Kegiatan
KOORDINASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG SOSIAL
DAN BUDAYA
Pekerjaan
KAJIAN PENYUSUNAN AKSI KONVERGENSI STUNTING
Uraian Pendahuluan
1. Latar Kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting merupakan salah satu
Belakang masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Pada tahun 2017 22,2% atau
sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Namun angka ini sudah
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan angka stunting pada tahun 2000
yaitu 32,6%.
Data prevalensi Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi
tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata
prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%.Stunting di
Kabupaten Pemalang pada tahun 2018 telah mencapai angka 21%. Dan Kabupaten
Pemalang merupakan daerah utama yang mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat.
balita stunting yang dikumpulkan World Health Organization (WHO),
Menurut data Susenas tahun 2017, hasil survei pada perempuan berumur 15-49
tahun diketahui bahwa 54,01% hamil pertama kali pada usia di atas 20 tahun (usia
ideal kehamilan). Sisanya sebesar 23,79% hamil pertama kali pada usia 19-20 tahun,
15,99% pada usia 17-18 tahun, dan 6,21% pada usia 16 tahun ke bawah. Hal ini
menunjukkan bahwa setengah dari perempuan yang pernah hamil di Indonesia
mengalami kehamilan pertama pada usia muda atau remaja.
Dampak yang disebabkan oleh kasus stunting adalah kegagalan pertumbuhan,
kegagalan pertumbuhan fungsi otak yang menyebabkan kebodohan. optimal. Kondisi
kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat kehamilan serta setelah persalinan
mempengaruhi pertumbuhan janin dan bayi serta membawa risiko terjadinya stunting.
Faktor lainnya pada ibu yang mempengaruhi adalah postur tubuh ibu (pendek), jarak
kehamilan yang terlalu dekat, ibu yang masih remaja, serta asupan nutrisi yang kurang
pada saat setelah persalinan. kehamilan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan, Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi,
serta Pelayanan Kesehatan Seksual, faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil
adalah terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, dan terlalu dekat jarak
kelahiran. Usia kehamilan ibu yang terlalu muda (di bawah 20 tahun) berisiko
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Bayi BBLR mempengaruhi sekitar
20% dari terjadinya stunting
Permasalahan stunting tidak hanya permasalahan dinas kesehatan saja, tetapi
permasalsahan kabupaten yang membutuhkan sinergi dan kerja sama antar dinas dan
stakeholder. Melihat dampak yang ditimbulkan dan perlunya afirmatif action
mencegah terjadinya stuntng demi kualitas SDM kedepan maka perlu disusun
Penyusunan Aksi konvergensi Stunting di Kabupaten Grobogan
2. Maksud dan 1) Maksud
Tujuan Maksud dari Kajian Penyusunan Aksi Konvergensi Stunting adalah : terseusunnya
pedoman bagi stakeholder dalam pelaksanaan stunting di Kabupaten Grobogan
2) Tujuan
Tujuan dari kegiatan penyusunan Aksi Konvergensi Stunting adalah:
a) Mewujudkan komitmen daerah dalam mendukung pencegahan dan
penurunan stunting.
b) Memastikan upaya-upaya pencegahan dan penurunan stunting menjadi
prioritas pembangunan daerah.
c) Meningkatkan kualitas koordinasi antar elemen pemerintah dan stakeholder
masyarakat untuk memastikan pelaksanaan program dan kegiatan
pencegahan dan penurunan stunting.
6. Sumber Dana a. Sumber dana Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pengadaan jasa
Dan konsultansi berasal dari Kegiatan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang
Perkiraan Sosial Dan Budaya
Biaya
b. Perkiraan biaya Rp. 97.180.000, 00
Data Penunjang
7. Referensi Dasar hukum yang menjadi landasan Kajian Penyuunan Aksi Konvergensi Stunting
Hukum Kabupaten Grobogantahun 2020-2023 adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273) ;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 2007, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5537 ) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5606);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 Tentang Penanggulangan Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor
3437, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447);
7. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor --- )
8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 3 )
9. Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 tentang Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB)/Sustanaible Development Goals (SDGs)
10. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2017 tentang Kebijakan Strategis Pangan dan
Gizi
Ruang Lingkup
1. Lingkup Ruang lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Kegiatan 1. Lingkup wilayah
Ruang lingkup kegiatan meliputi wilayah administratif Kabupaten Grobogan.
2. Lingkup materi
1) Mengumpulkan data penyebab stunting
2) Melakukan identifikasi permasalahan penyebab stunting
3) Menyusun aksi penanganan stunting
4) Menyusun stretgi konvergensi stunting
2. Keluaran Keluaran yang diharapkan dari Kajian Penyuunan Aksi Konvergensi Stunting adalah:
Dokumen Rencana Aksi Konvergensi
3. Peralatan, 1. Peralatan dan material yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen adalah
Material, ruang pertemuan untuk diskusi dan pembahasan laporan.
Personeldan
Fasilitas dari 2. Guna membantu penyedia jasa, maka dibentuk Tim Teknis yang ditetapkan dengan
Pejabat Surat Keputusan Kepala Bappeda Kabupaten Grobogan selaku Pengguna Anggaran.
Pembuat
Komitmen
4. Peralatan Dalam pelaksanaan perencanaan pada kegiatan ini diperlukan minimal antara lain :
dan Material 1. Studio kerja dan peralatan standart untuk proses penyusunan kajian.
dari Penyedia 2. Komputer dan kelengkapan.
Jasa 3. Sarana komunikasi dan transportasi.
Konsultansi
9. Penutup Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun sebagai dasar pelaksanaan dalam
Penyusunan Belanja Jasa Konsultansi Kajian Penyuunan Aksi Konvergensi Stunting
Kerangka Acuan Kerja ini sudah diupayakan rinci, namun demi sempurnanva
hasil pekerjaan, maka dimungkinkan adanya perubahan-perubahan berdasarkan
pada proses pelaksanaannya. Untuk itu konsultasi dipersyaratkan untuk
mengikuti perkembangan dan keputusan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan
bersama.