Anda di halaman 1dari 3

Rachmadani Nucha Ayuningrum

195080400111004 | A03

Resume materi Antropologi

Materi pada pertemuan kedelepan ini mengenai tahap-tahap dari penulisan


etnografi. Sebelumnya sudah diterangkan mengenai pengertian etnografi,
menentukan tema, menentukan tempat dan informan yang tepat, serta catatan
etnografi yang dibutuhkan. Pada materi ini akan dijelaskan mengenai statement-
statement universal, statement deskriptif lintas budaya, statement umum mengenai
suatu masyarakat atau kelompok budaya, statement spesifik mengenai sebuah
domain budaya dan statement insiden spesifik.

Pada dalam melakukan suatu penelitian seorang peneliti akan menghadapi berbagai
peristiwa kemanusiaan akan dengan secara spesifik, hal yang konkret dan sampai
yang umumnya terjadi. Peristiwa yang spesifik dapat terjadi karena seorang peneliti
berhadapan langsung dengan suasana dan situasi yang saat itu terjadi. Peritiwa
yang konkret dapat disebabkan karena seorang peneliti berkenaan dengan hidup
seorang manusia tertentu pada situasi dan waktu tertentu pula. Dan yang terakhir
ialah peristiwa yang terjadi secara umum hal ini dikarenakan dalam melakukan
tahapan penulisan etnografi, seorang peneliti harus dapat mencapai pada statement
yang bersifat umum mengenai suatu kebudayaan yang berada disuatu daerah.
Adanya penemuan mengenai kategori-kategori yang dapat bersifat umum (budaya)
ini seorang peneliti dapat membuat suatu perbandingan dengan budaya-budaya
yang lainnya, bahkan seorang peneliti dapat lebih dalam lagi mengenai berbagai
statement yang lebih umum mengenai kebudayaan yang dipelajari.

Tahap pertama ialah statement-statement universal. Pada statement-statement ini


dapat meliputi semua statement yang berkenaan mengenai umat manusia, tingkah
laku manusia, bahkan kebudayaan atau suatu situasi lingkungan manusia tersebut.
Seorang etnografer yang pemula seringkali merasa mereka tidak mampu dalam
membuat statement-statement universal tersebut, namun dapat diketahui bahwa
berbagai hal yang terjadi saat ini berjalan dengan secara universal. Statement
universal dapat diartikan bahwa pada dalam lingkungan semua masyarakat, orang
yang dapat mengatur gerak badanya tersebut di dalam ruangan dengan cara yang
sedemikian rupa tersebut sehingga menyebabkan tidak terjadinya tabrakan dengan
orang lain tersebut.
Pada tahap kedua ada statement deskripsi lintas budaya. Statement ini merupakan
suatu statement dalam abstraksi yang dapat meliputi berbagai penegasan dalam
cakupan yang luas dengan beberapa masyarakat, namun tidak harus dengan semua
masyarakat yang ada. Statement ini dapat diambil ketika seorang peneliti mulai
dapat mempelajari masyarakat kecil non-barat, peneliti dapat menemukan bahwa
ada orang yang berpartisipasi dalam suatu kondisi jaringan kehidupan yang tunggal,
dan ketika seorang peneliti kembali pada dalam lingkungan masyarakat yang
kompleks seperti masyarakat sekita kita, banyaknya jumlah perspektif budaya
mengenai suatu situasi apapun yang dapat bertambah dengan secara radikal.
Statement deskriptif lintas budaya dapat membantu dalam menentukan suatu
suasana budaya dengan gambaran suatu budaya manusia dengan secara lebih
luas.

Selanjutnya tahap ketiga yaitu mengenai statement umum mengenai suatu


masyarakat atau kelompok. Statement ini merupakan jenis statement yang dapat
menampakan secara spesifik namun sebenarnya masih pada bagian yang sangat
umum. Misalnya seperti Suku Madura di daerah Pasuruan tinggal di desa-desa di
sepanjang pantai. Dapat dilihat statement tersebut mungkin bisa dikatakan hal itu
spesifik namun dalam tahap yang masih dikatakan umum oleh beberapa orang.

Kemudian ada tahap keempat yaitu statement umum mengenai suatu suasana
budaya yang spesifik. Dalam melakukan penulisan sebuah abstraksi, sesungguhnya
seorang peneliti sedang melakukan pencatatan banya statement yang berkenaan
dengan suatu budaya atau suatu suasana budaya tertentu dalam satu lingkungan.
Statement ini dapat seperti bukan gelandangan sejati, jika mereka tidak masuk
penjara. Dapat dilihat dari contoh tersebut merupakan suatu statement yang
mendeskripsikan mengenai suatu kelompok dengan secara spesifik, namun sifatnya
masih dapat dikatakan umum dan masih pada hal yang abstraksi.

Pada tahapan kelima ini ada statement spesifik mengenai sebuah domain budaya.
Pada tahapan ini seorang peneliti mulai dapat menggunakan berbagai istilah asli
yang digunakan oleh informan dan berbagai kontras dengan secara spesifik yang
didapatkan dari informan tersebut. Misalnya seorang informan yang menjadi kunci
dari penelitian adalah seorang aktivis di bidang pariwisata, maka di dalam
pencatatan laporannya nanti seorang peneliti harus dapat menunjukkan bagaimana
seorang informan menggunakan istilah-istilah yang khas digunakan dalam dunia
pariwisata. Statement deskriptif yang ada pada tahap ini dapat membuat referensi
pada suatu taksonomi dan paradigma yang membuat ringkasan dari sekian banyak
informasi yang didapatkan. Dalam rangka untuk menerjemahkan informasi tersbut
diperlukannya sebuah deskripsi secara naratif yang menjelaskan dengan spesifik.

Yang terakhir ada tahap keenam yaitu statement insiden spesifik. Pada tahap ini
dapat mengantar seorang pembaca ke tahap yang lebih aktual mengenai tingkah
laku dan objek dari penelitian, yang merupakan suatu tahap pemahaman akan
berbagai hal yang telah didapatkan. Sebagai seorang pembaca, perlu segeranya
melihat berbagai hal yang terjadi kemungkinan seorang pembaca juga dapat
merasakan berbagai hal yang dirasakan oleh para pelaku yang berada dalam situasi
tersebut. Bukan hanya sekedar mengetahuinya dari orang lain, namun bagaimana
cara memunculkan tingkah laku tersebut dari pengetahuan tersebut dan dapat
menginterpretasikannya dalam berbagai hal. Dengan melakukan hal tersebut,
seorang peneliti telah memperlihatkan pengetahuan suatu budaya yang sedang
terjadi. Sehingga dengan hal tersebut sebuah etnografi yang baik akan menunjukkan
sesuatu bukan sekedar menceritakan hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai