Pendidikan
Agama Islam
Etos Kerja
06
Ilmu Komunikasi Penyiaran MK90002 Ayatullah, M. Pd
Abstract Kompetensi
Produktivitas hidup manusia terletak Memahami etos kerja dalamIslam
pada hasil kerjanya. dengan baik dan benar.
Pendahuluan
Latar Belakang
Isu tentang pentingnya meningkatkan etos (etika) kerja pada organisasi pemerintah
dan swasta merupakan satu hal yang sangat penting. Hal itu disebabkan semakin
disadarinya pentingnya pemahaman etos kerja sebagai solusi untuk memecahkan masalah,
terutama yang terkait dengan aplikasi moral di tempat kerja. Al-Qur’an dan al-Hadits sebagai
tuntunan dan pegangan bagi kaum Muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur dalam
segi ibadah saja melainkan juga mengatur umat dalam memberikan tuntutan dalam masalah
yang berkenaan dengan kerja ini, Rasulullah SAW bersabda:
اعمل للدنيا كأنك تعيش ابدا واعمل لألخرة كأنك تموت غادا
“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah
untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.”
Dalam ungkapan lain dikatakan juga, “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di
bawah, Memikul kayu lebih mulia dari pada mengemis, Mukmin yang kuat lebih baik dari
pada Mukmin yang lemah. Allah menyukai Mukmin yang kuat bekerja.” Akan tetapi,realita
kita (bangsa) ini kebanyakan bersikap dan bertingkah laku justru berlawanan dengan
ungkapan-ungkapan tadi.
Dalam situasi globalisasi saat ini, kita dituntut untuk menunjukkan etos kerja yang
tidak hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa menyeimbangkan dengan nilai-nilai
Islami yang tentunya tidak boleh melampaui rel-rel yang telah ditetapkan al-Qur’an dan as-
Sunnah. Sikap, kepribadian, karakter serta keyakinan untuk mengupayakan dengan
sungguh-sungguh seluruh aset, pikiran dan dzikirnya dalam rangka mengaktualisasikan
keberadaan dirinya sebagai manusia atau seorang hamba Allah, dimana kedudukannya di
dunia adalah sebagai khalifah. Atau jelasnya kepribadian yang selalu bergerak demi
tanggungjawabnya sebagai khoiru ummah, itulah etos kerja. Kehormatan tidak akan
disandang jika manusia itu tidak berpotensi, potensi akan terlihat melalui karya. Dari karya
akan terbangun suatu peradaban, dari itu akan terlihat kuatnya, hebatnya, terstrukturnya,
kebudayaan suatu kaum. Dan Alloh SWT menganugrahkan itu kepada hamba-Nya.
Etos kerja umat Muslim sudah seharusnya membuahkan hasil yang gemilang
karena geraknya hanya di manifestasikan untuk mencari ridho Allah, ini berarti kerjanya
bersih tanpa noda sedikit pun, maka terlihatlah keprofesionalannya, suatu kerja yang bersih,
bersih dari thaghut atau kemusyrikan (merdeka), sehingga produktivitas kerjanya akan
terlihat dengan jelas.
Menurut K. Bertens (1994), secara etimologis istilah etos berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “tempat hidup”. Mula-mula tempat hidup dimaknai sebagai adat istiadat atau
kebiasaan. Sejalan dengan waktu, kata etos berevolusi dan berubah makna menjadi
semakin kompleks. Dari kata yang sama muncul pula istilah ethikos yang berarti “teori
kehidupan”, yang kemudian menjadi “etika”. Etos berasal dari bahasa Yunani yang berarti
sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki
oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Etos dibentuk oleh berbagai
kebiasaan, pengaruh, budaya serta sistem nilai yang diyakininya. Dari kata etos ini dikenal
pula kata etika yang hampir mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan
dengan baik buruk moral sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat
yang amat kuat untuk mengerjakan sesuati secara optimal lebih baik dan bahkan berupaya
untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin.
Dalam al-Qur’an dikenal kata itqon yang berarti proses pekerjaan yang sungguh-
sungguh, akurat dan sempurna. Etos kerja seorang Muslim adalah semangat untuk
menapaki jalan lurus, dalam hal mengambil keputusan pun, para pemimpin harus
memegang amanah terutama para hakim. Hakim berlandaskan pada etos jalan lurus
tersebut sebagaimana nabi Daud ketika ia diminta untuk memutuskan perkara yang adil dan
harus didasarkan pada nilai-nilai kebenaran, maka berilah keputusan (hukumlah) di antara
kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjuklah
(pimpinlah) kami ke jalan yang lurus.
a. Pengertian Kerja
Kerja dalam pengertiaan luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia,
baik dalam hal materi maupun non-materi, intelektual atau fisik maupun hal-hal yang
berkaitan dengan masalah keduniawian atau keakhiratan. Kamus besar bahasa Indonesia
susunan WJS Poerdarminta mengemukakan bahwa kerja adalah perbuatan melakukan
sesuatu. Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah.
Bekerja bagi seorang Muslim adalah suatu upaya sungguh-sungguh dengan
mengerahkan seluruh asset dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti
dirinya sebagai hamba Allah yang menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai
Peningkatan Derajat
Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan
dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka
sedang mereka tiada dirugikan. (QS. Al-Ahqaaf : 19)
Mendapatkan keberuntungan
apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Qs. Al-
Jumuah : 10 )
Menghapus Dosa
“Barang siapa yang di waktu sorenya merasakan kelelahan karena bekerja, berkarya
dengan tangannya sendiri, maka diwaktu sore itu pulalah ia terampuni dosanya”.(HR.
Tabrani dan Baihaqi).
1) Adanya keterkaitan individu terhadap Allah sehingga menuntut individu untuk bersikap
cermat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, berusaha keras memperoleh
keridhaan Allah dan mempunyai hubungan baik dengan relasinya.
2) Berusaha dengan cara yang halal dalam seluruh jenis pekerjaan.
3) Tidak memaksakan seseorang, alat-alat produksi atau binatang dalam bekerja, semua
harus dipekerjakan secara professional dan wajar.
4) Tidak melakukan pekerjaan yang mendurhakai Allah yang ada kaitannya dengan
minuman keras, riba dan hal-hal lain yang diharamkan Allah.
5) Professionalisme dalam setiap pekerjaan.