KELOMPOK :
NAMA: JONATHAN ALVIS APRIANA
NIM: 20210230011
NAMA: NI KOMANG KARTINIASIH
NIM : 20210230012
NAMA: BAYU ANGGA INDRAYANA
NIM: 20210230020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arsitektur merupakan ilmu yang sudah ada sejak zaman dahulu. Walaupun dengan
teknologi yang sangat begitu minim, namun orang-orang pada zaman itu dapat menghasilkan
suatu bangunan yang memiliki nilai arsitektur yang sangat tinggi. Mereka menggunakan
perasaan dan ilmu yang sangat terbatas namun mereka sudah memikirkan terhadap
kebutuhan hidupnya.
Arsitektur mesir adalah salah satu arsitektur kuno yang sangat terlihat hasilnya sampai
dengan sekarang. Bangunan-bangunan yang terbangun pada masa itu masih berdiri tegak dan
dapat dinikmati oleh orang-orang masa kini. Bangunan etnik yang sangat mencirikan
kehidupan pada saat itu, menjadikan daya tarik bagi setiap orang untuk mengkaji terhadap
arsitektur mesir ini. Bagaimana kehidupan penduduk pada masa itu sehingga bisa membuat
catatan sejarah dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
Republik Arab Mesir atau Mesir yaitu sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya
terletak di Afrika bagian timur laut. Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km². Mayoritas
penduduk Mesir menetap di pinggir Sungai Nil (sekitar 40.000 km²). Sebagian besar daratan
merupakan bagian dari gurun Sahara yang jarang dihuni.
Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monumen kuno termegah di
dunia, misalnya Piramid Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses. Di Luxor,
sebuah kota di wilayah selatan, terdapat kira-kira artefak kuno yang mencakup sekitar 65%
artefak kuno di seluruh dunia. Kini, Mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan
politikal utama di wilayah Arab dan Timur Tengah.
Bangunan Kuil
Bangunan kuil biasanya merupakan suatu kompleks pemujaan yang lengkap mencakup
tempat tinggal para pendeta, kolam suci, bengkel kerja dan lain-lain.
Bangunan demikian ini tidak ada yang sama antara suatu tempat dengan tempat yang lain,
akan tetapi ada bagian pokok, dimana terdapat pada setiap kuil yaitu bangunan gerbang
(pilon). Kuil Dewa merupakan bangunan besar berdinding yang dibangun pada lantai datar
dan terbuat dari batu pasir.
Kuil dirancang terutama untuk dinikmati dari dalam. Bagian utamanya adalah sebuah pilon
(2 piramid yang dipotong puncaknya dan membentuk gerbang besar); sebuah halaman
dengan tiang-tiang tanpa atap, sebuah ruangan beratap tinggi dengan langit-langit yang
disangga oleh tiang-tiang kokoh dari batu pasir; sebuah tempat suci sebagai kamar pribadi
Dewa yang tersembunyi dibelakang dinding dan dikelilingi kamar-kamar upacara yang
berukuran kecil.
Setiap memasuki pintu gerbang terdapat segel yang menempel pada pintunya, dan diberi segel
lagi (dari tanah lempung) sesudah selesai digunakan upacara.
Kuil tersebut makin kebelakang makin meninggi mengikuti teras-teras lantainya, sedangkan
langit-langitnya makin kebelakang makin menurun, sehingga secara keseluruhan makin
kedalam makin mengecil dan gelap yang mencerminkan kemisteriusan.
Dewa yang paling dipuja di seluruh Mesir adalah Dewa Matahari Amon Re dan kuil yang
paling besar di Karnak da Luxor.
Bangunan Makam
Bangunan makam merupakan bangunan yang dibuat secara bertahap mulai dari bentuk yang
sederhana sampai mencapai bentuk yang sempurna. Bentuk makam tersebut adalah :
Mastaba, Piramid, Tangga, Piramid bengkok dan akhirnya Piramid sempurna.
Pada awalnya, wangsa-wangsa pertama orang Mesir membuat bangunan makamnya dengan
suatu bentuk yang sederhana, yaitu bentuk yang datar dibagian atasnya dan miring pada
sisinya yang terbuat dari bahan batu bata yang dinamakan “Mastaba”, kata dalam bahasa
Arab yang berarti ‘bangku’, yang pada mulanya tingginya ± 5,00 m. Mastaba tersebut dihias
bata bagian luarnya menurut pola yang geometric. Didalam Mastaba, biasanya dibawah
tanah terdapat beberapa kamar, satu untuk jenazah dan yang lain untuk barang-barang milik
orang yang meninggal tersebut.
Pada wangsa kedua, kamar yang dibangun semakin banyak, ada yang mencapai 30 buah
kamar, dan dinding makamnya dilapis batu gamping.
Pada masa wangsa ketiga, bangunan yang terbuat dari bahan batu seluruhnya dibuat dan ini
merupakan bentuk Piramid Tangga yang pertama. Pyramid ini sebetulnya terdiri dari
tumpukan Mastaba, sehingga tingginya mencapai ± 60,00 m.
Kurang dari 2 abad selanjutnya bentuk Piramid menjadi sempurna, bangunan massif yang
terbuat dari balok-balok batu besar yang ditata menjulang menuju satu titik dengan
kemiringan yang sebanding.
Matahari “Amon dan Dewa Bulan Ra” dalam perjalanan menuju surga.
Piramid yang terkenal pada masa Kerajaan Tua di Giza
Piramid Khufu ( Cheops )
Piramid Khafre ( Chepren)
Piramid Menkure ( Mycherinus )
Sistem kepercayaan
Menganut pola keabadian : kematian adalah kelanutan kehidupan di alam lain
Percaya pada dua keberadaan : materi tubuh dan spirit jiwa
Kepercayaan melahirkan ritus yang rumit: mati di mummy, makam dilengkapi
barang kesukaan dan bahkan
terdiri dari ruang-ruang fungsinal lengkap dengan perabotan
Dalam kematian terus dipuja, dibuat patung relief dan lukisan di dinding makam
yang mengisahkan sang
arwah (Sistem ini untuk membawa mayat dalam kehidupan yang abadi)
Piramida
Salah satu yang paling menonjol dan abadi prestasi dari Mesir Kuno adalah piramid. Ukuran,
desain, dan struktur piramida mengungkapkan keterampilan pembangun kuno ini. Piramida
yang besar monumen dan makam untuk raja. Orang Mesir percaya bahwa jiwa seorang raja
terus membimbing urusan kerajaan bahkan setelah kematiannya. Untuk memastikan bahwa
mereka akan terus menikmati berkat-berkat dari para dewa, mereka mempertahankan tubuh
firaun melalui proses mumifikasi. Mereka membangun piramida untuk melindungi tubuh
firaun, piramida adalah sebuah simbol dari harapan, karena akan menjamin firaun's
persatuan dengan para dewa.
Piramida terbesar yang ada adalah Piramida Agung dibangun oleh Raja Cheops (Khufu) di
Giza. Piramida Besar mengukur 481 meter, dengan panjang 775 kaki di masing-masing dari
empat basa. Piramida terkenal lainnya termasuk Langkah Piramida dibangun untuk Raja
Zoser, dan piramida dibangun untuk Raja Huni, yang merupakan langkah transisi antara
piramida dan piramida sisi kelancaran yang kita kenal sekarang.
Seni
Seni Mesir mencerminkan setiap aspek kehidupan mereka. Digambarkan dalam gambar
makam dan kuil adalah adegan-adegan kehidupan sehari-hari, model orang dan hewan,
angka dan wadah kaca, dan perhiasan yang terbuat dari emas dan batu semi mulia.
Dinding dan pilar gambar mungkin adalah yang paling terkenal. Dalam gambar ini, dapat
dilihat bahwa orang-orang akan tentang bisnis sehari-hari baking, memancing, berperahu,
pemasaran, dan bertemu bersama dalam kelompok-kelompok keluarga. Seperti gambar-
gambar tersebut juga digunakan untuk membantu almarhum untuk hidup selamanya dengan
memberi mereka semua petunjuk yang mereka butuhkan saat mereka bertemu dengan para
dewa dalam perjalanan mereka menuju kehidupan kekal. Perbuatan baik dicatat dan seni
yang mengelilingi tubuh mumi mereka adalah untuk membantu diri rohani mereka dalam
menyelesaikan masalah yang terkait dengan kehidupan setelah kematian. Foto makanan,
pakaian, pelayan, dan budak bisa digunakan oleh orang yang meninggal sama seperti hal-hal
yang sebenarnya digunakan oleh orang ketika hidup.
Berbagai perspektif sering digabungkan dalam seni Mesir, namun pandangan samping yang
paling sering dilihat. Seniman menggunakan warna-warna cerah biru dan merah, oranye dan
putih untuk mengembangkan foto-foto yang bercerita tentang kehidupan individu almarhum.
Artis pertama akan sketsa desain pada sepotong tembikar, dan jika desain cukup memuaskan,
hal itu akan membuat sketsa di dinding dengan arang. Warna kemudian dapat digunakan
untuk mengisi gambar selesai. Cat itu terbuat dari mineral alami dan buatan disiapkan zat
mineral. Kuas cat itu tongkat dengan kayu berserat dengan berjumbai berakhir. Dinding
dipenuhi lumpur plester, kemudian dengan plester kapur. Pada waktu Ramses II, seniman
mampu keteduhan warna untuk mencapai efek berlapis. Lukisan dinding kemudian
dilindungi oleh lapisan tipis pernis (komposisi yang masih belum diketahui).
Seniman pematung yang penting di Mesir. Patung terbuat dari raja-raja, ratu, ahli-ahli Taurat,
binatang, dan dewa-dewa dan dewi. Sering, manusia dan dewa atribut dan simbol
dikombinasikan. Karya seniman terlihat di media lain jugaTembikar terbuat dari keramik
dan tanah liat. Keramik mengkilap dengan mineral yang digunakan untuk membuat manik-
manik, jimat, gantung, dan perhiasan lain.
Sastra
Agama sering subjek sastra Mesir. Doa dan himne ditulis untuk memuji para dewa. Buku
yang paling penting adalah "The Book of the Dead." Buku yang berisi lebih dari 200 doa dan
keajaiban formula yang mengajarkan orang Mesir bagaimana untuk mencapai bahagia
akhirat. Mesir juga menulis cerita-cerita petualangan, dongeng, mitos, cerita cinta, puisi,
peribahasa dan kutipan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perkembangan arsitektur mesir sangat terlihat jelas dari bangunan yang dihasilkan pada masa
itu. Dengan bangunan yang paling khas yaitu kuil dan makam. Dimana pada masa itu
terdapat beberapa perkembangan mengenai pembangunan makam para raja mesir.
Pencapaian-pencapaian peradaban Mesir Kuno antara lain yaitu, teknik pembangunan
monumen seperti piramida, kuil, dan obelisk; pengetahuan matematika; teknik pengobatan;
sistem irigasi dan agrikultur; kapal pertama yang pernah diketahui; teknologi tembikar glasir
bening dan kaca; seni dan arsitektur yang baru; sastra Mesir Kuno; dan traktat perdamaian
pertama yang pernah diketahui.
Mesir telah meninggalkan warisan yang abadi. Seni dan arsitekturnya banyak ditiru, dan
barang-barang antik buatan peradaban ini dibawa hingga ke ujung dunia. Reruntuhan-
reruntuhan monumentalnya menjadi inspirasi bagi pengelana dan penulis selama berabad-
abad.