Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN Nn.

”N” UMUR 23 TAHUN

DENGAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT

DI KLINIK PRATAMA ISTIKA

Oleh :

Sri Muji Wahyuni

161211015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

TAHUN 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pelaksanaan skrining prakonsepsi di Indonesia di atur dalam Peraturan

Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 Tentang pelayanan kesehatan masa

sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan,

penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan

seksual. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk

mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang

sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Sasaran pelayanan

kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan Permenkes No.97 Tahun 2014

adalah remaja, calon pengantin dan pasangan usia subur.

Kegiatan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan

Permenkes No.97 Tahun 2014 meliputi :

1. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik yang dimaksudkan paling sedikit

meliputi pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan status gizi.

Pemeriksaan status gizi harus dilakukan terutama untuk menanggulangi

masalah Modul Asuhan Pranikah dan Prakonsepsi Program Studi

Kebidanan Pendidikan Profesi Bidan STIKES Guna Bangsa Yogyakarta

9 kurang energi kronis (KEK) dan pemeriksaan status anemia.

2. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang merupakan pelayanan

kesehatan yang dilakukan berdasarkan indikasi medis, terdiri atas

pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan darah yang dianjurkan,

pemeriksaan penyakit menular seksual, pemeriksaan urin rutin dan

pemeriksaan penunjang lainnya.


3. Pemberian imunisasi Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya

pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit Tetanus. Pemberian

imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dilakukan untuk mencapai status T5 hasil

pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Status T5 ditujukan agar wanita

usia subur memiliki kekebalan penuh.

4. Suplementasi gizi Pemberian suplementasi gizi bertujuan untuk

pencegahan anemia gizi. Pemberian suplementasi gizi untuk

pencegahan anemia gizi dilaksanakan dalam bentuk pemberian edukasi

gizi seimbang dan tablet tambah darah.

5. Konsultasi kesehatan Konsultasi kesehatan berupa pemberian

komunikasi, informasi, dan edukasi.

6. Pelayanan kesehatan lainnya. Pelayanan kesehatan yang harus

diperhatikan dalam skrining prakonsepsi adalah pemeriksaan psikologis.

Kondisi psikologis sangat mempengaruhi kehamilan sehingga perlu

mendapatkan perhatian khusus.

2. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas penulis merumuskan masalah “Asuhan Kebidanan

Pada Nn.”N” Umur 23 Tahun Dengan Perencanaan Kehamilan Sehat”

3. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui “Asuhan Kebidanan Pada Nn”N” Umur 23 Tahun Dengan

Perencanaan Kehamilan Sehat”

2. Tujuan Khusus

a. Dilakukanya pengkajian data subjektif pada Nn. “N” Umur 23 Tahun


dengan perencanaan kehamilan sehat di Klinik Pratama Istika.
b. Dilakukanya pengkajian data objektif subjektif pada Nn. “N” Umur 23
Tahun dengan perencanaan kehamilan di Klinik Pratama Istika.
c. Dilakukanya diagnosis pada Nn. “N” Umur 23 Tahun dengan
perencanaan kehamilan di Klinik Pratama Istika.
d. Dapat melakukan asuhan kebidanan pada Nn. “N” Umur 23 Tahun
dengan perencanaan kehamilan di Klinik Pratama Istika.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Aplikatif (Manfaat Bagi Klinik Pratama Istika)

Dapat menjadi sumber informasi bagi penentu kebijakan dan

pengelola program kesehatan Klinik Pratama Istika.

2. Manfaat Bagi Penulis

Penulisan ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi

penulis karena meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan

baru tentang perencanaan kehamilan sehat.

3. Manfaat Bagi Institusi

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi rekan-rekan

mahasiswi kebidanan di Universitas Ngudi Waluyo dalam

pelaksanaan asuhan kebidanan perencanaan kehamilan sehat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Perencanaan Kehamilan

a. Pengertian Perencanaan

kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal

melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan

merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan

angka kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya

menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga

memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2008).

Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk

dilakukan setiap pasangan suami istri. Baik itu secara

psikolog/mental, fisik dan finansial adalah hal yang tidak boleh

diabaikan (Kurniasih, 2010).

Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan

untuk mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya

kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas

yang diinginkan oleh keluarga (Nurul, 2013).

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Kehamilan

Menurut Mirza (2008) ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan

dalam merencanakan kehamilan, antara lain:

1) Kesiapan aspek psikologis

Apabila memutuskan untuk hamil, sebaiknya mulai menjalani

konseling prahamil. Konseling ini merupakan berisi saran dan


anjuran, seperti dengan cara melakukan pemeriksaan fisik

(pemeriksaan umum dan kandungan) dan laboratorium. Sebab,

tujuan dari konseling prahamil ini akan mempersiapkan calon ibu

beserta calon ayah dan untuk menyiapkan kehamilan yang sehat

sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan

begitu, bisa segera dideteksi bila ada penyakit yang diturnkan

secara genetis, misalnya: diabetes militus, hipertensi, dan

sebagainya. Konseling prahamil dilakukan untuk mencegah cacat

bawaan akibat kekurangan zat gizi tertentu atau terpapar zat

berbahaya.

2) Kesiapan fisik

Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses kehamilan.

Tanpa ada fisik yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak akan

terwujud dan bahkan kalau kehamilan itu terwujud, kemungkinan

fisik yang tidak prima akan memengaruhi janin. Oleh karena itu

ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara lain:

a) Mulai menata pola hidup Selain kondisi tubuh, gaya hidup dan

lingkungan juga memengaruhi keprimaan fisik. Akan lebih

baik lagi, bila persiapan fisik ini dilakukan secara optimal kira-

kira 6 bulan menjelang konsepsi.

b) Mencapai berat badan ideal Berat badan sangat besar

pengaruhnya pada kesuburan. Karena berat badan kurang

atau berlebihan, keseimbangan homon dalam tubuh akan

ikut-ikutan terganggu. Akibatnya siklus ovulasi terganggu.


Berat badan yang jauh dari ideal juga memicu terjadinya

berbagai gangguan kesehatan.

c) Menjaga pola makan Disiplin membenahi pola makan

bukannya tanpa alasan. Karena, zat-zat gizi akan

mengoptimalkan fungsi organ reproduksi, mempertahankan

kondisi kesehatan selama hamil, serta mempersiapkan

cadangan energy bagi tumbuh kembang janin. Caranya

sebagai berikut:

(1) Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang.

Masukkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,

dan air dalam menu makanan sehari-hari secara

bervariasi dan dalam jumlah yang pas, sesuai kebutuhan.

11

(2) Hindari zat pengawet atau atau tambahan pada makanan,

karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin dan

alergi.

(3) Perbanyak makan-makanan yang segar dan tidak terlalu

lama diolah, sehingga kandungan zat-zat gizinya tidak

hilang.

d) Olahraga secara teratur

Olahraga memang berkhasiat untuk melancarkan aliran

darah. Peredaran nutrisi dan pasokan oksigen ke seluruh

organ tubuhpun jadi efisien, sebab benar-benar bebas

hambatan. Jadi, kondisi seperti ini dibutuhkan untuk

pembentukan sperma dan sel telur yang baik.


Berolahraga secara rutin bisa pula memperbaiki mood

karena meningkatnya produksi hormon endoprin. Tubuh juga

jadi sehat dan bugar. Kalau ini yang terjadi, proses kehamilan,

persalinan, serta kembalinya bentuk tubuh ke keadaan

semula jadi lebih mudah. Yang cocok dilakukan yaitu,

olahraga joging, jalan kaki, berenang, bersepeda dan senam.

e) Menghilangkan kebiasaan buruk

Kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman

beralkohol, serta mengkonsumsi kafein (kopi, minuman 12

bersoda), sebaiknya dihentikan saja. Sebab, zat yang

terkandung didalamnya bisa memengaruhi kesuburan.

Akibatnya, peluang terjadinya pembuahan makin kecil. Sering

stress juga bukan kebiasaan yang baik. Apalagi, kalau sibuk

kerja dan lupa istirahat.

f) Bebas dari penyakit

Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar, herpes,

campak jerman, atau penyakit berbahaya lain, sebaiknya

periksakan diri ke dokter. Sebab, penyakit tersebut bisa

membahayakan diri dan janin.

g) Stop pakai kontrasepsi

Apabila memutuskan untuk hamil, hentikan penggunaan

kotrasepsi. Apabila belum berkeinginan untuk hamil maka

harus memakai kontrasepsi. Misalnya, pil, obat suntik, serta

susuk KB mengandung hormone yang brtugas terjadinya

ovulasi.
h) Meminimalkan bahaya lingkungan

Lingkungan termasuk lingkungan kerja, bisa juga

berdampak buruk sebelum hamil. Misalnya, gangguan

hormonal atau gagguan pada pembentukan sel telur.

Lingkungan yang sarat mikroorganisme (jamur, bakteri, dan

virus), bahan kimia beracun (timah hitam 13 dan pestisida),

radiasi (sinar X, sinar ultraviolet, monitor komputer, dan

lainnya), dan banyak lagi.

3) Kesiapan Finansial

Persiapan finansial bagi ibu yang akan merencanakan

kehamilan merupakan suatu kebutuhan yang mutlak yang harus

disiapkan, dimana kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan

penghasilan atau keuangan yang dimiliki untuk mencukupi

kebutuhan selama kehamilan berlangsung sampai persalinan

(Kurniasih, 2010).

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan finansial,

diantaranya:

a) Sumber keuangan Memiliki anak memang tidak murah.

Makanya, perlu merancang keuangan keluarga sejak jauh-

jauh hari. Disadari atau tidak, anak ternyata membutuhkan

alokasi dana yang cukup besar.

b) Dana yang wajib ada Inilah beberapa dana yang wajib

disiapkan sebagai calon orang tua, yaitu:


(1) Saat hamil Yaitu biaya memeriksakan kehamilan,

pemeriksaan penunjang (laboratorium, USG, dan

sebagainya), serta mengatasi penyakit (bila ada).

(2) Saat bersalin Meliputi biaya melahirkan (secara normal

atau operasi caesar), “menginap” di rumah sakit pilihan,

obatobatan, serta biaya penolong persalinan.

(3) Setelah bayi lahir Prioritas keuangan keluarga jadi

berubah dan perlu memperhitungkan masa depan anak.

4) Persiapan Pengetahuan

Dalam merencanakan kehamilan yang sehat dan aman, maka

setiap pasangan suami istri harus mengetahui hal-hal yang

berpengaruh dalam perencanaan kehamilan atau dalam

kehamilan. Diantaranya:

a) Masa subur

Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang

siap untuk dibuahi. Masa subur berkaitan erat dengan

menstruasi dan siklus menstruasi. Adanya hasrat antara

suami dan istri adalah sesuatu yang wajar, penyaluran hasrat

tersebut akan memulai hasil yang baik jika pertemuan antara

suami dan istri diatur waktunya.

b) Kecenderungan memilih jenis kelamin anak

Setiap pasangan yang menikah pastilah mendambakan

anak di tengah kehidupan keluarganya. Bagi yang telah

mempunyai anak berjenis kelamin tertentu, pastilah 15

menginginkan anak dengan jenis kelamin yang belum mereka


miliki, sehingga lengkap yaitu laki-laki dan perempuan (Nurul,

2013).

5) Kesiapan aspek usia

Pada usia dibawah 20 tahun merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi perencanaan kehamilan, karena pada usia

dibawah 20 tahun apabila terjadi kehamilan maka akan beresiko

mengalami tekanan darah tinggi, kejang-kejang, perdarahan

bahkan kematian pada ibu atau bayinya, dan beresiko terkena

kanker serviks.

c. Resiko Tinggi Kehamilan Usia Kurang dari 20 tahun

1) Resiko Bagi Ibunya:

a) Mengalami perdarahan Perdarahan pada saat melahirkn

antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah

dalam proses involusi. Selain itu juga dosebabkan selaput

ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim).

Kemudian proses pembekuan darah yang lambat dan juga

dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir.

b) Kemungkinan keguguran / abortus Pada saat hamil seorang

ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. Hal ini

disebabkan oleh faktor-faktor alamiah 16 dan juga abortus

yang disengaja, baik dengan obat-obatan maupun memakai

alat.

c) Persalinan yang lama dan sulit Persalinan yang disertai

komplikasi ibu maupun janin. Penyebab dari persalinan lama

sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan


panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan serta pimpinan

persalinan yang salah dapat mengakibatkan kematian ibu.

d) Mudah terjadi infeksi Keadaan gizi buruk, tingkat social

ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi infeksi saat

hamil terlebih pada kala nifas.

e) Anemia kehamilan / kekurangan zat besi Penyebab anemia

pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang

pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia

muda. Karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu

mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh

fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah,

membentuk sel darah merahjanin dan plasenta. Lama

kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan

menjadi anemis.

f) Kanker leher rahim Yaitu kanker yang terdapat dalam rahim,

hal ini erat kaitannya dngan belum sempurnanya

perkembangan dinding rahim. Pada usia remaja (12-20 tahun)

organ reproduksi wanita sedang aktif berkembang.

Rangsangan penis/sperma dapat memicu perubahan sifat sel

mnjadi tidak normal, apalagi bila terjadi luka saat

berhubungan seksual dan kemudian infeksi virus HPV. Sel

abnormal yang berpotensi tinggi menyebabkan kanker servik.

Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah 17 tahun

hampir selalu 2x lebih mungkin terkena kanker servik di usia

tuanya, daripada wanita yang menunda kehamilan hingga


usia 25 tahun atau lebih tua (BKKBN, 2012). Berhubungan

seksual sebelum umur 20 tahun, akan meningkatkan risiko

kanker leher rahim ( Dedeh dkk, 2010).

2) Resiko Bagi Bayinya :

a) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan Kelahiran

prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). Hal ini terjadi

karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan

berkurang.

b) Berat badan lahir rendah Yaitu bayi yang lahir dengan berat

badan yang kurang dari 2.500 gram. Kebanyakan hal ini

dipengaruhi kurang gizi 18 saat hamil, umur ibu saat hamil

kurang dari 20 tahun dapat juga dipengaruhi penyakit

menahun yang diderita oleh ibu hamil.

c) Cacat bawaan Merupakan kelainan pertumbuhan struktur

organ janin sejak saat pertumbuhan. Hal ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya kelainan genetik dan kromosom,

infeksi, virus rubella serta faktor gizi dan kelainan hormon.

d) Keracunan kehamilan (Gestosis) Kombinasi keadaan alat

reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin

meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-

eklampsia atau eklampsia dan eklampsia memerlukan

perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.

e) Kematian bayi Kematian bayi yang masih berumur 7 hari

pertama hidupnya atau kematian perinatal yang disebabkan

berat badan kurang dai 2.500 gram, kehamilan kurang dari 37


minggu (259 hari), kelahiran congenital serta lahir dengan

asfiksia (Manuaba, 2009).

d. Remaja Dan Kehamilan

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada remaja

yang berumur di bawah 17 tahun. Kehamilan remaja merupakan

masalah sosial masyarakat dan masalah dalam bidang obstetri

(Manuaba, 2009).

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi sebelum usia 19

tahun. Kebiasaan ini biasanya tidak direncanakan dan di luar nikah.

(Muscari, 2005).

Menurut (Ferry & Makhfudli, 2009) kesehatan reproduksi secara

langsung juga berhubungan dengan keadaan anemia pada

seseorang. Anemia merupakan keadaan yang sering disebut dengan

kurang darah dimana hemoglobin (Hb) kurang dari 12 gr%. Anemia

terkait erat dengan masalah kesehatan reproduksi terutama pada

wanita. Jika seorang wanita mengalami anemia, maka akan menjadi

sangat berbahaya pada saat hamil dan melahirkan. Wanita yang

mengalami anemia berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan

rendah (kurang dari 2,5 kg). disamping itu, anemia dapat

mengakibatkan kematian ibu maupun bayi pada saat proses

persalinan. Karena itu untuk memastikan agar remaja tidak mengidp

anemia, perlu dianjurkan untuk memeriksakan diri ke fasilitas

kesehatan. Jika ternyaata remaja mengalami anemia, maka perlu

dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan pil zat

besi sesuai dengan anjuran.


Selain anemia, kesehatan reproduksi juga berhubungan dengan

kehamilan. Kesiapan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan

(mempunyai anak) ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu

kesiapan fisik, mental (emosi dan psikologis), dan sosial ekonomi.

Secara umum, seorang wanita dikatakan siap secara fisik jika telah

menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya, yaitu sekitar usia 20 tahun.

Sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik.

Remaja dimungkinkan untuk menikah pada usia dibawah 20 tahun

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan bahwa usia minimal menikah adalah 16 tahun bagi

wanita dan 18 tahun bagi pria. Tetapi tetap perlu diingat beberapa hal

berikut.

1) Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya

termasuk kontrol kehamilan. Ini berdampak pada meningkatnya

berbagai risiko kehamilan.

2) Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan

tekanan darah yang dapat berdampak pada keracunan kehamilan

serta kjang yang berakibat pada kematian. Kehamilan di usia

muda (kurang dari 20 tahun) sering kali berkaitan dengan

munculnya kanker rahim. Hal ini berkaitan erat dengan belum

sempurnanya perkembangan dinding uterus.


BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian :19 Oktober 2021

Jam : 19.44 WIB

Tempat Pengkajian :Klinik Pratama Istika

Nama Pengkaji :Sri Muji Wahyuni

A. Data Subjektif

1. Identitas

Nama : Nn. N

Umur : 23 Tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Pringsari, Pringapus

2. Alasan datang

Datang untuk merencanakan kehamilan setelah menikah nanti

3. Keluhan Utama

Klien mengatakan tidak ada keluhan

4. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 13 tahun

b. Siklus : Tidak tahu, teratur, lama ±4-5 hari

c. Banyaknya : Ganti pembalut 3 kali/hari


d. Disminorrhae : Kadang-kadang

e. Fluor Albus : kadang-kadang, bening, sebelum dan setelah

menstruasi, tidak gatal, tidak berwarna dan tidak

berbau

5. Penyuluhan yang Pernah di dapat

Klien belum mendapat penyuluhan persiapan pranikah

Riwayat Kesehatan

calon pengantin tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit

jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau difteri),

belum pernah melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.

6. Riwayat Kesehatan Keluarga calon pengantin mengatakan tidak ada

keluarga yang pernah atau sedang menderita asma, alergi, hemofillia,

thalassemia, cacat bawaan, preeklampsia, hepatitis, dan TBC.

7. Pola Kebiasaan yang Memperngaruhi Kesehatan

calon pengantin mengatakan mempunya kebiasaan yang bisa

mempengaruhi kesehatan nya yaitu sering begadang, makan

makanan yang siap saji, jarang berolahraga.

8. Pola Fungsional Kesehatan

a. Nutrisi : Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri

dari nasi, ayam, telur, daging, jarang mengkon-

sumsi buah dan sayur Minum air putih 8-9 gelas

sehari. Tidak ada pantangan/alergi makanan

b. Eliminasi : BAB 1 kali sekali, kadang-kadang keras, warna

kuning khas, tidak ada keluhan sakit saat BAB. BAK 4-6 kali

sehari, tidak nyeri saat


c. Istirahat : jarang tidur siang dan pada malam hari tidur 5-6

jam

d. Aktivitas : Bekerja dan mengejakan pekerjaan rumah tangga

e. Hygiene : Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti

celana dalam 2-3 kali/hari atau setiap kali basah.

f. Riwayat Pernikahan Pasangan akan menikah bulan maret 2022.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. Antropometri :

BB : 45 kg

TB : 150 cm

IMT : 20 kg/m2

LILA : 24 cm

d. Tanda-tanda Vital

TD : 110/80 mmHg

N : 79 x/menit

R : 20 x/menit

S : 36.7ºC

2. Pemeriksaan Fisik

a. Bentuk tubuh : Normal

b. Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang berke

naan dengan genetic seperti sindrom down

c. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih


d. Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering

e. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

f. Dada : tidak dilakukan pemeriksaan

g. Abdomen : tidak ada pembesaran

h. Anogenital : simetris tidak dilakukan pemeriksaan

C. ANALISA DATA

Nn. N Umur 23 tahun Calon Pengantin Dengan Persiapan Kehamilan

Sehat

D. PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan kepada catin hasil pemeriksaan kepada catin bahwa

keadaan catin sekarang dalam batas normal

Hasil : Catin sudah mengetahui tentang keadaaannya sekarang

2. Memberikan penyuluhan tentang perencaan kehamilan sehat,

persiapan fisik yaitu :

a. Menata pola hidup

b. Mencapai berat badan ideal

c. Menjaga pola makan

d. Olahraga teratur

e. Menghilangkan kebiasaan buruk

f. Bebas dari penyakit

g. Berhenti menggunakan kontrasepsi

h. Minimalkan bahaya lingkungan

Hasil : Catin mengetahui persiapan fisiik terkait denagn perencanaan

kehamilan sehat.
3. Menjelaskan tentang kesiapan financial, yaitu dengan

memperisiapkan biaya saat kehamilan, proses persalinandan setelah

bayi lahir.

4. Hasil : Catin sudah mengerti dan mempersiapkan masalah keuangan

sebelumnya untuk biaya saat kehamilan, proses persalinan dan

setelah bayi lahir.

5. Menjelaskan kepada catin tentang pengetahuan kehamilan sehat,

yaitu dengan mengetahui Masa subur dan kecenderungan memilih

jenis kelamin anak

Hasil : Catin sudah mengerti informasi tentang pengetahuan

kehamilan sehat

6. Menjekaskan kepada catin tentang aspek usia berkaitan dengan

perencanaan kehamilan sehat, yaitu wanita hamil ideal dan aman di

usia di atas 20 tahun dan di bawah usia 35 tahun

Hasil : Catin mengatakan sudah mengerti informasi umur ideal wanita

hamil.
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan di bahas tentang ada atau tidaknya kesenjangan antara

teori dan hasil tinjauan kasus pada pelaksanaan Manajemen Asuhan Kebidanan

Pada Nn. N 23 Tahun dengan Perencanaan Kehamilan Sehat di Klinik Pratama

Istika tanggal 19 Oktober 2021. Untuk memudahkan pembahsan, maka penulis

akan membahasberdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan

SOAP uraian sebagai berikut:

1. Data Subjektif

Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesa pada Nn. “N”.

Pada tahap ini disebabkan karena respon catin dalam memberikan

informasi sehingga penulis dengan mudah memperoleh data yang

diinginkan. Nn. “N” Umur 23 Tahun calon pengantin datang ke klinik

pratama istika mengatakan ingin melakukan konsultasi mengenai

perencanaan kehamilan sehat,. Tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktek karena perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting

untuk dilakukan setiap pasangan suami istri. Baik itu secara

psikolog/mental, fisik dan finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan

(Kurniasih, 2010).

2. Data Objektif

Pengumpulan data objektif di lakukan melalui pemeriksaan fisik

dengan cara Antopometri, TTV, dan Pemeriksaaan Fisik. Data di peroleh

secara terfokus pada masalah catin sehingga intervensinya lebih terfokus

sesuai keadaan catin. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek

karena
Dari pemeriksaan fisik di temukan bahwa BB:45 kg, TB: 150 cm, IMT

20, LILA: 24 cm, TD: 110/80 mmHg, Nadi: 79x/menit, Respirasi:

20x/menit, Suhu: 36.7ºC, pemeriksaan dalam batas normal.

Pemeriksaan status gizi harus dilakukan terutama untuk

menanggulangi masalah Modul Asuhan Pranikah dan Prakonsepsi

Program Studi Kebidanan Pendidikan Profesi Bidan STIKES Guna

Bangsa Yogyakarta 9 kurang energi kronis (KEK) dan pemeriksaan

status anemia.

3. Diagnosa

Nn. N Umur 23 tahun Calon Pengantin Dengan Persiapan Kehamilan

Sehat.

4. Perencanaan Asuhan Kebidanan

Berdasarkan tinjauan kasus manajemen asuhan kebidanan bahwa

melaksanakan perencanaa tindakan harus efesien, menjamin rasa aman

dan nyaman kepada catin.

Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Kehamilan.

Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek karena Menurut Mirza

(2008) ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam merencanakan

kehamilan, antara lain:

Pada studi kasus pada Nn. N umur 20 tahun perencanaan yang di

berikan adalah memberikan penyuluhan tentang perencaan kehamilan

sehat, persiapan fisik yang sehat, mempersiapkan financial di saat

kehamilan, persalinan dan bayi sudah lahir, mempersiapkan pengetahuan

sebanyak-banyak nya tentang kehamilan sehat yaitu meliputi kesuburan


dan jenis kelamin anak nanti, dan menjelaskan aspek usia yang ideal saat

hamil yaitu di usia di atas 20 tahun dan di bawah 35 tahun.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Nn “N” Umur 23 tahun dengan perencanaan kehamilan sehat . Keputusan

untuk merencanakan kehamilan setelah menikah merupakan keputusan yang

tepat. Hasil analisis dari kasus ini berdasarkan hasil pengkajian data subjektif

dan objektif pada Nn. N sebagai catin, yaitu pasangan usia subur dengan

persiapan pernikahan dan pendewasaan usia pernikahan. Sehingga, tata

laksana yang diberikan, selain persiapan pernikahan sesuai panduan calon

pengantin yang telah ditetapkan oleh Kemenkes, juga diberikan tambahan

konseling dan anjuran terkait dengan perencanaan kehamilan, seperti KIE

persiapan kehamilan, masa subur, dengan tata laksana yang sesuai

diharapkan dapat membantu catin mencapai tujuan secara optimal yakni

segera memperoleh keturunan yang sehat atau generasi platinum dalam

ikatan pernikahan yang sah.

Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung di lahan

praktek melalui presus tentang asuhan kebidanan pada bayi Nn“N” Umur 23

Tahun dengan perencanaan kehamilan sehat maka bab ini penulis menarik

kesimpulan dan saran sebagai berikut:

1. Telah dilaksanakan pengkajian dan analisa data pada Nn. N dengan

perencanaan kehamolan sehat di Klinik Pratama Istika

2. Telah dilaksanakan diagnosa / masalah aktual pada Nn. N dengan

perencanaan kehamilan sehat di Klinik Pratama Istika


3. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada Nn.

N dengan perencanaan kehamilan sehat di Klinik Pratama Istika dengan

hasil yaitu semua tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan

seluruhnya dengan baik tanpa adanya hambatan.

4. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Nn. “N” Umur

23 Tahun dengan perencanaan kehamilan sehat di Klinik Pratama Istika.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengemukakan

beberapa saran yaitu:

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menjadi sumber wawasan dan referensi yang dapat

dikembangkan lebih baik lagi.

2. Bagi Institusi

Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi

khususnya tentang asuhan Calon Pengantin serta digunakan dan

dikembangkan dengan evidence based terbaru.

3. Bagi Lahan Praktik

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam

melaksanakan asuhan kebidanan pada calon pengantin di masyarakat

sehingga dapat bermanfaat untuk semua orang.


DAFTAR PUSTAKA

Kementrian , R., & Profil kesehatan, i. (2018). (Indonesia Health).

Niki Ayu , K., Ratih, I., & Besar , T. (2021). PERENCANAAN KEHAMILAN

SEHAT PADA CALON PENGANTIN YANG BERNIAT. Jurnal Kesehatan

Masyarakat, 9, 2356-3346.

Anda mungkin juga menyukai