Anda di halaman 1dari 27

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/283854003

Karya-karya Novel dan Sastra dalam Kalangan Pelajar dan Masyarakat


Malaysia - Indonesia

Research · November 2015


DOI: 10.13140/RG.2.1.3764.1682

CITATIONS READS

0 29,086

1 author:

Makmur Haji Harun


Sultan Idris Education University (UPSI)
36 PUBLICATIONS   7 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Bugis di Nusantara View project

Manuscripts View project

All content following this page was uploaded by Makmur Haji Harun on 15 November 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Novel Malaysia Novel Indonesia
Pengantar
• Banyak sastrawan yang memberikan batasan
atau definisi novel. Batasan atau definisi yang
diberikan para pakar berbeda-beda karena sudut
pandang mereka juga berbeda.
• Definisi tersebut menurut para ahli di bidangnya
adalah sebagai berikut:
Novel adalah bentuk sastra yang paling populer
di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak
dan paling banyak beredar, lantaran daya
komunitasnya yang luas pada masyarakat
(Drs, Jakob Sumardjo).
• Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya
terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral, dan
pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi,
M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).

• Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua


unsur, yaitu: unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang
kedua saling berhubungan karena sangat
berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra
(Drs. Rostamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).

• Novel adalah karya sastra yang berbentuk


prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik
(Paulus Tukam, S.Pd)
Gambaran Novel dan Sastra
Malaysia - Indonesia
Berkembangnya bidang tulis menulis di Asia Tenggara
terutama di Negara Malaysia dan Indonesia memiliki
latar belakang yang hampir sama dalam sejarah,
sosial, agama, budaya dan lain sebagainya.
• Sejarah menyatakan bahwa masayarakat Asia Tenggara
telah lama mengenali tulisan, iaitu sebelum
kedatangan Islam lagi. Hal ini dibuktikan dengan
penemuan Batu-batu tulis pada zaman kerajaan
Sriwijaya, Batu tulis Kedukan Bukit (683 M), Batu tulis
Kota Kapur (686 M), dan Batu tulis Talang Tuwo
(684 M) yang ditulis pada abad ketujuh Masehi dalam
bahasa Melayu Kuno.
Hal ini juga jelas menunjukkan bahwa, masyarakat Asia Tenggara telah
mempunyai tradisi tulisan menulis sejak dahulu lagi. Walaupun tradisi
tulisan dan penulisan ini telah lama wujud pada zaman pra-Islam
seperti yang terdapat pada batu-batu bertulis lama tersebut, tetapi
perkembangannya dalam kalangan rakyat amat terbatas.

Tradisi tulisan dan penulisan lebih banyak berkembang dalam kalangan


para rahib Hindu dan jurutulis istana saja. Rakyat biasa pada umumnya
kurang mengenali tradisi tulisan karena karya yang dihasilkan dalam
bentuk demikian tidak banyak dan tersebar hanya kebanyakan dalam
kalangan mereka. Tambahan pula, karya-karya yang berkaitan dengan
agama Hindu tidak tersebar luas kepada rakyat jelata.

Bahkan, sesuatu karya atau cerita, apakah itu yang dicipta oleh
masyarakat atau dipinjam dari masyarakat luar tersebar dalam
kalangan masyarakat hanya melalui cerita-cerita lisan karena tidak
banyak dari kalangan rakyat jelata yang mempunyai kemahiran
membaca dan menulis. Bahkan banyak yang buta huruf tidak
mengenal tulis baca. Kemahiran membaca dan menulis biasanya
terbatas kepada golongan ilmuan, alim ulama dan mereka yang rapat
dengan istana dan pemerintah.
Tulisan juga pada peringkat awal di Asia Tenggara, tulisan
dianggap sebagai kuasa magis dan ketuhanan karrna tulisan
dianggap perkara unik dan tidak banyak kalangan masyarakat
yang menguasainya.
Wujudnya beberapa kerajaan di bumi Nusantara seperti
Sriwijaya pada zaman pra-Islam sudah tentu memerlukan sistem
tulisan untuk melicinkan urusan pengelolaan negara dan
perhubungan luar negeri. Apalahi masa itu, Sriwijaya merupakan
sebuah kerajaan besar yang bergantung kepada lautan dan
menjadi maritime power.

Mereka banyak berhubung dengan masyarakat asing melalui


Selat Melaka dan Laut China Selatan dalam urusan perdagangan,
mereka perlukan tulisan. Pada peringkat awal kedatangan Islam
ke Nusantara, iaitu kira-kira pada abad ke-12 M, masyarakatnya
tidak mencipta tulisan serta merta hanya melalui proses
bertahap maka tulisan Jawi yang mengambil aksara Arab dan
ditambah beberapa huruf sesuai lidah orang Islam mulai
diperkenalkan.
Tulisan juga pada peringkat berikutnya di Asia Tenggara
sudah ditemukan dalam berbagai aktivitas penulisan
sebagai bahan sastra dan persuratan yang diteruskan
kemuncaknya pada abad ke-17 M.

Ketika muncul tokoh-tokoh agung seperti Hamzah Fansuri,


Nuruddin al-Raniri dan sebagainya. Mereka banyak
memberi sumbangan bukan sahaja dalam bidang politik,
perdagangan, sosial, budaya dan agama Islam, malah juga
sebagai pusat perkembangan bahasa dan kesusasteraan
Melayu (Iskandar T, 1995).

Perkembangan bidang kesusasteraan sangat pesat, karena


penulisan karya-karya sastra dalam bahasa Melayu dan
tulisan Jawi secara meluas bukan saja dalam kalangan
masyarakat bahkan sudah meluas dalam kalangan orang-
orang istana (Ismail Hussin, 1984).
Perkebangan seterusya sudah terdapat banyak hasil karya
dalam bidang kesusasteraan dan keagamaan diterbitkan namun
dalam tulisan Jawi. Seperti, karya Sejarah Melayu hasil tulisan
Tun Sri Lanang, menjadi salah satu karya sejarah Melayu klasik.
Karya ini terkenal sehingga kini dan menjadi bahan rujukan para
penyelidik serta sarjana.

Kerajaan Islam mencapai kejayaan sehingga abad ke-16 karya


sastera Islam bermunculan seperti Hikayat Amir Hamzah dan
Hikayat Muhammad Ali Hanafiah ini diterjemah ke dalam
bahasa Melayu daripada sumber Farsi pada zaman
pemerintahan Pasai.

Selain itu, akhbar dan majalah turut menggunakan tulisan Jawi,


antaranya Nujum al-Fajar (1872 M), Jawi Peranakan (1876 M),
Sekolah Melayu (1888 M), Majalah Suloh Malaya, dan Majalah
al-Munir yang diterbitkan di Padang, Sumatera Barat. Selain itu
buku juga bermunculan seperti Hikayat Raja-Raja Pasai,
Hikayat Merong Mahawangsa, Hikayat Aceh, Sejarah
Kepulauan Sulu, Sulalatun Salatin, Hikayat Pattani, dan lain
sebagainya.
Gambaran Novel & Sastra
Malaysia

Suloh Malaya, Sayang Si Lanun, Kau


Hadir dalam Munajatku
Gambaran Novel & Sastra
Indonesia

Jawi Peranakan, Bumi Manusia, Ayat-ayat


Cinta
Jenis-jenis Novel dan Sastra
Malaysia - Indonesia
Berbagai jenis Novel dan sastra yang ditulis oleh para
penulis di Malaysia–Indonesia, sehingga memudahkan
para pembaca untuk memilih bidang dan
kecendrungan mereka masing-masing.

Sejarah, Budaya, Agama, Pendidikan, Motivasi,


Pahlawan, Bloom, Remaja, Wanita, Keluarga, Cinta,
Memorial, Dokumentari: sebagai catatan Perjalanan-
Petualangan-Pengembaraan, dan lain sebagainya.
Jenis Novel dan Sastra Malaysia

Keris Mas Anak Titiwangsa, Si Lembik Cik Hero, Dan


Hatipun Berkata
Jenis Novel dan Sastra Indonesia

Van Der Wijck, Wali Sanga, dan Kekasihku,


Musuhku
Khazanah Karya Novel & Sastra
Malaysia

Buku Lama Buku Pertengahan

Buku Penomenal

Buku Tua Buku Sekarang


Khazanah Karya Novel & Sastra
Indonesia

Buku Lama Buku


Pertengahan

Buku
Penomenal

Buku Tua Buku Sekarang


Pengaruh Novel & Sastra Terhadap
Pelajar dan Masyarakat
Ada beberapa pengaruh novel dan sastra
terhadap kehidupan seorang pelajar dan
masyarakat,

• Pendidikan, Kebudayaan, Kesusasteraan,


Kesenian, Peradaban, Perkonomian,
Perdagangan, Pemerintahan, Perpolitikan, dan
lain sebagainya.
Novelis dan Sastrawan
Malaysia - Indonesia
Semakin majunya dunia penulisan novel dan sastra di
Malaysia dan Indonesia, maka akan semakin membuka
jalan dan ruang untuk lahirnya penulis-penulis
berbakat di masa akan datang, namun mereka-mereka
yang telah menempah nama seperti berikut:

• Penulis Terdahulu (Hamzah Fansuri, Syekh Daud Al-Fattani, Ali


Haji, dll)
• Penulis Pertengahan (Buya Hamka, Pramoedya Ananta Toer, dll)
• Penulis Sekarang (Pipiet Senja, Asma Nadia, Habiburrahman
El-Sirozi, dll)
Novelis dan Sastrawan Malaysia

Awang Had SalIeh, Arena Wati, Fatimah Syarha, dan Ramlee


Awang Murshid
Novelis dan Sastrawan Indonesia

Buya Hamka, Pipiet Senja, Habiburrahman El-Sirazi,


dan Asma Nadia
Persatuan dan Gabungan Penulis
Terdapat banyak persatuan dan gabungan penulis yang ditubuhkan
untuk menghimpun dan melahirkan lebih ramai lagi penulis berkaliber
dari masa ke masa di Malaysia-Indonesia. Antara persatuan tersebut
adalah:
• Persatuan di Malaysia, antaranya ialah: Gabungan Penulis Nasional
Malaysia (GAPENA), Persatuan Penulis Nasional Malaysia (PENA),
Persatuan Penulis Malaysia (BUDIMAN), Persatuan Penulis Perlis (3P),
Persatuan Penulis Muda Malaysia (PPMM), Persatuan Penulis Johor
(PPJ), dll.
• Persatuan di Indonesia, antaranya ialah: Persatuan Karyawan
Pengarang Indonesia (PKPI), Himpunan Pengarang Indonesia Aksara
(HPI Aksara), Forum Lingkar Pena (FLP), Persatuan Penulis Indonesia
(Peperindo), Ikatan Pengarang Indonesia (IPINDO), Wanita Penulis
Indonesia (WPI), Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena), Asosiasi
Penulis Ideologis Islam (API-Islam), Asosiasi Penulis Cerita (Anita), dan
Asosiasi Pengarang-Penulis Indonesia (APPI), Forum Sastra Wanita
“Tamening” Sumatra Barat, dan beberapa himpunan penulis di
daerah, seperti Yogya, Bandung, Bengkulu, dll.
Identitas Novel dan Sastra Malasia
Identitas Novel dan Sastra Indonesia
Harapan dan Cadangan
Melalui paparan dan pembahasan ini, saya juga ingin mengajukan
beberapa harapan, saranan dan cadangan untuk memantapkan lagi kerja
dan usaha dalam melahirkan lebih banyak lagi penulis novel, sastra, seni
dan budaya ini.
• Perlu adanya satu persataun bersama di peringkat serantau, bagi meneliti
dan mengkaji lebih mendalam kepada pelestarian novel, sastra, seni, dan
budaya yang ada di Malaysia dan Indonesia.
• Penting diwujudkan kegiatan-kegiatan bersama sesama penulis dan
peminat agar menemukan titik kesamaan dan perbedaan antara penulis
dan pembaca dalam memperhebatkan lagi produksi karya-karya novel dan
sastra di pasaran Nusantara.
• Perlu di tambah adanya peranan kerajaan dan pemerintah beserta
masyarakat untuk mendukung pelestarian dan kemajuaan penulisan novel
dan sastra di peringkat Nasional dan Internasional.
• Perlu selalu diadakan kegiatan-kegiatan promosi yang berterusan dalam
memperkenalkan karya-karya novel dan sastra hebat serta memberikan
berbagai penghargaan bagi mendorong lebih berprestasi.
• Perlu ditubuhkannya satu penerbit berkaliber yang dapat memberikan
ispirasi atau memajukan dan bahkan terus berusaha meningkatkan lagi
kemunculan karya-karya novel dan sastra yang diterima oleh masyarakat
dunia.
Kesimpulan
• NoveI berbagai definisi telah diberikan oleh para ahli
dengan berbagai makna, diantaranya ada yang
menyatakan novel merupakan karya berbentuk sastra
yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial,
moral, dan pendidikan.
• Banyak tokoh penulis hebat yang muncul di Malaysia dan
Indonesia sebagai pencipta karya novel dan sastra
penomenal yang hebat dapat mewarnai kesenian dan
kebudayaan di Nusantara dari zaman dahulu sehingga kini.
• Persatuan dan kesatuan juga banyak ditubuhkan di
Malaysia dan Malaysia untuk lebih mengembangkan lagi
kemahiran menulis dan penulisan tersebut dari masa ke
masa.
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai