Anda di halaman 1dari 3

BAB VII

ALAM (KOSMOS) DALAM TEORI FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


M AKHSANUDIN MPI E

A. HAKIKAT ALAM MENURUT ISLAM


Alam berasal dari bahasa arab al-alam, satu akar kata dengan ilmu (al-alim, pengetahuan)
dan al-alamah (pertanda). Disebut demikian karena jagad raya ini adalah pertanda adanya
sang maha pencipta yaitu tuhan yang maha Esa. Menurut islam alam itu diciptakan tuhan
dengan haq atau benar (QS. Al-Zumar : 5) tidak bathil. Dll. Dengan demikian tuhan
menciptakan alam dengan sunguh-sunguh (bi al-haqq) dalam artian eksistensi ala mini
bukan bayangan atau semu. Pandangan tentang hakikat alam menurut islam ini akan
berimplikasi pada sikap positif terhadap alam. Dan dengan sendirinya akan menghasilkan
pandangan bahwa pengalaman hidup manusia di alam semesta adalah nyata, tidak palsu, dan
akan memperoleh kebahagiaan yang nyata
Islam mengajarkan alam diciptakan sebagaimana sebuah teater untuk manusia, sebuah
lading untuk tumbuh dan memakmurkan, untuk mensyukuri nikmat dan anugerah Allah, dan
untuk menyatakan diri sebagai seseorang yang berharga secara etis. Hal hal yang harus
diperhatikan berkenaan dengan alam semesta adalah sebagai berikut : Alam bukanlah
kepunyaan manusia malainkan milik Allah (Qs Ali Imran (3) :26) menusia mendapat
amanah dari Allah untuk suatu tujuan yang diperintahkan oleh-Nya yaitu sebagai pengelola
alam. Manusia diharapkan untuk mengembalikan amanah itu kepada Allah dalam keadaan
yang lebih baik.
B. ALAM DAN ILMU PENGETAHUAN (SCIENCE)
Alam berarti dunia fisik yang berhubungan dengan manusia lewat inderanya. Dalam Al-
Qur‘‘an terdapat lebih dari 750 ayat yang merujuk pada fenomena alam. Hampir seluruh
ayat ini memerintahkan manusia untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
penciptaan dan merenungkan isinya. Seperti dikemukakan oleh banyak ulama islam
terkemuka, Al-qur;an bukanlah sebuah buku kealamanan , tetapi kitab petunjuk dan
pencerahan.
Memikirkan dan memahami alam sebagai alat dan mengandung alamat ( pertanda) adanya
Tuhan dan keagungan-Nya dengan melihat hukum Allah (sunnah Allah, natural law) bagi
seluruh alam semesta baik mikro maupun makro, akan berimplikasi pada diperolehnya ilmu
pengetahuan (science) jadi pengetahuan (science) tidak lain ialah usaha manusia untuk
memahami hukum ( sunnah) takdir Tuhan.
Kaitan antara alam dan ilmu pengetahuan bisa di uraikan sebagai berikut pertama : Adanya
taskhir, bahwa Allah menjadikan alam ini lebih rendah dari pada manusia. Kedua
keberadaan alam adalah untuk di manfaatkan manusiaa. Ketiga manusia harus menjadikan
alam sebagai objek kejian keempat dengan membuat ala mini lebih rendah dari pada
manusia, maka alam itu menjadi objek yang terbuka bagi manusia.
C. THEOS ANTROPHOS DAN KOSMOS DALAM PEMIKIRAN PENDIDIKAN
ISLAM
1) Alam (Kosmos) dalam teori pendidikan islam Hakikat alam menurut islam Diciptakan
sebagai sebuah teater untuk manusia sebuah lading untuk tumbuh dan memakmurkan
untuk mensyukuri nikmat dan anugerah Allah dan untuk menyatakan diri sebagai
seseorang yang berharga secara etis.
2) Alam dan ilmu pengetahuan (science) Merenungkan alam sebagai pertanda adanya
Tuhan dan keagungan-Nya dengan melihat hukum Allah (Sunnah Allah, natural law)
bagi seluruh alam semesta baik mikro maupun makro akan berimplikasi pada
diperolehnya ilmu pengetahuan (science) pengetahuan (Science) adalah usaha manusia
untuk memahami hukum (sunnah, taqdir) Tuhan yang pasti dialam semesta ciptaan-Nya
oleh karena itu ia mempunyai nilai kebenaran selama mewakili hukum kepastian atau
taqdir-Nya apabila sesuai dengan hukum Allah maka ilmu pengetahuan pasti punya
nilai manfaat bagi manusia.
D. ALAM SEMESTA DALAM PERSPEKTIF FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM
Alam dalam pandangan Filsafat Pendidikan Islam dapat dijelaskan sebagai berikut. Kata
alam berasal dari bahasa Arab ‘alam (‫ ( عالم‬yang seakar dengan ‘ilmu (‫ علم‬,pengetahuan) dan
alamat (‫ مة عال‬,pertanda). Ketiga istilah tersebut mempunyai korelasi makna. Alam sebagai
ciptaan Tuhan merupakan identitas yang penuh hikmah. Dengan memahami alam, seseorang
akan memperoleh pengetahuan. Dengan pengetahuan itu, orang akan mengetahui tanda-
tanda atau alamat akan adanya Tuhan.
Dari satu sisi alam semesta dapat didefenisikan sebagai kumpulan jauhar yang tersusun dari
maddah (materi) dan shurah (bentuk), yang dapat diklasifikasikan ke dalam wujud konkrit
(syahadah) dan wujud Abstrak (ghaib). Kemudian, dari sisi lain, alam semesta bisa juga
dibagi ke dalam beberapa jenis seperti benda-benda padat (jamadat), tumbuh-tumbuhan
(nabatat), hewan (hayyawanat), dan manusia.
E. PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
Mengenai proses penciptaan alam semesta, Al-Qur'an telah menyebutkan secara gamblang
mengenai hal tersebut, dan dapat dipahami bahwa proses penciptaan alam semesta menurut
al-Qur`an adalah secara bertahap. Hal ini dapat diketahui melalui firman Allah Swt dalam
Surat Al Anbiya ayat 30: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga yang beriman?" Apabila dikaitkan dengan sejumlah teori
seputar terjadinya kosmos menurut sains modern, maka konsep penciptaan semesta yang
tertera dalam Al-Qur'an tidak dapat disangkal lagi kebenarannya
Terlepas dari perdebatan panjang mengenai penciptaan alam semesta ini, maka Al-Qur`an
telah menerangkan bahwa alam diciptakan oleh Allah Swt melalui tahapan dan proses, dan
tidak terjadi sekaligus. Dalam hal ini pemakalah mengambil kesimpulan bahwa:
a) Alam semesta diciptakan oleh Allah secara bertahap dan berproses
b) Asal mula penciptaan alam semesta berasal dari asap
c) Penciptaan alam semesta terbentuk melalui enam masa atau enam hari atau enam
periode
F. TUJUAN DAN FUNGSI PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
Dalam perspektif Islam, tujuan penciptaan alam semesta pada dasarnya adalah sarana untuk
menghantarkan manusia pada pengetahuan dan pembuktian tentang keberadaan dan
kemahakuasaan Allah Swt. Keberadaaan alam semesta merupakan petunjuk yang jelas
tentang keberadaaan Allah Swt. Oleh karena itu dalam mempelajari alam semesta, manusia
akan sampai pada pengetahuan bahwa Allah Swt adalah Zat yang menciptakan alam
semesta.
G. IMPLIKASI PENCIPTAAN ALAM SEMESTA DENGAN TERHADAAP
PENDIDIKAN ISLAM
Islam menegaskan bahwa esensi alam semesta adalah selain dari Allah Swt. Dia adalah al-
Rabb, yaitu Tuhan Maha Pencipta yang menciptakan seluruh Makhluk yang makro dan
mikro kosmos. Al-syaibany sebagaimana yang tertera dalam bukunya Al-Rasyidin, Falsafah
Pendidikan Islam menjelaskan bahwa proses pendidikan adalah menyampaikan sesuatu
kepada titik kesempurnaannya secara berangsur-angsur.
Karenanya, implikasi filosofi terhadap pendidikan islam adalah bahwa pendidikan islam
merupakan suatu proses atau tahapan dimana peserta didik diberi bantuan kemudahan untuk
mengembangkan potensi jismiyah dan ruhaniyahnya sehingga fungsional untuk
melaksanakan fungsi dan tugastugasnya dalam kehidupan di alam semesta. oleh karena
pendidikan merupakan proses dan tahapan, maka pendidikan Islami akan berlangsung secara
kontiniu sepanjang kehidupan manusia di muka bumi ini.
H. PENDIDIKAN DALAM ANALISIS FILSAFAT
Pendidikan ialah bimbingan,penuntunan serta pengetahuan (membimbing jasmani dan
rohani) berdasarkan islam yaitu al-Qur‘an dan hadist. Filsafat ialah berfikir secara
mendalam,sistematis secara rasional dan objektif atau teliti.
Dengan demikian akan nampak jelas bahwa hasil pemikiran filsafat tentang pendidikan
islam itu merupakan pattern of mind (pola pikir) dar pemikir-pemikir yang bernafaskan
islam atau muslim. Filsafat pendidiksn yang membahas permasalahan pendidikan islam
tidak berarti membatasi diri pada permasalahan yang ada di dalam ruang lingkup kehidupan
beragama umat islam semata-semata, melainkan juga menjangkau permasalahan yang lus
berkaitan dengan pendidikan bagi umat islam.
Dengan demikian,seluruh permasalahan yang menyangkut kehidupan umat manusia yang
berpengaruh terhadap kehidupan umat islam juga termasuk pemikiran filsafat pendidikan
yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, masalah perubahan sosial,masalah
kepedudukan, masalah demoralisasi,dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai