Sejars 1 Presentasi
Sejars 1 Presentasi
Classical Heritage
Islamic Architecture
Vernakular Nias
Di Nias terdapat beberapa jenis Arsitektur
Vernakular yang dibagi menjadi 3 lokasi yang
berbeda. Yaitu Nias Utara, Nias Tengah, dan
Nias Selatan. Rumah ini dikenal sebagai
bangunan yang kuat dalam menahan gempa.
Nias Utara
Uma Dadoq
(Kenyah
Longhouse)
Ditemukan di daerah Kalimantan.
Merupakan rumah yang memiliki ciri
khas berupa bentuk rumahnya yang
panjang dan ditinggali oleh beberapa
keluarga di dalamnya.
The kampung
Javanese
House
limasan
Arsitektur Vernakular ini banyak
ditemukan di Pulau Jawa. terdapat 3
jenis atap yang berbeda sebagai ciri
khas bangunan ini, yaitu Joglo,
Limasan, dan Kampung
joglo
The Balinese
House
Setiap aspek arsitektur Bali diatur oleh
serangkaian formula terperinci yang
berkaitan dengan ukuran, lokasi, dan
keselarasan jenis bangunan yang
tepat.
Perkembangan Bangunan
Etnis Tionghoa di Indonesia
(Akhir Abad ke 19 sampai tahun 1960-an)
Latar Belakang
Orang-orang Tionghoa di Indonesia sekarang, sebagian besar berasal dari propinsi-propinsi Tiongkok
Selatan (Guangdong dan Fujian). Kebanyakan mereka ini berasal dari kalangan pekerja (buruh, petani,
nelayan dan sebagainya). Maka arsitektur yang dibawanya menunjukkan tradisi kerakyatan.
Sejak th. 1835 pemerintah kolonial Belanda membuat undang-undang yang disebut sebagai wijkenstelsel,
yang sangat membatasi gerak orang Tionghoa dari daerah permukimannya (Pecinan).
Baru pada tahun 1910 an undang-undang tersebut dihapuskan. Itulah sebabnya sampai th. 1900 an
arsitektur Tionghoa di Nusantara pada umumnya terletak di daerah Pecinan.
Ditambah dengan dibukanya sekolah-sekolah Belanda yang boleh dimasuki oleh sebagian kecil orang
Tionghoa seperti HCS, MULO maupun AMS, maka pembangunan rumah-rumah modern orang Tionghoa
secara tidak langsung berakibat menipisnya unsur-unsur arsitektur tradisional Tionghoa nya, bahkan boleh
dibilang hilang sama sekali. Kejadian seperti ini terus berlanjut sampai setelah kemerdekaan 1945.
Ciri dari Arsitektur Tionghoa di daerah Pecinan sampai sebelum th. 1900.
1. Courtyard
merupakan ruang terbuka pada
rumah Tionghoa yang sifatnya privat
dan biasanya digabung dengan
kebun/taman.
bangunan
bangunan tambahan
samping
halaman depan
Ruko
● Merupakan ide kombinasi dari kepadatan yang tinggi dan intensitas dari kegiatan ekonomi di
daerah Pecinan.
● Merupakan bangunan khas atau Landmark sebuah kota.
● Merupakan perpaduan antara daerah bisnis di lantai bawah dan daerah tempat tinggal di lantai
atas.
● Ilmu ruang Tionghoa (Fengshui) sering diterapkan pada bangunan ruko pada masa lampau.
● Satu deretan ruko bisa terdiri dari belasan unit yang digandeng menjadi satu
● Bentuk dasar dari ruko di daerah Pecinan dindingnya terbuat dari bata dan atapnya berbentuk
perisai dari genting.
● lebar 3 sampai 6 meter, 8 dan panjangnya kurang lebih 5 sampai 8 kali lebarnya.
● setiap unit ruko terdapat satu atau dua meter teras sebagai transisi antara bagian ruko dan jalan
umum.
● Bentuk sempit dan memanjang, menyulitkan pencahayaan dan udara bersih yang sehat masuk
kebagian tengah dan belakang diatasi dengan courtyard dibagian tengahnya.
Karakteristik Rumah-Rumah Etnis
Tionghoa pada Akhir Abad ke-19
1. Lasem
● Hampir tidak mengalami perubahan.
● Tahun 1740 di Batavia terjadi peristiwa pembunuhan orang
Tionghoa secara besar-besaran sehingga menjadi sangat tertutup
dan tertinggal.
2. Pasuruan
● mengalami masa keemasan, akibat hasil gula dari daerah
hinterland nya.
● Opsir Tionghoa dan pedagang menjadi kaya dari hasil penjualan
tebu.
● Orang kaya membeli rumah dengan gaya baru yaitu gaya Bentuk arsitektur “Indische Empire”
arsitektur ”Indische Empire” (sedang populer). yang populer pada abad ke 19.
● Adanya hubungan dengan pejabat-pejabat Pribumi selama masa
Cultuurstelsel (1830-1870)
● Terjadi percampuran arsitektur Belanda (Indische Empire) dan
interior yang masih berbau Tionghoa serta barang-barang
kesenian Pribumi seperti gamelan, wayang, keris, tombak pusaka,
dsb.
Arsitek Modern Etnis Tionghoa Abad ke 20
Pada tahun 1930 terdapat tokoh arsitek terkenal yaitu Liem Bwan Tjie.
Atap model
Ngang Shan
Terima kasih!
Referensi
Tjahjono, G., et. al. (2002). Indonesian Heritage: Arsitektur. Jakarta: Buku Antar Bangsa untuk Grolier International.
Idham, N. C. (2018). Javanese vernacular architecture and environmental synchronization based on the regional
diversity of Joglo and Limasan., Frontiers of Architectural Research, Vol. 7, 317-333.
Tjiook, W. (2018). Pecinan as an inspiration, the contribution of Chinese Indonesian architecture, Wacana, Vol. 18
No. 2 (2017): 556-580.
Handinoto, "Perkembangan Bangunan Etnis Tionghoa di Indonesia"