Anda di halaman 1dari 16

BAB II

DESKRIPSI MASALAH DAN TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Deskripsi Masalah


Semua sistem dalam pesawat terbang tentunya tidak akan terlepas dari ke
tidak sempurnaan. Dalam hal ini masalah perawatan dan pemeliharaan
komponen pesawat terbang sangat berpengaruh terhadap keselamatan
penerbangan. Namun kegagalan pengoperasian suatu sistem tidak akan dapat
terhindar, sehingga seorang teknisi harus tanggap terhadap tindakan
penanggulangan yang sesuai prosedur.
Saat proses starting oleh Auxiliary Power Unit (APU) terjadi auto shutdown
pada pesawat A320-200 PK-LAH milik PT. Lion Mentari, kemudian dilakukan
pengecekan di cockpit dengan bite test Electronic Control Box (ECB) dan trouble
shooting data via Centralized Fault Display System (CFDS). Langkah pertama
membaca ECB kemudian APU shutdown report dan check give Fault Code
Number (FCN) 102 dan didapatkan informasi hasil dengan maintenance message
yaitu terjadinya kebocoran pada pylon interface ducts pada engine 1.
Akibat dari terjadinya kebocoran pada pylon interface duct mengakibatkan
terjadinya Apu Bleed Fault pada APU, sehingga mempengaruhi pressure dan,
dengan pressure normal 30 psi turun menjadi 20 psi, dengan berubahnya
pressure pada Auxiliary Power Unit menyebabkan ECB mematikan APU dengan
sendirinya. Permasalahan ini mengakibatkan pesawat mengalami penundaan
untuk sementara dan harus dilakukan perbaikan. Oleh karena itu dibutuhkan
penanganan khusus agar sistem tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai
fungsinya dan pesawat dapat beroperasi kembali dan layak terbang.
1.2 Tinjauan Pustaka
1.2.1 Pengenalan Auxiliary Power Unit (APU) P/N GTCP 131-9A
APU adalah salah satu turbine engine kecil yang berada di ekor pesawat
terbang (tail cone) (lihat pada Gambar 2.1). APU merupakan sebuah
independent unit yang memungkinkan pesawat mendapatkan electrical power
dan pneumatic power secara mandiri (independent). Dengan APU ini pesawat
dapat mengoperasikan sistemnya tanpa ground power unit dan engine on.
Tidak semua pesawat memiliki APU. Biasanya hanya pesawat
berukuran sedang sampai berukuran besar yang menggunakan APU. APU
mampu menghasilkan electrical power sebesar 115V AC dan frekuensi 400
Hz. Selain menghasilkan electrical power yang sangat dibutuhkan untuk
menjalankan sistem lainnya pada pesawat terbang. APU juga menghasilkan
pneumatic power, sehingga APU memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Memberikan pneumatic power untuk starting engine.
2. Memberikan electrical power untuk sistem avionik pesawat.
3. Menghasilkan udara bertekanan (bleed air) untuk cabin air
conditioning dan pressurization system.
APU dapat dioperasikan saat di darat maupun di udara. Electrical
power tersedia kapanpun selama APU beroperasi, tetapi udara bleed air akan
mati (shut off) di atas ketinggian tertentu yang ditentukan manufaktur. APU
dihidupkan umumnya oleh baterai. APU biasa dihidupkan ketika pesawat
berada on ground dan ketika pesawat taxing. APU dapat menyuplai electrical
power sampai pada ketinggian 33.000 feet dan bleed air sampai pada
ketinggian 20.000 feet. Namun biasanya APU hanya digunakan ketika di
ground saja. Karena saat di udara, ada engine yang menyuplai electrical
power dan pneumatic.
Pesawat A320 menggunakan APU buatan Honeywell type 131-9A
(lihat pada Gambar 2.2). APU memiliki sebuah air intake flap yang akan
membuka ketika tombol master diset pada posisi on, dan menutup ketika
tombol master diset pada posisi off. Ketika membuka akan menyediakan udara
masuk ke APU inlet untuk pembakaran dan menyuplai pneumatic system.
Gambar 2.1 Lokasi APU pada Pesawat 1

Gambar 2.2 APU Honeywell 131-9A 2

1
Single Aisle Technical Training Manual 49 APU, hal : 3, 2011.
2
Single Aisle Technical Training Manual 49 APU, hal : 5, 2011.
1.2.2 Spesifikasi Auxiliary Power Unit (APU) Honeywell 131-9A
APU pada umumnya serupa dengan engine pesawat, hanya saja dalam
ukuran yang lebih kecil. APU juga memiliki air intake, compressor,
combustion chamber, turbine, exhaust, dan accessories gearbox untuk
penunjang performa APU (lihat pada Gambar 2.3).

Gambar 2.3 Spesifikasi APU 3

1.2.2.1 Air Intake


Seperti pada engine umumnya, APU air intake berfungsi sebagai
saluran masuk udara luar (ram air) untuk dicampurkan dengan fuel
yang akan dibakar pada ruang bakar (combustion chamber). Lokasi
APU air intake pada pesawat A320 terdapat di bagian sisi bawah
empenage (lihat pada Gambar 2.4).

3
Single Aisle Technical Training Manual Airbus, chapter 49, hal : 17, 2011.
Gambar 2.4 To Turn From a Side APU Air Intake 4
APU air intake hanya akan membuka ketika APU akan beroperasi,
dan menutup ketika APU tidak digunakan. Untuk membuka dan
menutupnya, air intake dilengkapi dengan air intake actuator yang
dioperasikan secara elektrikal.

1.2.2.2 Compressor
Compressor pada APU menggunakan jenis centrifugal
compressor. Putaran compressor menghisap udara luar dan
memanpatkannya, sehingga menghasilkan udara yang bertekanan untuk
proses pembakaran pada combustion chamber. Compressor terdiri dari
beberapa komponen utama, yaitu :
1. Single stage centrifugal impeller.
2. Single stage diffuser vanes.
3. Axial de-swirl vanes.

4
Single Aisle Technical Training Manual Airbus, chapter 49, hal : 185, 2006.
1.2.2.3 Load Compressor
Load compressor pada APU digunakan untuk keperluan sistem
pneumatic pesawat terbang. Load compressor juga menggunakan jenis
centrifugal compressor. Pada load compressor terdapat inlet guide vane
yang mengatur aliran udara yang mengalir ke load compressor.

1.2.2.4 Combustion Chamber


Combustion chamber adalah tempat membakar campuran udara
dan bahan bakar (fuel-air mixture) untuk mendapatkan power untuk
memutar turbine dan accessories gearbox. Di dalam combustion
chamber terdapat fuel nozzle untuk menyemprotkan fuel dan igniter
yang memercikkan bunga api.

1.2.2.5 Turbine
Turbine merupakan susunan bilah-bilah yang ditempatkan
sebelum exhaust. Turbine berfungsi merubah energi panas kinetik hasil
pembakaran udara dan fuel di combustion chamber menjadi energi
mekanik untuk memutar load compressor, accessories gearbox, engine
compressor sekaligus mengarahkan gas menuju exhaust.

1.2.2.6 Accessories Gearbox


Gearbox merupakan komponen tambahan pada APU yang
berfungsi mentransfer tenaga dari turbine shaft ke APU accessories dan
APU generator yang terpasang pada gearbox pad. Beberapa komponen
yang terpasang pada accessories gearbox adalah :
1. Starter motor assembly.
2. Cooling air fan assembly.
3. Lubrication unit dengan oil pump assembly yang digerakan
oleh Fuel Control Unit (FCU).
4. AC generator.

1.2.2.7 Exhaust
Exhaust adalah corong pembuangan gas hasil pembakaran ke
alam bebas dan meredam kebisingan dari exhaust. Peredam exhaust
melindungi struktur pesawat.

1.2.3 Auxiliary Power Unit (APU) Oil System


Sistem lubrikasi pada APU dapat menurunkan temperature power
section, compressor load, gearbox, dan generator AC (lihat pada Gambar
2.9). Oil storage dan distribution system menyuplai oli yang telah di filter dan
dikontrol, temperature, dan pressure pada APU dan APU Generator (lihat
pada Gambar 2.10) dan (lihat pada Gambar 2.11). Sistem tersebut dilengkapi:
1. Integral oil reservoir (gearbox sump) dengan sebuah magnetic
chip detector.
2. Lube module.
3. Dua oil filter.
4. Dua differential-pressure switch.
5. Oil cooler.
6. De-oil solenoid.
7. Oil temperature sensor.
8. Oil heater.
9. Low oil level switch.
10. Low oil pressure switch.
Gambar 2.9 Skematik Oil System 5

5
Aircraft Maintenance Manual Airbus, chapter 49-91, hal : 5, 2020.
Gambar 2.10 Lokasi Komponen Oil System 6

Gambar 2.11 Lokasi Komponen Oil System 7

6
Aircraft Maintenance Manual Airbus, chapter 49-91-00-12400-16-A, hal : 2, 2020.
7
Aircraft Maintenance Manual Airbus, chapter 49-91-00-12400-16-A, hal : 3, 2020.
1.2.3.1 Storage
Sump dari Auxiliary Power Unit (APU) Accessories Gearbox
(AGB) adalah tempat penampungan oli. AGB Sump berisi 6,26 liter oli.
Tempat oli dapat diisi oleh gravity atau pressure. AGB memiliki :
1. Oil filler cap untuk pengisian gravity.
2. Service oil pressure opsional dengan port pressure dan
overfill.
3. Sight glass oil level dengan tanda FULL dan ADD.
4. Magnetic chip detector dan oli drain plug dipasang pada titik
terendah AGB.
5. Oil heater.

1.2.3.2 Distribustion
Oil system distribution terdiri dari : ·
1. Lube module.
2. Dua oil filter.
3. Oil cooler.
4. De-oil Solenoid.

1.2.3.3 Oil Pump


Lube module dipasang pada sebuah pad pada accessory drive
gearbox. Gearbox menggerakkan shaft lube module dan menyuplai
mechanical power untuk beroperasi. Lube module mendapatkan oli dari
oil reservoir yang melewati oil cooler dan pressure oil filter. Oli yang
telah dikontrol tekanan, suhu, serta oil akan digunakan untuk lubrikasi
pada komponen-komponen :
1. APU.
2. Load compressor.
3. Accessory drive gearbox.
4. Starter clutch.
5. APU generator.
Oli yang diambil dari generator sump dan turbine sump
dikembalikan ke oil reservoir oleh dua scavenge pump. Generator oil
scavenge di saring dan kemudian dialirkan ke oil reservoir, untuk
memastikan bahwa tidak ada oli yang terkontaminasi yang kembali dari
generator pada oil reservoir. Oli melumasi gear, starter clutch dan
bearing gearbox, dikembalikan ke reservoir.

1.2.3.4 Oil Filter


Distribustion system dilengkapi dua oil filter, yaitu :
1. Pressure oil filter.
2. Generator scavenge oil-filter.
Filter berfungsi untuk mencegah sedimen oli masuk ke sistem.
Pressure oil filter berfungsi untuk membersihkan semua lubrication oil
sebelum disuplai pada titik lubrikasi. Generator scavenge oil filter
berfungsi untuk mencegah sedimen bercampur dengan oli generator oil
scavenge. Untuk memastikan bahwa oli yang telah terkontaminasi di
generator tidak dikembalikan pada gearbox, maka setiap oil filter
memiliki bypass valve yang membuka saat element filter clogged.
Komponen utama oil filter, yaitu :
1. Filter housing.
2. Filter element.
3. Differential pressure switch.
4. Differential pressure bypass valve
Dua micronic oil filter dipasang pada APU oil system, satu untuk
high pressure supply dan satu lagi untuk generator oil scavenge. Filter
element terbuat dari corrugated fiberglass dan dipasang di dalam
housing. Dua filter housing memiliki differential pressure switch yang
mengirimkan sinyal pada Electronic Control Box (ECB) saat filter
terjadi clogged. Differential pressure terjadi antara inlet dan outlet filter
dari 30 psi hingga 40 psi menyebabkan switch mengirimkan sinyal pada
ECB (lihat pada Gambar 2.12). Jika hal ini terjadi, maka filter perlu
diganti. Differential bypass valve akan terbuka bila tekanan meningkat
lebih dari 55 psi untuk lube filter dan 100 psi untuk generator scavenge
filter.

Forward position

Filter housing
Packing
Packing
Pressure switch

Pressure switch

Gambar 2.12 Differential Pressure Switch 8

1.2.3.5 Oil Cooler


Komponen utama oil cooler :
1. Oil cooler housing.
2. Thermal bypass valve.
Oil cooler adalah plate type air-oil heat exchanger. Oli mengalir
melalui plate berlubang yang dipasang di dalam housing. Cooling fan
menghembuskan udara melintasi plate pada outlet yang akan
menghilangkan panas yang telah ditransfer dari oli pada plate. Thermal
8
Aircraft Maintenance Manual Airbus, chapter 49-91-14-991-00200-16-A, hal : 13, 2020.
bypass valve dipasang pada oil cooler inlet dan extended pada oil
temperature di atas 770C. Valve mulai menutup pada oil temperature
600C dan oli mengalir melalui oil cooler. Oil cooler berfungsi untuk
menurunkan oil temperature. Air/oil heat exchanger menerima air
cooler dari cooling fan. Oil cooler menjaga oil temperature tetap dalam
batas kondisi pengoperasian. Thermal bypass valve dipasang pada inlet
oil cooler, untuk memastikan bahwa oli dengan temperature yang
sangat rendah tidak dapat mengalir melalui heat exchanger. Valve juga
merupakan oil cooler bypass valve. Saat oil cooler diblok oli mengalir
langsung pada lubrication oil filter.

1.2.3.6 Generator Scavenge Pump


Generator scavenge pump adalah three-element geroter pump
yang dipasang pada lube module. Scavenge pump ini mengembalikan
oli generator pada APU gearbox sump melalui generator filter
assembly. Oli dari filter diarahkan pada dinding gearbox untuk
menghilangkan udara yang tercampur dengan oli. Udara bebas oli ini
dikeluarkan pada exhaust APU.

1.2.3.7 Magnetic Drain Plug


Magnetic plug adalah sebuah plug dengan magnetic chip detector
yang dibenamkan di dalam APU oil. Yang dipasang pada check valve
untuk mencegah loss oil saat magnetic plug dilepas untuk pemeriksaan.

1.2.3.8 De-oil Solenoid Valve


De-oil solenoid valve dipasang di atas oil level pada APU
gearbox, de-oil solenoid valve berfungsi untuk mengurangi oil pressure
pump load selama APU start, terutama selama kondisi cold start saat
oli memiliki viscosity yang tinggi. Valve merupakan bagian dari lube
module dan solenoid mengoperasikan posisi dari valve. Electronic
Control Box (ECB) mengontrol solenoid sehubungan dengan de-oil
solenoid logic. Solenoid valve terbuka selama start hingga rpm 60%
saat :
1. Temperature oil sump di bawah -6,70C (19,940F).
2. Ketinggian pesawat lebih dari 20.000 feet.
3. Fuel temperature di bawah -12,20C (10,040F).

1.2.3.9 Oil Filler Port


APU memiliki gravity fill port dan pressure fill port yang
dipasang di sisi kiri gearbox untuk memasukkan oli ke dalam APU
melalui salah satu dari dua fill port.

1.2.3.10 Oil Sight Glass


Oil sight glass dipasang di sisi kiri dari gearbox. Tanda ADD dan
FULL pada plate menunjukkan kapan oli harus ditambahkan.

1.2.3.11 Protection
Electronic Control Box (ECB) memberikan perlindungan pada
APU jika ada kerusakan sistem oli. ECB memonitor oil pressure dan
oil temperature. Jika salah satu parameter oli di luar batas, ECB secara
otomatis mematikan APU :
1. Ambang batas high temperature gearbox 163°C.
2. Low oil pressure 33 psi.
ECB juga menghentikan APU jika delta pressure switch pada
filter scavenge atau pada filter lubrikasi menunjukkan clogged pada
filter.
1.2.4 Proses Kerja Auxiliary Power Unit (APU)
Proses kerja APU sama dengan gas turbine engine pesawat terbang
pada umumnya, yaitu terdiri dari beberapa tahapan proses, sehingga APU bisa
menyala. Berikut tahapan prosesnya :
1. Intake.
2. Compression.
3. Combustion.
4. Expansion.
5. Exhaust.

1.2.4.1 Intake
Proses ini adalah proses saat udara luar masuk ke dalam APU
melalui air intake untuk dimampatkan oleh compressor. Pada proses
intake ini, air intake flap akan membuka saat APU akan dioperasikan.

1.2.4.2 Compression
Pada proses ini udara yang masuk melalui air intake akan
dimampatkan oleh compressor. Pada proses ini karakteristik udara
berubah dari udara berkecepatan menjadi udara bertekanan, di mana
salah satu syarat terjadinya proses pembakaran adalah udara dengan
tekanan yang tinggi.

1.2.4.3 Combustion
Combustion adalah proses terjadinya pembakaran udara yang
bertekanan dicampurkan dengan fuel di dalam combustion chamber.
Pada tahapan ini pemantikan igniter dalam memberi bunga api hanya
dilakukan sekali pada saat awal starter.
1.2.4.4 Expansion
Udara hasil pembakaran yang sangat panas dan bertekanan tinggi
ini berekspansi kemudian menggerakkan bilah-bilah turbine. Turbine
menyerap udara yang berekspansi sehingga turbine berputar dengan
kecepatan yang tinggi.

1.2.4.5 Exhaust
Setelah melewati turbine, udara hasil pembakaran dibuang ke luar
melalui exhaust.

Anda mungkin juga menyukai