Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERSPEKTIF PENDIDIKAN KEJURUAN


DI INDONESIA

Mata Kuliah
LANDASAN PENDIDIKAN KEJURUAN
(Z2000B001)
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Hj. Hasanah Nur, M.T

RINI SAFITRI
162052004002
KELAS B2

PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2017
PERSPEKTIF PENDIDIKAN KEJURUAN DI INDONESIA

A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari gugusan
pulau dengan ragam adat – istiadat dan bahasa yang berbeda. Dengan kondisi
geografis yang berbeda dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah terbentuk
masyarakat yang mandiri sesuai kondisi dan situasi wilayah yang mereka tempati.
Pola hidup yang terbentuk di tiap wilayah berbeda termasuk dalam hal mendidik
dan mempertahankan generasi mereka secara turun-menurun.
Setiap suku memiliki cara tersendiri dalam mendidik dan mengembangkan
pola pendidikan terutama dalam pemilihan pekerjaan dan masa depan anak
mereka di kemudian hari. Masyarakat hidup berdasarkan wilayah dan potensi
sumber daya alam yang terdapat di sekitar mereka, sehingga dalam pemilihan
pekerjaan biasanya berdasarkan potensi di wilayah mereka. Akan tetapi seiring
dengan perkembangan teknologi dan globalisasi, terjadi pergeseran dan perubahan
pola hidup yang menimbulkan ketidaksesuaian pendidikan yang diterima dengan
kebutuhan dunia kerja sehingga terjadi peningkatan jumlah pengangguran. Salah
satu kebijakan pemerintah dalam mengatasi hal ini adalah dengan membuka
Pendidikan Kejuruan khususnya Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dituntut untuk mampu mencetak SDM yang berkualitas dan
bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah

globalisasi.

B. PERMASALAHAN DAN TUJUAN


1. Perumusan Masalah
Perumusan Masalah dalam makalah ini antara lain :
a. Bagaimana Model Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan di Indonesia ?
b. Apa kelebihan dan kekurangan Sekolah Menengah Kejuruan ?
c. Bagaimana Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan di Indonesia
khususnya Sekolah Menengah Kejuruan menurut Prosser ?
2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yakni :
a. Mengetahui Model Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan di Indonesia
b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Sekolah Menengah Kejuruan
c. Mengetahui Prinsip Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan di
Indonesia menurut Prosser

C. PEMBAHASAN
1. Model Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan formal pada jenjang pendidikan
menengah yang berorientasi pada dunia kerja. Dalam upaya untuk
merealisasikan output lulusan yang siap bekerja pada bidang tertentu maka
penyelenggaraan pendidikan kejuruan tidak pernah lepas dari tujuan tersebut.
Adapun model pendidikan kejuruan yang diterapkan di negara – negara maju
menurut Wardiman Djojonegoro [ CITATION Pro98 \l 1057 ] yaitu :
1) Model Sekolah, yaitu pemberian pelajaran sepenuhnya dilaksanakan di
sekolah. Model ini berasumsi bahwa segala hal yang terjadi di tempat kerja
dapat diajarkan di sekolah dan semua sumber belajar ada di sekolah.
2) Model sistem ganda, yaitu kombinasi pemberian pengalaman belajar di
sekolah dan pengalaman kerja sarat nilai di dunia usaha. Model ini
menganggap bahwa kombinasi pembelajaran di sekolah dan pengalaman
kerja di dunia usaha akan memberikan pengalaman belajar yang lebih
bermakna, karena yang diajarkan telah dikemas menjadi bahan pelajaran yang
tersistem, terpadu dan lebih konkret.
3) Model magang, yaitu menyerahkan sepenuhnya kegiatan pelatihan kepada
industri dan masyarakat tanpa dukungan sekolah.
4) Model ”school-based-enter” (unit produksi), yaitu dengan mengembangkan
dunia usaha di sekolah dengan maksud selain untuk menambah penghasilan
sekolah, juga untuk memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata
kepada siswanya.
2. Kelebihan dan kekurangan Sekolah Menengah Kejuruan
Tujuan dari pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan tidak lain
agar lulusannya memiliki kemampuan, keterampilan serta ahli di dalam bidang
ilmu tertentu sehingga mampu dan terampil dalam mengaplikasikannya di dunia
kerja. Adapun kelebihan dari Sekolah Menengah Kejuruan yaitu :
1) Memiliki pengalaman kerja dan keterampilan yang memadai sehingga
tamatannya diminati oleh perusahaan.
2) Lulusan SMK dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
sepanjang memenuhi persyaratan baik nilai maupun program studi atau
jurusan sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan.
3) Melatih bakat dan kemampuan dalam bidang keahlian yang telah dipilih.
4) Memiliki kurikulum yang fleksibel sesuai perkembangan jaman dan
kebutuhan pasar.
Kelebihan SMK yang lain, tulis Joko Sutrisno [ CITATION Jok06 \l 1057 ] ,
mampu menyiapkan peserta didik yang kreatif, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja .
Adapun kekurangan SMK, yaitu :
1) Terbatas pilihan jurusan di dunia perkuliahan dikarenakan disiplin ilmu yang
diberikan di SMK menjurus pada satu bidang.
2) Pembelajarannya hanya mengarah pada satu bidang keahlian sehingga
pengetahuan yang dimiliki sedikit dibandingkan SMA.
3) Tidak semua SMK mencetak lulusan yang sesuai dengan dunia kerja. Hal ini
disebabkan ketidaktersediaan fasilitas bengkel atau laboratorium kerja yang
layak dan modern, serta membangun kerja sama yang kuat dengan dunia
kerja.
4) Dilihat dari aspek tenaga pendidik, banyak guru khususnya guru produktif
kejuruan ketinggalan dalam meng-update keahlian dan kompetensi yang
dimiliki agar sesuai dengan perkembangan di dunia industri sehingga lulusan
yang dihasilkan memiliki kompetensi yang kurang memadai.
5) Belum ada kesesuaian antara program di SMK dengan dunia industri sehingga
kualitas lulusan belum bisa menjawab tantangan dunia industri.
3. Prinsip penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia menurut
Prosser
Dr. Charles Allen Prosser (1871-1952) adalah seorang praktisi dan
akademisi Amerika Serikat yang sering dianggap sebagai bapak pendidikan
kejuruan, terutama di Amerika. Di kalangan akademisi pendidikan vokasi dan
kejuruan di Indonesia, Prosser cukup dikenal sebagai penyusun 16 Prinsip
Pendidikan Vokasi atau sering juga disebut sebagai 16 Dalil Prosser. Dalil
Prosser sebagian besar sangat sulit diterapkan dengan baik dalam tatanan sistem
pendidikan kejuruan di Indonesia. Berikut analisis penerapan dari Prosser :
1) Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih
merupakan replika lingkungan dimana nanti dia akan bekerja. Salah satu
permasalahan adalah keterbatasan sarana dan prasarana terutama fasilitas
praktek yang kurang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Diharapkan peran
serta dari DUDI untuk membantu dan bekerjasama dengan pihak sekolah
dalam pemenuhan sarana dan prasarana.
2) Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas
latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang
diterapkan di tempat kerja. Sekolah dituntut untuk menyediakan fasilitas
praktikum yang memadai dan mengikuti perkembangan dunia industri. Untuk
menutupi kekurangan tersebut, dilaksanakan program Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) dimana siswa ditempatkan magang di DUDI. Di samping itu,
pemerintah harus menjalin kerjasama dengan pihak DUDI dalam
pengembangan SMK.
3) Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan
berpikir seperti yang diperlukan pekerjaan itu sendiri. Manajemen SMK
belum mampu menerapkan hal tersebut karena sebagian besar sekolah
kejuruan dipimpin dan dibina oleh pendidik yang tidak memiliki pengalaman
yang cukup di dunia industri. Salah satu solusinya adalah memfasilitasi para
tenaga pendidik terutama guru produktif kejuruan untuk melaksanakan
magang di DUDI.
4) Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu
mengembangkan minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada
tingkat yang paling tinggi. Sistem pendidikan kejuruan di Indonesia berhasil
dalam penerapan pengembangan minat, pengetahuan dan keterampilan serta
kompetensi yang dimiliki oleh siswa.
5) Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan
hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang
menginginkannya dan yang mendapat untung darinya. Calon siswa yang ingin
masuk SMK harus mempunyai bakat dan minat sesuai jurusan yang akan
dipilih, oleh karena itu perlu sosialisasi tentang jurusan-jurusan yang ada di
SMK tersebut.
6) Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk
kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-ulang sehingga
sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.Keterbatasan sarana
dan prasarana praktek di sekolah menengah kejuruan menyebabkan siswa
harus bergantian dalam melaksanakan praktikum.
7) Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman
yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan
proses kerja yang akan dilakukan. Pendidik di SMK tidak memiliki
pengalaman bekerja di Industri sehingga salah satu solusi mengatasi hal
tersebut dengan mendatangkan instruktur dari dunia industri ke sekolah untuk
berbagi pengalaman dan pengetahuan khususnya tentang dunia industri.
8) Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh
seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut. Hal ini seuai
diterapkan karena dapat menjadi bekal bagi peserta didik sebelum memasuki
dunia kerja.
9) Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar. Penyesuaian
dengan permintaan pasar akan membantu peserta didik dalam menyesuaikan
diri dengan tuntutan di dunia industri.
10) Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika
pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).
Program PRAKERIN merupakan proses pembelajaran di DUDI untuk
meningkatkan kompetensi siswa(i) SMK sesuai bidangnya dan dapat
menambah pengalaman guna memasuki dunia kerja.
11) Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu
okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut. Prinsip ini
sudah diterapkan di SMK dimana sumber belajar bisa diperoleh dari buku
ataupun referensi dari sumber yang dapat dipercaya.
12) Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lain. Di SMK terdapat bidang keahlian yang
dikelompokkan berdasarkan jurusan dan program keahlian.
13) Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai
dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling
efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan. Pendidikan kejuruan
memberikan pengetahuan dan keterampilan tertentu sesuai dengan bakat dan
minat peserta didik.
14) Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan
hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta
didik tersebut. Hubungan antara siswa, guru dan orang tua siswa serta sekolah
hal ini tergolong baik jika dibandingkan dengan negara lain, dimana siswa
secara positif mengembangkan minat dan bakatnya karena hubungan guru-
siswa dalam proses pembelajaran berjalan sehat.
15) Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes. Manajemen
administrasi sekolah di Indonesia pada umumnya relatif fleksibel dan tidak
kaku. Rasa saling percaya dan keterbukaan yang berhubungan dengan
karakter sosial masyarakat masih jadi pertimbangan utama.
16) Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka
pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.Untuk membuka
SMK pemerintah harus mempertimbangkan beberapa hal terutama dari segi
dana yang dibutuhkan sangatlah besar. Dari sekian banyak SMK di pelosok
tanah air sebagian besar tidak didukung pembiayaan yang cukup.

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Tujuan dari SMK tidak lain agar lulusannya memiliki kemampuan,
keterampilan serta ahli di dalam bidang ilmu tertentu sehingga mampu dan
terampil dalam mengaplikasikannya di dunia kerja. Dalam perjalanannya
pendidikan kejuruan tak lepas dari tantangan, diantaranya ketersediaan sarana dan
prasarana, tenaga didik yang kurang kompeten dalam bidangnya, daya serap
industri dan permasalahan-permasalahan lain yang menuntut untuk segera diatasi.
Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama baik pemerintah, pihak sekolah dan pihak
DU/DI, dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk menciptakan sistem
pendidikan kejuruan yang lebih produktif dan efesien sehingga bisa mencetak
SDM yang bisa bersaing dan memenuhi tantangan dalam pasar global.
2. Saran
Perlunya kesadaran dari pihak sekolah dan peserta didik serta pemerintah
akan peran masing-masing sebagai pelaku pendidikan dan diharapkan dapat saling
bekerja sama dalam membangun dan mengembangkan sistem pendidikan
terutama pendidikan kejuruan dalam hal ini SMK yang produktif dan efesien
untuk mencetak SDM yang berkualitas dan kompeten dalam bidangnya.

E. DAFTAR PUSTAKA
Abror, Zafara. 2016. “Kelebihan dan Kekurangan dari SMK”.
http://tekhnikmenarik.blogspot.co.id/ diakses 29 Maret 2017.
Djojonegoro, P. D. (1998). Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui
Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: PT Jayakarta Agung Offset.
Ilham, Muhammad. 2015. "Kelebihan dan Kekurangan SMK".
http://cozk.blogspot.co.id/ diakses 3 April 2017
Sutrisno, J. (2006). Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas.
Zahidi, Syukron. 2014. "Pendidikan Kejuruan".
http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/ diakses 1 april 201

Anda mungkin juga menyukai