraksi

Aliran darah ke otak Peningkatan tekanan pada pembuluh darah

Suplai oksigen ke otak Penekanan pada dinding- dinding pembuluh darah

Metabolisme anaerob Pecahnya pembuluh darah di otak


Mk :
Produksi asam laktat Nyeri Stroke Hemoragik
Asidosis lokal pompa Na gagal

Edema & nekrosis Jaringan otak Perdarahan intra cranial

Dara menembus ke dalam parenkim otak


Stroke Non Hemoragik

Sirkulasi darah otak tidak lancar

Kerusakan sel-sel otak secara progesif Penekanan / pergerakan


Jaringan otak

Gangguan fungsi saraf – saraf Peningkatan TIK


kranial dengan fungsi otak

Kelemahan & kelumpuhan Mk : Gg. Perfusi jaringan serebral

Ekstremitas Kelemahan otot Reflek menelan Penurunan kesadaran


Diagfargma & batuk

Penurunan ekspansi Peningkatan Lidah jatuh ke belakang


Paru Produksi sekret

Sesak napas Akumulasi sekret Menutup jalan napas


di jalan napas

Mk : Gg. Mk : Pola Napas Mk : Bersihan Jalan Mk : Resiko


Mobilitas fisik Tdk Efektif Napas Tdk Efekti Cidera
E. MANIFESTASI KLINKS
 Kelemahan
 Paralisis
 Hemi Plegi
 Nyeri Otot
 Penurunan Kesadaran
 TTV tidak stabil
 Perubahan pola berkemih
 Inkontinensia Urine
 Kesulitan menelan
 Pusing atau nyeri kepala
( Bruner and Suddarth, 2002 )
F. KOMPLIKASI
 TIK meningkat
 Aspirasi
 Atelektasis
 Kontraktur
 Disritmia jantung
 Malnutrisi
 Gagal napas

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT-SCAN merupakan pemeriksaan untuk membedakan infack
dengan pendarahan MRI dan EEG.
2. Kardiografi : untuk mendeteksi adanya sumber emboli jantung.
3. ultrasonografi Doppler : mengidentifikasi penyakit arteriovena.
4. Pemeriksaan lab :
 Lumbal fungsi : menunjukan adanya tekanan normal dan biasanya
ada trombosis.
 Darah rutin.
 Kimia darah.
 Darah lengkap untuk mencari kelainan pada darah itu
sendiri.
( Doenges E Marilyn, 2002 )
H. PENATALAKSANAAN
Secara umum, penatalaksanaan pada pasien stroke adalah:
1. Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan
boleh dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil
2. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu
diberikan ogsigen sesuai kebutuhan
3. Tanda-tanda vital diusahakan stabil
4. Bed rest
5. Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia
6. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan kateterisasi
8. Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari
penggunaan glukosa murni atau cairan hipotonik
9. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat
meningkatkan TIK
10. Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran
menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT
11. Penatalaksanaan spesifik berupa:

 Stroke non hemoragik: asetosal, neuroprotektor, trombolisis,


antikoagulan, obat hemoragik
 Stroke hemoragik: mengobati penyebabnya, neuroprotektor,
tindakan pembedahan, menurunkan TIK yang tinggi
ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN PRIMER
A. Airway (Jalan napas)
 Ada tidaknya sumbatan jalan napas baik obkstraksi total maupun
partial.
B. Breathing (Pola napas)
 Pola napas
 Frekuensi pernapasan
 Irama napas
 Bunyi napas
 Retraksi dinding dada.
C. Circulation
 Tekanan darah
 Kekuatan nadi
 Frekuensi nadi
D. Disability
 Keadaan pupil
 GCS
 Tingkat kesadaran
 Refleks cahaya
 Kekuatan otot

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d gangguan reflek batuk dan menelan dan
penumpukan sekret.
2. Pola napas tidak efektif b.d penurunan kesadaran
3. Gangguan perfusi jaringan b.d peredaran intracerebral.
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia. 
5. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan penekanan pada saraf
sensori.
III. RENCANA KEPERAWATAN

DX Keperawatan Intervensi Rasional


Bersihan jalan  Kaji kepatenan jalan napas  Obstruksi dapat disebabkan
napas tidak oleh akumulasi sekret
efektif b.d  Suction sesuai kebutuhan,  Penghisapan tidak harus rutin,
akumulasi sekret batas penghisapan 15 detik dan lamanya harus dibatasi
dan atau kurang untuk menurunkan bahaya
ketidakmampuan hipoksia.
batuk.
 Kolaborasi :
 Meningkatkan ventilasi dan
 Pembersihan bronkodilator
membuang sekret dengan
IV dan aerosol sesuai
relaxasi otot halus
indikasi
Pola napas tidak  Observasi pada napas  Dispnue dan berupaya
efektif b.d memperbaiki kekurangan
penurunan dengan bernapas berlebihan.
kesadaran dan  Catat kecepatan pernapasan  Distres pernapasan dan
depresi pusat perubahan pada tanda-tanda
pernapasan vital dapat terjadi sebagai
akibat stres fisiologis dan nyeri
dapat menunjukan adanya
hipoksia
 Auskultasi bunyi napas  Bunyi napas dapat menurun
atau tak ada pada lobus
 Kolaborasi :
 Berikan O2 = 2-4 lt/menit
sesuai indikasi

Gangguan  Monitor perubahan tingkat  Mengkaji adanya


perfusi jaringan kesadaran kecenderungan pada tingkat
cerebral b.d kesadaran
pendarahan intra  Berikan posisi dengan  Meningkatkan sirkulasi feriper
cerebral kepala sedikit lebih tinggi
15-450C
 Obs. Tanda-tanda vital  Untuk mengetahui adanya
 Kolaborasi pemberian terapi kejawatan
 Kalnex 1 amp
 Kutoin 1 amp
 Citicolin 250 mg

DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal Bedah : Jakarta. BGC

Doenges E Marilyn, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 : Jakarta EGC.

Mansoer Arief, 2002. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 I Medika Auscalapius :


Jakarta. FKUI

Muttaqin Arif, 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Pernapasan: Salemba Medika. Jakarta
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny N RUANG IGD HERMINA TANGERANG

Nama Mahasiswa : Siti Rohmah, Amd.kep No. RM : K.17.85.77


Nrp : 15403 Tanggal Pengkajian : 15-10-2019

IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. N
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 15 Oktober 2019
Diagnosa Medis : Stroke Hemoragik
Alamat : Dsn. Tanjung priok Rt. 003, Rw. 006 Sunter Jaya

I. PENGKAJIAN PRIMER
A : Airway :
 Ada sekret (+)
 Reflek batuk lemah
 Reflek menelan lemah
 Suara napas ronchi +/+
 Terpasang NGT
B : Breathing :
 RR : 22x/ menit
 HR : 105 x/ menit
 Saturasi oksigen : 98 %
C : Circulation :
 TD : 140/103 mmHg
 HR : 155 x/ menit
S : 38,3 0C
 Akral teraba hangat
 Mukosa bibir kering

D : Disability :
 Keadaan umum : Compos Metis ( CM )
 GCS : ( E4, V6, M5 )
 Pupil : isokor,
 Reflek terhadap cahaya +/+
 Klien bedres
 Kekuatan otot : 4 4
4 4

II. PENGKAJIAN SEKUNDER


1. Keluhan Utama
Pasien datang dengan tiba-tiba keluhan jatuh dirumah, bicara pelo, mengeluh
nyeri kepala,lemas di sisi kiri,batuk bila minum
2. Riwayat Penyakit Sekarang.
Klien masuk ke IGD HERMINA TANGERANG pada tanggal 15-10-
2019 pada pukul 11.30 WIB, kesadaran composmetis GCS : ( E4, V6, M5),
terdapat skret, reflek menelan lemah, terdengar suara napas ronchi +/+,
pupil isokor, reflek cahaya +/+, akral teraba hangat mukosa bibir kering, ,
terpasang NGT , Terpasang DC RR : 22 x/ menit, Saturasi oksigen : 98 %,
TD : 140/103 mmHg, HR : 105 x/ menit, RR : 22enit, S : 38,3 0C.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
 Penyakit yang pernah diderita :
Keluarga klien mangatakan klien mempunyai riwayat penyakit
hipertens, hipertiroid
 Obat-obatan yang digunakan :
Keluarga klien mengatakan klien hanya menggunakan obat-obatan
penurun darah tinggi tetapi keluarga lupa obat apa yang pernah
diminum klien.
 Terapi alternatif lain :
Keluarga klien mengatakan klien tidak pernah mengikuti program
alternatif pengobatan lain.

III. PENGKAJIAN BERDASARKAN RESPON


1. Pemeriksaan Umum :
 Keadaan umum : Composmentis( Cm)
Tingkat Kesadaran : GCS : ( E6, V4, M5)
TTV : TD : 140/103 mmHg
HR : 105 x/ menit
RR : 22 x/ menit
S : 38,3o C.
Spo2 : 98 %
Oksigenisasi
Respon : Pasien tampak kesakitan
Hasil Pemeriksaan : Akral hangat dan suara napas ronchi
Mukosa bibir kering.
Nutrisi
Respon : klien Puasa
Hasil Pemeriksaan : Reflek menelan lemah
NGT tampk kuning
Turgor kulit kurang elastis
Mukosa bibir kering
Cairan dan elektrolit
Respon : Klien terpasang NGT
Hasil Pemeriksaan : Klien puasa
IVFD Nacl 0,9% dengan 20 tts/m
IWL 10% X BB/24 X 7 jam : 204 cc
Urine 700 cc/ 7Jam
Output : Urine + IWL : 904cc/7jam
Balance cairan : Intake – Output
: 400 - 904 = -504 cc/ hari.
Eliminasi
Respon : Klien terpasang kateter
Hasil Pemeriksaan : BAK berwarna kuning
700cc / 7 Jam
 Personal hygine
Hasil Pemeriksaan : Klien dimandikan pada pagi dan sore hari
Menggunakan air hangat
Setelah dimandikan kondisi pasien bersih.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. Hasil pemeriksaan laboratorim
Tanggal 15 Oktober 2019
HEMATOLOGI
Pemeriksaan Hasil Normal
Hemoglobin 13, 5 ♂ 13,5 - 18 ♀ 12 - 16 gr/dl
LED 95 ♂ 0-10 , ♀ 0-20 mm/jam
Leukosit 9.500 4500 - 10.700 /UL
Basophil 0 0-1 %
Eosinophil 3 1-3%
Batang 0 2-6%
Begmen 68 50-70%
Limfosit 23 20-40%
Monosit 6 2-8%

Tanggal 15oktober 2019


KIMIA DARAH
Pemeriksaan Hasil Normal
SGOT 12 6 – 25 u/l
SGPT 30 6 – 35 u/l
Total protein 8,7 6,0 – 8,5 gr/dl
Creatinin 2,2 0,9 – 1,5
GDS 106 70 – 200 mg/dl
Natrium 142 135-150 mmol/l
Kalium 3,8 3,5-5,5 mmol/l
Calsium 8,2 Dws:8,8-10,5, ank:8,8-
12mg/dl
Clorida 108 98.110ol/l

B. Hasil Radiologi = CT-Scan


Tanggal 15 Oktober 2019
Hasil : Terdapat gambaran perdarahan intra serebral hematom temporal
C. Therapy Pengobatan :
 IVFD. Nacl 0,9% 20 tts/menit makro
 Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
 Inj. Ranitidin 1amp/12jam
 Inj. Citicolin 1amp/12jam
 Kalnek 50 mg /8 jam
 02 3lpm

V. ANALISA DATA

Data Pokus Masalah keperawatan Etiologi


Ds : pasien mengatakn bicara Bersihan Jalan Nafas Adanya Penumpukan
pelo,jika minum batuk, Tidak Efektif Sekret
Do :
Terdapat Sekret dijalan nafas
Reflek Batuk Lemah
Reflek Menelan Lemah
Suara napas ronchi +/+
 Terpasang NGT
Ds : pasien mengatakan nyeri Gangguan rasa nyaman Peningktan intrakranial
kepala nyeri
Menangis
Sulit tidur
Do : nyeri kepala
Tampak Cemas
 HR : 105 x/menit
 RR : 22x/ menit
Suhu : 38,5
Ds : pasien mengatakan nyeri Gangguan Perfusi Perdarahan Intra
kepla,kelemhan di sisi kiri,sulit Jaringan Cerebral Serebral Hematom
menelan Temporal
Do :
TD : 140/103 mmHg
 Akral hangat
 Mukosa bibir kering
 Pupil : isokor
 Reflek cahaya +/+
 CT-Scan : Terdapat
gambaran perdarahan intra
serebral hematom temporal
VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif B.d Adanya Penumpukan Sekret
2. Gangguan Perfusi Jaringan Cerebral B.d Perdarahan Intra Serebral
Hematom Temporal
3. Gangguan Rasa nyaman nyei B.d Peningkatan intrakranial
BAB 1
PEDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat
modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah
serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia. tersebutdikarenakan
serangan stroke yang mendadak dapat mengakibatkan
kematian,kecacatan fisik dan mental baik pada usia produktif
maupun usia lanjut (Junaidi, 2011).

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2012, kematian


akibat stroke sebesar 51% di seluruh dunia disebabkan oleh
tekanan darah tinggi. Selain itu, diperkirakan sebesar 16%
kematian stroke disebabkan tingginya kadar glukosa darah dalam
tubuh. Tingginya kadar gula darah dalam tubuh secara patologis
berperan dalam peningkatan konsentrasi glikoprotein, yang
merupakan pencetus beberapa penyakit vaskuler. Kadar
glukosa darah yang tinggi pada saat stroke akan memperbesar
kemungkinan meluasnya area infark karena terbentuknya asam
laktat akibat metabolisme glukosa secara anaerobik yang merusak
jaringan otak (Rico dkk, 2008).

Sedangkan di Rs Hermina Tangerang dalam tiga bulan terakahir


tahun 2019 terdapat kasus stroke hemoragik sebanyak 55 kasus,
pada bulan agustus terdapat 17 kasus,bulan september 18 kasus,dan
bulan oktober 15 kasus, dapat didahului oleh oleh banyak faktor
pencetus dan sering kali berhubungan dengan penyakit kronis yang
menyebabkan masalah penyakit vaskular seperti penyakit jantung
hipertensi, ,obesitas, kolesterol, merokok,dan stres.

Pada kenyataannya, banyak klien yang datang ke rumah sakitdalam


Keadaan kesadaran yang sudah jauh menurun dan merupakan
penyakit yang memerlukan perawatan dan penanganan yang cukup
lama Oleh karena itu peran perawat sangat penting dalam
melakukan asuhan keperawatan pada pasien stroke non hemoragik,
serta diharapkan tidak hanya fokus terhadap keadaan fisiknya saja
tetapi juga psikologis penderita

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis mengambil


rumusan masalah bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan stroke hempragik, khususnya pada Ny N dengan stroke hemoragik di IGD
HERMINA TANGERANG
C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Agar penulis mampu berpikir secara logis dan ilmiah dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien stroke hemoragik
dengan menggunakan pendekatan manajemen keperawatan secara
benar, tepat dan sesuai dengan standart keperawatan secara
professional.
2. TUJUAN KHUSUS
a.Melakukan pengkajian pada pasien dengan stroke hemoragik
b.Menganalisa kasus dan merumuskan masalah keperawatan pada
pasien dengan stroke hemoragik
c.Menyusun asuhan keperawatan yang mencakup intervensi pada
pasien dengan stroke hemoragik
d.Melakukan implementasi atau pelaksanaan tindakan keperawatan
pada pasien dengan stroke hemoragik
e.Mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien dengan stroke hemoragik

D. MANFAAT TULISAN
1. MANFAAT TULISAN TEORITI
Hasil penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberika sumbangan
pemikiran dan informasi dalam hal asuhan keperawatan pada pasien dengan
stroke hemoragik serta membuktikan kebenaran antara teori dan kenyataan
praktik dilapangan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien tersebut

2. MANFAAT PRAKTIS
a. Bagi Instansi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dan acuan yang diperlukan dalam meningkatkan
pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan khususnya pada pasien dengan stroke
hemoragik
b. Bagi penulis
Melatih penulis untuk menyusun hasil pemikiran, asuhan keperawatan, dan
penelitian yang telah dilakukan yang selanjutnya dituangkan kedalam Karya Tulis
Ilmiah dengan cara cara yang lazim digunakan oleh para ilmuan dalam dunia ilmu
pengetahuan
c. Bagi Keluarga
Sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan tentang stroke hemoragik beserta
penatalaksanaannya
d. Bagi Pembaca
Sebagai sarana untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang stroke
hemoragik.

2.Anatomi fisiologi
Otak Anda mengendalikan semua fungsi tubuh Anda. Otak merupakan pusat dari
keseluruhan tubuh Anda. Jika otak Anda sehat, maka akan mendorong kesehatan
tubuh serta menunjang kesehatan mental Anda. Sebaliknya, apabila otak Anda
terganggu, maka kesehatan tubuh dan mental Anda bisa ikut terganggu.
Selain paling penting, otak juga merupakan organ yang paling rumit. Membahas
tentang anatomi dan fungsi otak secara detail bisa memakan waktu berhari-hari.
Oleh karena itu disini kita akan membahas anatomi dan fungsi otak secara garis
besar.

Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Cerebrum (Otak Besar)
2. Cerebellum (Otak Kecil)
3. Brainstem (Batang Otak)
4. Limbic System (Sistem Limbik)
1. Cerebrum (Otak Besar)
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan
nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian
otak yang membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia
memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan
memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga
ditentukan oleh kualitas bagian ini.
Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian
lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit
disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal,
Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporal.
Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar.
Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak,
kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas,
kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan
seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan
visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap
objek yang ditangkap oleh retina mata.
Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa
area yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua
belahan, yaitu :
belahan otak kanan dan belahan otak kiri . Kedua belahan itu terhubung oleh
kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan
mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh.
Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak
kiri untuk logika dan berpikir rasional.

2. Cerebellum (Otak Kecil)


Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan
ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak,
diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan,
koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan
melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan
mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan
sebagainya.
Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan
koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang
tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak
mampu mengancingkan baju.
3. Brainstem (Batang Otak)
Batang otak ( brainstem ) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala
bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang
belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan,
denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan
merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat
datangnya bahaya.
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu,
batang otak sering juga disebut dengan otak reptil . Otak reptil mengatur
“perasaan teritorial” sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak
nyaman atau terancam ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat dengan
anda.
Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas
dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah
berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran
pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan
menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi
otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama
dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.
Catatan: Kelompok tertentu mengklaim bahwa Otak Tengah berhubungan dengan
kemampuan supranatural seperti melihat dengan mata tertutup. Klaim ini
ditentang oleh para ilmuwan dan para dokter saraf karena tidak terbukti dan tidak
ada dasar ilmiahnya.
4. Limbic System (Sistem Limbik)
Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat
kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini
sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak
mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala,
hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan,
mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar,
dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.
Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu
fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan
mana yang tidak. Misalnya Anda lebih memperhatikan anak Anda sendiri
dibanding dengan anak orang yang tidak Anda kenal. Mengapa? Karena Anda
punya hubungan emosional yang kuat dengan anak Anda. Begitu juga, ketika
Anda membenci seseorang, Anda malah sering memperhatikan atau
mengingatkan. Hal ini terjadi karena Anda punya hubungan emosional dengan
orang yang anda benci.
Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera.
Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa
cinta dan kejujuran. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai “Alam Bawah Sadar”
atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti
menolong orang dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik
ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta,
penghargaan dan kejujuran.
Otak manusia terdiri atas dua sel, yaitu sel saraf (neuron) dan sel glia (neuroglia).
Sel saraf merupakan sel yang peka terhadap rangsangan dan mampu
menghantarkan rangsangan tersebut. Berdasarkan fungsinya, sel saraf manusia
terbagi menjadi 3 macam yaitu Sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf
konektor (sel saraf penghubung).

C. LAPISAN PELINDUNG OTAK (SELAPUT MENINGES)


Selaput meninges merupakan jaringan pelindung otak yang memisahkan otak
dengan tulang tengkorak. Meninges tersusun atas unsur kolagen dan jaringan
fibril yang elastis serta terdapat cairan bening yang disebut caira serebrospinal.
Sedangkan sel glia (Neuroglia) merupakan sel yang berfungsi untuk menyokong
dan membantu sel saraf. Neuroglia berfungsi untuk menyediakan dan mendukung
nutrisi, mempertahankan homeostasis (keseimbangan cairan dan eletrolit),
membentuk selubung mielin (bagian sel saraf) dan berpartisipasi dalam transmisi
sinyal sistem saraf.
Selaput meninges terdiri dari 3 lapisan, yaitu :

. Durameter
Durameter merupakan selaput terluar yang tebal dan kuat. Struktur ini
mengandung serabut kolagen elastis, fibrosit, saraf, pembuluh darah, dan
pembuluh limfe. Durameter memiliki fungsi untuk melindungi otak karena
sifatnya yang kuat dan agak lentur.
2. Arachnoid
Membran Arachnoid merupakan lapisan yang terdiri dari fibrosit berbentuk pipih
dan serabut kolagen. Arachnoid memiliki dua bagian, yaitu bagian yang
berhubungan dengan dura meter, dan bagian yang berhubungan dengan piameter.
Arachnoid merupakan struktur yang transparan dengan sel – sel yang kedap air,
berfungsi untuk bantalan sistem saraf pusat.

3. Piameter
Piameter adalah membran yang paling dekat dengan otak. Piameter merupakan
membran tipis, halus dan lembut. Bentuk piameter berliku – liku mengikuti
struktur luar otak. Piameter disusun oleh sel fibrosit dan sedikit serabut kolagen
serta pembuluh darah yang menembus otak. Piameter dapat juga berfungsi sebagai
penyuplai nutrisi bagi jaringan saraf.
Didalam sistem persyarafan juga terdapat dua belas pasang saraf kranial yang
tersusun angka romawi, muncul dari berbagai batang otak. Saraf kranial tersusun
dari serabut saraf sensorik dan motorik.
berikut dua belas pasang saraf kranial:
Nervus Olfaktori (N. I):
Fungsi: saraf sensorik, untuk penciuman
Cara Pemeriksaan: pasien memejamkan mata, disuruh membedakan bau yang
dirasakan (kopi, teh,dll)
Nervus Optikus (N. II)
Fungsi: saraf sensorik, untuk penglihatan
Cara Pemeriksaan: Dengan snelend card, dan periksa lapang pandang
Nervus Okulomotoris (N. III), nervus trokhlearis (N. IV), dan nervus Abdusen (N.
VI) dijaki bersama.
Fungsi: saraf motorik, untuk mengangkat kelopak mata keatas, kontriksi pupil,
dan sebagian gerakan ekstraokuler.
Cara Pemeriksaan: Tes putaran bola mata, menggerakan konjungtiva, refleks
pupil dan inspeksi kelopak mata

Nervus Trochlearis (N. IV)


 Fungsi: saraf motorik, gerakan mata kebawah dan kedalam
 Cara Pemeriksaan: Sama seperti nervus III
Nervus Trigeminus (N. V)
 Fungsi: saraf motorik, gerakan mengunya, sensai wajah,
lidah dan gigi, refleks korenea dan refleks kedip
Cara Pemeriksaan: menggerakan rahang kesemua sisi, pasien memejamkan
mata, sentuh dengan kapas pada dahi atau pipi. menyentuh permukaan kornea
dengan kapas.
Nervus Abdusen (N. VI)
Fungsi: saraf motorik, deviasi mata ke lateral
Cara pemeriksaan: sama seperti nervus III
Nervus Fasialis (N. VII)
Fungsi: saraf motorik, untuk ekspresi wajah
Cara pemeriksaan: senyum, bersiul, mengngkat alis mata, menutup kelopak
mata dengan tahanan, menjulurkan lida untuk membedakan gula dan garam
Nervus Verstibulocochlearis (N. VIII)
Fungsi: saraf sensorik, untuk pendengran dan keseimbangan
Cara pemeriksaan: test webber dan rinne
Nervus Glosofaringeus (N. IX)
Fungsi: saraf sensorik dan motorik, untuk sensasi rasa
Cara pemeriksaan: membedakan rasa manis dan asam
Nervus Vagus (N. X)
Fungsi: saraf sensorik dan motorik, refleks muntah dan menelan
Cara pemeriksaan: menyentuh faring posterior, pasien menelan saliva, disuruh
mengucap ah…
Nervus Asesoris (N. XI)
Fungsi: saraf motorik, untuk menggerakan bahu
cara pemeriksaan: suruh pasien untuk menggerakan bahu dan lakukan tahanan
sambil pasien melawan tahanan tersebut.
Nervus Hipoglosus
Fugsi: saraf motorik, untuk gerakan lidah
cara pemeriksaan: pasien disuruh menjulurkan lidah dan menggerakan dari sisi
ke sisi. Sumber : Buku Keperawatan Medikal Bedah oleh Joyce M. Black dan
Jane Hokanson Hawks tahun 2014.
3.Etiologi
Stroke hemoragic terjadi bila pembuluh darah didalam otak pecah. Otak sangat
sensitif terhadap perdarahan dan kerusakan karena dapat terjadi sangat cepat.
Perdarahan didalam otak dapat mengganggu jaringan otak, sehingga
menyebabkan pembengkakkan, mengumpul menjadi sebuah massa yang di sebut
hematoma. Perdarahan juga meningkatan tekanan dalam otak dan menekan tulang
tengkorak.
Stroke hemoragic di kelompokkan menjadi dua menurut lokasi pembuluh darah :
a.Intra cerebral hemoragic (perdarahan terjadi didalam otak)
b.Subarakhnoid hemoragic (perdarahan didaerah antara otak dan jaringan tipis
yang menutupi otak)
Stroke hemoragic paling sering di sebabkan oleh tekanan darah tinggi, yang
menyebabkan dinding arteri sampai pecah. Penyebab lain terjadinya stroke
hemoragic adalah :
a.Aneurisma, yang membuat titik lemah dalam dinding arteri yang akhirnya dapat
pecah.
b.Hubungan abnormal antara arteri dan vena, seperti kelainan arteriovenosa.
c.Kanker, terutama kanker yang menyebar ke otak dari organ jauh seperti seperti
payudarah, kulit dan tiroid.
d.Cerebral amyloid angiopathy yang membentuk protein amilod dalam dinding
arteri di otak, yang membuat kemungkinan terjadi stroke lebih besar.
e.Obat – obatan seperti aspirin dan warfarin.

Anda mungkin juga menyukai