Anda di halaman 1dari 13

PELAYANAN PUBLIK DALAM MASYARAKAT AGAMIS

Makalah ini di Ajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pendidikan Agama Islam

Dosen Pembimbing :

ADE NAWAWI S.Pdi., M.Ag

Di Susun Oleh :

Kelompok 4

(1B Reguler)

Ketua : Fandi Ahmad (A1A.19.0041)

Anggota : 1. Tantri Agnes Andriyani (A1A.19.0056)

2. Dezvia Marsa Salsabilla (A1A.19.0067)

3. Muhamad Abdurrofik (A1A.19.0073)

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

UNIVERSITAS SUBANG

2019/2020

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dewasa ini kehidupan masyarakat mengalami banyak perubahan


sebagai akibat dari kemajuan yang telah dicapai dalam proses pembangunan
sebelumnya dan kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perubahan yang dapat dirasakan sekarang ini adalah terjadinya perubahan
pola pikir masyarakat ke arah yang semakin kritis. Hal itu dimungkinkan,
karena semakin hari warga masyarakat semakin cerdas dan semakin
memahami hak dan kewajibannya sebagai warga. Kondisi masyarakat yang
demikian menuntut hadirnya pemerintah yang mampu memenuhi berbagai
tuntutan kebutuhan dalam segala aspek kehidupan mereka, terutama dalam
mendapatkan pelayanan yang sebaik-baiknya dari pemerintah. Satu hal yang
belakangan ini sering dipermasalahkan adalah dalam bidang publik service
(Pelayanan Umum), terutama dalam hal kualitas atau mutu pelayanan aparatur
pemerintah kepada masyarakat. Pemerintah sebagai service provider
(Penyedia Jasa) bagi masyarakat dituntut untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas. Di negara-negara berkembang dapat kita lihat mutu pelayanan
publik merupakan masalah yang sering muncul, karena pada negara
berkembang umumnya permintaan akan pelayanan jauh melebihi kemampuan
pemerintah untuk memenuhinya sehingga pelayanan yang diberikan
pemerintah kepada masyarakat kurang terpenuhi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimana pengertian pelayanan publik?
2. Apa saja dasar-dasar hukum tentang pelayanan publik?
3. Bagaimana korelasi pelayanan publik bagi pemerintahan?
4. Apa manfaat pelayanan publik bagi masyarakat?

1
5. Bagaimana pelayanan publik pada masyarakat dalam perspektif Islam?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan
masalahnya adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian pelayanan publik
2. Untuk mengetahui dasar-dasar hukum tentang pelayanan publik
3. Untuk mengetahui korelasi pelayanan publik bagi pemerintahan
4. Untuk mengetahui manfaat pelayanan publik bagi masyarakat
5. Untuk mengetahui pelayanan publik pada masyarakat dalam perspektif
Islam
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan masalah maka
manfaat penulisannya adalah :
1. Manfaat Teoritis, dapat menambah wawasan tentang pelayanan publik dan
dapat memberika informasi atau dijadikan referensi dalam dunia
pendidikan
2. Manfaat Praktisi, Bagi pemerintah hasil penulisan diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelayanan Publik

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia pasal 1 nomor


25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah Segala bentuk kegiatan dalam
rangka pengaturan, pembinaan, bimbingan, penyediaan fasilitas, jasa dan
lainnya yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan kepada masyarakat sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


No.63/KEP/M.PAN/7/2003, pelayanan publik adalah segala kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Joko Widodo (2001:131), pelayanan publik dapat


dimaknai sebagai pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang atau
masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi sesuai dengan
aturan pokok dan tata cara yang telah di tetapkan.

Menurut Ridwan dan Sudrajat (2009:19) pelayanan publik


merupakan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah sebagai penyelenggara
negara terhadap masyarakatnya guna memenuhi kebutuhan dari masyarakat
itu sendiri dan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Dapat disimpulkan definisi pelayanan publik adalah pemberian pelayanan


(melayani) yang dilaksanakan oleh pemerintah sebagai upaya untuk

3
pemenuhan kebutuhan dan keperluan masyarakat maupun sesuai dengan
aturan pokok dan tata cara yang telah di tetapkan.

B. Dasar-Dasar Hukum Tentang Pelayanan Publik

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik
Indonesia, antara lain adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat tersebut mengandung makna
negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui suatu
sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan
publik yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil
setiap warga negara atas barang publik, jasa publik, dan pelayanan
administratif.

Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan


pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai
bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sementara itu,
tatanan baru masyarakat Indonesia dihadapkan pada harapan dan tantangan
global yang dipicu oleh kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, informasi,
komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan.

Kondisi dan perubahan cepat yang diikuti pergeseran nilai tersebut


perlu disikapi secara bijak melalui langkah kegiatan yang terus-menerus dan
berkesinambungan dalam berbagai aspek pembangunan untuk membangun
kepercayaan masyarakat guna mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
Untuk itu, diperlukan konsepsi sistem pelayanan publik yang berisi nilai,
persepsi, dan acuan perilaku yang mampu mewujudkan hak asasi manusia

4
sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dapat diterapkan sehingga masyarakat memperoleh pelayanan
sesuai dengan harapan dan cita-cita tujuan nasional. Dengan
mempertimbangkan hal di atas, diperlukan undang-undang tentang pelayanan
publik, maka dari itu dibuatlah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 berisi tentang :


1. Pengertian dan batasan penyelenggaraan pelayanan publik
2. Asas, tujuan, dan ruang lingkup penyelenggaraan pelayanan publik
3. Pembinaan dan penataan pelayanan publik
4. Hak, kewajiban dan larangan bagi seluruh pihak yang terkait dalam
penyelenggaraan pelayanan publik
5. Aspek penyelenggaraan pelayanan publik Peran serta masyarakat;
6. Penyelesaian pengaduan dalam penyelenggaraan pelayanan
7. Sanksi.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


No.63/KEP/M.PAN/7/2003

Ketetapan MPR-RI Nomor XI/MPR/1998 tentang


Penyelenggraaan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN), mengamanatkan agar aparatur negara mampu
menjalankan tugas dan fungsinya secara profesional, produktif, transparan dan
bebas dari KKN. Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan
dan peluang, apartur negara hendaknya memberikan pelayanan yang sebaik-
baiknya seperti yang tertera pada Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara No.63/KEP/M.PAN/7/2003.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63/KEP/M.PAN/7/2003


berisi tentang :

5
1. Pendahuluan
2. Hakekat pelayanan publik
3. Asas pelayanan publik
4. Kelompok pelayanan publik
5. Penyelenggaraan pelayanan publik
6. Penyusunan petunjuk pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan public

C. Korelasi Pelayanan Publik bagi Pemerintahan

Tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga suatu sistem


ketertiban didalam mana masyarakat bisa menjalani kehidupan secara wajar.
Pemerintahan modern pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat dan
memiliki tugas untuk melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang
memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan
kreativitasnya demi mencapai kemajuan bersama.

Peran Pemerintahan dalam Pelayanan Publik yakni berfungsi dalam


penyelenggaraan pelayanan publik di masyarakat dan aparatur negara. Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dimaksudkan untuk
memberikan kepastian hukum bagi pihak penyelenggara pelayanan publik
maupun masyarakat. Pemerintah harus merasa memiliki kewajiban hukum untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

D. Manfaat Pelayanan Publik Bagi Masyarakat

1. Masyarakat merasa puas karena kebutuhannya terpenuhi


Kebutuhan masyarakat bukan hanya dari kualitas, melainkan juga dari segi
kualitas pelayanan pemerintah. Dengan pelayanan yang baik, maka
masyarakat akan merasa bahwa semua kebutuhannya telah dipenuhi oleh
pemerintah.
2. Merasa dihargai, dihormati dan diperlakukan dengan baik.

6
Karena pada dasarnya pemerintah memiliki kewajiban untuk melakukan
pelayanan kepada masyarakat yang diatur dalam Undang-Undang. Jika
pemerintah tidak memberikan pelayanan, maka masyarakat tidak di
perlakukan dengan baik yang sudah diatur dalam Undang-Undang.

E. Pelayanan Publik pada Masyarakat dalam Perspektif Islam

Syariat Islam sebagaimana dijelaskan Abubakar (2008: 2) adalah tuntutan,


bimbingan, dan aturan Allah, baik prinsip-prinsip maupun lainnya guna memandu
perilaku manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia, diri sendiri,
dan lingkungan. Ajarannya tak terbatas dalam hal privat, melainkan juga meliputi
sektor publik. Dari persoalan yang sepele hingga yang paling rumit.

Setiap manusia adalah khalifah di muka bumi yang harus siap mengemban
tugas masing-masing dan harus mempertanggungjawabkan apa yang telah
diserahi amanah tersebut.

Fakih dan Wijayanto (2001:40-49) mengemukakan, seorang muslim yang


ditugasi mengurus urusan umat (pemimpin) wajib memiliki spirit mencintai
kebenaran, bijaksana, menjaga amanah dan kepercayaan, ikhlas dan memiliki
semangat pengabdian, melayani masyarakat dengan baik, zuhud terhadap
kekuasaan, jujur, memiliki visi keumatan, dan tanggung jawab moral. Apabila
diserahi tanggung jawab oleh negara kemudian tidak dilaksanakan dengan baik
sesuai standar pelayanan yang telah ditentukan, Allah akan murka kepadanya
sehingga kelak tidak mendapatkan perhatian Allah di hari kiamat. Sabda Nabi
saw: “Barangsiapa diserahi urusan manusia lalu menghindar melayani kamu yang
lemah dan mereka yang memerlukan bantuan, maka kelak di hari kiamat, Allah
tidak akan mengindahkannya.” (HR. Imam Ahmad).

7
Beberapa prinsip pemimpin atau pemerintahan Islam harus berupaya dengan
berbagai cara agar kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan baik, tidak
membebankan masyarakat. Untuk memproteksi kekacauan dan amburadul sistem,
Islam menetapkan beberapa prinsip utama syariat Islam.

Pradja (1998:37), membagi prinsip esensial syariat Islam ke dalam tujuh


bagian, yaitu: prinsip tauhidullah (ketauhidan), insaniyah (kemanusiaan), tasamuh
(toleransi), shilaturrahim (silaturahmi), ta’awun (tolong menolong), al-mizan
(keadilan), dan al-mashalih (kemaslahatan). Selain prinsip-prinsip tersebut yang
merupakan jiwa dan ruh Islam, terdapat beberapa asas syariat Islam yang tidak
dapat dinafikan, yaitu asas ‘adamul haraj (meniadakan kesempitan dan
kesukaran), asas taklil al-takalif (biaya murah/terjangkau), dan asas at-tadrij fi
attasyri (bertahap dalam membuat regulasi) (Supriyadi, 2010: 146).

Islam terdapat tiga kaidah fikih yang berkaitan langsung dengan pelayanan
publik, yaitu: (1) ad-dhararu yuzalu (kemudaratan harus dihilangkan); (2) jalbul
mashalih wa daf’ul mafasid (meraih kemaslahatan dan menolak kemudaratan); (3)
al-mashlahul ‘ammah muqaddamah ‘alal mashlahatil khasshah (kemaslahatan
publik didahulukan daripada kemaslahatan individu) (Dzazuli, 2010:9-11). Ketiga
kaidah fikih ini dengan tegas menyebutkan bahwa kesusahan bagi masyarakat
harus dicegah dan ditiadakan. Pemerintah memiliki tanggung jawab besar agar
masyarakat yang dipimpin tetap terlayani dengan baik.

8
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Salah tugas penting pemimpin Islam adalah menghilangkan tirani
dan masyarakat lemah tidak diabaikan. Tidak sedikit terjadi di instansi
pemerintah, di mana ketika orang miskin yang mengurus kepentingan mereka,
seperti membuat KTP, mengurus IMB, sertifikat tanah, STNK, dan lain-
lainnya, petugas publik (penyelenggara) kurang tanggap atau acuh tak acuh.
Tetapi, ketika yang mengurus orang terpandang dan memiliki pengaruh besar,
respons para penyelenggara cukup tanggap. Tindakan penyelenggara
demikian selain bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik
dan asas penyelenggara negara bertentangan juga dengan syariat Islam.
B. Saran
Menurut kami seharusnya pelayanan publik disertai atau diikuti
dengan syariat atau aturan dalam agama islam dalam hal memberikan
pelayanan, agar selain masyarakat puas ketika tepenuhi keinginannya
pemerintah juga mendapatkan pahala dari Allah ketika menjalankannya
dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

9
Daftar Pustaka

https://etalasepustaka.blogspot.com/2016/05/pengertian-pelayanan-publik-menurut-
para-ahli.html

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63/KEP/M.PAN/7/2003.

https://www.cakaplah.com/berita/baca/2019/05/06/peran-birokrasi-pemerintahan-
dalam-pelayanan-publik#sthash.w2k7vtL1.dpbs

https://aceh.tribunnews.com/2015/11/06/pelayanan-publik-menurut-islam

10
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pelayanan Publik
Dalam Masyarakat Agamis ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pelayanan Publik Dalam Masyarakat Agamis bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ade Nawawi S.Pdi., M.Ag selaku dosen
pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Subang,01 Desember 2019

Ketua

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Masalah......................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................................2

BAB II PELAYANAN PUBLIK DALAM MASYARAKAT AGAMIS

A. Pengertian Pelayanan Publik..................................................................................3


B. Dasar-Dasar Hukum Tentang Pelayanan Publik....................................................4
C. Korelasi Pelayanan Publik bagi Pemerintahan.......................................................6
D. Manfaat Pelayanan Publik bagi Masyarakat..........................................................6
E. Pelayanan Publik pada Masyarakat dalam Perspektif Islam..................................7

BAB III PENUTUP

A. Simpulan.................................................................................................................9
B. Saran.......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii

Anda mungkin juga menyukai