Anda di halaman 1dari 6

Nama : Anggun Mutika

NIM : 101217013
EKSPLORASI GEOLOGI
Summary of JORC-CBRR-KCMI reporting for mineral exploration
1. The JORC Code 2012 Edition
Kode Australasia untuk Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumber daya Mineral dan
Cadangan Bijih
Kode JORC (Joint Ore Reserves Committee) merupakan kode yang dibuat oleh
Australasia, kode ini menetapkan standar minimum, rekomendasi dan pedoman pelaporan
publik di Australasia mengenai hasil eksplorasi, sumber daya mineral, dan cadangan bijih.
Komite JORC didirikan pada tahun 1971 dan menerbitkan beberapa laporan yang berisi
rekomendasi klasifikasi dan pelaporan publik mengenai cadangan bijih sebelum akhirnya
merilis edisi pertama dari kode JORC pada tahun 1989. Edisi kode JORC kemudian di revisi
dan diperbarui pada tahun 1992, 1996, 1999 dan 2004. Kemudian terbit edisi tahun 2012
yang menggantikan semua edisi sebelumnya.
Dalam kode JORC, terdapat prinsip-prinsip yang mengatur pengoperasian dan
penerapan kode yaitu Transparansi, Materialitas dan Kompetensi.
 Transparansi: laporan publik yang disediakan harus memiliki informasi yang
memadai, penyajian yang jelas, tidak memiliki arti yang ambigu serta dapat dipahami
dengan baik dan tidak disesatkan oleh informasi pada JORC.
 Materialitas: laporan publik harus berisi semua informasi yang relevan yang
dibutuhkan oleh investor dan penasihat professional untuk tujuan membuat penilaian
yang masuk akal dan seimbang tentang hasil eksplorasi, sumber daya mineral dan
cadangan bijih yang dilaporkan.
 Kompetensi: laporan publik harus didasarkan pada pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab orang yang berkualifikasi dan berpengalaman.
Transparansi dan Materialitas merupakan prinsip-prinsip panduan kode JORC, dan orang
yang berkompeten harus memberikan penjelasan tentang asumsi material yang mendasari
deklarasi hasil eksplorasi, sumber daya mineral dan cadangan bijih.
Dalam kode JORC disebutkan bahwa seluruh kegiatan eksplorasi yang dilakukan harus
berada dibawah competent person. Dalam hal ini competent person merupakan anggota dari
The Australasian Institute of Mining and Metallurgy atau Australian Institute of Geoscientist,
atau Recognised Overseas Proffesional Organization yang setidaknya memiliki minimum 5
tahun pengalaman dalam suatu bidang mineralisasi ataupun keahlian lain.
Laporan publik merupakan laporan yang dibuat untuk menginformasikan hasil
eksplorasi, sumber daya mineral dan cadangan bijih kepada investor atau calon investor dan
penasihatnya. Laporan tersebut termasuk laporan tahunan perusahaan, siaran pers, informasi
memorandum, makalah teknis, postingan situs web dan presentasi publik.
 Kode JORC merupakan kode untuk pelaporan publik, bukan kode yang mengatur
competent person dalam memperkirakan sumber daya mineral atau cadangan bijih.
Oleh karena itu, istilah JORC Compliant mengacu pada cara pelaporan bukan
perkiraan. JORC Compliant harus diartikan sebagai: ‘dilaporkan sesuai dengan Kode
JORC dan diperkirakan (atau berdasarkan dokumentasi yang telah disiapkan) oleh
competent person sebagaimana didefinisikan oleh kode JORC.
Kode JORC berlaku untuk semua mineral padat, termasuk berlian dan batu mulia lain,
mineral industri dan batubara yang pelaporan publiknya disyaratkan oleh Bursa Sekuritas
Australia dan Bursa Efek Selandia Baru.
Dalam kode JORC terdapat kompetensi dan tanggung jawab yang mengatur laporan
publik. Dalam hal ini laporan public merupakan tanggung jawab perusahaan yang bertindak
melalui Dewan Direksi. Selain itu terdapat syarat pelaporan umum dalam pelaporan publik
tentang hasil eksplorasi, sumber daya mineral dan cadangan bijih diantaranya yaitu
perusahaan harus mencantumkan gaya dan sifat mineralisasi tersebut, mengungkapkan
informasi yang relevan yang secara material dapat memengaruhi nilai ekonomi hasil
eksplorasi.
Dalam pelaporan hasil eksplorasi disebutkan pada kode JORC bahwa hasil eksplorasi
meliputi data dan informasi yang dihasilkan dari program eksplorasi mineral yang mungkin
berguna bagi investor. Laporan publik hasil eksplorasi harus memuat informasi yang cukup
yang meliputi konteks eksplorasi, jenis dan metode pengambilan sampel, interval dan lokasi
sampel yang relevan, distribusi, dimensi dan lokasi relatif dari semua data yang diuji,
metode analisis, metode agregasi serta status kepemilikan tanah sehingga memungkinkan
untuk melakukan suatu pertimbangan dan penilaian yang seimbang.
Untuk pelaporan sumber daya mineral mencakup mineralisasi termasuk timbunan
sampah dan tailing yang sudah ada diidentifikasi dan diperkirakan melalui eksplorasi serta
pengambilan sampel yang didalamnya terdapat cadangan bijih. Pada kode JORC ini diatur
pula pelaporan sumber daya mineral yang meliputi sumber daya mineral tereka, sumber
daya mineral tertunjuk dan sumber daya mineral terukur.
Sedangkan dalam pelaporan cadangan bijih, cadangan bijih yang dimaksud adalah
bagian dari mineral terukur dan/atau tertunjuk yang sumbernya dapat ditambang secara
ekonomis. Cadangan bijih ini meliputi cadangan bijih mungkin dan cadangan bijih terbukti,
kedua laporan tersebut tidak boleh digabung kecuali jika gambar yang relevan untuk kedua
kategori tersebut juga disediakan.
Dalam kode JORC juga tercantum studi teknis yang mengatur mengenai studi ruang
lingkup, studi kelayakan pendahuluan dan studi kelayakan pelaporan publik untuk
memberikan kejelasan tentang apa yang diharapkan ketika menggunakan terminasi kode
JORC.
Pada dasarnya, kode JORC dapat digunakan oleh para ahli geologi dan ahli eksplorasi
untuk membantu dalam menyampaikan peluang resiko yang mungkin dihadapi dalam proyek
eksplorasi kepada pembuat keputusan financial atau dalam hal ini merupakan pemiliknya
yang mungkin merupakan orang yang kurang mengerti kondisi geologi dengan baik. Resiko
tinggi akan diperoleh ketika perkiraan sumber daya didasarkan pada data yang lemah atau
data yang tidak cukup. Sebaliknya resiko akan rendah apabila data cukup dan dapat
dipercaya sehingga perhitungan sumber daya menjadi lebih akurat.

2. Kode KCMI 2017


Kode Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI)
Industri pertambangan di Indonesia terus mengalami perkembangan, Oleh karena itu,
untuk mendukung dan menunjang perkembangan dunia industri pertambangan termasuk
eksplorasi diperlukan adanya laporan hasil eksplorasi, sumber daya mineral dan cadangan
mineral. Mayoritas pemegang saham pertambangan di Indonesia percaya bahwa pelaporan
public yang kredibel adalah laporan yang disusun dengan kode JORC. Untuk mendukung
hal tersebut, Indonesia perlu mengembangkan Kode Pelaporan hasil eksplorasi, sumber daya
mineral dan cadangan mineral sendiri, sebagai referensi yang akan digunakan oleh
Competent Person Indonesia (CPI). Kode KCMI kemudian dibuat dengan tujuan untuk
menetapkan standar minimum pelaporan hasil eksplorasi, sumber daya mineral dan
cadangan mineral yang memenuhi standar internasional, Sehingga dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pendanaan industri pertambangan di Indonesia. Perkembangan awal
kode KCMI dimulai pada akhir tahun 1990 oleh Ikatan Ahli Geologi Indonesia secara
independent ataupun bersamaan dengan bursa efek Surabaya dan bersama asosiasi profesi
lain di Indonesia.
Pada dasarnya, sebagian besar kode KCMI diadopsi dari kode JORC edisi 2004,
keduanya memiliki kesamaan yaitu menjadi standar klasifikasi hasil pelaporan sumberdaya
alam dan cadangan sumber daya yang ada. Kode KCMI inipun telah didukung oleh ketua
kode JORC, Australasia. Oleh karena itu, secara garis besar isi pada kode KCMI seperti
prinsipnya pun memiliki prinsip yang sama dengan kode JORC yang meliputi Transparansi,
Materialitas dan Kompetensi.
Kode KCMI memiliki 3 unsur utama yaitu kode itu sendiri, terminologi penting dan
definisinya, serta pedoman dalam pembuatan laporan publik. Kode ini diterapkan kepada
setiap CPI yang terdaftar sebagai anggota PERHAPI dan IAGI.
Kode KCMI berlaku dan dapat diterapkan untuk segala mineral padat, termasuk
berlian dan batu mulia lain, mineral industri dan batubara, dalam kode KCMI sumber daya
mineral terukur dapat dikonversi sebagai cadangan bijih terbukti dan cadangan bijih terkira.
Dalam pelaporan hasil eksplorasi pada kode KCMI, laporan publik meliputi data dan
informasi yang dihasilkan oleh program eksplorasi mineral yang akan berguna bagi investor.
Laporan harus mencakup semua informasi yang relevan seperti konteks eksplorasi, jenis dan
metode pengambilan sampel, interval dan metode pengambilan sampel, lokasi sampel yang
relevan, distribusi, dimensi dan lokasi relatif semua data pengujian, metode agregasi data
serta status kepemilikan tanah. Macam-macam pelaporan pada kode KCMI ini meliputi
pelaporan sumber daya mineral yang dikelompokkan menjadi sumber daya mineral tereka,
terunjuk dan terukur; pelaporan cadangan bijih yang dipisahkan menjadi cadangan bijih
terkira dan cadangan bijih terbukti; pelaporan Dumps, Tailing, Fill, Remnants dan Pillar;
pelaporan sumber daya cadangan batubara; pelaporan eksplorasi, sumber daya dan cadangan
intan serta batu mulia lain; pelaporan hasil eksplorasi, sumber daya mineral dan cadangan
mineral. Pada pelaporannya, semua kategori tersebut tidak boleh digabung kecuali terdapat
kategori detail dari tiap-tiap kategori.

3. Kode CBRR (Comissão Brasileira de Recursos e Reservas)


CBRR merupakan panduan yang menguraikan dan merekomendasikan standar dan
pedoman minimum mengenai pelaporan hasil eksplorasi, sumber daya mineral dan
cadangan mineral di Brazil. CBRR didirikan pada tahun 2015 atas inisiatif dari 3 asosiasi
negara paling penting dalam sektor mineral di Brazil yaitu Associação Brasileira de
Empresas de Pesquisa Mineral (“ABPM” – Brazilian Association of Mineral Exploration
Companies), Agência Brasileira de Desenvolvimento Tecnológico da Indústria Mineral
(“ADIMB” – Brazilian Agency for Mineral Technology, Research and Development) dan
Instituto Brasileiro de Mineração (“IBRAM” – Brazilian Mining Institute).
Pada CBRR terdapat 3 prinsip utama yang mengatur pengoperasian dan penerapan
kode CBRR yaitu, Transparansi, Materialitas dan Kompetensi. Pada prinsipnya CBRR
memiliki prinsip yang sama dengan panduan kode JORC dan KCMI yang telah dibahas
sebelumnya. Secara garis besar, kode CBRR pun umumnya memiliki panduan yang sama
dengan kode JORC maupun KCMI.
Dalam CBRR competent person merupakan seorang professional di industri mineral
yang terdaftar pada the Brazilian Commission of Resources and Reserves (CBRR) atau
merupakan anggota Recognized Professional Organization (RPO) dan memiliki setidaknya
10 tahun professional dan minimal 5 tahun pengalaman relevan mengenai mineral, serta
termasuk setidaknya memiliki pengalaman 3 tahun dalam posisi penanggung jawab.
Macam-macam pelaporan pada kode CBRR ini meliputi sumber daya mineral yang
dibagi menjadi sumber daya mineral tereka, sumber daya mineral tertunjuk dan sumber daya
mineral terukur; cadangan mineral yang terdiri atas cadangan mineral terkira dan cadangan
mineral terbukti; Mineralized Fill, Pillars, Low Grade Mineralization, Stockpiles, Dumps
dan Tailin; hasil eksplorasi mineral industri, sumber daya mineral dan cadangan mineral;
hasil eksplorasi intan dan batu mulia lainnya, sumber daya mineral dan cadangan mineral,
hasil eksplorasi batubara, sumberdaya mineral dan cadangan mineral; dan sumber energy
konvensional.
Pada kode CBRR terdapat adanya pembahasan khusus mengenai pemasaran dan harga
komoditas dimana profil harga dan volume digunakan untuk mencerminkan kondisi pasar
saat ini dan perkiraan jangka pendek, sementara perkiraan harga dan volume jangka panjang
didasarkan pada ekspektasi manajemen. Selain itu, pada CBRR juga menyertakan
pertimbangan lingkungan, sosial, kesehatan dan keselamatan serta hukum dan persyaratan
perizinan.
Kesimpulan
Pada dasarnya, ketiga report baik JORC, KCMI, dan CBRR secara garis besar memiliki inti
atau isi yang sama. Ketiganya menetapkan standar minimum, rekomendasi dan pedoman
pelaporan publik mengenai hasil eksplorasi, sumber daya mineral dan cadangan mineral.
Terutama pada KCMI yang memang sebagian besar diadopsi dari panduan kode JORC,
sehingga isinya pun secara umum memuat informasi yang sama. Secara prinsipnya pun
ketiga report tersebut memiliki prinsip yang sama yaitu Tranparansi, Materialitas dan
Kompetensi. Namun memang terdapat beberapa perbedaan pada ketiga report tersebut,
misalnya karena region atau negara yang menerapkan ketiga report tersebut berbeda
sehingga legitimate institution-nya pun berbeda.
 JORC yang diterapkan di Australasia terkait dengan The Australasian Institute of
Mining and Metallurgy, Australian institute of Geoscientist, atau Recognized Overseas
Professional Organization (ROPO), sehingga competent personnya pun harus
merupakan anggota dari salah satu organisasi tersebut yang telah memiliki pengalaman
relevan minimal 5 tahun di bidang mineralisasi atau suatu jenis endapan. (tercantum
dalam subab Kompetensi dan Tanggung Jawab poin 11)
 KCMI yang diterapkan di Indonesia terkait dengan Ikatan Ahli Geologi Indonesia
(IAGI) dan PERHAPI (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia) sehingga competent
personnya pun merupakan seorang professional yang termasuk dalam anggota IAGI atau
PERHAPI dan setidaknya memiliki pengalaman relevan minimal 5 tahun di bidang
mineralisasi atau suatu jenis endapan. (tercantum dalam subab Kompetensi dan
Tanggung Jawab poin 10)
 CBRR yang diterapkan di Brazil terkait dengan Associação Brasileira de Empresas de
Pesquisa Mineral (“ABPM” – Brazilian Association of Mineral Exploration
Companies), Agência Brasileira de Desenvolvimento Tecnológico da Indústria Mineral
(“ADIMB” – Brazilian Agency for Mineral Technology, Research and Development)
dan Instituto Brasileiro de Mineração (“IBRAM” – Brazilian Mining Institute).
Sehingga competent personnya pun merupakan anggota the Brazilian Commission of
Resources and Reserves (CBRR) atau merupakan anggota Recognized Professional
Organization (RPO) dan memiliki setidaknya 10 tahun professional dan minimal 5 tahun
pengalaman relevan mengenai mineral, serta termasuk setidaknya memiliki pengalaman
3 tahun dalam posisi penanggung jawab. (tercantum dalam subab Kompetensi dan
Tanggung Jawab poin 10)
Selain itu, pada CBRR terdapat bab khusus yang membahas mengenai pemasaran dan harga
komoditas untuk estimasi dalam penentuan sumber daya mineral dan cadangan mineral,
dimana pada kode JORC dan KCMI estimasi ini hanya dibahas pada bagian kriteria.
Pada CBRR juga terdapat pembahasan khusus mengenai pertimbangan lingkungan, sosial,
kesehatan dan keselamatan serta hukum dan persyaratan perizinan yang mungkin akan
sangat berguna bagi para investor.
Kemudian apabila dibandingkan antara JORC, KCMI dan CBRR bagian kriteria pada
CBRR memiliki penjelasan yang lebih detail dimulai dari tahap perencanaan dan tujuan
sampai dengan pengolahan limbah hasil eksplorasi.

Dalam pengaplikasiannya kode ini dapat digunakan oleh para ahli geologi dan ahli
eksplorasi untuk membantu dalam menyampaikan peluang resiko yang mungkin dihadapi
dalam proyek eksplorasi kepada pembuat keputusan financial atau dalam hal ini merupakan
pemiliknya yang mungkin merupakan orang yang kurang mengerti terhadap suatu kondisi
geologi dengan baik. Oleh karena itu, menurut saya dari ketiga kode report diatas,
penggunaan kode CBRR dianggap menjadi pilihan yang lebih baik karena memiliki data
dan infromasi yang lebih detail seperti terdapatnya pembahasan khusus mengenai
pertimbangan lingkungan, sosial, kesehatan dan keselamatan serta hukum dan persyaratan
perizinan yang mungkin akan sangat berguna bagi para investor. Pada bagian kriterianya
pun, memiliki penjelasan yang lebih detail dimulai dari tahap perencanaan dan tujuan
sampai dengan pengolahan limbah hasil eksplorasi.

Anda mungkin juga menyukai