Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
berkat karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai salah bentuk tugas dan tanggung jawab yg
diberikan kepada kami mahasiswa.. Seiring dengan selesainnya makalah ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rekan-rekan seperjuangan Universitas Cenderawasih, yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi demi terselesaikannya makalah ini.
2. Kedua Orang tua saya tercinta yang selalu memberikan kasih sayang dan
pengorbanannya, melantunkan doa, memberikan nasehat, serta semangat
yang luar biasa dalam langkah penulis mencapai tujuan
3. Semua pihak, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang selalu
memberi bantuan, dukungan, dan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga


penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan serta
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sesuai dengan
fungsinya dan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Jayapura, 23 Maret 2020

Penulis

BAB I
Pendahuluan

I.I Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia ( PAUD ) merupakan upaya mendidik anak sehingga


sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa
perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system
Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

“ Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut”.

Pasal 31 ayat ( 3 ) UUD 1945 menyebutkan bahwa pemerintah


mengusahakn dan menyelenggrakan suatu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam undang-undang.

Pendidikan yang diberikan pada anak usia dini baik di pos PAUD,
Kelompok Bermain ( KB ), maupun Taman Kanak-Kanak ( TK ) dimaksudkan
untuk membantu anak mencapai tahap perkembangannya secara optimal dan
disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Stimulus-stimulus yang diberikan
seharusnya dapat mengembangkan aspek pekembangan anak secara keseluruhan
yang meliputi aspek kognitif, bahasa, sosial, emosional dan fisik motorik.

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat pentig dalam menunjang


sebuah proses penanaman ilmu pengetahuan apalagi yang ingin diberikan kepada
anak usia dini.sebuah proses pendidikan membutuhkan sebuah pemikiran dan
sebuah cara yakni dalam hal memberikan yang terbaik bagi pendidikan demi
kemajuan pendidikan bangsa dan demi tercapainya tujuan pendidikan bangsa yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “ mencerdaskan
kehidupan bangsa “.

Dalam filsafat pendidikan anak usia dini ada hal yang sangat perlu
diperhatikan dan dipikirkan secara matang sebelum menghadapi anak dalam
proses pembelajaran yakni bagaimana peran seorang guru mampu unuk
memancing kekreatifiatasan anak demi pembentukan krakater anak yang baik.

Melalui makalah ini saya mencoba menjelaskan untuk bisa mempelajari dan
memahami tentang konsep Pendidikan AUD yang merupakan sebuah hal yang
penting untuk masa depan anak mendatang.
I.II Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok permasalahn


dalam hal ini adalah :

1.2.1 Makna dan implikasi undang-undang sistem pendidikan nasional terhadap


pendidikan anak usia dini ( PAUD )

1.2.2 Kedudukan PAUD dalam pendidikan nasional

1.2.3 Profil guru / pendidik PAUD

1.2.4 Karier dan peningkatan professionalisme guru / pendidik PAUD

I. III Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari


permasalahan dalam makalah ini adalah :

1.3.1 Untuk mengetahui makna dan implikasi undang-undang sistem pendidikan


nasional terhadap pendidikan anak usia dini ( PAUD )

1.3.2 Untuk mengetahui Kedudukan PAUD dalam pendidikan nasional

1.3.3 Untuk mengetahui Profil guru / pendidik PAUD

1.3.4 Untuk mengetahui Karier dan peningkatan professionalisme guru / pendidik


PAUD

I. IV Metode Penulisan

Penulisan dalam makalah ini adalah penulisan dimana penulis berusaha


memahami dan menafsirkan dengan data-data yang dibeberapa referensi buku-
buku maupun sumber media, baik cetak maupun elektronik untuk mendapatkan
data yang relevan.

BAB II

PEMBAHASAN
1.2.1 Makna dan implikasi undang-undang sistem pendidikan nasional
terhadap pendidikan anak usia dini ( PAUD ).

Penjelasan tentang pendidikan anak dini usia ini dalam UU dinyatakan dalam
beberapa pasal yaitu sebagai berikut :

1. Pada Bab Pertama tentang Ketentuan Umum, dinyatakan pada Pasal 1 ayat
(14) bahwa ”Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

2. Pada Bagian kelima tentang pendidikan Non Formal, yaitu Pasal 26 ayat
(3) ”Pendidikan non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan
kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik”.

3. Pada Bagian ketujuh tentang Pendidikan Anak Usia Dini, pada Pasal 28
dinyatakan dalam 6 ayat yang meliputi: (1) Pendidikan anak usia dini
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. (2) Pendidikan anak usia
dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal,
dan/atau informal. (3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain
yang sederajat. (4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak
(TPA), atau bentuk lain yang sederajat. (5) Pendidikan anak usia dini
pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau
pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. (6) Ketentuan mengenai
pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat
(3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Dari penjelasan diatas dapat dijelaskan tentang makna dan implikasinya dibawah
ini yakni ;
UU Sisdiknas dapat dikatakan sebagai “rahmat” dan "kemenangan" dari segi
konsep tentang PAUD. PAUD sebagai suatu konsep gerakan nasional menjadi
lebih memiliki kepastian hukum pada tingkat undangundang, baik dari segi
keberadaan dan program-programnya maupun dari segi namanya (Supriadi,
2003). Pendidikan Anak Usia Dini pada Undangundang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menjadi bagian tersendiri yaitu
pada Bagian Ketujuh. Kepastian hukum ini membawa konsekuensi logis bagi
pemerintah untuk menjalankan amanat Undang-undang Sisdiknas sehingga pada
bulan yang sama, bertepatan dengan puncak Hari Anak Nasional Tanggal 23 Juli
2003, Presiden Megawati Soekarnoputri mencanangkan Pendidikan Anak Usia
Dini dilaksanakan di seluruh Indonesia demi kepentingan terbaik anak.

1.2.2 Kedudukan PAUD dalam pendidikan nasional

Pendidikan PAUD sangat penting untuk kelanjutan pendidikan anak-anak,


karena keberhasilan PAUD akan membawa dampak positif bagi anak untuk
mengikuti pendidikan selanjutnya. Keberhasilan paud akan membawa positif bagi
anak untuk mengikuti pendidikan selanjutnya. PAUD memiliki kedudukan yang
sama dengan pendidikan dasar , menengah, dan tinggi. Hal ini tersirat dalam pasal
28 ayat 1 yang berbunyi :npendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum
pendidikan dasar. Hal ini berarti bahwa secara hukum kedudukan PAUD saat ini
sangat kuat dengan dimuatnya kedalam undang-undang sistim pendidikan
nasional ( sisdiknas ).

Tujuan utama pendidikan usia dininadalah memfasilitasi pertumbuhan dan


perkembangan anak sejak awal yang meliputi aspek fisiki, psikis, dan sosial
secara menyeluruh. Dengan begitu anak diharapkan lebih siap untuk belajar lebih
lanjut. Bukan hanya belajar secara akademik disekolah, melainkan juga sosial,
emosional, dan moral di semua lingkungan.

1.2.3 Profil guru / pendidik PAUD

Ketika berbicara guru-guru/pendidik PAUD, maka ada dua kelompok guru


yang menjadi sasaran yaitu: (1) guru-guru Kelompok Bermain dan (2) guru-guru
yang mengasuh di Taman Penitipan Anak (TPA). Sebenarnya ada satu lagi yaitu
guru-guru di lembaga PAUD sejenis yang antara lain terintegrasi dalam posyandu,
PAUD di pasar-pasar, di perkebunan dan di daerah pantai. Hanya saja karena
belum ada pendataan yang akurat mengenai berapa jumlahnya termasuk
pendidikannya, maka uraian tentang lembaga PAUD sejenis pada jalur nonformal
pada modul ini dibatasi hanya untuk KB dan TPA.
Pendidik PAUD harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetisi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijasah dan sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundangan-
undangan yang berlaku.

Pendidik pada pendidikan usia dini sekurang-kurangnya memiliki : (1)


kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana
(S1), (2) latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini,
kependidikan lain, atau psikologi, dan (3) sertifikat profesi guru untuk PAUD.
Faktanya Direktorat PTK-PNF masih kekurangan pamong/pendidik PAUD
359.235 orang untuk membimbing anak-anak sebanyak 3.552.360 orang
peserta program PAUD. Dengan demikian masih terdapat kekurangan
pamong/pendidik PAUD sebanyak 311.028 orang.

1.2.4 Karier dan peningkatan professionalisme guru / pendidik PAUD

Siapapun yang menangani anak usia dini masuk dalam profesi PAUD.
Profesi pendidik anak usia dini dijelaskan sebagai status pekerjaan yang
mempunyai penghasilan memadai, mempunyai wawasan pengetahuan dan
menunjukkan kinerja dengan kualitas yang tinggi (Morrison, 1994). Berdasarkan
pengertian di atas terdapat tiga karakteristik yang mendasar bagi profesi guru
pendidik PAUD yaitu sebagai berikut.

1. Mempunyai penghasilan yang memadai. Guru/pendidik PAUD memiliki


pengetahuan dan perilaku yang profesional sehingga mempunyai implikasi
bahwa guru tersebut mendapatkan kompensasi yang memadai.

2. Memiliki pengetahuan tentang segala sesuatu yang ditanganinya sebagai


seorang ahli sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif.

3. Menunjukkan kinerja dengan kualitas tinggi. Pendidik PAUD yang


profesional mampu menerapkan pengetahuannya dan keterampilannya dalam
praktek sehari-hari.

Prinsip profesional bagi guru antara lain terdapat pada Pasal 7 UU Guru
No. 15 Tahun 2005, yaitu: (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan
idealisme, (2) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia, (3) memiliki kualifikasi akademik dan
latar belakang pendidikan sesuai bidang tugas, (4) memiliki kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tugas, (5) memiliki tanggung jawab atas
pelaksanaan tugas keprofesionalan, (6) memperoleh penghasilan yang
ditentukan sesuai dengan prestasi kerja, (7) memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang
hayat, (8) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan dan (9) memiliki organisasi profesi yang mempunyai
kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan bagi
guru.

Apa saja yang menyebabkan seseorang menjadi profesional? Jika kita


cermati, orang-orang yang berhasil dalam hidupnya dan profesinya adalah orang-
orang yang benar-benar sepenuh hati menekuni bidangnya. Tidak setengah-
setengah, asal jadi, atau sambil menunggu pekerjaan yang lebih menguntungkan.
Termasuk di dalamnya kalau ingin menjadi guru PAUD yang benar-benar
profesional, maka seluruh energi, perhatian, waktu dan tenaga dikerahkan untuk
PAUD. Guru yang profesional akan menghadapi permasalahan secara bijak.

Menjadi guru PAUD yang profesional juga demikian. Boleh jadi pada
awalnya Anda canggung, gugup, keluh kesah, dan pusing menghadapi persoalan-
persoalan anak-anak yang nakal atau keras kepala. Belum lagi menyiapkan
peralatan dan media belajar pada hari berikutnya, ditambah dengan teman sejawat
dan atasan yang tidak mengerti tentang persoalan hidup Anda. Itu semua adalah
ujian yang harus Anda hadapi selangkah demi selangkah. Tidak ada seseorang
tiba-tiba menjadi profesional, melainkan ia telah terlatih dalam menyelesaikan
masalah-masalah. Kunci yang penting adalah semangat Anda untuk terus
menambah ilmu dan keterampilan menghadapi anak-anak. Terus berlatih, pantang
menyerah, tekun dan sabar adalah kunci berikutnya.

Daftar Pustaka
Husdarta, Yudha M. Saputra. 2000. Belajar dan Pembelajaran. DEPDIKNAS

Albrecht, K. (2002). The Right Fit: Recruiting, Selecting, and Orienting Staff.
New Horizons: USA. Bredekamp, Sue & Copple, Carol. (1997).
Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Programs.
Washington: NAEYC.

Decker, C. A & Decker R. J. (1992). Planning and Administering Early


Childhood Programs (Fifth Edition). New York: Macmillan Publishing
Company.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Profil Pendidik dan Tenaga


Kependidikan Pendidikan Nonformal. Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependiidkan . Direktorat Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Nonformal.

Jalal, Asli. (2003). Perluasan Layanan Pendidikan Anak Usia Dini. Buletin
PADU. Vol. 2. N0. 02. Agustus 2003. Amanat UU Sisdikans. Proyek
Pengembangan Anak Dini Usia Pusat. Direktorat Pendidikan Anak Dini
Usia. Departemen Pendidikan nasional.

Supriadi, Dedi. (2003). Makna dan Implikasi Undang-undang Sisdiknas. Buletin


PADU. Vol. 2. N0. 02. Agustus 2003. Amanat UU Sisdikans. Proyek
Pengembangan Anak Dini Usia Pusat. Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia.
Departemen Pendidikan nasional.

Anda mungkin juga menyukai