ACARA III
PENGENALAN GEJALA SERANGAN JAMUR PATOGEN
Oleh:
Akbar Mu’ammar
A1D021139
Kelas D
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengenali gejala
serangan jamur patogen tanaman, mengetahui tipe gejala jamur patogen tanaman
dan mengetahui perubahan inang setelah terkena jamur patogen.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Praktikum pengenalan serangan jamur pathogen ini alat yang digunakan adalah
pensil, kertas, pewarna dan Komputer. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu foto
dari 4 tanaman sehat dan 4 tanaman sakit yang terkena jamur pathogen yang telah
disiapkan asisten praktikum.
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
B. Pembahasan
Gambar pada tabel pertama, terlihat gambar cabai sehat berwarna merah utuh
pada semua bagian buahnya, namun setelah terinfeksi jamur antraknosa
(Colletotrichum gloeosporioides), setelah terjangkit, cabai timbul bintik-bintik
kecil yang berwarna kehitam-hitaman dan sedikit melekuk. Selanjutnya buah yang
terinfeksi mengerut, membusuk dan rontok/gugur. Bercak yang ditimbulkan jamur
antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), berbentuk bundar cekung dengan
berbagai ukuran. Dengan rabaan, akan terasa titik-titik hitam kecil pada permukaan
cabai yang terinfeksi. Martoredjo (2010) menyatakan, bahwa gejala antraknosa
mula-mula berupa bercak kecil yang selanjutnya dapat berkembang menjadi lebih
besar. Gejala tunggal cenderung berbentuk bulat, tetapi karena banyaknya titik awal
gejala maka gejala yang satu dengan yang lain sering bersatu hingga membentuk
bercak yang besar dengan bentuk tidak bulat. Pada gejala yang sudah cukup besar,
sering di bagian tepinya coklat dan di bagian tengahnya putih. Bercak yang
terbentuk umumnya agak cekung atau berlekuk dan dimulai dari bagian tengahnya
mulai terbentuk aservulus jamur yang berwarna hitam, yang biasanya membentuk
lingkaran yang berlapis.
Pada tabel kedua terdapat gambar tanaman padi. Tanaman padi yang
terjangkit jamur antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) tampak ada bercak-
bercak hitam kecoklatan yang berbentuk belah ketupat pada daun dan ruas batang.
Perkembangan penyakit blas menurut (Ou 1985) adalah sebagai berikut, bentuk
khas dari bercak blas adalah elips dengan ujungnya agak runcing seperti belah
ketupat. Bercak yang telah berkembang, bagian tepi berwarna coklat dan bagian
tengah berwarna putih keabu-abuan. Bentuk dan warna bercak bervariasi
tergantung pada keadaan sekitarnya, kerentanan varietas, dan umur bercak. Bercak
bermula kecil berwarna hijau gelap, abu-abu sedikit kebiru-biruan. Bercak ini terus
membesar pada varietas yang peka, khususnya bila dalam keadaan lembab. Bercak
yang telah berkembang penuh mencapai 1-1,5 cm dan lebar 0,3-0,5 cm dengan tepi
berwarna coklat. Bercak pada daun varietas peka tidak membentuk tepi yang jelas,
lebih-lebih dalam keadaan lembab dan ternaungi. Bercak tersebut dikelilingi oleh
warna kuning pucat (halo area). Bercak tidak akan berkembang dan tetap seperti
titik kecil pada varietas yang tahan. Bercak akan berkembang sampai beberapa
milimeter berbentuk bulat atau elips dengan tepi warna coklat pada varietas dengan
reaksi sedang. Infeksi pada leher malai menyebabkan pangkal malai menjadi busuk
berwarna coklat keabu-abuan mengakibatkan malai patah dan gabah hampa. Pada
tanaman padi yang sehat daun tampak hijau di seluruh permukaanya.
Lalu pada tabel nomer tiga terdaoat gambar akar kubis. Di dalam gambar,
akar kubis yang sehat berukuran kecil-kecil dan berbentuk normal. Tetapi, setelah
terjangkit jamur patogen akar gada (Plasmodiophora brassicae) gejala terlihat
pada perakaran atau kadang - kadang tepat di bawah pangkal batang. dengan
ukuran yang bervariasi karena patogen penyebab penyakit ini mengadakanreaksi
pembelahan dan pembesaran sel, yang menyebabkan terjadinya nyali atau kelenjar
yang tidak teratur dan selanjutnya nyali-nyali ini bersatu, sehingga menjadi
bengkakan memanjang yang mirip dengan batang (gada). Rusaknya susunan
jaringan akar menyebabkan rusaknya jaringan pengangkutan air dan hara tanah
terganggu. Gejala pembengkakkan tersebut terjadi pada sebagian perakaran atau
seluruh perakaran. Sebelum akhir musim tanam dan kondisi lingkungan yang
basah, akar yang membengkak akan hancur karena diuraikan oleh bakteri dan
parasit sekunder lain di dalam tanah (Streers, 1972).
Di tabel nomor 4 terdapat gambar tanaman jagung. Biji jagung yang sehat
berbentuk seperti trapezium dan berwarna kuning keemasan. Pada gambar yang
satu, terlihat biji jagung yang terinfeksi jamur jagung gosong biji (Ustilago
maydis) teliosporanya berbentuk bukat sampai elip, berwarna cokelat sampai
hitam, diameter 8-11 mikrometer. Spora diploid ini tumbuh membentuk
promiselium dengan empat atau lebih sporidia. Infeksi dapat dilakukan langsung
oleh hipa tumbuh dari teliospore atau dari hasil fusi antara sporadia dan hipa.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang saya dapat pada praktikum pengenalan gejala serangan jamur
patogen pada tanaman kali ini adalah
1. Gejala yang ditimbulkan jamur patogen biasanya berupa timbulnya bercak
dan perubahan bentuk.
2. Kerusakan akibat jamur patogen relatif parah karena merubah bentuk dari
bagian yang terjangkit.
3. Penyebaran jamur kebanyakan memalui tanah dan saluran irigasi.
4. Jampur patogen hidup di suhu yang lembab.
B. Saran