LINI AISYATUNNISA
18S10267
Proposal Penelitian
Diajukan Untuk Menyusun Skripsi Sebagai Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Sarjana Gizi (S.Gz)
LINI AISYATUNNISA
18S10267
ii
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Nim : 18S10267
Pembimbing Utama ,
Pembimbing Pendamping,
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Nim : 18S10267
Pembimbing Utama ,
Pembimbing Pendamping,
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dimudahkan
dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Pengaruh Proporsi Ubi Jalar
Ungu (Ipomoea batatas) dan Ikan Sapat Siam (Trichopodus pectoralis)Terhadap
Kandungan Protein, Karbohidrat dan Daya Terima Bubur Instan Sebagai MP-ASI
Pada Bayi ”. Tugas akhir ini disusun dan dibuat dalam rangka memenuhi salah
satu persyaratan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan pada program
pendidikan S1 Gizi di STIKes Husada Borneo Banjarbaru.
Proposal penelitian ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak, saya ingin mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga
kepada Ibu Norhasanah, S.Gz., M.Si selaku pembimbing utama yang telah
banyak membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini dan Ibu Desya
Medinasari Fathullah, S.TP selaku pembimbing pendamping yang telah banyak
memberikan masukan dan saran dalam menyelesaikan tugas akhir ini, tanpa
adanya bantuan dari pembimbing tugas akhir ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik, serta ucapan terima kasih kepada Ibu Nany Suryani, S.Gz.,
M.Biomed selaku penguji yang telah memberikan masukan, saran dan nasehat
untuk penyelesaian tugas akhir saya ini. Dan tidak lupa juga dalam kesempatan
ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Hj. Nor Wahidah, S.Si.T., M.Kes selaku Pembina Yayasan Husada
Borneo
2. Bapak Dr. H. Suharto, SE., MM selaku Ketua Yayasan Husada Borneo
3. Ibu Faizah Wardhina, S.Si.T., M.Kes Ketua Stikes Husada Borneo
Banjarbaru yang memberikan izin untuk melakukan penelitian.
4. Ibu Nany Suryani, S.Gz., M.Biomed selaku ketua Progran Studi S1 Gizi
STIKes Husada Borneo Banjarbaru yang banyak memberikan saya ilmu
pengetahuan dan pengalaman di kampus Stikes Husada Borneo
Banjarbaru.
5. Seluruh pegawai STIKes Husada Borneo Banjarbaru yang telah membantu
dalam pembuatan surat izin penelitian tugas akhir ini.
vii
6. Seluruh dosen mata kuliah yang telah memberi materi kuliah kepada saya
dan temanteman dan membantu saya dalam pembuatan tugas akhir ini.
7. Orang tua saya yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materiil dengan tulus ikhlas dan mencurahkan segala kasih sayang dan
semangat yang tiada hentinya.
8. Teman-teman mahasiswi STIKes Husada Borneo Banjarbaru yang telah
banyak membantu dan memberikan saran untuk kelancaran penulisan
tugas akhir ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan atas segala amal
yang telah diberikan Saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan penulisan tugas akhir ini sangat diharapkan. Semoga tugas akhir
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menjadi pedoman dalam
melakukan penelitian lain dan selanjutnya.
Lini Aisyatunnisa
viii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ..............................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... v
LEMBAR PERSEMBAHAN/MOTTO .............................................................................vi
ABSTRAK .........................................................................................................................vii
ABSTRACT ..................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
ix
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 26
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Selain ubi jalar bahan makanan pendamping lainnya yang bisa diberikan
kepada bayi yang mengandung protein tinggi adalah ikan. Ikan merupakan salah
satu bahan makanan yang absorbsi proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan
produk hewani lain. Selain protein, ikan juga mengandung karbohidrat, vitamin,
mineral dan asam lemak omega 3, ada beberapa jenis ikan yang dapat
digunakan sebagai bahan makanan salah satunya adalah ikan sepat siam. Ikan
Sepat Siam (Trichogaster pectoralis) adalah sejenis ikan air tawar yang biasanya
hidup di rawa-rawa. Ikan sepat siam hasil tangkapan dari Kalimantan Selatan
dari periode 2014-2016 mengalami peningkatan dari 3.125,7 ton menjadi 3.555,3
ton (DKP 2016). Tahun 2018 tangkapan ikan sepat siam sebesar 5.007,7 ton
(BPS 2018). Kandungan gizi 100 gram ikan sepat siam yaitu karbohidrat 4,70g,
protein 15,20g, lemak 0,6g, dan abu 0,80mg (Hermana, 2009). Karbohidrat dan
protein yang terdapat pada bahan tersebut sangat di perlukan tubuh, terutama
pada balita gizi kurang.
Protein merupakan sumber asam amino yang yang mengandung unsur C,
H,O dan N yang tidak dimiliki oleh karbohidrat. Selain itu molekul protein juga
mengandung unsur fosfor, belerang, besi atau tembaga. Protein dapat berasal
dari dua sumber yaitu pada tumbuhan atau yang disebut protein nabati
sedangkan berasal dari hewan disebut protein hewani (Cahyati dan Adrian,
2018). Protein sangat berperan untuk pertumbuhan balita dan mengatur
keseimbangan cairan bagi balita (Almatsier, 2009). Selain protein karbohidrat
juga sangat berperan dalam pertumbuhan balita.
Karbohidrat merupakan suatu zat gizi yang berfungsi sebagai penghasil
energi. Di mana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Karbohidrat adalah
senyawa kimia yang merupakan gabungan banyak gugus fungsi hidroksil.
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015).
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian dengan
judul pengaruh proporsi ubi jalar ungu dan ikan sapat siam terhadap kandungan
protein, karbohidrat dan serat kasar serta daya terima bubur instan sebagai
mpasi pada bayi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut maka perumusan masalah
yang diajukan adalah bagaimana pengaruh proporsi ubi jalar ungu dan ikan
4
sepat siam terhadap kandungan protein, karbohidrat dan daya terima (warna,
aroma, rasa, dan tekstur) bubur instan sebagai MP-ASI pada bayi?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh proporsi ubi jalar ungu dan ikan sepat siam
terhadap kandungan protein, karbohidrat dan daya terima (warna, aroma,
rasa, dan tekstur) bubur instan sebagai MP-ASI pada bayi.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengindentifikasi kandungan protein bubur instan ubi jalar ungu dan
sepat siam untuk bayi pada berbagai variasi perlakuan;
b. Mengindentifikasi kandungan karbohidrat bubur instan ubi jalar ungu
dan sepat siam untuk bayi pada berbagai variasi perlakuan;
c. Mengindentifikasi kandungan lemak bubur instan ubi jalar ungu dan
sepat siam untuk bayi pada berbagai variasi perlakuan;
d. Mengindentifikasi daya terima (aroma, rasa, tekstur, aroma) bubur
instan ubi jalar ungu dan sepat siam untuk bayi pada berbagai variasi
perlakuan;
e. Menganalisis pengaruh proporsi ubi jalar ungu dan ikan sepat siam
terhadap kandungan protein pada bubur instan sebagai MP-ASI bayi;
f. Menganalisis pengaruh proporsi ubi jalar ungu dan ikan sepat siam
terhadap kandungan karbohidrat pada bubur instan sebagai MP-ASI
bayi;
g. Menganalisis pengaruh proporsi ubi jalar ungu dan ikan sepat siam
terhadap kadar serat kasar pada bubur instan sebagai MP-ASI bayi.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini dapat sebagai tambahan informasi, wawasan dan
pengetahuan mengenai MP-ASI pada bayi;
2 Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat
khususnya bagi ibu yang memiliki bayi yang ingin membuat MP-
ASI rumahan.
5
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
penyimpanan dan distribusi dalam kondisi normal sesuai dengan tempat dimana
produk dijual. Produk MP-ASI pokok dapat berupa:
1. Bubuk yang dapat disiapkan untuk dikonsumsi dengan susu, air, atau
cairan lain yang sesuai;
2. Pasta yang digunakan harus dimasak dalam air mendidih atau cairan lain
yang sesuai;
3. Biskuit yang digunakan secara langsung atau setelah pelumatan dengan
penambahan air, susu, atau cairan lain yang sesuai.
MP-ASI Kudapan adalah makanan bergizi yang diberikan disamping Air
Susu Ibu dan MP-ASI pokok yang diberikan diantara dua waktu makan kepada
bayi berusia 6-24 bulan atau di luar rentang usia tersebut berdasarkan indikasi
medis, untuk mencapai kecukupan gizi. Dalam pengemasan MP-ASI kudapan
diproses secara fisik, enzimatis, dan fermentasi, serta dikemas sedemikian rupa
sehingga, menghasilkan produk yang aman, dan sesuai untuk dikonsumsi oleh
bayi dan anak berusia 6-24 bulan, serta dapat menghindarkan kerusakan dan
kontaminasi selama penanganan, penyimpanan, dan distribusi dalam kondisi
normal sesuai dengan tempat dimana produk dijual. Adapun tekstur MP-ASI
Pokok dan MP-ASI Kudapan sebelum dikonsumsi harus berupa tekstur yang
halus, sedikit kasar, atau tekstur makanan keluarga, dan disesuaikan dengan
kemampuan makan bayi (oromotor). Menurut Departemen Kesehatan RI (2004)
tujuan pemberian MP-ASI adalah untuk melengkapi zat gizi yang kurang,
mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai macam makanan
dengan beberapa rasa dan bentuk, serta mengembangkan kemampuan bayi
untuk mengunyah dan menelan.
2.1.2 Manfaat dan Tujuan Pemberian Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) Manfaat MP-ASI adalah untuk menambah energi dan zat gizi
yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat mencukupi kebutuhan bayi secara
terus menerus. Pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal dapat
diketahui dengan cara melihat kondisi pertambahan berat badan seorang anak,
jika anak tidak mengalami peningkatan maka menunjukkan bahwa kebutuhan
energi bayi tidak terpenuhi (Krisnatuti dan Yenrina 2013).
Tujuan makanan pendamping ASI sebagai berikut:
a) Melengkapi zat gizi yang kurang karena kebutuhan zat gizi yang
semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan bayi atau anak;
9
b. Susu Skim
Susu skim adalah bagian susu yang ditinggal setelah krim diambil
sebagian atau seluruhnya. susu skim mengandung semua zat makanan
dari susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Susu
skim dapat digunakan oleh orang menginginkan nilai kalori yang rendah
dalam makanannya karena hanya mengandung 55% dari seluruh energi
susu, dan skim juga dapat digunakan dalam pembuatan keju rendah
lemak dan yoghurt. Susu skim dapat digunakan sebagai bahan tambahan
karena bersifat adesif dan menambahkan nilai gizi. Aroma produk yang
ditambah susu skim dapat meningkat akibat adanya kandungan laktosa
pada susu skim tersebut (Bucley dkk., 1985 dalam Amirullah, 2008).
c. Minyak/lemak
Minyak dan lemak merupakan zat makanan yang penting untuk
menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu, minyak dan lemak juga
merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan
karbohidrat dan protein. Satu gram minyak atau lemak dapat
menghasilkan 9 kalori, sedangkan karbohidrat dan protein hanya
menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak khususnya minyak nabati,
mengandung asam-asam lemak esensial seperti linoleat, lenilenat dan
arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat
penumpukan kolestrol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber
dan pelarut bagi vitamin-vitamin A ,D,E dan K (Winarno FG., 2004)
Fungsi minyak dan lemak dalam pengolahan bahan pangan adalah untuk
kelezatan, tekstur dan cita rasa bahan pangan tersebut (Winarno, 1997
dalam Amirullah, 2008).
d. Gula pasir
Darwin (2013) dalam Novayanti (2017), gula adalah suatu
karbohidrat sederhana karna dapat larut dalam air dan langsung diserap
oleh tubuh untuk diubah menjadi energi. Secara umum, gula dibedakan
menjadi 2 yaitu:
1) Monosakarida Terbentuk dari satu molekul gula. Yang termasuk
monosakarida adalah glukosa, fruktusa dan galaktosa.
14
12 jam per hari. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran dengan ketinggian sampai
1.000 meter dari permukaan laut. Bentuk ubi jalar ungu biasanya bulat sampai
lonjong dengan permukaan rata hingga tidak rata. Kulit ubi jalar ungu berwarna
ungu kemerahan, dan daging umbi berwarna keunguan (Kusuma, 2013).
Berikut gambar ubi jalar ungu :
Ubi jalar ungu juga kaya akan kandungan gizinya, setiap jenis memiliki nilai
gizi yang berbeda berikut adalah pemaparan nilai gizi masing-masing jenis:
Tabel 2. 1 Kandungan Gizi Ubi Jalar Ungu per 100 gram
Kandungan Jumlah
Kalori (kal) 123
Protein (g) 1,8
Lemak (g) 0,7
Kabohidrat (g) 27,9
Kalsium (mg) 30
Fosfor (Mg) 49
Zat besi (mg) 0,7
Natrium (mg) 77
Kalium (mg) 0,9
Niacin (mg) 22
Vitamin A (S1) 62
Vitamin B (mg) 0,7
Vitamin C (mg) 22
Air (g) 62,5
BBD (%) 75
Sumber: Depkes RI, 2013
2.1.10 Ikan Sepat Siam
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak
dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah, namun ikan
cepat mengalami proses pembusukan dan penurunan mutu dikarenakan
daging ikan mempunyai kadar air yang tinggi, pH netral, teksturnya lunak, dan
kandungan gizinya tinggi sehingga menjadi medium yang sangat baik untuk
pertumbuhan bakteri. Salah satu komoditas perikanan yang bernilai cukup tinggi
serta digemari oleh konsumen rumah tangga adalah ikan sepat siam
(Trichopodus pectoralis). Banyaknya hasil tangkapan ikan sepat siam baik pada
musim kemarau maupun musim hujan menjadikan faktor untuk melakukan
pengolahan ikan sepat siam dalam bentuk ikan asin (Riansyah dkk., 2013).
Sepat siam (Trichopodus pectoralis) adalah sejenis ikan air tawar anggota
suku gurami (Osphronemidae). Di Jawa Timur ia juga dikenal dengan nama
sliper. Dalam bahasa Inggris disebut Siamese gourami (Siam adalah nama lama
Thailand) atau snake-skin gouramy, merujuk pada pola warna belang-belang di
sisi tubuhnya. Ikan rawa yang bertubuh sedang, panjang total mencapai 25 cm
namun umumnya kurang dari 20 cm. Lebar pipih, dengan mulut agak meruncing.
Sirip-sirip punggung (dorsal), ekor, sirip dada dan sirip dubur berwarna gelap.
17
Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang
menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ke ekornya, dilengkapi
oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek. Rumus sirip punggungnya: VII (jari-
jari keras atau duri) dan 10–11 (jari-jari lunak) dan sirip anal IX-XI, 36–38. Ikan
yang liar biasanya berwarna perak kusam kehitaman sampai agak kehijauan
pada hampir seluruh tubuhnya. Terkadang sisi tubuh bagian belakang nampak
agak terang berbelang-belang miring. Sejalur bintik besar kehitaman, yang hanya
terlihat pada individu berwarna terang, terdapat di sisi tubuh mulai dari belakang
mata hingga ke pangkal ekor.
Kebiasaan dan penyebaran seperti umumnya sepat, ikan ini menyukai
rawa-rawa, danau, sungai dan parit-parit yang berair tenang; terutama yang
banyak ditumbuhi tumbuhan air. Juga kerap terbawa oleh banjir dan masuk ke
kolam-kolam serta saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Sebagian besar
makanan sepat siam adalah tumbuh-tumbuhan air dan lumut. Namun ikan ini
juga mau memangsa hewan-hewan kecil di air, termasuk ikan-ikan kecil yang
dapat termuat di mulutnya. Ikan ini sering ditemui di tempat yang kelindungan
oleh vegetasi atau sampah-sampah yang menyangkut di tepi air. Ikan sepat siam
menyimpan telur-telurnya dalam sebuah sarang busa yang dijagai oleh si jantan.
Setelah menetas, anak-anak sepat diasuh oleh bapaknya itu hingga dapat
mencari makanan sendiri.
Penyebaran asli ikan ini adalah di wilayah Asia Tenggara, terutama di
lembah Sungai Mekong di Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam; juga dari
lembah Sungai Chao Phraya. Ikan ini diintroduksi ke Filipina, Malaysia,
Indonesia, Singapura, Papua Nugini, Sri Lanka, dan Kaledonia Baru. Sepat siam
dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1934, untuk dikembangkan
pembudidayaannya di kolam-kolam dan sawah. Tahun 1937, sepat ini
dimasukkan ke Danau Tempe di Sulawesi dan sedemikian berhasil, sehingga
dua tahun kemudian ikan ini mendominasi 70% hasil ikan Danau Tempe. Saat ini
sepat siam telah meliar dan berbiak di berbagai tempat di alam bebas, termasuk
di Jawa. Nilai ekonomi Sepat siam merupakan ikan konsumsi yang penting,
terutama sebagai sumber protein di daerah pedesaan. Selain dijual dalam
keadaan segar di pasar, sepat siam kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin dan
diperdagangkan antar pulau di Indonesia. Tidak seperti jenis sepat yang lain,
sepat siam kurang populer sebagai ikan akuarium. Namun terdapat beberapa
18
varian yang berwarna cerah (putih, kuning atau merah) yang diperdagangkan
sebagai ikan hias.
Kandungan nilai gizi ikan sepat siam adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 2 Kandungan Gizi ikan sepat siam per 100 gram BDD
Kandungan Jumlah
Energi 84 kkal
Lemak total 0,60 g
Vitamin B1 0,16 mg
Vitamin B2 0,03 mg
Vitamin B3 1,90 mg
Karbohidrat total 4,70 g
Protein 15,20 g
Natrium 211 mg
Air 78,80 g
Abu 0,80 g
Sumber: Hermana, 2019
2.1.11 Protein
Nama protein berasal dari bahasa Yunani yang berarti menduduki tempat
pertama (Holding the first place) atau memiliki kepentingan pertama (The primary
if importance). Protein adalah salah satu makronutrien memiliki peranan penting
dalam pembentukan biomolekul (Cakrawati, 2012).
Protein merupakan sumber asam amino yang yang mengandung unsur C,
H,O dan N yang tidak dimiliki oleh karbohidrat. Selain itu molekul protein juga
mengandung unsur fosfor, belerang, besi atau tembaga. Protein dapat berasal
dari dua sumber yaitu pada tumbuhan atau yang disebut protein nabati seperti
pada biji-bijian (terutama legum dan serealis) dan pada hewan atau disebut
protein hewani seperti pada susu, keju, telur, daging, unggas dan ikan (Cahyati
dan Adrian, 2018). Protein umumnya terdiri dari banyak unit asam amino yang
berikatan satu dengan yang lainnya membentuk rantai yang panjang. Sifat kimia
dan fisika protein ditentukan dengan asam amino penyusunnya. Antara asam
amino yang satu dengan asam amino yang lain dihubungkan dengan ikatan
peptida, sehingga seringkali protein disebut dengan nama polipeptida. Asam
amino sesuai dengan namanya merupakan senyawa dengan fungsi ganda
kerena mempunyai gugus asam (COOH) maupun basa (NH2) (Riswiyanto,
2019: 393).
Protein adalah sumber asam amino yang terdiri dari unsur karbon, oksigen,
hidrogen dan nirogen yang berfungsi sebagai zat pembangun jaringan-jaringan
19
baru, pegatur proses metabolisme tubuh dan sebagai bahan bakar apabila
keperluan energi tubuh tidak terpenuhi oleh lemak dan karbohidrat (Ida, 2016).
Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur
C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein
mengandung pula fosfor, belerang, dan ada jenis protein yang mengandung
unsur logam seperti besi dan tembaga (Bangun, 2009).
Protein yang merupakan komponen dalam setiap sel hidup adalah molekul
yang kompleks, besar dan tersusun atas unit-unit pembangun yang disebut asam
amino. Makanan yang dikonsumsi akan dicerna oleh asam amino dan
selanjutnya diserap oleh tubuh melalui usus kecil, yang kemudian di alirkan
keseluruh tubuh untuk digunakan dalam pembentukan jaringan baru yang akan
menggantikan jaringaan-jaringan yang rusak pada tubuh (Suryani, 2018).
2.1.12 Angka Kecukupan Protein
Tabel 2. 3 Angka Kecukupan Protein Yang Dianjurkan
Kelompok umur Protein (g)
0-6 bulan 12
7-12 bulan 18
Sumber : PerMenKes 2013
2.1.13 Fungsi Protein Bagi Tubuh
Fungsi protein menurut Widodo, (2009) yaitu:
1. Pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh. Pertumbuhan sel/jaringan dan
pemeliharaan adalah mengatur sel-sel yang rusak;
2. Pembentukan senyawa-senyawa penting tubuh, seperti hormone, enzim
dan hemoglobin;
3. Pembentukan antibodi tubuh, yaitu zat yang digunakan untuk memerangi
organisme atau benda asing lain yang masuk dalam tubuh;
4. Berperan dalam mengangkut zat-zat gizi, yakni pengangkutan dari
saluran cerna kedalam darah dan dari darah ke jaringan-jaringan serta ke
sel-sel;
5. Pengatur keseimbangan air dalam sel, air diantara sel dan air di dalam
pembuluh darah.
20
2.1.14 Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat gizi yang berfungsi sebagai sumber energi untuk
tubuh. Sumber energi ini merupakan makanan utama bagi otak. Oleh sebab itu,
kekurangan karbohidrat justru bisa memicu masalah kesehatan, sehingga tidak
bisa menghindarinya.
Karbohidrat merupakan suatu zat gizi yang berfungsi sebagai penghasil
energi. Di mana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Karbohidrat adalah
senyawa kimia yang merupakan gabungan banyak gugus fungsi hidroksil.
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), karbohidrat kelas senyawa dan turunan
yang terbentuk secara alami. Karbohidrat mungkin adalah zat organik yang
paling melimpah dan tersebar luas di alam. Mereka adalah unsur penting dari
semua makhluk hidup. Karbohidrat dibentuk oleh tanaman hijau dari karbon
dioksida dan air selama proses fotosintesis. Karbohidrat berfungsi sebagai
sumber energi dan sebagai komponen.
2.1.14 Daya terima
Uji daya terima yang disebut juga penilaian indera atau penilain sensorik
merupakan suatu cara yang sudah sangat lama dikenal dan masih sangat umum
digunakan. Metode ini banyak digunakan karena dapat dilaksanakan dengan
cepat dan langsung. Dalam beberapa hal penilaian dengan indera bahkan
memiliki ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan alat ukur yang paliing
sensetif. Penerapan penilaian organoleptik pada prktek ini disebut uji
organoleptik yang dilakukan dengan prosedur tertentu. Uji ini akan
menghasilkan data yang menganalisis selanjutnya mengunakan metode
statistika (Zuhrina, 2011)
Uji organoleptik dilakukan Pada empat parameter yaitu warna, aroma,
rasa, dan tekstur karena suka atau tidaknya konsumen terhadap suatu produk
dipengaruhi oleh warna, aroma, rasa, dan rangsangan mulut, yang akan
digunakan untuk analisis daya terima bubur instan Ubi jalar ungu dan ikan sepat
siam (Laksmi(2012) dalam Sari dkk,2014).
2.1.7.1 Warna
Warna merupakan parameter utama menentukan tingkat penerimaan
konsumen terhadap suatu produk. Penelitian secara subjektif dengan
penglihatan masih sangat menentukan dalam pengujian organoleptik warna
(Wijanti,2007 dan Dewi 2012). Selain itu, baik tidaknya cara pencampuran atau
21
Pengolahan dapat ditandai dengan adanya warna yang seragam dan merata
(Wijanti,2007 dan Dewi2012).
2.1.7.2 Aroma
Menurut Winarno (2014), aroma makanan banyak menentukan kelezatan
Makanan tersebut, oleh karena itu aroma merupakan salah satu faktor dalam
penentuan mutu. Pada umumnya yang diterima oleh hidung dan otak lebih
banyak merupakan berbagai ramuan atau campuran empat bau utama yaitu
harum, asam, tengik dan hangus. Aroma makanan khas dan menarik dapat
membuat makanan lebih disukai oleh konsumen sehingga perlu diperhatikan
dalam pengolahan suatu bahan makanan.
2.1.7.3 Tekstur
Ada banyak tekstur makanan antara lain halus atau tidak, cair atau padat,
Keras atau lembut, kering atau lembab. Tingkat tipis dan halus serta bentuk
makanan dapat dirasakan lewat tekanan dan gerakan reseptor dimulut
(Margaretha, 2012).
2.1.7.4 Rasa
Rasa lebih banyak melibatkan panca indera lidah. Bahan makanan yang
Mempunyai sifat merangsang syaraf perasa akan menimbulkan perasaan
tertentu.Tekstur atau konsistensi suatu bahan akan mempengaruhi citarasa yang
ditimbulkan oleh bahan tersebut (Winarno, 2014).
2.2 Panelis
Panel diperlukan untuk melaksanakan penelitian uji organoleptik dalam
penilaian mutu atau sifat-sifat sensorik suatu komoditi, panel bertindak sebagai
instrumen atau alat. Panel ini terdiri atas orang atau kelompok yang bertugas.
Panelis Panel diperlukan untuk melaksanakan penelitian uji organoleptik
dalam penilaian mutu atau sifat-sifat sensorik suatu komoditi, panel bertindak
sebagai instrumen atau alat. Panel ini terdiri atas orang atau kelompok yang
bertugas menilai sifat dari suatu komoditi. Orang yang menjadi anggota panel
disebut panelis. Menurut Rahayu (1998), dalam penilaian uji organoleptik dikenal
tujuh macam panel, yaitu panel perseorangan, panel terbatas, panel terlatih,
panel agak terlatih, panel tidak terlatih, panel konsumen dan panel anak-anak.
Perbedaan ketujuh panel tersebut didasarkan pada keahlian dalam melakukan
penilaian uji organoleptik.
22
1. Panel perseorangan
Panel perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan
spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan
yang sangat intensif. Panel perseorangan sangat mengenal sifat, peranan
dan cara pengolahan bahan yang akan dinilai dan menguasai metode-
metode analisa uji organoleptik dengan sangat baik. Keuntungan
menggunakan panelis ini adalah kepekaan tinggi, bias dapat dihindari,
penilaian efisien. Panel perseorangan biasanya digunakan untuk mendeteksi
penyimpangan yang tidak terlalu banyak dan mengenali penyebabnya.
2. Panel terbatas
Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi
sehingga bias lebih dapat dihindari. Panelis ini mengenal dengan baik
faktor-faktor dalam penilaian organoleptik dan mengetahui cara pengolahan
dan pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir.
3.Panel terlatih
Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup
baik. Untuk menjadi panelis terlatih perlu didahului dengan seleksi dan
latihan-latihan. Panelis ini dapat menilai beberapa rangsangan sehingga tidak
terlampau spesifik.
4. Panel agak terlatih
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumnya dilatih untuk
mengetahui sifat-sifat tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan
terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan data yang
sangat menyimpang boleh tidak digunakan dalam keputusannya.
5. Panel tidak terlatih
Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih
berdasarkan jenis suku-suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel
tidak terlatihnya diperbolehkan menilai sifat-sifat organoleptik yang
sederhana seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam uji
pembedaan. Panel tidak terlatih biasanya terdiri dari orang dewasa dengan
komposisi panelis pria sama dengan panelis wanita.
23
6. Panel konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang tergantung pada target
pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan
dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu.
7. Panel anak-anak
Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak berusia 3-
10 tahun. Biasanya anak-anak digunakan sebagai panelis dalam penilaian
produk-produk pangan yang disukai anak-anak seperti permen, es krim dan
sebagainya. Cara penggunaan panelis anak-anak harus bertahap, yaitu
dengan pemberitahuan atau dengan bermain bersama, kemudian dipanggil
untuk diminta responnya terhadap produk yang dinilai dengan alat bantu
gambar seperti boneka yang sedang sedih, biasa, atau tertawa.
24
Formulasi
Produk Bubur Bayi Instan
Kadar protein
Proses pengolahan
Kadar karbohidrat
Suasana, ruangan,
peralatan, dan sarana
Kadar serat kasar
Suhu
Keterangan:
: variabel yang diteliti
1. Ada pengaruh proporsi ubi jalar ungu (Ipomea batatas)dan ikan sepat siam
(Trichopodus pectoralis) terhadap kandungan protein, pada bubur instan
bayi;
2. Ada pengaruh proporsi ubi jalar ungu (Ipomea batatas) dan ikan sepat siam
(Trichopodus pectoralis) terhadap kandungan karbohidrat, pada bubur instan
bayi;
3. Ada pengaruh proporsi ubi jalar ungu (Ipomea batatas) dan ikan sepat siam
(Trichopodus pectoralis) terhadap kandungan serat kasar, pada bubur instan
bayi;
4. Ada pengaruh proporsi ubi jalar ungu (Ipomea batatas) dan ikan sepat siam
(Trichopodus pectoralis) terhadap daya terima (warna, aroma, rasa, dan
tekstur) pada bubur instan bayi.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Perlakuan
Satuan
Bahan P0 P1 P2 P3
Gula Gram 5 5 5 5
26
27
4. Kandungan Serat
Bagian dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari
karbohidrat yang memiliki sifat restisensi terhadap proses
pencernaan, dan penyerapan di usus halus manusia serta
mengalami fermentasi sebagian atau keseluruhan diusus besar.
Cara ukur : Uji Laboratorium
Alat ukur : Metode Gravimetri
Hasil ukur : gram
Skala : Rasio
Tabel 3. 2 Definisi Operasional
Daya terima
Gambar 3. 1 Alur Prosedur Kerja Formulasi Bubur Bayi Instan Modifikasi Rizna
Nafisa Ulfah (2016)
32
Pencucian
Pemblinderan
Pengayakan tepung 60
mesh
Gambar 3. 2 Alur Prosedur Kerja Formulasi Bubur Bayi Instan Modifikasi Rizna
Nafisa Ulfah (2016)
33
Tepung
beras dan
air (1:4)
Pengadukan
& pemasakan
sampai
mengental
pengeringan
(oven) 60⁰c
selama 3jam
Penggilingan
dengan
blender
Penyaringan
Gambar 3. 3 Alur Prosedur Kerja Formulasi Bubur Bayi Instan Modifikasi Rizna
Nafisa Ulfah (2016)
34
Bulan
Kegiatan 9 10 11 12 1 2 3 4
Tahun 2021 Tahun 2022
Persiapan
Penyusunan
Proposal
Pengajuan
Proposal
Penyerahan
Proposal
Seminar
Proposal
Perbaikan
Pelaksanaan
Penelitian
Rekap Data dan
Konsultasi
Analisa Data
dan Konsultasi
Penyusunan
Skripsi
Seminar Hasil
Penelitian
Perbaikan
Skripsi
Pengumpulan
Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan N, Feri K dan Dian H (2011). Analisis pangan. Jakarta: Dian rakyat.
BPS dan Kemenkes. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).
BPS dan Kemenkes. 2017. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).
Departemen Kesehatan RI. 2016. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI).
Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat.
Elvizahro L (2011). Kontribusi mp-asi bubur bayi instan dengan substitusi tepung
ikan patin dan tepung labu kuning terhadap kecukupan protein dan vitamin
a pada bayi. Semarang, Universitas DiPonegoro. Thesis
Fikawati S, Syafiq A, Karima K. 2015. Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: Rajawali Pers.
Ida, A. K. 2016. Pengaruh Konsumsi Protein Dan Seng Serta Riwayat Penyakit
Infeksi Terhadap Kejadian Shunting Pada Anak Balita Umur 24-59 Bulan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Penida III. Fakultas Kesehatan
Masyarakat: UI.
Sari, D.K. 2018. Kualitas Kimiawi Formula MP-ASI Bubur Bayi Instan Berbasis
Ikan Gabus dengan Umur Simpan Tiga Bulan. Prosiding Seminar Nasional
Lingkungan Lahan Basah. Volume 3 Nomor 1.
Suryani. 2018. Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah Edisi III. Jakarta: EGC.
Winarno FG. (2004). Kimia pangan dan gizi cetakan ke xi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Widodo (2009). Pemberian makanan suplumen dan obat pada anak. Jakarta:
EGC.
Zuraida dan Supriati Y. 2013. Usahatani Ubi Jalar sebagai Bahan Pangan
Alternatif dan Diversifikasi Sumber Karbohidrat. Bogor : Balai Penelitian
Bioteknologi Tanaman Pangan.
Kuesioner Penilaian Daya Terima Bubur Instan Bayi
A. Data umum
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
B. Petunjuk pengisian kuesioner produk makan bubur instan bayi
Pada setiap nomor pertanyaan berilah tanda (√) tepat pada kolom yang
tersedia sesuai dengan penilain anda.
Keterangan jawaban :
SS : Sangat suka
S : Suka
KS : Kurang suka
TS : Tidak suka
NO SS S KS TS
Penilaian
1 2 3 4
1 Rasa
2 Tekstur
3 Warna
4 Aroma