Oleh:
Kelompok 1
Adha Fitri Annisa 213219032
Dewi Wahyuningsih 213219041
Irene Wanma 213219001
M. Khoirul Anam 213219025
Olipha Natalaia Gobay 213219002
Riana Septiani 213219042
Segala puji bagi Allah SWT, Pencipta dan Pemelihara alam semesta,
shalawat serta salam semoga terlimpah bagi Muhammad SAW., keluarga dan para
pengikutnya yang setia hingga akhir masa.Atas rahmat Allah SWT., akhirnya
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu, yang berjudul
“Hipertensi”
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima
dengan baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Maka
melalui kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan ucapan terimakasih
kepada beliau. Semoga Allah SWT semua bantuan dan keikhlasan beliau yang
telah membantu kami dalam menyusun tugas makalah ini.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi keadaan peningkatan tekanan darah yang akan
memberikan gejala lanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak),
penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi
ventrikel kanan/ left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan
target organ di otak yang berupa stroke, hipertensi menjadi penyebab
utama stroke yang membawa kematian yang tinggi. (Bustan, 2008)
Hipertensi juga dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal, penyakit
pembuluh lain dan penyakit lainnya (Syahrini 2012). Umumnya penyakit
hipertensi terjadi pada orang yang sudah berusia lebih dari 40
tahun.Penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala yang nyata dan pada
stadium awal belum menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatan
penderitanya (Gunawan, 2012).Hal ini serupa seperti yang dikemukakan
oleh Yogiantoro (2006), hipertensi tidak mempunyai gejala khusus
sehingga sering tidak disadari oleh penderitanya.
Di dunia diperkirakan 7,5 juta kematian disebabkan oleh tekanan
darah tinggi. Pada tahun 1980 jumlah orang dengan hipertensi ditemukan
sebanyak 600 juta dan mengalami peningkatan menjadi hampir 1 milyar
pada tahun 2008 (WHO, 2013).Hasil riset WHO pada tahun 2007
menetapkan hipertensi pada peringkat tiga sebagai faktor resiko penyebab
kematian dunia. Hipertensi telah menyebabkan 62% kasus stroke, 49%
serangan jantung setiap tahunnya (Corwin, 2007). .
Banyaknya penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta bangsa
Indonesia tetapi hanya 4% yang mampu mengendalikan HT (controlled
hypertension). Yang dimaksud dengan hipertensi terkendali adalah mereka
yang menderita hipertensi dan menyadari bahwa mereka menderita
hipertensi dan sedang berobat sehingga terkendali dari kemungkinan
serangan kenaikan tekanan darah yang berlebih.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan permasalahan
tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi”.
C. Tujuan
Untuk mengetahui konsep teori Hipertensi mengenai:
1. Pengertian Hipertensi
2. Etiologi Hipertensi
3. Klasifikasi Hipertensi
4. Patofisiologi Hipertensi
5. Manifestasi Klinik Hipertensi
6. Penatalaksanaan
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi
BAB II
TINJUAN TEORI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu peningkatan
tekanan darah pada saat periode kontraksi dalam siklus jantung dan atau
periode relaksasi dalam siklus jantung yang tidak normal. Dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal
bervariasi sesuai usia sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat
spesitfik usia. Namun, secara umum seseorang dianggap mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari pada 140 mmHg
sistosik sedangkan diastoliknya mencapai lebih 90 mmHg (sehingga
ditulis 140/90 mmHg). Menurut WHO (World Health Organization)
dan ISHC (International Society of Hypertension) 1999 yaitu
menetapkan batas hipertensi bila tekanan darah istirahat menetap > 140/90
mmHg.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90
mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Suzanne C. Smeltzer,
2001)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana
terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu
lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan
tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi.
Secara sederhana, seseorang dikatakan menderita Tekanan Darah
Tinggi jika tekanan Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan
Diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120
mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk Diastolik.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih ti nggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka
yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
4
Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai “normal”.
Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan
diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg
atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa
minggu.
5
5
B. Etiologi
Tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung, volume
sekuncup dan TPR. Oleh karena itu peningkatan salah satu dari ke tiga
variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi.
1. Peningkatan kecepatan denyut jantung
Dapat terjadi akibat rangsangan abnormal/saraf atau hormon pada
nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung
kronik sering menyertai keadaan Hipertiroidisme. Namun
peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh
penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak menimbulkan
hipertensi.
a. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama
Terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang
berkepanjangan akibat gangguan penanganan garam dan air
oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan
volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume
diastolik-akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup
dan tekanan darah.
b. Peningkatan TPR yang berlangsung lama
Dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau
hormon pada arteriol atau resvonsifitas yang berlebihan dari
arteriol terhadap rangsangan normal. Kedua hal tersebut dapat
akan menyebabkan penyempitan pembuluh pada peningkatan
TPR, jantung harus memompa secara lebih kuat dan dengan
demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar untuk
mendorong darah melintasi pembuluh-pembuluh yang
menyempit. Hal ini disebut peningkatan dalam afterload
jantung dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan
diastolik.
Penyebab hipertensi yang disebutkan di atas dapat terjadi
akibat peningkatan aktifitas susunan saraf simpatis. Bagi
6
c. Obat-obatan
d. Penyebab Lainnya
1) Koartasio aorta
2) Preeklamsi pada kehamilan
3) Porfiria intermiten akut
4) Keracunan timbal akut
Adapun penyebab lain dari hipertensi yaitu :
a. Peningkatan kecepatan denyut jantung
b. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama
c. Peningkatan TPR yang berlangsung lama
C. Klasifikasi Hipertensi
1. Menurut kausanya
a. Hipertensi esensil (hipertensi primer); hipertensi yang tidak jelas
penyebabnya.
9
D. Patofisiologi
Hipertensi merupakan proses degeneratif sistem sirkulasi yang
dimulai dengan atherosklerosis, yakni gangguan struktur anatomi
pembuluh darah perifer yang berlanjut dengan kakuan pembuluh darah/
arteri. Kekakuan pembuluh darah disertai dengan penyempitan dan
kemungkinan pembesaran plaque yang menghambat gangguan peredaran
darah perifer. Kekakuan dan kelambanan aliran darah menyebabkan beban
jantung bertambah berat yang akhirnya dikompensasi dengan peningkatan
upaya pemompaan jantung yang berdampak pada peningkatan tekanan
darah dalam sistem sirkulasi,
Dengan demikian proses patalogis HT ditandai dengan
peningkatan tahanan perifer yang berkelanjutan sehingga secara kronik
dikompensasi oleh jantung dalam bentuk HT.
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia
simpatis di torak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat
12
E. Manifestasi Klinis
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal
sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang
bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang
dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa
timbul gejala berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
13
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai
terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko
lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya dari pemeriksaan
urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah (K, Na, kreatinin, gula darah
puasa, kolesterol, HDI) dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti Klirens
kreatinin, protein urin 24 jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH dan EKG.
7. Diet Untuk HT
Salah satu bentuk diet untuk HT yang terkenal adalah DASH (Dietary
Approaches to Stop Hypertension) yang utama berisi komponen gizi
berserat tinggi (sayur dan buah).
Komponen yang tercantum dalam DASH meliputi :
a. Grain (beras/gandum) dan produksi tepung/gandum.
Table 6.5
Resep Pogram Olahraga Jalan Untuk Hipertensi
Frekuensi Jarak Durasi
Minggu Kecepatan
per minggu (mil) (Menit)
1 3 0.75 20 15
2 3 1 20 20
3 3 1,25 20 25
4 4 1,25 20 25
5 4 1,5 20 25
6 4 1,75 20 30
7 5 1,75 20 35
8 5 2 20 40
9 5 2,25 20 45
10 5 2,25 20 45
Pada dasarnya komponennya sama dengan makanan sehat lainnya
hanya saja DASH ditandai dengan proporsi yang tinggi sayur dan
buah-buahan, lemak yang rendah, protein tanpa lemak. Jumlah kalori
disesuaikan dengan berat badan, jika obesitas akan dikurangi
kalorinya.
Selain itu dianjurkan juga penurunan masukan kadar/sodium.
Penurunan rata asupan sodium masyarakat dari 3,300 mg ke 2,300
mg/day dapat mengurangi kasus HT sebanyak 11 juta dan
menghemat 18 miliar dollar biaya pelayanan HT.
J. Prognosis Hipetensi
17
1. Pengkajian
18
a. Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah
kesehatan ,status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam
memberikan perawatan pada anggota keluarga .
b. Struktur dan sifat anggota keluarga
1) Anggota –anggota keluarga dan hubungan dengan kepala
keluarga.
2) Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam
keluarga.
3) Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga.
4) Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat
berkumpul atau menyebar.
5) Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan
keputusan.
6) Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam
perselisihan yang nyata ataupun tidak nyata.
7) Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan
makan dan penggunaan waktu senggang.
c. Faktor sosial budaya dan ekonomi
Pekerjaan, penghasilan, kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan
primer, jam kerja ayah dan ibu, siapa yng menentukan keuangan
dan penggunaannya .
d. Faktor lingkungan
a. Perumahan: luas rumah, pengaturan dalam rumah, persediaan
sumber air, adanya bahan kecelakaan, dan pembuangan
sampah.
b. Macam lingkungan / daerah rumah
c. Fasilitas social dan lingkungan
d. Fasilitas transportasi dan kesehatan
e. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
2) Upaya pencegahan terhadap penyakit
19
K riteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : ancaman 2
kesehatan 3
Tidak/kurang 1
sehat(aktual)
Krisis
2. Kemungkikan masalah 2
dapat diubah 2
Skala : Dengan mudah 1
Hanya sebagian 0
Tidak dapat
3. Potensia masalah untuk 1
dicegah 3
Skala : Tinggi 2
Cukup 1
Rendah
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat 2
harus ditangani 1
Ada masalah tapi tidak
perlu segera ditangani 0
Masalah tidak
dirasakan
Skoring :
1.Tentukan skor untuk tiap kriteria
2.Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.
21
Skor X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria , skor tertinggi 5 sama
dengan seluruh bobot.
A. Kesimpulan
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana
terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama),
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di
atas 90 mmHg. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2
jenis yaitu Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak /
belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh
hipertensi). Hipertensisekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai
akibat dari adanya penyakit lain.Hipertensi primer kemungkinan memiliki
banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah
kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala,
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,
pusing, wajah kemerahan dan kelelahan, yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal.
25
26
B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi
bagi pembaca dan penulis mengenai pengertian dari hipertensi (tekanan darah
tinggi). Penyebab dari darah tinggi, tanda dan gejala yang muncul,
pentalaksanaan medis ataupun penanganan bila sudah di tetapkan bahwa
seseorang telah mempunyai hipertensi, agar penyakit hipertensi yang telah
ada dapat terkontrol bila mana pasien mengalami hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Ainun, Syahri MS. 2012. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi
pada Mahasiswa di Lingkup Kesehatan Universitas Hasanuddin. [Skripsi
Ilmiah]. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Bustan. (2008). Penyakit tidak menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2. Jakarta : Media
Aesculapius
Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.Diakses: 19 Oktober 2014, dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%20 2013.pdf.
Ridwan, Muhamad. 2009. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer
“HIPERTENSI”. Semarang :Pustaka Wudyamara.
Smeltzer C Suzanne dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Ed-8 Vol-2. Jakarta : EGC.
Yogiantoro, M., 2009. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, A.W., et al eds. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam 5th ed. Jilid II. Jakarta: Interna Publishing, 1079-
1085
27