Makalah Kurikulum Kel 8
Makalah Kurikulum Kel 8
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran
Dosen pengampu :
Dr. Asep Nursobah, S.Ag.
Rifki Ramdhan, M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 8 / 4B
Marisa Giselina 1182090063
Nadia Fadila 1182090074
Nitia Andi Narini 1182090080
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat serta hidayah
yang telah dilimpahkan – Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Taksonomi Kognitif dan IPK pada KD MI” ini.
Tentu masih banyak kekurangan serta kelemahan dari segi materi maupun tampilan dari
makalah yang kami susun yang diakibatkan oleh keterbatasan pengetahuan pengetahuan serta
pengalaman dari kami, sehingga kami harap pembaca dapat memaklumi kekurangan dalam
makalah ini.
Harapan kami semoga makalah yang telah kami susun ini dapat memberikan manfaat untuk
menambah pengetahuan dan juga sebagai referensi bagi para pembaca. Kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi perkembangan makalah kami selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengertian taksonomi kognitif?
2. Apa Pengertian IPK dan KD?
3. Bagaimana menentukan KD pengetahuan dan Pengembangan IPK di MI
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian taksonomi kognitif
2. Untuk mengetahui arti IPK dan KD
3. Untuk mengetahui mengenai penentuan KD pengetahuan dan pengembangan IPK
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Taksonomi Kognitif
Ranah kognitif ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah
dipelajari yang berkaitan dengan kemampuan berfikir, kompetensi memperoleh pengetahuan,
pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran. Menurut Bloom, tujuan dari
pembelajaran dalam ranah kognitif (intelektual) adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berikir, mulai dari jenjang terendah
sampai jenjang yang tertinggi yang meliputi enam tingkatan, antara lain:
1. Pengetahuan (Knowledge) – C1
Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan sebagai kemampuan mengingat kembali
materi yang telah dipelajari, misalnya: (a) pengetahuan tentang istilah; (b) pengetahuan tentang
fakta khusus; (c) pengetahuan tentang konvensi; (d) pengetahuan tentang kecendrungan dan
urutan; (e) pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori; (f) pengetahuan tentang kriteria; dan (g)
pengetahuan tentang metodologi.
Tingkatan atau jenjang ini merupakan tingkatan terendah, namun menjadi prasyarat bagi
tingkatan selanjutnya. Di jenjang ini, individu menjawab pertanyaan berdasarkan dengan hafalan
saja. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah: mengutip, menyebutkan,
menjelaskan, menggambarkan, membilang, mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, membali
label, memberi indeks, memasangkan, menamai, menandai, membaca, menyadari, menghafal,
meniru, mencatat, mengulang, memproduksi, meninjau, memilih, menyatakan, mempelajari,
mentabulasi, memberi kode, menelusuri, dan menulis.
2. Pemahaman (Comprehension) – C2
Pada jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahani materi tertentu
yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu:
2
c. Ekstrapolasi: kemampuan memperluas arti
Di jenjang ini peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya sendiri dan dengan
memberikan contoh baik prinsip maupun konsep. Kata kerja operasional yang digunakan dalam
tingkat ini adalah: memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan, mencirikan, merinci,
mengasosiasikan, membandingkan, menghitung, mengkontraskan, mengubah, mempertahankan,
menguraikan, menjalin, membedalan, mendiskusikan, menggali, mencontohkan, menerangkan,
mengemukakan, mempolakan, memperluas, menyimpulkan, meramalkan, merangkum, dan
menjabarkan.
3. Penerapan (Aplikation) – C3
Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi pada situasi
nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara menggunakannya
secara nyata. Dijenjang ini peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan prnsip yang
ia miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah: menugaskan,
mengurutkan, menentukan, menerapkan, menyesuaikan, mengkalkulasi, memodifikasi,
mengklasifikasi, menghitung, membangun, membiasakan, mencegah, menggunakan, menilai,
melatih, menggali, mengemukakan, mengadaptasi, menyelidiki, mengoperasikan,
mempersoalkan, mengkonsepkan, melaksanakan, meramalkan, memproduksi, memproses,
mengaitkan, menyusun, mensimulasikan, memecahkan, melakukan, mentabulasi.
4. Analisa (Analysis) – C4
Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah menguraikan suatu materi dengan
bagian-bagiannya menjadi komponen-komponen yang lebih jelas lagi. Kemampuan ini dapat
berupa:
3
Di jenjang ini peserta didik diminta untuk menguraikan informasi kedalam beberapa bagian
menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dengan fakta serta menemukan hubungan sebab
akibat. Kata operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah: menganalisis, mengaudit,
memecahkan, menegaskan, mendeteksi, mendiagnosis, menyeleksi, memerinci, menominasikan,
mendiagramkan, mengkorelasikan, merasionalkan, menguji, mencerahkan, menjelajah,
membagankan, menyimpulkan, menemukan, menelaah, memaksimalkan, memerintahkan,
mengedit, mengaitkan, memilih, mengukur, melatih, dan mentransfer.
5. Sintesis (Syntesis) – C5
Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan mengkombinasikan
elemen-elemen untuk membuat sebuag struktur yang unik. Kemampuan ini dapat berupa:
Di jenjang ini, peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri dengan
memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam
jenjang ini adalah: mengabstraksi, mengatur, menganimasi, mengumpulkan, mengkategorikan,
mengkode, mengkombinasikan, menyusun, mengarang, membangun, menanggulangi,
menghubungkan, menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi, merancang, merencanakan,
mendikte, meningkatkan, memperjelas, memfasilitasi, membentuk, merumuskan,
menggeneralisasikan, menggabungkan, memadukan, membatas, mereparasi, menampilkan,
menyiapkan, memproduksi, merangkum, dan merekonstruksi.
6. Evaluasi (Evaluation) – C6
Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk tujuan
tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu ide, kreasi, cara
atau metode. Pada jenjang ini seseorang dipandu untuk mendapatkan pengetahuan baru,
pemahaman yang lebih baik, penerapan baru, serta cara baru yang unik dalam analisis dan sintesis.
Menurut Bloom paling tiak ada 2 jenis evaluasi, yaitu:
4
b. Evaluasi berdasarkan bukti eksternal
Pada jenjang ini, peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di dalamnya melakukan
pembuatan keputusan dan kebijakan. Kata kerjaoperasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini
adalah: membandingkan, menyimpulkan, menilai, mengarahkan, mengkritik, menimbang,
memutuskan, memisahkan, memprediksi, memperjelas, menugaskan, menafsirkan,
mempertahankan, memerinci, mengukur, merangkum, membuktikan, memvalidasi, mengetes,
mendukung, memilih, dan memproyeksikan.
Indikator pencapaian kompetensi atau IPK merupakan tanda pencapaian KD yang di tandai
dengan perubahan sikap yang diukur mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. IPK
dikembangkan sesuai karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan dapat diobservasi. Dalam
pengembangan IPK ini ada beberapa pertimbangan :
1) Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam
Kompetensi Dasar.
2) Karakteristik mata pelajaran, siswa, dan sekolah.
3) Potensi dan kebutuhan siswa, masyarakat, dan lingkungannya.
Dalam pengembangan IPK ini terdapat dua rumusan indicator, yang pertama indicator
pencapaian yang ada pada RPP dan yang kedua indicator penilaian yang digunakan dalam
menyusun kisi – kisi dan menulis soal atau disebut indicator soal. Ada pula fungsi IPK :
5
dan menciptakan pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran,
potensi dan kebutuhan siswa, sekolah, dan juga lingkungan.
2) Dapat dijadikan Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran, IPK dapat
memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi.
3) Dapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan bahan ajar, pemilihan bahan ajar yang
efektif untuk peserta didik perlu dkembangkan oleh guru untuk bisa mencapai kompetensi
siswa, sehingga IPK dapat meningkatkan pencapaian kompetensi peserta didik secara
maksimal.
4) Dapat dijadikan pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar,
rancangan penilaian menjadi acuan dalam menentukan jenis penilaian derta indicator
penilaian.
Dalam pengembangan IPK juga harus mengakomodasi kompetensi yang ada dalam KD, IPK
ini dapat dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan KKO. Rumusan IPK ini juga sedikitnya
mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian
kompetensi.
Adapula kaitan antara IPK, KKO dan Taksonomi kognitif yaitu kata kerja operasional atau
disingkat KKO pada IPK pencapaian kompetensi aspek pengetahuan dapat mengacu pada ranah
kognitif Taksonomi bloom, aspek keterampilan dapat mengacu pada ranah psikomotor taksonomi
bloom.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan tidak luput dari kata taksonomi, kognitif, KD, dan IPK. Taksonomi kognitif
mempunyai enam jenjang, yang mana pada jenjang ini dapat mencakup intelektual
peserta didik. Enam jenjang tersebut adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisa, sintesis dan evaluasi. Pada kompetensi dasar juga dapat diartikan sebagai acuan
pencapaian hasil pembelajaran peserta didik, dan memiliki beberapa aspek, yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tanda tercapainya suatu KD itu ditandai dengan
IPK atau biasa disebut indikator pencapaian siswa. Mereka semua mempunyai kaitan
yanh erat karena saling melengkapi.
7
DAFTAR PUSTAKA