Anda di halaman 1dari 5

Tugas Matematika

Ringkasan Modul 3 KB 1
Penalaran dan Sistem Matematika

Nama : Devi Anggraeni P


NIM : 857940219
Ada 2 type Penalaran dalam Matematika yaitu:
1. Penalaran Deduktif
Yaitu proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum.
Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi; yakni dimulai dari hal-hal umum menuju kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah.
Proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkret.
Contoh :
Penjumlahan 1 + 2 + 3 + 4 + . . .+n merupakan deret aritmatika dengan suku pertama a = 1, beda b = 1 dan suku ke n adalah Sn =
n sehingga kita dapat menerapkan rumus:
Jn = 1/2n (a + Sn)
Jn = 1/2n (1 + n)
Jadi, 1 + 2 + 3 + 4 + . . .+ n = 1/2n (n + 1)
Penalaran Deduktif merupakan salah satu penalaran pokok/ utama dalammatematika. Penalaran ini banyak digunakan dalam
membuktikan atau merumuskanrum us/ teo rema dari defini si, aksioma/ postulat dll.
2. Penalaran Induktif
Penalaran yang menggunakan pendekatan induktif pada prinsipnya menyelesaikan persoalan (masalah) matematika tanpa memakai rumus (dalil), melainkan
dimulai dengan memperhatikan data/ soal. Dari data/ soal tersebut diproses sehingga berbentuk kerangka/ pola dasar tertentu yang kita cari sendiri,
sedemikian rupa sehingga kita dapat menarik kesimpulan. Oleh karena itu proses berpikir induktif meliputi pengenalan pola, dugaan dan pembentukan
generalisasi..
Contoh:
Pola Barisan Bilangan:
1, 5, 9, 13, 17, ..., ... .
Untuk melengkapi dua suku terakhir diperlukan pengenalan pola dimaksudkan sebagai suatu identifikasi tentang tata aturan penulisan barisan tersebut.
Dari contoh ini dapat dilihat bahwa untuk mendapatkan bilangan berikutnya, maka sebuah bilangan dalam barisan tersebut harus ditambah dengan 4.
1, 5, 9, 13, 17, ..., ...
Maka dapat disimpulkan dua suku terakhir adalah 21 dan 25. Setelah mengetahui polanya, selanjutnya dapat dilakukan dugaan-dugaan tentang bilangan-
bilangan yang akan muncul pada urutan yang lebih tinggi.
KB 2. Sistem Matematika
Ketentuan-ketentuan dalam sistem matematika :
1. Sifat Penjumlahan Tertutup
“Jika a dan b bilangan asli sebarang, maka (a+b) adalah bilangan asli pula”
2. Sifat Asosiatif Penjumlahan
“Jika a, b, dan c bilangan asli sebarang, maka (a+b)+c = a+(b+c) ”
3. Sifat Komutatif Penjumlahan
“Jika a dan b bilangan asli sebarang, maka a+b = b+a ”
4. Sifat Tertutup Perkalian
“Jika a dan b bilangan asli sebarang, maka (axb) adalah bilangan asli pula”
5. Sifat Asosiatif Perkalian
“Jika a, b, dan c adalah bilangan asli sebarang, maka (axb)xc = ax(bxc)”
6. Sifat Komutatif Perkalian
“Jika a dan b bilangan asli sebarang, maka axb = bxa ”
7. Elemen Identitas (Elemen Netral) Perkalian
“Sistem bilangan asli dengan perkalian memiliki elemen identitas, yaitu 1, sebab untuk sebarang bilangan asli a berlaku ax1 = 1xa = a”
8. Sifat Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan
“Jika a, b, dan c bilangan asli sebarang, maka ax(b+c) = (axb) + (axc) atau (a+b)xc = (axc) + (bxc)”
9. Elemen Identitas Penjumlahan
“Sistem bilangan bulat memiliki elemen identitas, yaitu 0, sebab untuk sebarang bilangan bulat a, a+0 = 0+a = a”
10. Elemen Invers Penjumlahan (Lawan)
“Untuk sebarang bilangan bulat a mempunyai invers penjumlahan (lawan), yaitu suatu bilangan bulat -a, sebab a+(-a) = (-a)+a = 0”

11. Elemen Invers Perkalian (Balikan)


“Untuk sebarang bilangan rasional a, dg a ≠ 0, ada invers perkalian (balikan) dari a (ditulis a-1), sedemikian hingga axa-1 = a-1x a = 1 dlm hal ini a-1= 1 “
𝑎
Tugas Matematika
Ringkasan Modul 4 Pemecahan Masalah

Nama : Devi Anggraeni P


NIM : 857940219
Kegiatan Belajar 1
Proses Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah merupakan proses dan strategi memecahkan/menyelesaikan suatu masalah dan bukan pemecahan masalah sebagai suatu pendekatan
pembelajaran.
Contoh: 5 x 4 =…… bukan masalah bagi anda, tapi mungkin jadi masalah untuk siswa kelas 1.
Proses atau strategi menyelesaikan contoh diatas:
1. Bisa dengan 5 + 5 + 5 + 5 = 20
2. Bisa dengan 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 20
3. Langsung dikalikan, dengan hasil 20
Menurut George Polya ada 4 langkah dalam proses pemecahan masalah, yaitu:
Langkah 1. Memahami masalah
Langkah 2. Menyusun perencanaan
Langkah 3. Melaksanakan rencana
Langkah 4. Melihat/memeriksa
Contoh soal 4.1
Tempatkan angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 dalam lingkaran. Jumlah tiga bilangan pada setiap sisi segitiga sama dengan 12
Langkah 1. Memahami masalah
Bilangan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 harus digunakan untuk megisi lingkaran, setiap jumlah sisi segitiga sama dengan 12
Langkah 2. Merencanakan pemecahan
Secara acak kita coba-coba mengisi lingkaran dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Lalu periksa hasilnya disetiap sisi apakah berjumlah 12
Langkah 3. Melaksanakan rencana
Mengisikan angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 pada lingkaran. Serta memeriksanya, sehingga diperoleh jumlah setiap sisi adalah 12.
Langkah 4. Melihat/memeriksa Kembali
Periksa hasil penjumlahan dari angka yang ada disetiap sisi lingkaran,
4 + 2 + 6 = 12
6 + 1 + 5 = 12
5 + 3 + 4 = 12
Contoh soal 4.2
Tentukan tiga suku berikutnya untuk melengkapi polanya
1, 2, 4, , ,
Langkah 1. Memahami masalah
Terdapat baris bilangan yaitu suku ke-1, ke-2, dan ke-3 berturut-turut 1, 2, dan 4. Harus mencari 3 suku berurutan berikutnya
Langkah 2. Merencanakan pemecahan
Tampak bahwa polanya adalah besarnya suatu suku sama dengan 2 kali besar suku tepat sebelumnya
Langkah 3. Melaksanakan rencana
Suku ke-4 sama dengan 2 x 4 =8, suku ke-5 sama dengan 2 x 8 = 16, dan suku ke-6 sama dengan 2 x 16 = 32. sehingga diperoleh barisan 1, 2, 4, 8, 16, 32
Langkah 4. Melihat/memeriksa Kembali
Periksa mungkin saja ada cara lain, dengan cara melihat selisih per suku, selisih dua suku pertama adalah 2 – 1 = 1, selisih suku ke-3 dan ke-2 adalah 4 – 2 =
2. berarti untuk selisih suku berikutnya berurutan, 3, 4, 5, 6, dst.
Sehingga barisannya berikut ini:
1, 2, 4, 7, 11, 16
Bisa saja terjadi suatu data memiliki lebih dari satu pola.

Kegiatan Belajar 2
Strategi Pemecahan Masalah
1. Mencari pola dari ketentuan dalam soal
2. Membuat dugaan jawaban soal dan mengecek kebenarannya
3. Membuat gambar/diagram/tabel untuk memperoleh jawaban soal
4. Menggunakan variabel dan membentuk model matematika
5. Membuat daftar yang terorganisasi dari ketentuan dalam soal
6. Memilih dan menerapkan rumus yang sesuai
7. Menyelesaikan soaldengan menggunakan penalaran langsung
8. Bekerja mundur
Contoh 4.9 (Strategi penggunaan Tabel/daftar yang terorganisir)
Berapakah banyaknya cara menukarkan uang kertas Rp 2.500 dengan uang seratusan, limaratusan, atau seribu rupiah?
1. Memahami soal, pada soal diatas dipahami bahwa tidak ada banyaknya uang tersedia untuk menukar uang kertas dan uang 100, 500 dan 1000 tidak perlu
semua digunakan.
2. Menyusun perencanaan, pada soal diatas penukaran uang dapat mempertimbangkan:
- Tanpa uang seribu
- Satu uang serratus
- Dan dua uang seribuan
3. Melaksanakan rencana
Keterangan:
R = Ribuan
T = Seratusan
L = Lima ratusan
4. Memeriksa kembali
Setelah disusun secara sistematis dengan mempertimbangkan banyaknya 1000, 500, 100an dimulai dari nol.
Demikianlah apa yang dapat saya tuliskan yaitu tentang PDGK4108 Matematika Modul 4 dengan Tema Pemecahan Masalah, semoga artikel sederhana ini
bermanfaat bagi para pembaca sekalian dimana pun berada dan mohon maaf jika terdapat kesalahan didalam penulisan.

Anda mungkin juga menyukai