Disusun Oleh :
NAMA : WAHYU ARTYNINGSIH
NIM : 1601460035
KELOMPOK : 11 ( SEBELAS )
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG
FORMAT PENGKAJIAN
TAHUN 2020/2021
A. Konsep Dasar Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
a Definisi
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
Dahulu bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2500 gram disebut
a. Bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu
(259 hari)
b. Bayi cukup bulan : bayi dengan masalah kehamilan mulai 37 minggu sampai
c. Bayi lebih bulan : bayi dengan masalah kehamilan mulai 42 minggu atau
Dengan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat
1. Prematuritas murni adalah bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari
37 minggu dan berat badan bayi sesuai dengan gestasi atau yang disebut
akibat bayi mengalami retardasi intauteri dan merupakan bayi yang kecil untuk
masa pertumbuhan (KMK).dismatur dapat terjadi dalam preterm,term dan
Sulistyorini, 2010).
berikut ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR secara umum :
a. Faktor Ibu :
2) Usia ibu: angka kejadian BBLR tertinggi ialah pada usia ibu dibawah
6) Kondisi ibu saat hamil : peningkatan berat badan ibu yang tidak
c. Faktor ekonomi
rendah
d. Faktor lingkungan
a. Terkena Radiasi
B. Manifestasi klinis
sempurna
g. Tumit mengkilap dan telapak kaki halus
tertutup oleh labia mayora, kalau pada bayi laki-laki Testis belum turun
j. Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun,sehingga refleks menghisap dan
C. Patofisiologi
Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada
ibu,ibu hamil yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan berat badan lahir
ganda yang mana pada dasarnya janin berkembang dan tumbuh lebih dari
satu,maka nutrisi atau gizi yang mereka peroleh dalam rahim tidak sama dengan
janin tunggal,yang mana pada hamil ganda gizi dan nutrisi yang didapat dari ibu
harus terbagi sehingga kadang salah satu dari janin pada hamil ganda juga
mengalami BBLR.
Kemudian jika dikaji dari faktor janin,salah satu etiologinya yaitu infeksi
dalam rahim yang mana dapat menggangu atau menghambat pertumbuhan janin
Jaya.2016).
D. Pathway
Prematuritas Dismaturitas
Retardasi pertumbuhan
Faktor ibu: Umur (20 th) Faktor placenta: Faktor janin: Kelainan intra uterin
Paritas, Ras, Infertilitas, Penyakit vaskuler, kromosom, Malformasi,
Riwayat kehamilan tak kehamilan ganda, TORCH, kehamilan
baik, Rahim abnormal,
Kehilangan panas
sempurna
• Pertumbuhan dinding
Ketidakseimbangan dada belum sempurna
nutrisi kurang dari •
kebutuhan tubuh
Menurut Mitayani (2013) Komplikasi yang dapat timbul pada bayi berat badan lahir
4. Aspiksia neonatrum
ini mungkin
6. Angka kejadian
a. Amerika serikat : prematur murni (7,1% orang kulit putih dan 17,9 orang kulit
b. RSCM pada tahun 1986 sebesar 24% angka kematian perinatal dan 73%
disebabkan BBLR
F. Penatalaksanaan BBLR
Perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah menurut Nurafif &
Hardi (2016)
a. Pengaturan suhu
Untuk mencegah hipotermi,diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan
istirahat kosumsi O2 yang cukup.bila dirawat dalam inkubator maka suhunya untuk
bayi dengan BB 2 kg adalah 35 dan untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34 . Bila
meletakkan botol-botol hanyat yang dibungkus dengan handuk atau lampu petromak
mungkin
b. Pengaturan makanan/nutrisi
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit demi
hiperbilirubinia.bayi yang daya isapnya baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba
minum melalui mulut.umumnya bayi dengan berat kurang dari 1500 gram
dengan berat kurang dari 1000 gram,2-4 ml untuk bayi dengan berat antara
1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi dengan berat lebih dari 1500 gram.
c. Mencegah infeksi
tubuh bayi terhadap infeks kurang antibody relatif belum terbentuk dan daya
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik.prosedur pencegahan
1) Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama 2
2) Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas pasien
Identitas pasien berupa: nama, tanggal lahir, usia, pendidikan, alamat, nama ayah
dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, agama, alamat, suku bangsa.
2. Keluhan utama
Untuk mengetahui alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada tenaga
professional.
Untuk mengetahui lebih detail hal yang berhubungan dengan keluhan utama.
a. Munculnya keluhan
b. Karakteristik
Karakter (kualitas, kuantitas, konsistensi), loksai dan radiasi, timing (terus
berhubungan.
a. Prenatal
Keluhan saat hamil, tempat ANC, kebutuhan nutrisi saat hamil, usia kehamilan
(preterm, aterm, post term), kesehatan saat hamil dan obat yang diminum.
b. Natal
digunakan.
c. Post natal
Kondisi kesehatan, apgar score, Berat badan lahir, Panjang badan lahir,
anomaly kongenital.
g. Allergi
Reaksi yang tidak biasa terhadap makanan, binatang, obat, tanaman, produk
rumah tangga.
h. Imunisasi ( imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu imunisasi)
5. Riwayat keluarga
Penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh keluarga (baik berhubungan
6. Riwayat sosial
keamanan tempat bermain anak dari kendaraan, praktek keamanan orang tua
b. Nutrisi metabolik
Pemberian ASI / PASI, jumlah minum, kekuatan menghisap, makanan yang
c. Pola eliminasi
dalam / diapers (bayi), pola eliminasi urin (frekuensi ganti popok basah/hari,
f. Pola kognitif-persepsi
Responsive secara umum anak, respons anak untuk bicara, suara, objek
i. Sexualitas
Apa yang menyebabkan stress pada anak, tingkat stress, toleransi stress, pola
9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
c. Ukuran anthropometric
d. Mata
Kebersihan, kelainan
f. Mulut
g. Telinga
h. Dada
i. Abdomen
j. Punggung
Ada/tidak kelainan
k. Genetalia
l. Ekstremitas
e. Kecepatan tumbuh
3) Pelaksanaan DDST
b. Motorik halus
dilakukan oleh otot halus sehingga tidak perlu tenaga, namun perlu
d. Motorik kasar
Kemampuan anak untuk menggunakan dan melibatkan sebagian besar bagian
tubuh dan biasanya memerlukan tenaga.
Jika usia> 6 tahun tanyakan tumbuh kembang secara umur sebagai berikut:
pertumbuhan gigi
c. Usia saat mulai menegakkan kepala, duduk, berjalan, kata-kata pertama
mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko
tinggi.Diagnosa keperawatan dalam NANDA (2015) yang mungkin muncul pada kasus
dari klien dan tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.tindakan keperawatan dipilih
untuk membantu klien dalam mencapai hasil klien diharapkan dan tujuan pemulangan
(Doenges,2012).
Kriteria hasil :
muda.
1) Kaji frekuensi dan pola pernafasan,perhatikan adaya apnea dan perubahan frekuensi
jantung
dari serangan apnetik sejati,terutama sering terjadi pada gestasi minggu ke-30
3) Posisikan bayi pada abdomen atau posisi telentang dengan gulungan popok dibawah
hiperkapnea
4) Tinjauan ulang riwayat terhadap obat-obatan yang dapat memperberat depresi
Rasional : magnesium sulfat dan narkotik menekan pusat pernapasan dan aktivitas
pernafasan
1. Natrium bikarbonat
2. Antibiotik
3. Aminopilin
Intervensi :
kebutuhan nutrisi
bayi.
yang telah disusun, dimana tindakan keperawatan memenuhi klien sehingga tujuan
keperawatan dapat tercapai dengan baik. Hal ini terlaksana karena adanya kerjasama yang
baik dan partisipasi klien, keluarga dan keperawatan suatu tim medis lainnya.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir proses keperawatan dengan cara menilai sejauh
mana dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.(Hidayat,2011) tujuan evaluasi adalah
untuk melihat kemapuan klien dalam mencapai tujuan.hal ini dapat dilaksanakan dengan
Disusun Oleh :
NAMA : WAHYU ARTYNINGSIH
NIM : 1601460035
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
FORMAT
POLITEKNIK PENGKAJIAN
KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG
TAHUN 2020/2021
A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
IDENTITAS BAYI IDENTITAS BAPAK
Nama : By. T Nama : Tn. M
No. Register :..................................... Umur : 28 tahun
Umur :.1 hari Jenis kelamin : laki - laki
Jenis kelamin :P Alamat :Blitar
Alamat :Blitar Pendidikan :SMA
Suku bangsa :jawa Pekerjaan : Swasta
Tanggal lahir/Umur :10 april 2021/ 1 hari Suku bangsa : Jawa
Tgl MRS : 10 April 2021 No. Tlp/HP
Tanggal pengkajian : 11 april 2021 :.....................................
Diagnosa medis : BBLR IDENTITAS IBU :.....................................
Urutan anak : .1
Nama : Ny. L
Umur :.26 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Blitar
Pendidikan :.SMA
Pekerjaan :IRT.
Suku bangsa :.JAWA
No. Tlp/HP :.....................................
B. RIWAYAT KELAHIRAN
1) Lama persalinan: ± 1 jam
2) Komplikasi persalinan: tidak ada
3) Cara persalinan: SC
4) Tempat melahirkan: RS Bunda
5) Penolong persalinan: Dokter
6) Usia gestasi: 36 minggu
7) Kondisi air ketuban: Jernih
V. PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Berat badan: 1300gram
Panjang badan: 34 cm
Lingkar kepala: 24 cm
Lingkar dada: tidak terkaji
Lingkar lengan Atas: tidak terkaji
VI. REFLEKS PRIMITIF
Berkedip : baik
Rooting : lemah
Menghisap : lemah
Menggenggam : lemah
Neck righting : lemah
Moro : gerak lemah
E. ELIMINASI ALVI
Pengeluaran Mekoneum: sudah
Volume feses: lembek
Warna feses: coklat kekuningan
Konsistensi: lembek
Frekwensi: 3-4x sehari
Darah, lendir dalam feses: tidak ada
F. TIDUR
Jumlah jam tidur dalam 24 jam: 20-21 jam
Kualitas tidur (sering terbangun, rewel, tidak bisa tidur): tidak ada
G. PSIKOSOSIAL
Yang mengasuh: orang tua
IX. DATA PENUNJANG
A. Radiologi
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
B. Laboratorium
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
10 april 2021 HB 16
Hematokrit 43,1
Leukosit 28,04
Trombosit 77
Eritrosit 4,30
MDV 11,1
PDW 17,3
PCT 0,1
C. Pemeriksaan lainnya
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
11 April 2021
Mengetahui, Mahasiswa
Pembimbing klinik
ANALISA DATA
TTD/
No Hari/tgl/jam Diagnosis keperawatan Luaran Keperawatan (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI) Inisial
perawat
1 11 april 2021 Pola nafas tidak efektif b.d (I.01004) (1.01011) WAHYU A
hambatan upaya nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Monitor pola napas (frekuensi, irama, kedalaman
13.00 dan imaturitas neurologis 1x24 jam, diharapkan pola nafas membaik dengan dan upaya napas)
d.d pasien sesak, sianosis, KH: 2. Monitor bunyi napas
RR: 44x/menit, tangisan - Dispnea = 5 (Menurun)
3. Identifikasi adanya sianosis
lemah, skor APGAR = 5 - Frekuensi napas = 5 (Membaik)
4. Atur Interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
(D.0005) - Sianosis = 5 (Membaik) 5. Dokumentasikan hasil pemantauan
6. Kolaborasi dalam pemberian terapi oksigen
2 11 april 2021 Deficit nutrisi b.d (I.03030) (1.03119) WAHYU A
ketidakmampuan menelan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Identifikasi status nutrisi
13.00 makanan d.d tidak dapat 1x24 jam, diharapkan status nutrisi terpenuhi 2. Identifikasi kebutuhan dan jenis nutrient
menetek, reflek menghisap dengan KH: 3. Monitor asupan makanan
lemah, bibir kering, - Porsi makanan (ASI) yang dihabiskan = 5 4. Monitor berat badan
terpasang OGT, HB: 16 (Meningkat)
g/dl, Hematocrit : 43,1%, - Kekuatan 5. Periksa posisi OGT
otot pengunyah/menelan 6. Gunakan tehnik bersih dalam pemberian makanan
BU: 18x/menit (penghisap pada bayi) = 5 (Meningkat)
(D.0019) via OGT
- Bising usus = 5 (Membaik) 7. Ukur residu sebelum pemberian makan
- Membrane mukosa = 5 (Membaik) 8. Dokumentasi setelah pemberian makan
3 11 april 2021 Risiko infeksi d.d kondisi (I.14137) (1.145539) WAHYU A
BBLR, Leukosit: 28,04, S: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama1. Monitor tanda dan gejala infeksi
13.00 36oC, Tali pusat tampak 1x24 jam, diharapkan infeksi tidak terjadi dengan2. Identifikasi kadar sel darah putih
kemerahan KH: 3. Batasi jumlah pengunjung
(D.0142) - Demam = 5 (Menurun) 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
- Kemerahan = 5 (Menurun) pasien
- Kadar sel darah putih = 5 (Membaik) 5. Gunakan produk berbahan petroleum/minyak pada
kulit kering
6. Lakukan perawatan tali pusat dengan tehnik aseptik
IMPLEMENTASI/TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal/Ja Ttd/nama
Dx Kep Tindakan Keperawatan
m perawat
12 april 1 1. Memonitor pola napas WAHYU A
2021 - Masih sesak
- RR: 42x/menit
14.00 2. Memonitor bunyi napas
- Bunyi nafas: vesikuler
- Tangisan masih lemah
3. Mengidentifikasi adanya sianosis
- Sianosis berkurang
4. Mengatur Interval pemantauan respirasi setiap 2 jam sekali
5. Mendokumentasikan hasil pemantauan
6. Berkolaborasi dalam pemberian terapi oksigen 2lpm melalui
nasal kanul
12 april 2 1. Mengidentifikasi status nutrisi WAHYU A
2021 - BB: 1310 gram
- PB: 34 cm
14.30 - Status: BBLR
2. Mengidentifikasi kebutuhan dan jenis nutrient
- ASI 10 – 20 cc/2 jam
- IVFD Dextrose 5%
3. Memonitor asupan makanan
- ASI 10 – 20 cc/2 jam melalui OGT
4. Memonitor berat badan
- BB: 1310 gram
5. Memeriksa posisi OGT sebelum memberikan ASI
6. Menggunakan tehnik bersih dalam pemberian makanan
via OGT
7. Mengukur residu sebelum pemberian makan
8. Mendokumentasi setelah pemberian makan
12 april 3 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi WAHYU A
2021 Dolor (-) Rubor (+) Fungsio laesa (-)
Kalor (-) Tumor (-)
15.00 2. Mengidentifikasi kadar sel darah putih
Leukosit: 28,04
3. Membatasi jumlah pengunjung
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien
5. Menggunakan minyak untuk melembabkan kulit kering
6. Merawat tali pusat dengan tehnik aseptik
IMPLEMENTASI/TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal/Ja Ttd/nama
Dx Kep Tindakan Keperawatan
m perawat
13 april 1 1) Memonitor pola napas WAHYU A
2021 - Masih sesak
- RR: 42x/menit
09.00 2) Memonitor bunyi napas
- Bunyi nafas: vesikuler
- Tangisan masih lemah
3) Mengidentifikasi adanya sianosis
- Sianosis berkurang
4) Mengatur Interval pemantauan respirasi setiap 2 jam sekali
5) Mendokumentasikan hasil pemantauan
6) Berkolaborasi dalam pemberian terapi oksigen 2lpm melalui
nasal kanul
13 april 2 1) Mengidentifikasi status nutrisi WAHYU A
2021 - BB: 1310 gram
- PB: 34 cm
09.30 - Status: BBLR
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan jenis nutrient
- ASI 10 – 20 cc/2 jam
- IVFD Dextrose 5%
3) Memonitor asupan makanan
- ASI 10 – 20 cc/2 jam melalui OGT
4) Memonitor berat badan
- BB: 1310 gram
5) Memeriksa posisi OGT sebelum memberikan ASI
6) Menggunakan tehnik bersih dalam pemberian makanan
via OGT
7) Mengukur residu sebelum pemberian makan
8) Mendokumentasi setelah pemberian makan
13 april 3 1.Memonitor tanda dan gejala infeksi WAHYU A
2021 Dolor (-) Rubor (+) Fungsio laesa (-)
Kalor (-) Tumor (-)
10.00 2. Mengidentifikasi kadar sel darah putih
Leukosit: 28,04
3. Membatasi jumlah pengunjung
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien
5. Menggunakan minyak untuk melembabkan kulit kering
6. Merawat tali pusat dengan tehnik aseptik
IMPLEMENTASI/TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal/Ja Ttd/nama
Dx Kep Tindakan Keperawatan
m perawat
14 april 1 1) Memonitor pola napas WAHYU A
2021 - Masih sesak
- RR: 42x/menit
14.00 2) Memonitor bunyi napas
- Bunyi nafas: vesikuler
- Tangisan masih lemah
3) Mengidentifikasi adanya sianosis
- Sianosis berkurang
4) Mengatur Interval pemantauan respirasi setiap 2 jam sekali
5) Mendokumentasikan hasil pemantauan
6) Berkolaborasi dalam pemberian terapi oksigen 2lpm melalui
nasal kanul
14 april 2 1. Mengidentifikasi status nutrisi WAHYU A
2021 - BB: 1310 gram
- PB: 34 cm
14.30 - Status: BBLR
2. Mengidentifikasi kebutuhan dan jenis nutrient
- ASI 10 – 20 cc/2 jam
- IVFD Dextrose 5%
3. Memonitor asupan makanan
- ASI 10 – 20 cc/2 jam melalui OGT
4. Memonitor berat badan
- BB: 1310 gram
5. Memeriksa posisi OGT sebelum memberikan ASI
6. Menggunakan tehnik bersih dalam pemberian makanan
via OGT
7. Mengukur residu sebelum pemberian makan
8. Mendokumentasi setelah pemberian makan
14 april 3 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi WAHYU A
2021 Dolor (-) Rubor (+) Fungsio laesa (-)
Kalor (-) Tumor (-)
15.00 2. Mengidentifikasi kadar sel darah putih
Leukosit: 28,04
3. Membatasi jumlah pengunjung
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien
5. Menggunakan minyak untuk melembabkan kulit kering
6. Merawat tali pusat dengan tehnik aseptik
EVALUASI FORMATIF
O:
- Masih sesak
- RR: 42x/menit
- Bunyi nafas: vesikuler
- Tangisan masih lemah
- Sianosis berkurang
- Dilakukan pemantauan setiap 2 jam
- Mendapat terapi O2 melalui nasal kanul 2lpm
I:
1. Memonitor pola napas
2. Memonitor bunyi napas
3. Mengidentifikasi adanya sianosis
4. Mengatur Interval pemantauan respirasi setiap 2 jam
sekali
O:
- BB: 1310 gram
- PB: 34 cm
- Status: BBLR
- ASI 10 – 20 cc/2 jam melalui OGT
- IVFD Dextrose 5%
P: Lanjutkan intervensi 1 – 8
I:
1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Mengidentifikasi kebutuhan dan jenis nutrient
3. Memonitor asupan makanan
4. Memonitor berat badan
5. Memeriksa posisi OGT sebelum memberikan ASI
6. Menggunakan tehnik bersih dalam pemberian
makanan via OGT
7. Mengukur residu sebelum pemberian makan
8. Mendokumentasi setelah pemberian makan
E: BB: 1310 gram, ASI masuk 10 – 20 cc/2 jam melalui OGT
3 12 April 2021 S : - Wahyu a
O:
- Tanda-tanda infeksi : Rubor (+)
- Leukosit 28,04
- Sudah dilakukan perawatan tali pusat
P: Lanjutkan intervensi 1 – 5
I:
1. Memonitor tanda dan gejala infeksi
2. Mengidentifikasi kadar sel darah putih
3. Membatasi jumlah pengunjung
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien
5. Menggunakan minyak untuk melembabkan kulit
kering
6. Merawat tali pusat dengan tehnik aseptic
O:
- Masih sesak
- RR: 42x/menit
- Bunyi nafas: vesikuler
- Tangisan masih lemah
- Sianosis berkurang
- Dilakukan pemantauan setiap 2 jam
- Mendapat terapi O2 melalui nasal kanul 2lpm
I:
1) Memonitor pola napas
2) Memonitor bunyi napas
3) Mengidentifikasi adanya sianosis
4) Mengatur Interval pemantauan respirasi setiap 2
jam sekali
O:
- BB: 1310 gram
- PB: 34 cm
- Status: BBLR
- ASI 10 – 20 cc/2 jam melalui OGT
- IVFD Dextrose 5%
P: Lanjutkan intervensi 1 – 8
I:
1) Mengidentifikasi status nutrisi
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan jenis nutrient
3) Memonitor asupan makanan
4) Memonitor berat badan
5) Memeriksa posisi OGT sebelum memberikan
ASI
6) Menggunakan tehnik bersih dalam pemberian
makanan via OGT
7) Mengukur residu sebelum pemberian makan
8) Mendokumentasi setelah pemberian makan
O:
- Tanda-tanda infeksi : Rubor (+)
- Leukosit 28,04
- Sudah dilakukan perawatan tali pusat
P: Lanjutkan intervensi 1 – 5
I:
1) Memonitor tanda dan gejala infeksi
2) Mengidentifikasi kadar sel darah putih
3) Membatasi jumlah pengunjung
4) Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien
5) Menggunakan minyak untuk melembabkan kulit
kering
6) Merawat tali pusat dengan tehnik aseptic
O:
- Masih sesak
- RR: 42x/menit
- Bunyi nafas: vesikuler
- Tangisan masih lemah
- Sianosis berkurang
- Dilakukan pemantauan setiap 2 jam
- Mendapat terapi O2 melalui nasal kanul 2lpm
I:
1. Memonitor pola napas
2. Memonitor bunyi napas
3. Mengidentifikasi adanya sianosis
4. Mengatur Interval pemantauan respirasi setiap 2
jam sekali
P: Lanjutkan intervensi 1 – 8
I:
1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Mengidentifikasi kebutuhan dan jenis nutrient
3. Memonitor asupan makanan
4. Memonitor berat badan
5. Memeriksa posisi OGT sebelum memberikan ASI
6. Menggunakan tehnik bersih dalam pemberian
makanan via OGT
7. Mengukur residu sebelum pemberian makan
8. Mendokumentasi setelah pemberian makan
P: Lanjutkan intervensi 1 – 5
I:
1) Memonitor tanda dan gejala infeksi
2) Mengidentifikasi kadar sel darah putih
3) Membatasi jumlah pengunjung
4) Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien
5) Menggunakan minyak untuk melembabkan kulit
kering
6) Merawat tali pusat dengan tehnik aseptic
Nama : An. K
Pada tanggal 10 April 2021, By.T dilarikan ke rumah sakit dengan BBLR = 1300 gram,
sesak dan sianosis, lalu dilakukan pengkajian , dan ditemukan diagnose medis BBLR.
Dari hasil pengkajian didapatkan hasil Skor APGAR: A: 0, P: 2, G: 1, A: 1, R: 1 = 5, Kebutuhan
cairan dalam 24 jam:± 1-3 L. Jenis cairan yang diberikan: IVFD Dextrose 5% + ASI. Cara/rute
pemberian: IV dan OGT. Balance cairan dalam 24 jam:
Intake: 240 , Output : 100, IWL: 38 x 1,3 = 49,4, Kesimpulan: 200 – 149,4 = (+)50,6 cc
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
10 april 2021 HB 16
Hematokrit 43,1
Leukosit 28,04
Trombosit 77
Eritrosit 4,30
MDV 11,1
PDW 17,3
PCT 0,1