Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DASAR KEPENDUDUKAN

“MORBIDITAS”

Dosen Pengampu :

Dr. Yessy Markolinda, S.Si., M.Repro

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Affiifah nabilah putri 2111213041

Nadifah Khairini Fahdi 2111216007

Nailah Salsabila 2111212075


Rahmi Syahriza 2111212061

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
nikmat-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul
“Morbiditas”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata
kuliah Epidemiologi Penyakit Menular. Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Dr. Yessy Markolinda, S.Si., M.Repro yang telah membantu membimbing
dan mengarahkan untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan bagi perkembangan dunia pendidikan.

Padang, 17 September 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

A. Pengertian Morbiditas.....................................................................................................2

B. Konsep Morbiditas..........................................................................................................2

C. Sumber Data Morbiditas.................................................................................................3

D. Ukuran Morbiditas..........................................................................................................9

E. Pencatatan........................................................................................................................9

F. Batasan Sakit dan Sehat .................................................................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................................12

A. Kesimpulan...................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Morbiditas dan mortalitas merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat
derajat kesehatan masyarakat dalam suatu wilayah. Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan
sebagai peristiwa sakit atau kesakitan, sedangkan dalam arti luas morbiditas mempunyai
pengertian yang jauh lebih kompleks, tidak saja terbatas pada statistic atau ukuran tentang
peristiwa-peristiiwa tersebut, tetapi juga factor yang memengaruhinnya (determinant factors),
seperti factor social, ekonomi, dan budaya.
Karena morbiditas disebabkan oleh adanya kesehatan yang menurun dengan
adanya penyakit maka perlu dilakukan berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah dan menanggulangi penyebaran penyakit. Oleh karena itu, kami kelompok
4 mata kuliah Dasar Kependudukan menyusun makalah ini untuk mengetahui lebih
lanjut apakah morbiditas itu, bagaimana sumber morbiditas, dan tentunya konsep dan
ukuran morbiditas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian dan konsep dari morbiditas?
2. Bagaimana sumber data dan ukuran morbiditas?
3. Jelaskan penacatatn terkait morbiditas?
4. Bagaimana batasan sakit dan sehat?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui dan memahami pengertian dan konsep dari morbiditas
2. Mengetahui dan memahami sumber data dan ukuran morbiditas
3. Mengetahui dan memahami pencatatan morbiditas
4. Mengetahui dan memahami batasan sakit dan sehat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Morbiditas
Morbiditas (kesakitan) merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada
suatu populasi. Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan
sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit.
Morbiditas juga mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang
sehat atau kelompok yang beresiko.Ukuran morbiditas dapat digunakan untuk
menggambarkan keadaan kesehatan secara umum, mengetahui keberhasilan program
pemberantasan penyakit dan sanitasi lingkungan serta memperoleh gambaran
pengetahuan penduduk terhadap pelayanan kesehatan.

2.2 Konsep Morbiditas


Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan sebagai peristiwa sakit atau
kesakitan, sedangkan dalam arti luas morbiditas mempunyai pengertian yang jauh
lebih kompleks, tidak saja terbatas pada statistic atau ukuran tentang peristiwa-
peristiiwa tersebut, tetapi juga factor yang memengaruhinnya (determinant factors),
seperti factor social, ekonomi, dan budaya.

2.3 Sumber Data Morbiditas


Sumber data morbiditas terdiri dari :
a. Sumber data dan laporan penyakit menular
b. Catatan klinis dan catatan medis rumah sakit
c. Data dan catatan dari organisasi managed care
d. Perunutan pencatatan dan registrasi
e. Registrasi
f. Perunutan pencatatan dan komputerisasi
g. Survei status Kesehatan dan penyakit
2.4 Ukuran Morbiditas
Dalam epidemiologi, ukuran yang banyak digunakan dalam menentukan morbiditas
adalah :
a. Rasio

Merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif
yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut. Rasio digunakan
untuk menyatakan besarnya kejadian.
Rasio merupakan ukuran yang membandingkan kuantitas A sebagai numerator
dengan kuantitas lainnya B sebagai denominator, sehingga ukuran rasio ditulis :
A/B

b. Proporsi

Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya


merupakan bagian dari penyebut. Proporsi digunakan untuk melihat komposisi
suatu variable dalam populasi.

c. Angka
Angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus, perbandingan antara
pembilang dengan penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu. Dalam
epidemiologi, angka adalah ukuran dari seberapa sering terjadinya peristiwa
dalam populasi tertentu selama periode waktu tertentu.
Angka yang diatas disebut dengan numerator, dan angka yang dibawah
disebut denominator. Numerator angka adalah jumlah kejadian tertentu yang
terjadi selama waktu tertentu. Denominator adalah jumlah populasi rata-rata
selama periode waktu yang sama.
Rate adalah perbandingan suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang
mempunyai risiko kejadian tersebut. Rate digunakan untuk menyatakan dinamika
dan kecepatan kejadian tertentu di masyarakat.

Di dalam Epidemiologi, Ukuran Utama Morbiditas adalah Angka Insidensi &


Angka Prevalensi dan berbagai Ukuran turunan dari kedua indikator tersebut.
Setiap kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan
angka insidensi dan angka prevalensi.
a. Insidensi
Insidensi adalah gambaran frekuensi penderita baru suatu penyakit (penyakit
yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit) yang
ditemukan dalam masyarakat di suatu tempat / wilayah pada suatu waktu tertentu.
Angka insiden hanya dapat dihitung pada suatu penelitian longitudinal saja,
karena untuk menentukan insiden diperlukan dua angka yaitu :
1) Jumlah penderita baru

Untuk menghitung jumlah penderita baru, harus diketahui kapan mulai


sakitnya orang tersebut atau pada saat orang tersebut didiagnosa secara
pasti menderita penyakit tertentu.
Untuk menentukan siapa sebenarnya yang dimaksud dengan penderita
baru, ada dua cara yang digunakan :
 Lebih mementingkan jumlah orang yang terkena penyakit (penderita)
 Lebih mementingkan jumlah peristiwa penyakitnya (kasus)
2) Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru (population at risk)
Adalah jumlah seluruh penduduk dikurangi dengan jumlah penduduk
yang kebal.

Untuk menghitung angka insidensi hendaknya mempertimbangkan beberapa


hal berikut :

1) Pengetahuan tentang status kesehatan populasi studi

Kelompok individu dalam populasi harus ditentukan status kesehatannya


dan diklasifikasikan menjadi sehat atau tidak sakit
2) Menentukan waktu awal penyakit
3) Spesifikasi penyebut
4) Spesifikasi pembilang
5) Periode pengamatan

Secara umum, angka insiden dapat dibedakan atas 3 macam :


1. Incidence Rate
Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan.
Manfaat incidence rate
a) Untuk mengukur angka kejadian suatu penyakit
b) Untuk mencari adanya hubungan sebab akibat
c) Untuk perbandingan antara berbagai populasi dengan pemaparan
yang berbeda
d) Untuk mengukur besarnya risiko yang ditimbulkan oleh
determinan tertentu
Suatu populasi yang mempunyai angka insiden yang lebih tinggi
dibanding populasi lain, berarti populasi tersebut mempunyai peluang
(risk) yang lebih tinggi untuk sakit dibanding populasi yang lain

Keterangan :
k = konstanta (100, 1000)

Contoh :
Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk tanggal 1 Juli 2014 sebanyak
100.000 orang semua rentan terhadap penyakit diare, Ditemukan laporan
penderita baru sebagai berikut : bulan Januari 50 orang, Maret 100 orang,
JUni 150 orang, September 10 orang dan Desember 90 orang.
Jawaban :

(50+100+150+10+ 90)
IR = ×100 %=0,4 %
100.000

2. Attack Rate (Nilai Serangan)


Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada satu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama.Nilai serangan digunakan untuk
memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit. Makin
tinggi nilai Attack Rate, maka penyakit tersebut makin memiliki derajat
serangan atau penularan yang tinggi pula.Angka serangan biasanya
diterapkan terhadap populasi / kelompok masyarakat terbatas dan pada
suatu periode, misalnya dalam suatu peristiwa luar biasa atau wabah

Rumus yang digunakan :

  
Contoh :
Dari 500 orang murid yang tercatat di SD X ternyata 100 orang tiba-tiba
menderita muntaber setelah makan nasi bungkus di kantin sekolah
Jawaban :
100
AR = ×100 %=20 %
500

3. Secondary Attack
Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan
kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi dengan yang telah
pernah terkena pada serangan pertama.Biasanya digunakan untuk suatu
penyakit menular serta untuk suatu populasi penduduk yang kecil,
misalnya keluarga.

Rumus yang digunakan :

Contoh :
Keluarga A terdiri dari 6 orang, 1 orang terserang kasus pertama, 2
0rang terserang kasus kedua, 3 orang sehat. Keluarga B 5 orang, 1
orang terserang kasus pertama, 2 orang terserang kasus kedua, 1 orang
kebal, 1 orang sehat. Keluarga C 3 orang, 2 orang terserang kasus
kedua, 1 orang kebal
Jawaban :
(2+ 2+ 2)
SAR = ×100 %=60 %
( 6−1 ) + ( 5−2 ) +(3−1)
b. Prevalensi
Prevalensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru (baik
yang baru memasuki fase klinik atau beberapa waktu berkembang sepanjang fase
klinik) yang ditemukan dalam masyarakat di suatu tempat / wilayah pada waktu
tertentu.

Pada perhitungan angka prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa


memperhitungkan orang/penduduk yang kebal atau penduduk dengan risiko
(population at risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa angka prevalensi sebenarnya
bukanlah suatu Rate yang murni karena penduduk yang tidak mungkin terkena
penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan.Angka prevalensi tidak dapat
digunakan untuk menentukan penyebab, penggunaannya lebih banyak untuk
perencanaan dan evaluasi program.

Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunakan untuk :


a) Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit
b) Penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan
c) Menyatakan banyaknya kasus yang didiagnosis

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat prevalensi :


a) Keganasan suatu penyakit, bila banyak orang yang meninggal dari
suatu penyakit maka prevalensinya menurun
b) Durasi dari suatu penyakit, bila suatu penyakit hanya berlangsung
dalam waktu yang singkat maka tingkat prevalensinya lebih rendah
dibanding bila penyakit tersebut berlangsung dalam waktu yang lama
c) Jumlah kasus baru, bila banyak orang yang menderita suatu penyakit
maka tingkat prevalensinya lebih tinggi dibanding bila yang menderita
penyakit tersebut hanya beberapa orang saja
Prevalensi dinaikkan oleh :
a. Durasi penyakit yang lebih lama
b. Pemanjangan usia penderita tanpa pengobatan
c. Peningkatan kasus-kasus baru
d. Migrasi ke luar dari orang-orang yang sehat
e. Migrasi ke dalam dari orang-orang yang rentan
f. Peningkatan sarana diagnostic (pelaporan yang lebih baik)

Prevalensi diturunkan oleh :


a. Durasi penyakit yang lebih pendek
b. Meningkatnya tingkat fasilitas kasus akibat dari penyakit
c. Menurunnya kasus-kasus baru
d. Migrasi ke dalam orang-orang yang sehat
e. Migrasi ke luar dari orang-orang yang rentan
f. Meningkatnya tingkat kesembuhan dari suatu penyakit

Jika nilai prevalens di suatu daerah tinggi, maka berarti mutu pelayanan di
daerah tersebut buruk. Namun jika nilai prevalen di suatu daerah buruk,
belum tentu mutu pelayanan kesehatannya baik

Secara umum, nilai prevalensi dibedakan atas dua macam :


1. Period prevalence rate
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan. Nilai period prevalence hanya dipergunakan
untuk suatu penyakit yang sulit diketahui saat munculnya seperti penyakit
kanker atau penyakit kelainan jiwa

Rumus yang digunakan :

Contoh :
Di daerah Kecamatan Tambak jumlah penduduk pada tanggal 1 Juli 2014
100.000 orang, menurut laporan Puskesmas Kecamatan Tambak jumlah
penderita penyakit hipertensi sebagai berikut : Januari 50 kasus lama 100
kasus baru, Maret 75 kasus lama 75 kasus baru, Juli 25 kasus lama 75 kasus
baru, September 50 kasus lama 50 kasus baru, dan Desember 200 kasus lama
200 kasus baru.
Jawaban :
( 50+100 ) + ( 75+75 ) + ( 25+75 ) + ( 50+50 )+ ( 200+ 200 )
Angka prevalensinya = ×100=0,9 %
100.000

2. Point prevalence rate


Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi
dengan jumlah penduduk pada satu saat itu.Point prevalence rate sering
disebut nilai prevalensi . Nilai ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

Rumus yang digunakan :

Contoh :
Di asrama mahasiswa universitas X dengan jumlah penghuni 100 orang, kemarin
5 orang menderita demam berdarah, dan hari ini 5 orang terserang lagi.
Jawaban :
(5+5)
Angka prevalensi = × 100=10 %
100

c. Hubungan antara Insidensi dengan Prevalensi


Insiden dan prevalens mempunyai hubungan yang erat. Angka prevalensi
dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit. Lamanya sakit adalah
suatu periode mulai dari didiagnosanya suatu penyakit hingga berakhirnya
penyakit tersebut (sembuh, kronis, atau mati).

Perubahan prevalensi pada satu titik waktu ke titik waktu lainnya adalah refleksi
perubahan laju insidens, durasi penyakit atau kedua-duanya.
Hubungan ketiga hal tersebut dapat dinyatakan dengan rumus :

Rumus hubungan insidensi dan prevalensi tersebut hanya berlaku jika


dipenuhi 2 syarat yaitu :
1. Nilai insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan, tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok
2.   Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil, tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok, tidak ada perubahan waktu yang besar
sejak penyakit terdiagnosa secara kliniksampai terjadi kesembuhan atau
kematian

2.5 Pencatatan
a. Pencatatan Data Morbiditas
Proses pencatatan data morbiditas pasien adalah proses perekaman data mulai dari
pasien mendapat perawatan di rumah sakit hingga pasien keluar atau pulang.
Proses Pencatatan dapat dilakukan dengan cara :
a) Pencatatan Manual
b) Pencatatan dengan Komputerisasi

b. Pelaporan Data Morbiditas


Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan untuk
dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat (Gavinov dan
Soemantri, 2016)g.
Jenis laporan yang dibuat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Pelaporan intern rumah sakit.
Adalah laporan yang dibuat sebagai masukan untuk dasar Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit. Laporan intern dibuat oleh pihak rumah sakit dan
digunakan/ dimanfatkan oleh pihak rumah sakit itu sendiri.
2. Pelaporan ekstern rumah sakit
Adalah pelaporan yang wajib dibuat oleh rumah sakit sesuai dengan peraturan
yang berlaku, ditunjukkan kepada Departemen Kesehatan RI, Dinas
Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2.6 Batasan Sakit dan Sehat


1. Pengertian Sehat
Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/kondisi
seluruh badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. Mengacu pada Undang-
Undang Kesehatan No 23 tahun 1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan seseorang dapat hidup secara sosial dan ekonomis.
konsep “sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan
yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial,
tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”.
Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat.
Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia
semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.
2. Pengertian Sakit (illness)
Istilah penyakit (disease) dan keadaan sakit (illness) sering tertukar dalam
penggunaannya sehari-hari padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Penyakit
adalah istilah medis yang digambarkansebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang
menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit terjadi ketika keseimbangan dalam
tubuh tidak dapat dipertahankan. Keadaan sakit terjadi pada saat  seseorang tidak lagi
berada dalam kondisi sehat yang normal.
3. Ruang Lingkup Sehat dan Sakit
Kondisi sehat dan sakit seseorang dituangkan dalam konsep tiga dimensi
status kesehatan seseorang yang meliputi aspek medis, sosial dan psikologis,
perpaduan ketiga dimensi tersebut melahirkan delapan tingkatan sehat yaitu :
BAB III
KESIMPULAN

Morbiditas (kesakitan) merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada


suatu populasi. Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan
sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit.
Semakin tinggi angka morbiditas, berarti tingkat kesehatan penduduk semakin
buruk. Sebaliknya semakin rendah angka morbiditas (kesakitan) menunjukkan tingkat
kesehatan penduduk yang semakin baik. Semakin banyak penduduk yang mengalami
keluhan kesehatan berarti semakin rendah derajat kesehatan dari masyarakat
bersangkutan.
Sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak
berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan
yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosialnya.
DAFTAR PUSTAKA
Irwan. 2017. Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta : CV. Absolute Media

Bidarti, Agustina. “Mortalitas dan Morbiditas”,


https://mohanwararisandi.files.wordpress.com/2017/04/bahan-ajar-3-mk-kependudukan.pdf,
diakses pada 19 September 2021

Unknown. 2018. ”Ukuran Status Kesehatan Dalam Epidemiologi : Morbiditas”,


http://catatankuliahdatin.blogspot.com/2018/01/ukuran-status-kesehatan-dalam_26.html?
m=1, diakses pada 19 September 2021

Unknown. “Sumber Data Mortalitas dan Mordibitas”,


https://studylibid.com/doc/512598/sumber-data-mortalitas-dan-morbiditas, diakses pada 19
September 2021

Anda mungkin juga menyukai