Bab II Skripsi Azrial
Bab II Skripsi Azrial
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Konseptual
Salah satu olahraga di Indonesia yang telah dikenal oleh masyarakat tanpa
memandang usia maupun jenis kelamin yaitu olahraga renang. Olahraga renang
dikenal sebagai olahraga air yang menyenangkan, sehingga banyak menarik minat
bentuk aktivitas yang dilakukan di air, menggerakkan anggota badan agar tetap
mengapung, serta anggota badan lain bergerak bebas. Berenang adalah aktivitas
menggunakan anggota tubuh atau sebagian anggota tubuh, dengan gerakan tubuh
Bagi seorang pemula terasa sedikit sulit untuk melakukan gerakan renang,
gerakan renang agar semakin cepat laju renang saat di dalam air. Manfaat serta
kegunaan dari olahraga renang sangat beragam jika dilakukan santai serta rutin,
baik manfaat secara jasmani maupun rohani, antara lain seperti melatih
9
10
Anak- anak dan balita akan menyukai permainan air. Bermain air sangat
Sehingga, anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan akan
Sehingga baiknya, semenjak bayi sudah dibiasakan bermain air dan kelak jika
(Subagyo, 2017):
a. Hambatan depan
terjadi oleh karena posisi badan yang tidak sejajar dengan permukaan air.
Semakin tubuh membuat sudut dengan air semakin besar, maka hambatan
depan yang terjadi semakin besar juga, maka dari itu permukaan depan dari
mobil balap.
b. Hambatan belakang
besar.
dengan baik. Dalam olahraga renang memiliki beberapa gaya yang memiliki
gerakan yang khas dan dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Adapun gaya
dalam olahraga renang ada empat gaya, yaitu: gaya bebas, gaya punggung, gaya
lengan kanan dan kiri digerakkan secara bergantian untuk mendayung dari
mencambuk.
Gaya dada sering disebut dengan gaya katak, karena pada saat
melakukan renang gaya dada gerakannya mirip sekali dengan katak berenang.
Gaya dada dilakukan dengan posisi tubuh telungkup, dengan gerakan kedua
menutup kembali.
13
lengan dan kedua kaki digerakkan secara bersama – sama dan simetris.
Salah satu gaya renang pertama dan mudah dipelajari oleh perenang
pemula adalah gaya bebas. Gaya bebas juga merupakan gaya yang tercepat dan
gaya yang paling sering dipertandingkan karena gerakan lengan dan tendangan
secara terus menerus. Gaya bebas juga memiliki keunikan diantaranya adalah
mudah dan nyaman dilakukan karena hanya memerlukan sedikit tenaga dan
lokomotor, (2) gerakan lokomotor, dan (3) gerakan manipulasi. Gerakan non
lokomotor adalah aktivitas jasmani atau gerakan yang sengaja dilakukan di tempat
(Winarto, 2017). Adapun gerakan non lokomotor pada olahraga renang adalah;
berdiri membelakangi dinding kolam, salah satu kaki diangkat menempel pada
dinding kolam, dan meluruskan kedua lengan sejajar di atas permukaan air serta
dua lengan ke depan sejajar di bawah permukaan air tapak menghadap dasar
kolam, dada, perut senantiasa sejajar dengan ke dua lengan dan kaki, dan
14
gerakan manipulasi dalam renang adalah: gerakan lengan yaitu ke dua lengan
menarik dan mendorong air dari depan ke belakang, mengangkat dan memutar
a. Posisi tubuh
Posisi tubuh pada gaya bebas harus berada pada posisi horizontal,
lurus atau yang sering di sebut dengan posisi streamlined. Posisi pinggul juga
usahakan sedikit lebih rendah dari posisi bahu. Pada saat posisi wajah berada
tengah – tengah bagian kepala. Pandangan mata harus melihat ke arah bawah
depan lantai kolam renang. Pada saat berenang, harus ada rotasi dari bahu dan
tubuh bagian atas secara terus menerus. Kepala harus tetap stabil, kecuali saat
b. Gerakan Lengan
renang gaya bebas Gerakan maju perenang gaya bebas, lebih banyak
ditentukan oleh pukulan lengan dari pada pukulan kakinya. Oleh sebab itu
besar terhadap laju ke depan seorang perenang. Gerakan lengan pada gaya
bebas terdiri dari fase – fase, yaitu: 1) Fase masuk permukaan air (Entry), 2)
yang dibentuk antara telapak tangan dengan permukaan air berkisar 30 -
arah depan. Fase ini terdiri dari fase menarik (pull) dan fase mendorong
tubuh pada dasarnya mempunyai garis tengah atau garis sumbu yang
sifatnya khayal. Garis ini sering di sebut dengan nama garis pusat (centre
line). Fase menarik dilakukan dengan cara menarik hingga jari tangan
berada pada beberapa posisi yaitu: agak jauh, mendekati garis pusat
berakhir. Akhir dari fase mendorong adalah bagian bawah dari paha,
dengan cara siku keluar dari permukaan air yang diikuti oleh lengan
lengan bawah bergerak mendekat ke arah kepala dan pada saat masuk ke
dalam air posisi tangan berada di bawah siku. Saat melakukan fase ini,
mulai dari keluar permukaan air hingga masuk ke dalam air usahakan
posisi siku berada lebih tinggi dari bagian lengan yang lain. Fase inipun
tubuh.
18
c. Gerakan Kaki
Gerakan kaki pada gaya bebas bukan hanya naik turun tetapi juga ke
samping mengikuti putaran tubuh. Putaran tubuh serta gerakan kaki harus
dilakukan dalam satu garis yang sama yaitu garis lurus dengan menjaga
batasan pusaran yang disebabkan oleh tubuh bagian atas. Kedalaman paha dari
atas permukaan air ketika melakukan gerakan ke bawah atas saat memukul
bawah/telapak kaki dari permukaan air ketika melakukan pukulan dan lecutan
sekitar 30 – 35 cm.
dari pinggul yang dilanjutkan dengan gerakan lutut yang fleksibel dan di
akhiri lecutan pergelangan kaki. Irama gerakan kaki terdiri dari beberapa
macam, yaitu: Naik turun mengarah lurus (flutter kick), Naik turun dengan 6
pukulan kaki (the six beat kick), Naik turun dengan 4 pukulan kaki (the four
19
beat kick atau the broken tempo kick), Naik turun dengan 2 pukulan kaki (the
two beat kick) dan Naik turun dengan 2 pukulan kaki menyilang (the two beat
crossover kick).
d. Pernafasan (Breathing)
memutar kepala ke samping dengan sebagian wajah berada di dalam air lalu
memutar kepala kembali ke dalam air secara halus. Saat kepala memutar ke
mengambil nafas dengan telinga pada sisi yang lainnya berada di dalam air.
Ketika melakukan pernafasan, mata perenang tetap harus focus baik pada saat
di dalam permukaan air maupun pada saat kepala memutar ke arah samping.
Usahakan arah pandangan mata melihat ke arah jam 10 atau jam 2, ketika
pernafasan, maka pola pernafasan ini harus menjadi suatu pola yang teratur
air. Serentak dengan gerakan ini kaki kiri memukul permukaan air,
mengangkat ke atas.
4) Akhir dari membuka tangan kanan dilanjutkan dengan raihan air untuk
siku. Bersamaan dengan gerakan ini tangan kiri dengan sikut diangkat,
6) Akhir dari angkatan siku tinggi, dari tangan kiri dilanjutkan dengan
istirahat.
22
gerakan ini, kaki kiri yang baru melakukan pukulan bergerak ke atas,
melakukan istirahat.
10) Segera siku diangkat membentuk siku tinggi di atas permukaan air,
kanan untuk segera masuk permukaan air. Maka kaki kanan bergerak
11) Kembali tangan kanan membentuk sikut tinggi di atas permukaan air,
menyelesaikan jarak lintasan tercepat. Oleh karena itu, salah satu komponen yang
sangat menunjang prestasi olahraga renang adalah koordinasi mata, tangan, kaki.
24
Seorang atlet dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu
keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dalam
mengubah dan berpindah secara cepat dari pola gerak satu ke pola gerak yang lain
Salah satu gaya yang memiliki teknik renang yang efisien adalah gaya
bebas. Karena renang gaya bebas adalah gaya yang menggunakan gerakan
mengayunkan tangan lewat atas permukaan air atau gaya crawl (Hartoto, 2015).
Pergerakan dari renang gaya bebas terdiri dari gerakan lengan dan gerakan
tungkai disertai dengan gerakan bernafas. Keuntungan dari renang gaya bebas
yaitu pola gerak kayuhan lengan yang paling efisien, memiliki hambatan air yang
kecil, dan memiliki pola gerak yang efisien (Harun Ar-Rasyid, 2016). Karena
gerakan lengan pada renang gaya crawl berperan terutama sebagai tenaga
Dimana gerakan yang dilakukan oleh perenang gaya bebas dalam satu kayuhan
oleh Seifert, Chollet, et al. (2004) menyatakan bahwa kecepatan, laju kayuhan
dan rasio laju kayuhan / panjang kayuhan merupakan kendali parameter dalam
parameter orde atau indeks koordinasi. Oleh karena itu, berdasarkan teori – teori
25
di atas dapat disimpulkan bahwa renang gaya bebas adalah suatu renangan yang
yang relative sulit di definisikan secara tepat. Hal ini disebebabkan karena
fungsinya sangat terkait dengan elemen - elemen kondisi fisik dan sangat
gerakan atau keterampilan dari yang mudah, sederhana sampai yang rumit, maka
setiap orang diatur dan diperintah dari sistem syaraf pusat yang sudah disimpan di
dalam memori terlebih dahulu. Jadi untuk dapat melakukan gerakan koordinasi
yang benar diperlukan juga koordinasi sistem yaraf yang meliputi sistem syaraf
pusat dan sistem syaraf tepi dengan otot, tulang, dan sendi.
kesukaran dengan cepat dan tepat secara efisien (Irianto, 2009). Menurut Jonath
persarafan pusat sebagai system yang telah diselaraskan oleh proses rangsangan
dan hambatan serta otot rangka pada waktu jalannya gerakan secara terarah.
gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya. Ada juga yang berpendapat bahwa
kesukaran dengan cepat dan efisien dan penuh ketepatan (Lutan, 2000).
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
proses rangsangan dan hambatan serta otot rangka sehingga dapat tercipta gerakan
yang cepat dan efisien. Sehingga sangat jelas bahwa koordinasi sangat dibutuhkan
bagi seorang atlet, karena koordinasi sering kali dikaitkan dengan kualitas
gerakan. Semakin baik tingkat koordinasi seseorang maka semakin baik pula
Koordinasi yang baik dapat mengubah dan berpindah secara cepat dari
pola gerak satu ke pola gerak yang lain sehingga gerakannya menjadi efektif.
gerakan secara mulus, tepat, cepat, dan efisien. Adapun indicator utama dari
kualitas otot, tulang, dan persendian dalam menghasilkan gerak yang efektif dan
efisien. Dimana komponen gerak yang terdiri dari energi, kontraksi otot, syaraf,
neuromuskuler adalah setiap gerak yang terjadi dalam urutan dan waktu yang
Untuk dapat mencapai tingkat koordinasi yang baik, banyak sekali faktor
2008):
a. Pengaturan saraf pusat dan saraf tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet
kemampuan fisiologi saraf, otot - otot saraf sensoris dan mekanis, kemampuan
(Sukadiyanto, 2005).
a. Koordinasi umum.
otot, system syaraf, dan persendian. Untuk itu, pada koordinasi umum
lainnya, agar gerak yang dilakukan dapat harmonis dan efektif sehingga
28
b. Koordinasi khusus.
pandangan mata-tangan dan kerja kaki. Oleh karena itu, koordinasi khusus
olahraga.
dari beberapa bagian anggota tubuh. Sehingga koordinasi merupakan salah satu
unsur penting untuk dapat menguasai keterampilan dalam olahraga. Hal ini
oleh salah satu bagian anggota badan saja. Sugiyanto dalsam Rosalina dkk
koordinasi beberapa bagian tubuh atau bagian - bagian tubuh secara keseluruhan.
29
(kicking) tetap membutuhkan mata untuk dapat menjaga posisi tubuh agar
gerakan yang efektif. Akurasi akan menentukan tepat tidaknya objek yang
tetap membutuhkan mata untuk dapat menjaga posisi tubuh agar tetap
merangkai berbagai gerakan menjadi satu dalam satu satuan waktu secara
tepat dan menyeluruh dan tepat dalam irama gerak yang terkontrol sesuai
dengan tujuan.
Pada umumnya setiap teknik dalam cabang olahraga merupakan hasil dari
perpaduan antara pandangan mata-tangan dan kerja kaki. Salah satu olahraga
menggunakan koordinasi mata tangan dan kaki adalah renang. Karena olahraga
renang merupakan salah satu cabang olahraga yang menuntut suatu pola gerakan
tangan dan kaki yang harus dilakukan pada saat bersamaan sehingga dapat
mengapung dan meluncur bergerak maju dari satu tempat ke tempat lain.
Koordinasi mata tangan dan kaki adalah suatu kemampuan seseorang dalam
menjadi satu dalam satu satuan waktu secara tepat dan menyeluruh dan tepat
dalam irama gerak yang terkontrol sesuai dengan tujuan (Pamugar, 2016).
nafas dan dipadukan dengan koordinasi gerakan saat berenang dapat menciptakan
hasil gerakan yang lebih efisien, efektif dan renang yang baik. Salah satu gaya
31
dalam renang yang menggunakan kombinasi mata tangan dan kaki adalah gaya
bebas. Dimana gerakan renang gaya bebas yang dimulai dengan tahap start
meluncur dalam air (under water), gerakan kaki dan lengan dan dilanjutkan
dengan koordinasi gerak antara kayuhan lengan, ayunan kaki dan nafas. Karena
gerakan tertentu atau pola koordinasi yang dilakukan secara konsisten dengan
forces), gaya hambat pasif dan aktif (passive and active drag) dan rasio panjang
stroke / panjang stroke (the stroke rate/stroke length ratio) (Ludovic Seifert et al.,
2014).
kaki juga mempengaruhi performa pada renang gaya bebas (Ludovic Seifert,
memberikan informasi tentang control motoric yang dapat membantu pelatih dan
perenang untuk mendeteksi dengan lebih baik untuk mendapatkan pola optimal
agar mencapai kecepatan pada saat pertandingan. Ide utamanya adalah dalam
berenang terutama pada saat melakukan renang gaya bebas diperlukan suatu pola
koordinasi yang dapat dilihat sebagai property fungsional pada perenang yang
hambatan dalam renang (Glazier & Davids, 2009). Perubahan pola koordinasi
32
biasanya berupa transisi fase non ekuilibrium, mengikuti destabilisasi pola stabil
sebelumnya.
koordinasi mengejar yang terdiri dari jeda waktu antara fase pendorong kedua
lengan; (ii) pola koordinasi superposisi yang terdiri dari tumpang tindih fase
pendorong kedua lengan; (iii) pola ketiga mengacu pada pola oposisi; satu
lengan memulai fase tarik pada waktu yang sama persis saat lengan lainnya
meningkat.
bahwa koordinasi mata tangan dan kaki adalah suatu kemampuan seseorang
gerakan menjadi satu dalam satu satuan waktu secara tepat dan menyeluruh dan
membangkitkan tenaga dorong agar perenang dapat bergerak maju secara efisien.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hidayat dalam Ria (Farlianti,
2014): “Usaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas pada teknik renang yaitu
mungkin”. Pada saat melakukan teknik berenang terdapat beberapa hal yang dapat
membuat seorang perenang dapat bergerak maju, yaitu: gaya apung, titik gaya
apung, titik gaya berat, keseimbangan, gaya dorong (propulsive) daya angkat
(lift), dan hambatan atau resistance (drag foce) (Richards, 2004). Sedangkan
untuk memperoleh kecepatan berenang merupakan hasil dua kekuatan, yaitu satu
kekuatan yang menahan dan satu kekuatan yang mendorong. Kekuatan yang
semakin cepat kecepatan berenang seorang atlet waktu yang diperlukan untuk
menempuh jarak tertentu akan semakin singkat. Namun demikian, kecepatan saja
tidak dapat menjamin seorang atlet renang dapat berprestasi dalam renang karena
prestasi renang juga didukung oleh faktor - faktor lain. Prestasi renang sangat
dipengaruhi oleh faktor yang kompleks yang dapat mempengaruhi kualitas kinerja
34
perenang (Susanto, 2017). Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas
kinerja perenang adalah teknik renang. Karena dengan teknik yang benar akan
selama berenang. Semakin efisien gerakan bisa ditandai dengan waktu yang
semakin singkat dan atau tenaga yang digunakan semakin sedikit (Susanto, 2017).
Berenang yang efisien dapat dilihat sebagai menempuh jarak tertentu dalam
utama dalam renang. Oleh karena itu, kecepatan dalam renang dikaitkan dengan
panjang kayuhan dan laju kayuhan (Madureira, Bastos, Corrêa, Rogel, &
Freudenheim, 2012).
Laju kayuhan (stroke rate) mengacu pada jumlah total siklus yang
dilakukan oleh satu lengan selama satuan waktu tertentu, dan panjang kayuhan
(stroke length) mengacu pada jarak yang ditempuh perenang ke depan selama
setiap siklus lengan (Madureira et al., 2012). Sedangkan untuk mengetahui tingkat
efisiensi gerakan renang dihitung dari jumlah siklus untuk menyelesaikan jarak
renangan. Salah satu siklus gerakan yang dapat dihitung adalah gerakan lengan
gaya bebas. Satu siklus gerakan lengan gaya bebas adalah satu kali gerakan
lengan kanan penuh ditambah satu kali gerakan lengan kiri penuh sampai kembali
Gerakan lengan pada gaya bebas terdiri dari fase – fase, yaitu: 1) Fase
masuk permukaan air (Entry), 2) Fase Menarik (Catch Phase), 3) Fase Menarik
35
dan mendorong (Propulsive Phase), dan 4) Fase Istirahat (Recovery) (A. S. dan I.
N. Marani, 2019).
yang dibentuk antara telapak tangan dengan permukaan air berkisar 30 -
arah depan. Fase ini terdiri dari fase menarik (pull) dan fase mendorong
tubuh pada dasarnya mempunyai garis tengah atau garis sumbu yang
sifatnya khayal. Garis ini sering di sebut dengan nama garis pusat (centre
line). Fase menarik dilakukan dengan cara menarik hingga jari tangan
berada pada beberapa posisi yaitu: agak jauh, mendekati garis pusat
berakhir. Akhir dari fase mendorong adalah bagian bawah dari paha,
dengan cara siku keluar dari permukaan air yang diikuti oleh lengan
lengan bawah bergerak mendekat ke arah kepala dan pada saat masuk ke
dalam air posisi tangan berada di bawah siku. Saat melakukan fase ini,
mulai dari keluar permukaan air hingga masuk ke dalam air usahakan
posisi siku berada lebih tinggi dari bagian lengan yang lain. Fase inipun
tubuh.
Oleh karena itu, dalam olahraga renang kayuhan lengan menjadi unsur
yang paling penting. Karena tanpa kayuhan tangan tidak mungkin luncuran yang
dihasilkan akan jauh. Luncuran terjadi karena adanya tenaga tarikan yang
diberikan pada benda yang bergerak yaitu air. Hal ini diperkuat oleh hukum gerak
yang kedua dari Newton yaitu hukum percepatan yang dimana percepatan yang
lurus dengan besar tenaga penyebabnya dan b) Berbanding balik dengan massa
bendanya (Huub M. Toussaint, A. Peter Hollander, Coen van den Berg, 2000).
Gerakan lengan pada renang gaya crawl berperan terutama sebagai tenaga
Dalam pergerakan tersebut, ada perenang yang lebih lama mengayuh dan
37
berenangnya lebih laju. Ada juga perenang yang mengayuh lebih cepat sehingga
biasanya mencoba melakukan gerakan lengan yang lebih lama menjadi gerakan
lengan yang lebih cepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor penting
renang menjadi faktor penting dalam pencapaian prestasi renang karena dalam
mencapai prestasi renang diukur dengan waktu yang selalu berhubungan erat
dengan kecepatan. Karena kecepatan berenang dapat dicapai karena gerakan yang
Efisiensi dalam berenang dapat diukur dari waktu dan banyaknya gerakan
dengan cara melakukan penghitungan kayuhan. Oleh karena itu, kecepatan renang
gaya bebas dipengaruhi oleh kayuhan lengan yang mempunyai dua unsur penting
yaitu frekuensi kayuhan (stroke rates) dan panjang kayuhan (stroke lengths).
Keduanya adalah satu rangkaian penuh gerakan lengan, dimana satu rangkaian
menit (siklus per menit) atau waktu untuk menyelesaikan satu siklus gerakan
38
lengan (detik per siklus) (Susanto, 2017). Satu siklus gerakan lengan gaya
bebas adalah satu kali gerakan lengan kanan penuh ditambah satu kali gerakan
lengan kiri penuh sampai kembali ke posisi awal. Frekuensi kayuhan dan
dihasilkan bisa maksimal. Seorang atlet bisa berenang dengan cepat pada saat
terjadi kombinasi yang optimal antara panjang kayuhan dan frekuensi kayuhan.
frekuensi kayuhan lengan adalah jumlah total siklus yang dilakukan oleh satu
B. Kerangka Berpikir
gerak pada berbagai tingkat kesukaran dengan kerjasama sistem persyarafan yang
telah diselaraskan oleh proses rangsangan dan hambatan serta otot rangka
sehingga dapat tercipta gerakan yang cepat dan efisien. Sehingga sangat jelas
bahwa koordinasi sangat dibutuhkan bagi seorang atlet, karena koordinasi sering
kali dikaitkan dengan kualitas gerakan. Semakin baik tingkat koordinasi seseorang
maka semakin baik pula kualitas gerakan yang ditampilkan. Koordinasi yang baik
dapat mengubah dan berpindah secara cepat dari pola gerak satu ke pola gerak
yang lain sehingga gerakannya menjadi efektif. Sehingga dapat dikatakan bahwa
39
kualitas otot, tulang, dan persendian dalam menghasilkan gerak yang efektif dan
efisien. Dimana komponen gerak yang terdiri dari energi, kontraksi otot, syaraf,
bagian anggota tubuh. Sehingga koordinasi merupakan salah satu unsur penting
untuk dapat menguasai keterampilan dalam olahraga. Hal ini disebabkan bahwa
gerakan keterampilan tersebut tidak mungkin hanya dilakukan oleh salah satu
Pada umumnya setiap teknik dalam cabang olahraga merupakan hasil dari
perpaduan antara pandangan mata-tangan dan kerja kaki. Salah satu olahraga
menggunakan koordinasi mata tangan dan kaki adalah renang. Karena olahraga
renang merupakan salah satu cabang olahraga yang menuntut suatu pola gerakan
tangan dan kaki yang harus dilakukan pada saat bersamaan sehingga dapat
mengapung dan meluncur bergerak maju dari satu tempat ke tempat lain.
Koordinasi mata tangan dan kaki adalah suatu kemampuan seseorang dalam
menjadi satu dalam satu satuan waktu secara tepat dan menyeluruh dan tepat
nafas dan dipadukan dengan koordinasi gerakan saat berenang dapat menciptakan
hasil gerakan yang lebih efisien, efektif dan renang yang baik. Salah satu gaya
dalam renang yang menggunakan kombinasi mata tangan dan kaki adalah gaya
bebas. Dimana gerakan renang gaya bebas yang dimulai dengan tahap start
meluncur dalam air (under water), gerakan kaki dan lengan dan dilanjutkan
dengan koordinasi gerak antara kayuhan lengan, ayunan kaki dan nafas. Karena
gerakan tertentu atau pola koordinasi yang dilakukan secara konsisten dengan
informasi tentang control motoric yang dapat membantu pelatih dan perenang
untuk mendeteksi dengan lebih baik untuk mendapatkan pola optimal agar
berenang terutama pada saat melakukan renang gaya bebas diperlukan suatu
pola koordinasi yang dapat dilihat sebagai property fungsional pada perenang
dibuat hipotesis bahwa terdapat hubungan antara koordinasi mata, kaki dan
membangkitkan tenaga dorong agar perenang dapat bergerak maju secara efisien.
Usaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas pada teknik renang yaitu dengan
saat melakukan teknik berenang terdapat beberapa hal yang dapat membuat
seorang perenang dapat bergerak maju, yaitu: gaya apung, titik gaya apung, titik
gaya berat, keseimbangan, gaya dorong (propulsive) daya angkat (lift), dan
merupakan hasil dua kekuatan, yaitu satu kekuatan yang menahan dan satu
semakin cepat kecepatan berenang seorang atlet waktu yang diperlukan untuk
menempuh jarak tertentu akan semakin singkat. Namun demikian, kecepatan saja
tidak dapat menjamin seorang atlet renang dapat berprestasi dalam renang karena
prestasi renang juga didukung oleh faktor - faktor lain. Prestasi renang sangat
42
dipengaruhi oleh faktor yang kompleks yang dapat mempengaruhi kualitas kinerja
perenang. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas kinerja perenang
adalah teknik renang. Karena dengan teknik yang benar akan dapat menunjang
selama berenang. Semakin efisien gerakan bisa ditandai dengan waktu yang
semakin singkat dan atau tenaga yang digunakan semakin sedikit. Berenang yang
efisien dapat dilihat sebagai menempuh jarak tertentu dalam satuan waktu sekecil
Oleh karena itu, kecepatan dalam renang dikaitkan dengan panjang kayuhan dan
laju kayuhan.
Laju kayuhan (stroke rate) mengacu pada jumlah total siklus yang
dilakukan oleh satu lengan selama satuan waktu tertentu, dan panjang kayuhan
(stroke length) mengacu pada jarak yang ditempuh perenang ke depan selama
renang dihitung dari jumlah siklus untuk menyelesaikan jarak renangan. Salah
satu siklus gerakan yang dapat dihitung adalah gerakan lengan gaya bebas. Satu
siklus gerakan lengan gaya bebas adalah satu kali gerakan lengan kanan penuh
ditambah satu kali gerakan lengan kiri penuh sampai kembali ke posisi awal.
Gerakan lengan pada gaya bebas terdiri dari fase – fase, yaitu: 1) Fase
masuk permukaan air (Entry), 2) Fase Menarik (Catch Phase), 3) Fase Menarik
lengan pada renang gaya crawl berperan terutama sebagai tenaga pendorong atau
43
tersebut, ada perenang yang lebih lama mengayuh dan menghasilkan frekuensi
kayuhan yang lebih sedikit, tetapi kemungkinan berenangnya lebih laju. Ada juga
Oleh karena itu, dalam olahraga renang kayuhan lengan menjadi unsur
yang paling penting. Karena tanpa kayuhan tangan tidak mungkin luncuran yang
dihasilkan akan jauh. Luncuran terjadi karena adanya tenaga tarikan yang
diberikan pada benda yang bergerak yaitu air. Seorang perenang yang terampil
cenderung menggunakan gerakan lengan yang panjang dan cepat. Karena untuk
yang lebih lama menjadi gerakan lengan yang lebih cepat. Sehingga dapat
pencapaian prestasi renang karena dalam mencapai prestasi renang diukur dengan
menggunakan anggota tubuh atau sebagian anggota tubuh, dengan gerakan tubuh
di air seseorang dapat berpindah tempat. Untuk dapat berenang semakin cepat di
dalam air, maka perenang harus dapat mengurangi hambatan saat melakukan
hambatan depan, hambatan belakang dan hambatan gesekan tubuh dengan air.
dengan baik. Dalam olahraga renang memiliki beberapa gaya yang memiliki
gerakan yang khas dan dengan tingkat kesulitan yang berbeda, yaitu: gaya bebas,
Salah satu gaya renang pertama dan mudah dipelajari oleh perenang
pemula adalah gaya bebas. Gaya bebas juga merupakan gaya yang tercepat dan
gaya yang paling sering dipertandingkan karena gerakan lengan dan tendangan
secara terus menerus. Gaya bebas juga memiliki keunikan diantaranya adalah
mudah dan nyaman dilakukan karena hanya memerlukan sedikit tenaga dan
meliputi beberapa unsur gerakan yaitu: posisi tubuh, gerakan lengan, gerakan
Renang merupakan olahraga air dengan gerak utama berupa gerak ayunan
lengan (stroke) dan gerakan menendang (kick) dengan koordinasi yang tepat untuk
menghasilkan tenaga dorong supaya tubuh secara keseluruhan dapat maju dan
jarak lintasan tercepat. Oleh karena itu, salah satu komponen yang sangat
melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat
dalam melakukan keterampilan baru yang diperoleh. Koordinasi yang baik dapat
mengubah dan berpindah secara cepat dari pola gerak satu ke pola gerak yang lain
saat tahapan koordinasi tangan – nafas – kaki. Gerak koordinasi gaya bebas
dimulai setelah meluncur kemudian gerakkan kaki naik turun, kemudian lakukan
satu gerakan nafas dengan diikuti gerakan lengan yang sedang melakukan
dorongan (push) di dalam air. Tengokkan muka ke samping kiri atau ke kanan,
hingga mulut berada di atas permukaan air, ambilah nafas dengan cepat melalui
mulut, akhiri gerakan ambil nafas bersamaan dengan akhir gerakan dorongan
Selain itu, gaya bebas juga merupakan salah satu gaya yang memiliki
teknik renang yang efisien karena gerakan lengannya dilakukan dengan cara
renang gaya bebas yaitu pola gerak kayuhan lengan yang paling efisien, memiliki
hambatan air yang kecil, dan memiliki pola gerak yang efisien. Karena gerakan
lengan pada renang gaya bebas berperan sebagai tenaga pendorong atau
yang dilakukan oleh perenang gaya bebas dalam satu kayuhan adalah entry, pull,
pendorong (propulsive forces), gaya hambat pasif dan aktif (passive and active
drag) dan rasio panjang stroke / panjang stroke (the stroke rate/stroke length
ratio). Berdasarkan kerangka teori serta kerangka berfikir di atas, maka dapat
frekuensi kayuhan lengan secara bersama – sama terhadap hasil renang gaya
bebas 50 meter.
C. Hipotesis Penelitian
gaya bebas
gaya bebas