Anda di halaman 1dari 30

HIPERTENSI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga


Koordinnator Mata Kuliah : Suharjiman S.Kp.,M.Kep.

Oleh:
Kelompok 1
Adha Fitri Annisa 213219032
Dewi Wahyuningsih 213219041
Irene Wanma 213219001
M. Khoirul Anam 213219025
Olipha Natalaia Gobay 213219002
Riana Septiani 213219042

Program Studi Ilmu Keperawatan S1-Non Reguler


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Achmad Yani Cimahi
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Pencipta dan Pemelihara alam semesta,
shalawat serta salam semoga terlimpah bagi Muhammad SAW., keluarga dan para
pengikutnya yang setia hingga akhir masa.Atas rahmat Allah SWT., akhirnya
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu, yang berjudul
“Hipertensi”
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima
dengan baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Maka
melalui kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan ucapan terimakasih
kepada beliau. Semoga Allah SWT semua bantuan dan keikhlasan beliau yang
telah membantu kami dalam menyusun tugas makalah ini.

Cimahi , Maret 2020

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................................... 4
A. Pengertian Hipertensi ....................................................................................... 4
B. Etiologi Hipertensi ............................................................................................ 5
C. Klasifikasi Hipertensi ........................................................................................ 8
D. Patofisilogi Hipertensi ..................................................................................... 12
E. Manifestasi Klinik Hipertensi ........................................................................ 13
F. Penatalaksanaan Medis ................................................................................... 14
G. Penatalaksanaan Diet bagi Hipertensi.............................................................15
H. Pemeriksaan Penunjang .................................................................................. 15
I. Manajemen Pengendalian Hipertensi ........................................................... 15
J. Upaya Pencegahan Hipertensi .........................................................................16
K. Pencegahan Pengendalian Hipertensi .............................................................16
L. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga.........................................................16
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 23
A. Simpulan ................................................................................................................ 25
B. Saran .......................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................27

iii
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi keadaan peningkatan tekanan darah yang akan
memberikan gejala lanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak),
penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi
ventrikel kanan/ left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan
target organ di otak yang berupa stroke, hipertensi menjadi penyebab
utama stroke yang membawa kematian yang tinggi. (Bustan, 2008)
Hipertensi juga dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal, penyakit
pembuluh lain dan penyakit lainnya (Syahrini 2012). Umumnya penyakit
hipertensi terjadi pada orang yang sudah berusia lebih dari 40
tahun.Penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala yang nyata dan pada
stadium awal belum menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatan
penderitanya (Gunawan, 2012).Hal ini serupa seperti yang dikemukakan
oleh Yogiantoro (2006), hipertensi tidak mempunyai gejala khusus
sehingga sering tidak disadari oleh penderitanya.
Di dunia diperkirakan 7,5 juta kematian disebabkan oleh tekanan
darah tinggi. Pada tahun 1980 jumlah orang dengan hipertensi ditemukan
sebanyak 600 juta dan mengalami peningkatan menjadi hampir 1 milyar
pada tahun 2008 (WHO, 2013).Hasil riset WHO pada tahun 2007
menetapkan hipertensi pada peringkat tiga sebagai faktor resiko penyebab
kematian dunia. Hipertensi telah menyebabkan 62% kasus stroke, 49%
serangan jantung setiap tahunnya (Corwin, 2007). .
Banyaknya penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta bangsa
Indonesia tetapi hanya 4% yang mampu mengendalikan HT (controlled
hypertension). Yang dimaksud dengan hipertensi terkendali adalah mereka
yang menderita hipertensi dan menyadari bahwa mereka menderita
hipertensi dan sedang berobat sehingga terkendali dari kemungkinan
serangan kenaikan tekanan darah yang berlebih.
3

Untuk pengendalian HT diperlukan pengetahuan dan kesadaran


akan keberadaan dan resiko HT. Masalahnya, HT disebut juga “silent
killer” karena tidak mempunyai atau disadari akan keberadaanya. Karena
itu diperlukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur. (Bustan, 2008)
Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil riset kesehatan tahun 2007
diketahui bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yaitu
rata-rata 3,17% dari total penduduk dewasa. Hal ini berarti dari 3 orang
dewasa, terdapat 1 orang yang menderita hipertensi (Riskesdas, 2008).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Riskesdas menemukan prevalensi
hipertensi di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 25,8%. Daerah Bangka
Belitung menjadi daerah dengan prevalensi hipertensi yang tertinggi yaitu
sebesar 30,9%, kemudian diikuti oleh Kalimantan Selatan (30,8%),
Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%) (Riskesdas, 2013).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan permasalahan
tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi”.

C. Tujuan
Untuk mengetahui konsep teori Hipertensi mengenai:
1. Pengertian Hipertensi
2. Etiologi Hipertensi
3. Klasifikasi Hipertensi
4. Patofisiologi Hipertensi
5. Manifestasi Klinik Hipertensi
6. Penatalaksanaan
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi
BAB II
TINJUAN TEORI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu peningkatan
tekanan darah pada saat periode kontraksi dalam siklus jantung dan atau
periode relaksasi dalam siklus jantung yang tidak normal. Dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal
bervariasi sesuai usia sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat
spesitfik usia. Namun, secara umum seseorang dianggap mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari pada 140 mmHg
sistosik sedangkan diastoliknya mencapai lebih 90 mmHg (sehingga
ditulis 140/90 mmHg). Menurut WHO (World Health Organization)
dan ISHC (International Society of Hypertension) 1999 yaitu
menetapkan batas hipertensi bila tekanan darah istirahat menetap > 140/90
mmHg.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90
mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Suzanne C. Smeltzer,
2001)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana
terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu
lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan
tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi.
Secara sederhana, seseorang dikatakan menderita Tekanan Darah
Tinggi jika tekanan Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan
Diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120
mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk Diastolik.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih ti nggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka
yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).

4
Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai “normal”.
Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan
diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg
atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa
minggu.

5
5

B. Etiologi
Tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung, volume
sekuncup dan TPR. Oleh karena itu peningkatan salah satu dari ke tiga
variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi.
1. Peningkatan kecepatan denyut jantung
Dapat terjadi akibat rangsangan abnormal/saraf atau hormon pada
nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung
kronik sering menyertai keadaan Hipertiroidisme. Namun
peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh
penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak menimbulkan
hipertensi.
a. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama
Terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang
berkepanjangan akibat gangguan penanganan garam dan air
oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan
volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume
diastolik-akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup
dan tekanan darah.
b. Peningkatan TPR yang berlangsung lama
Dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau
hormon pada arteriol atau resvonsifitas yang berlebihan dari
arteriol terhadap rangsangan normal. Kedua hal tersebut dapat
akan menyebabkan penyempitan pembuluh pada peningkatan
TPR, jantung harus memompa secara lebih kuat dan dengan
demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar untuk
mendorong darah melintasi pembuluh-pembuluh yang
menyempit. Hal ini disebut peningkatan dalam afterload
jantung dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan
diastolik.
Penyebab hipertensi yang disebutkan di atas dapat terjadi
akibat peningkatan aktifitas susunan saraf simpatis. Bagi
6

banyak orang, peningkatan rangsangan saraf simpatis atau


mungkin responsivitas berlebihan dari tubuh terhadap
rangsangan simpatis normal, dapat ikut berperan menyebabkan
hipertensi. Bagi sebagian, hal ini dapat terjadi pada stress
jangka panjang yang diketahui melibatkan pengaktivitasan
sistem simpatis atau mungkin akibat kelebihan genetik
resepteor nosepinetrin di jantung atao otot polos vaskuler.
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih
dari 90% diantara mereka menderita hipertensi essensial
(primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab
medisnya.Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan
penyebab tertentu (hipertensi sekunder).
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
a. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak /
belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 %
dari seluruh hipertensi).
b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai
akibat dari adanya penyakit lain.Hipertensi primer kemungkinan
memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan
pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan
meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi
sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya
adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya
adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya
pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu
tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin)
atau norepinefrin (noradrenalin).
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
a. Penyakit Ginjal
b. Kelainan Hormonal
7

c. Obat-obatan
d. Penyebab Lainnya
1) Koartasio aorta
2) Preeklamsi pada kehamilan
3)  Porfiria intermiten akut
4) Keracunan timbal akut
Adapun penyebab lain dari hipertensi yaitu :
a. Peningkatan kecepatan denyut jantung
b. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama
c. Peningkatan TPR yang berlangsung lama

Fisiologi yang menyebabkan hipertensi pada lansia adalah:


a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
e. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi
f. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
g. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukjan beberapa
faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor
tersebut adalah faktor keturunan.
2. Faktor resiko hipertensi
Faktor – faktor yang dapat dimasukan sebagai faktor risiko hipertensi
adalah :
a. Umur : tekanan darah meningkat sesuai umur, dimulai dari sejak
umur 40 tahun.
b. Ras/ suku : orang kulit hitam (black) lebih banyak dari pada kulit
putih (white), sementara itu ditemukan variasi antar suku di
8

Indonesia ternedah di lembah Baliem Jaya, Papua (0,6%), dan


tertinggi di Sukabumi (suku sunda), Jabar (28,6%). HT juga
prevalen di kalangan suku Minangkabau/ Padang Sumatra Barat.
c. Urban / rural : kota lebih banyak dari desa.
d. Geografis : pantai lebih banyak ditemukan HT dibandingkan
daerah pegunungan.
e. Seks : wanita > lelaki.
f. Obesitas : gemuk > kurus.
g. Stres.
h. Personality type A: tipe A > tipe B.
i. Diet : tinggi garam.
j. Diabetes mellitus.
k. Komposisi air :
 Sodium (natrium): tidakjelas (inkonsisten).
 Cadmium : ada bukti dari beberapa studi.
 Lead (Plumbum) : kemungkinan ada hubungan.
l. Alkohol (minuman keras) :
 Meninggi bila minum > 3x/hari.
 Konsumsi alkohol sedang (moderate) diperkirakan punya
efek protektif.
m. Rokok : hubungan tidk bermakna.
n. Kopi : belum ditemukan.
o. Pil KB : Risiko meninggi dengan lamanya pakai, yakni meninggi
5 kali dibandingkan 1 tahun.
Sedangkan bisa memliki satu atau lebih faktor risiko. Jika memiliki
lebih dari satu faktor risiko maka besarnya risiko menderita HT akan
meningkat bahkan bisa berlipat ganda.

C. Klasifikasi Hipertensi
1. Menurut kausanya
a. Hipertensi esensil (hipertensi primer); hipertensi yang tidak jelas
penyebabnya.
9

b. Hipertensi sekunder: hipertensi kausa tertentu.


2. Menurut gangguan tekanan darah
a. Hipertensi sistolik; peninggian tekanan darah sistolik saja.
b. Hipertensi diastolik; peninggian tekanan diastolik.
3. Menurut beratnya atau tingginya peningkatan tekanan darah
a. Hipertensi ringan.
b. Hipertensi sedang.
c. Hipertensi berat.
4. Klasifikasi HT menurut WHO adalah :
Dikenal berbagai macam batasan tingginya tekanan darah untuk dapat
disebut hipertensi. Batasan baku yang diipakai WHO adalah : HT jika
TDS > 160 mm Hg TDD > 95 mm Hg.
a. HT ringan : TDD 90-110.
b. HT sedang : TDD 110-130.
c. HT berat : > 130.
Penentuan batasan hipertensi ini sangat penting karena perubahan
tingginya hipertensi sangat mempengaruhi perhitungan prevalensinya
dalamm populasi. Sebagai contoh, perubahan prevalensi hipertensi akibat
perubahan batasan hipertensi pada penduduk lelaki kulit putih Amerika
Serikat usia 65 – 74 tahun berikut ini.
Tabel 6.1
Definisi tekanan darah dan persentase populasi
Tekanan darah Persentasi
(TDS/TTD) Populasi
>140/90 53
>160/95 24
>170/95 17

Keadaan ini juga berkaitan dengan pentingnya penentuan definisi


operasional dalam penelitian, yakni berkaitan dengan titik potong (cut-off
point) dari pengelompokan hipertensi. Dalam contoh diatas, jika batasan
hipertensi sangat ekstrem (>170/95) maka prevalensi hipertensi hanya 17
%. Sedangkan dengan definisi > 140/90 maka prevalensi mencapai 53 %.
10

5. Klasifikasi tekanan darah dapat juga dilihat dari segi maluainya


berisiko.
Tabel 6.2
Klasifikasi tekanan darah menurut resiko
Status risiko Tekanan darah
Normal Sistolis < 120 mmHg
Diastolik < 80 mmHg
Berisiko/prahipertensi Sistolis 120 – 139 mmHg
Diastolik 80 – 89 mmHg
Hipertensi Sistolis > = 140
Diastolis > = 90

6. Menurut World Health Organization (WHO, 2009)


a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan
140 mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
b. Tekanan darah perbatasan (border line) yaitu bila sistolik 141-149
mmHg dan diastolik 91-94 mmHg
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau
sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama
dengan 95mmHg. Tingginya tekanan darah bervariasi, yang
terpenting adalah cepat naiknya tekanan darah. Dibagi menjadi
dua:
1) Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang
segera dengan obat antihipertensi parenteral karena adanya
kerusakan organ target akut atau progresif target akut atau
progresif. Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai
kerusakan organ target yang progresif dan diperlukan tindakan
penurunan tekanan darahyang segera dalam kurun waktu
menit/jam.
2) Hipertensi urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang
bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ
target progresif bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau
11

kerusakan organ target progresif dan tekanan darah perlu


diturunkan dalam beberapa jam. Penurunan tekanan darah
harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam (penurunan
tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam
hitungan jam sampai hari).

D. Patofisiologi
Hipertensi merupakan proses degeneratif sistem sirkulasi yang
dimulai dengan atherosklerosis, yakni gangguan struktur anatomi
pembuluh darah perifer yang berlanjut dengan kakuan pembuluh darah/
arteri. Kekakuan pembuluh darah disertai dengan penyempitan dan
kemungkinan pembesaran plaque yang menghambat gangguan peredaran
darah perifer. Kekakuan dan kelambanan aliran darah menyebabkan beban
jantung bertambah berat yang akhirnya dikompensasi dengan peningkatan
upaya pemompaan jantung yang berdampak pada peningkatan tekanan
darah dalam sistem sirkulasi,
Dengan demikian proses patalogis HT ditandai dengan
peningkatan tahanan perifer yang berkelanjutan sehingga secara kronik
dikompensasi oleh jantung dalam bentuk HT.
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia
simpatis di torak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat
12

sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas


mengapa hal tersebut bias terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatnkan
pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

E. Manifestasi Klinis
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal
sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang
bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang
dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa
timbul gejala berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
13

7. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan


pada otak, mata, jantung dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran
dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini
disebutensefalopatihipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

F. Penatalaksanaan Medis Umum


Didasarkan pada program perawatan bertahap (Rodman, 1991)
1. Langkah I. Tindakan-tindakan konservatif :
a. Modifikasi diet
1) Pembatasan natrium
2) Penurunan masukan kolesterol dan lemak jenuh
3) Penurunan masukan kalori untuk mengontrol berat badan
4) Menurunkan masukan minuman beralkohol
b. Menghentikan merokok
c. Penatalaksanaan stress
d. Program latihan regular untuk menurunkan berat badan
2. Langkah II. Farmakoterapi bila tindakan-tindakan konservatif gagal
untuk mengontrol TD sercara adekuat. Salah satu dari berikut ini
dapat digunakan.
a. diuretik
b. penyekat beta adrenergik
c. penyekat saluran kalsium
d. penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE)
3. Langkah III Dosis obat dapat dikurangi, obat kedua dari kelas yang
berbeda dapat ditambahkan atau penggantian obat lainnya dari kelas
yang berbeda.
4. Langkah IV. Obat ketiga dapat ditambah atau obat kedua digantikan
yang lain dari kelas yang berbeda.
5. Langkah V. Evaluasi lanjut atau rujukan pada spesialis atamu keempat
dapat ditambahkan masing-masing dari kelas yang berbeda
14

G. Penatalaksanaan Diet Bagi Hipertensi


Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang
berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan
sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan
mengontrol faktor risiko. Hal ini dapat di capai melalui modifikasi gaya
hidup saja atau dengan obat antihipertensi.
1. Terapi tanpa Obat
a. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1) Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5
gr/hari
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3) Penurunan berat badan
4) Penurunan asupan etanol
b. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.
1) Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang, dan lain-lain.
2) Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam
zona latihan.
3) Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas
aerobic atau 72-80% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan.
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik
lagi 5 kali/minggu.
c. Menghentikan merokok
d. Diet tinggi kalium
e. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan
darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat
15

hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pilihan obat untuk


penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
a. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretic, beta blocker.
b. Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu : inhibitor
ACE, penghambat reseptor angiotensin II, alfa  blocker, alfa-beta-blocker,
beta blocker, antagonis Ca dan diuretic
c. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan
proteinuria diberikan inhibitor ACE.
d. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor
ACE dan diuretic.
e. Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca
dihidropiridin kerja sama.
f. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA),
inhibitor ACE (dengan disfungsi sistolik).

H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai
terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko
lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya dari pemeriksaan
urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah (K, Na, kreatinin, gula darah
puasa, kolesterol, HDI) dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti Klirens
kreatinin, protein urin 24 jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH dan EKG.

I. Upaya pencegahan komprehensif


Upaya pencegahan HT perlu di lakukan secara komprehensif, mulai dari
upaya primordial hingga rehabilitasi.
1. Pencegahan primordial.
2. Promosi kesehatan,
3. Proteksi spesifik : kurangi garam sebagai salah satu faktor risiko.
4. Diagnosis dini : skreening, pemeriksaan check-up.
5. Pengobatan tepat : segera mendapatkan pengobatan komprehensif fan
kausal awal keluhan.
16

6. Rehabilitasi upaya perbaikan dampak lanjut hipertensi yang tidak bias


diobati

7. Diet Untuk HT
Salah satu bentuk diet untuk HT yang terkenal adalah DASH (Dietary
Approaches to Stop Hypertension) yang utama berisi komponen gizi
berserat tinggi (sayur dan buah).
Komponen yang tercantum dalam DASH meliputi :
a. Grain (beras/gandum) dan produksi tepung/gandum.
Table 6.5
Resep Pogram Olahraga Jalan Untuk Hipertensi
Frekuensi Jarak Durasi
Minggu Kecepatan
per minggu (mil) (Menit)
1 3 0.75 20 15
2 3 1 20 20
3 3 1,25 20 25
4 4 1,25 20 25
5 4 1,5 20 25
6 4 1,75 20 30
7 5 1,75 20 35
8 5 2 20 40
9 5 2,25 20 45
10 5 2,25 20 45
Pada dasarnya komponennya sama dengan makanan sehat lainnya
hanya saja DASH ditandai dengan proporsi yang tinggi sayur dan
buah-buahan, lemak yang rendah, protein tanpa lemak. Jumlah kalori
disesuaikan dengan berat badan, jika obesitas akan dikurangi
kalorinya.
Selain itu dianjurkan juga penurunan masukan kadar/sodium.
Penurunan rata asupan sodium masyarakat dari 3,300 mg ke 2,300
mg/day dapat mengurangi kasus HT sebanyak 11 juta dan
menghemat 18 miliar dollar biaya pelayanan HT.

J. Prognosis Hipetensi
17

Tanpa pengobatan makan hipertensi akan berakibat Lnjut sesuai dengan


target organ yang diserangnya. Factor-faktor yang mempengaruhi
prognosis penderita hipertensi adalah :
a. Etiologi hipertensi : Hipertensi sekunder yang ditemukan pada tahap
dini akan lebih baik prognosisnya.
b. Umur : usia muda mempeunyai prognosis yang kurang baik
disbanding dengan usia lebih tua.
c. Jenis kelamin : umunya wanita lebih bias mentolerir lebih baik
terhaddp kenaikan tekanan dibanding dengan pria.
d. Suku/rasa : orang kulit hitam di Amerika mempunyai prognosis lebih
jelek disbanding orang kulit putih.
e. Sifat hipertensi : tekanan darah yang bersifat labil dan progresif
kurang baik prognosisnya.
f. Komplikasi : adanya komplikasi memperberat prognosis.
Komplikasi HT dapat berupa :
1) Aorta : hipertensi aorta, ruput aorta.
2) Jantung : hipertensi HVS
3) Ginjal : Hipertensi hemorhagik
4) Pembuluh darah jantung : infark miokard (AMI)
g. Banyaknya factor resiko lain : ada tidaknya factor risiko lain
seperti DM atau kolesteromia bias memperburuk hipertensi.

K. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistimatis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga,melaksanakan asuhan keperawatan ,serta
implementasi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah
direncanakan /dibuat serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang
telah dilaksanakan .

1. Pengkajian
18

a. Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah
kesehatan ,status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam
memberikan perawatan pada anggota keluarga .
b. Struktur dan sifat anggota keluarga
1) Anggota –anggota keluarga dan hubungan dengan kepala
keluarga.
2) Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam
keluarga.
3) Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga.
4) Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat
berkumpul atau menyebar.
5) Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan
keputusan.
6) Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam
perselisihan yang nyata ataupun tidak nyata.
7) Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan
makan dan penggunaan waktu senggang.
c. Faktor sosial budaya dan ekonomi
Pekerjaan, penghasilan, kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan
primer, jam kerja ayah dan ibu, siapa yng menentukan keuangan
dan penggunaannya .
d. Faktor lingkungan
a. Perumahan: luas rumah, pengaturan dalam rumah, persediaan
sumber air, adanya bahan kecelakaan, dan pembuangan
sampah.
b. Macam lingkungan / daerah rumah
c. Fasilitas social dan lingkungan
d. Fasilitas transportasi dan kesehatan
e. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
2) Upaya pencegahan terhadap penyakit
19

3) Sumber pelayanan kesehatan


4) Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas
kesehatan.
5) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
f. Cara pengumpulan data
1) Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara
langsung keadaan fisik dari tiap anggota keluarga,
komunikasi dari tiap anggota keluarga, peran dari tiap
anggota keluarga, keadaan rumah dan lingkungan.
2) Wawancara (Aspek fisik, aspek mental, sosial budaya,
ekonomi, kebiasaan, lingkungan.
3) Studi dokumentasi antara lain : perkembangan kesehatan
anak, kartu keluarga, catatan kesehatan lainnya.
4) Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan dan keperawatan antara lain : tanda-tanda
penyakit dan kelainan organ tubuh.
2. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan
typologi masalah dalam family health care. Permasalahan dapat
dikategorikan sebagai berikut :
a. Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan
terjadinya penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai
potensi kesehatan.
b. Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi.
c. Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet.
d. Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan
kesehatan contoh adakah didalam keluarga yang menderita
penyakit hipertensi. Siapakah yang menderita penyakit hipertensi.
e. Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari
indivdu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya
20

mereka. Contoh adakah anggota keluarga yang meninggal akibat


hipertensi.
3. Prioritas Masalah
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan
sistim scoring berdasarkan tipologi masalah dengan pedoman sebagai
berikut:

K riteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : ancaman 2
kesehatan 3
Tidak/kurang 1
sehat(aktual)
Krisis
2. Kemungkikan masalah 2
dapat diubah 2
Skala : Dengan mudah 1
Hanya sebagian 0
Tidak dapat
3. Potensia masalah untuk 1
dicegah 3
Skala : Tinggi 2
Cukup 1
Rendah
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat 2
harus ditangani 1
Ada masalah tapi tidak
perlu segera ditangani 0
Masalah tidak
dirasakan
Skoring :
1.Tentukan skor untuk tiap kriteria
2.Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.
21

Skor X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria , skor tertinggi 5 sama
dengan seluruh bobot.

4. Penjajakan pada tahap kedua


Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat
melaksanakan tugas-tugas kesehatan yang berhubungan dengan ancaman
kesehatan, kurang /tidak sehat dan krisis yamg dialami oleh keluarga
yang didapat pada penjajakan tahap pertama. Pada tahap kedua
menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk melaklasanakan tugas-
tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah yang dihadapi .
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-
tugas kesehatan dan keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa
keperawatan secara umum pada keluarga yang menderita penyakit
hipertensi antara lain:
a. Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit
hipertensi berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala
hipertensi.
b. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam
melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana
kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan kurang
pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana
kesehatan.
c. Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
hipertensi ,cara perawatan dan sifat penyakit hipertensi .
d. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak dapat
melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta
ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi.
22

e. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat


guna memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan seperti
JPS,dana sehat dan tidak memahami manfaatnya.
5. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan
keperawatan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam
memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah
diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 ) . Ciri- ciri rencana perawatan
keluarga:
a. Berpusat pada tindakan- tindakaan yang dapat memecahkan atau
meringankan masalah yang sedang dihadapi.
b. Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari
dengan pikiran yang logis.
c. Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan
datang.
d. Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang
diidentifikasi.
e. Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan.
f. Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus.
g. Perumusan Tujuan:
1) Tujuan jangka panjang mengacu pada penyelesaian masalah.
2) Tujuan jangka pendek mengacu pada penyelesaian etiologi.
h. Kriteria Evaluasi
i. Hal yang perlu dipertimbsngksn sebelum menetspksn intervensi,
yaitu:
1) Apakah pendekatan itu menyebabkan meningkatnya
ketergantungan atau kemandirian keluarga?
2) Apakah tindakan tersebut menurunkan atau meningkatkan
keterampilan keluarga?
3) Apakah tindakan tersebut menurunkan atau meningkatkan koping
keluarga?
23

4) Apakah keluarga punya komitmen dan motivasi yg memadai


terhadap perencanaan tersebut ?
5) Apakah keluarga punya sumber-sumber yang memadai untuk
melaksanakan perencanaan tersebut ?
j. Tipologi Intervensi:
1) Kognitif: mengemukakan informasi dan gagasan serta pengalaman
contohnya pengajaran.
2) Afektif : tindakan dirancang untuk mengubah emosi dari anggota
keluarga sehingga dapat memecahkan masalah secara lebih efektif.
Orang tua membantu mengurangi ansietas thd perawatan anak
sakit.
3) Perilaku : strategi perawatan yang diarahkan untuk membantu
anggota keluarga berinteraksi/ bertingkah laku dengan anggota
keluarga lain.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal- hal yang peru
diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga
adalah:
a. Sumber daya keluarga (keuangan)
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga
7. Evaluasi
a. Kriteria keberhasilan
b. Standar keperawatan
c. Perubahan perilaku
24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana
terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama),
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di
atas 90 mmHg. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2
jenis yaitu Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak /
belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh
hipertensi). Hipertensisekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai
akibat dari adanya penyakit lain.Hipertensi primer kemungkinan memiliki
banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah
kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala,
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,
pusing, wajah kemerahan dan kelelahan, yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal.

25
26

B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi
bagi pembaca dan penulis mengenai pengertian dari hipertensi (tekanan darah
tinggi). Penyebab dari darah tinggi, tanda dan gejala yang muncul,
pentalaksanaan medis ataupun penanganan bila sudah di tetapkan bahwa
seseorang telah mempunyai hipertensi, agar penyakit hipertensi yang telah
ada dapat terkontrol bila mana pasien mengalami hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Ainun, Syahri MS. 2012. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi
pada Mahasiswa di Lingkup Kesehatan Universitas Hasanuddin. [Skripsi
Ilmiah]. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Bustan. (2008). Penyakit tidak menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2. Jakarta : Media
Aesculapius
Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.Diakses: 19 Oktober 2014, dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%20 2013.pdf.
Ridwan, Muhamad. 2009. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer
“HIPERTENSI”. Semarang :Pustaka Wudyamara.
Smeltzer C Suzanne dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Ed-8 Vol-2. Jakarta : EGC.
Yogiantoro, M., 2009. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, A.W., et al eds. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam 5th ed. Jilid II. Jakarta: Interna Publishing, 1079-
1085

27

Anda mungkin juga menyukai

  • Format Asuhan Keperawatan Anak
    Format Asuhan Keperawatan Anak
    Dokumen5 halaman
    Format Asuhan Keperawatan Anak
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • STRATEGI_KOMUNIKASI
    STRATEGI_KOMUNIKASI
    Dokumen4 halaman
    STRATEGI_KOMUNIKASI
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • SAK Jiwa Ners
    SAK Jiwa Ners
    Dokumen24 halaman
    SAK Jiwa Ners
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • RESUME KELUARGA DENGAN MASALAH REMATIK
    RESUME KELUARGA DENGAN MASALAH REMATIK
    Dokumen22 halaman
    RESUME KELUARGA DENGAN MASALAH REMATIK
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Operasi Ca Serviks
    Asuhan Keperawatan Operasi Ca Serviks
    Dokumen17 halaman
    Asuhan Keperawatan Operasi Ca Serviks
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Pembahasan
    Bab Iv Pembahasan
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv Pembahasan
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • Pathway Ca Serviks
    Pathway Ca Serviks
    Dokumen1 halaman
    Pathway Ca Serviks
    Dessy Angghita
    50% (2)
  • 1 Pengkajian
    1 Pengkajian
    Dokumen20 halaman
    1 Pengkajian
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen33 halaman
    Bab 2
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • HargaDiriRendah
    HargaDiriRendah
    Dokumen21 halaman
    HargaDiriRendah
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • REUMATIK
    REUMATIK
    Dokumen5 halaman
    REUMATIK
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • HargaDiriRendah
    HargaDiriRendah
    Dokumen21 halaman
    HargaDiriRendah
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • TAK ORIENTASI REALITA
    TAK ORIENTASI REALITA
    Dokumen16 halaman
    TAK ORIENTASI REALITA
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • LP Rematik Rin Rin Fix
    LP Rematik Rin Rin Fix
    Dokumen11 halaman
    LP Rematik Rin Rin Fix
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • Proposal Penelitian KMB
    Proposal Penelitian KMB
    Dokumen59 halaman
    Proposal Penelitian KMB
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • Tujuan: Pengertian
    Tujuan: Pengertian
    Dokumen2 halaman
    Tujuan: Pengertian
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Anak Berkebutuhan Khusus
    Jurnal Anak Berkebutuhan Khusus
    Dokumen12 halaman
    Jurnal Anak Berkebutuhan Khusus
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • LP BBLN
    LP BBLN
    Dokumen40 halaman
    LP BBLN
    mia rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • Resume HD
    Resume HD
    Dokumen11 halaman
    Resume HD
    Riana Septiani Gusniardi
    100% (1)
  • Resum - Ok - Eva Santika
    Resum - Ok - Eva Santika
    Dokumen6 halaman
    Resum - Ok - Eva Santika
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • Askep Dm-Alicia Safanah Afifah-214121124
    Askep Dm-Alicia Safanah Afifah-214121124
    Dokumen26 halaman
    Askep Dm-Alicia Safanah Afifah-214121124
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • LP Osteomielitis
    LP Osteomielitis
    Dokumen19 halaman
    LP Osteomielitis
    Laksita Barbara
    Belum ada peringkat
  • Bab II
    Bab II
    Dokumen52 halaman
    Bab II
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • Askep Kasus I
    Askep Kasus I
    Dokumen32 halaman
    Askep Kasus I
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • Riana
    Riana
    Dokumen16 halaman
    Riana
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • LP - Chronic Kidney Disease (CKD) - EVA SANTIKA
    LP - Chronic Kidney Disease (CKD) - EVA SANTIKA
    Dokumen21 halaman
    LP - Chronic Kidney Disease (CKD) - EVA SANTIKA
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat
  • Bab IV
    Bab IV
    Dokumen26 halaman
    Bab IV
    Riana Septiani Gusniardi
    Belum ada peringkat