Anda di halaman 1dari 36

PEMODELAN DAN

PERENCANAAN DRAINASE
M4

TATI NOVIATI, ST., MT.


UNIVERSITAS GUNADARMA
20 – 23 OKTOBER 2021
MATERI YANG DIPELAJARI
DRAINASE

➢ Kata drainase berasal dari kata drainage yang artinya mengeringkan atau mengalirkan.
➢ Drainase merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk menangani persoalan kelebihan air baik
kelebihan air yang berada di atas permukaan tanah maupun air yang berada di bawah
permukaan tanah.
➢ Kelebihan air dapat disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi atau akibat dari durasi hujan
yang lama.
➢ Secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang usaha untuk
mengalirkan air yang berlebihan pada suatu kawasan.
➢ Kebutuhan terhadap drainase berawal dari kebutuhan air untuk kehidupan manusia di mana
untuk kebutuhan tersebut manusia memanfaatkan sungai untuk kebutuhan rumah tangga,
pertanian, perikanan, peternakan dan lainnya.
➢ Untuk kebutuhan rumah tangga menghasilkan air kotor yang perlu dialirkan dan dengan makin
bertambahnya pengetahuan manusia mengenal industri yang juga mengeluarkan limbah yang
perlu dialirkan.
➢ Pada musim hujan terjadi kelebihan air berupa limpasan permukaan yang seringkali
menyebabkan banjir sehingga manusia mulai berpikir akan kebutuhan sistem saluran yang
dapat mengalirkan air lebih terkendali dan terarah dan berkembang menjadi ilmu drainase.
JENIS DRAINASE

A. Menurut sejarah terbentuknya : 1. Drainase alamiah (natural drainage)


2. Drainase buatan (artificial drainage)
B. Menurut Letak Saluran : 1. Drainase permukaan tanah (surface drainage)
2. Drainase bawah permukaan tanah (sub surface drainage)
C. Menurut Fungsi Drainase : 1. Single purpose
2. Multi purpose
D. Menurut Konstruksi : 1. Saluran Terbuka (drainase hujan yang luasan yang cukup)
2. Saluran Tertutup (aliran air kotor ditengah kota)
Aspek Hidrologi dan Aspek Hidrolika

Secara singkat peranan aspek Hidrologi dan aspek Hidrolika,

1. Aspek Hidrologi: berfungsi untuk menentukan catchment area , debit air yang harus
ditangani (debit desain) yang akan digunakan dalam pendesainan sistem drainase.

2. Aspek Hidrolika : berfungsi untuk menentukan dimensi dari saluran dan kolam
pengendali yang digunakan untuk sistem drainase.
DRAINASE ALAMI
SIKLUS HIDROLOGI
ASPEK HIDROLOGI

 Hidrologi adalah suatu ilmu yang menjelaskan tentang kehadiran gerakan air di alam ini, yang
meliputi berbagai bentuk air yang menyangkut perubahan-perubahannya antara lain :
keadaan zat cair, padat dan gas dalam atmosfer di atas dan di bawah permukaan tanah, di
dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan penyimpanan air yang
mengaktifkan kehidupan di bumi. Tanpa kita sadari bahwa sebagian besar perencanaan
bangunan sipil memerlukan analisis hidrologi. Analisis hidrologi tidak hanya diperlukan dalam
perencanaan berbagai bangunan air seperti : bendungan, bangunan pengendali banjir, dan
bangunan irigasi, tetapi juga diperlukan untuk bangunan jalan raya, lapangan terbang, dan
bangunan lainnya. (Soemarto,1987)
 Dalam perencanaan suatu bangunan air yang berfungsi untuk pengendalian penggunaan air
antara lain yang mengatur aliran sungai, pembuatan waduk-waduk dan saluran-saluran yang
sangat diperlukan untuk mengetahui perilaku siklus yang disebut dengan siklus hidrologi.
 Siklus hidrologi adalah proses yang diawali oleh evaporasi/penguapan kemudian terjadinya
kondensasi dari awan hasil evaporasi. Awan terus terproses, sehingga terjadi salju dan atau
hujan yang jatuh kepermukaan tanah. Pada muka tanah air hujan ada yang mengalir
dipermukaan tanah, sebagai air run off dan sebagian infiltrasi/meresap kedalam lapisan
tanah. Besarnya run off dan infiltrasi tergantung pada parameter tanah atau jenis tanah
dengan pengujian tanah di laboratorium.
Pengujian Seri Data

Menurut Kamiana (2011:16) beberapa rangkaian pengujian dilakukan terhadap seri data (data hujan
atau data debit) yang terkumpul sebelum digunakan data masukan dalam analisis frekuensi, 2
diantaranya adalah uji konsistensi dan uji homogenitas.
1. Uji konsistensi data bertujuan untuk mengetahui tingkat kebenaran data yang diperoleh dari
lapangan yang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a) Spesifikasi alat penakar berubah.
b) Tempat alat ukur dipindah.
c) Perubahan lingkungan di sekitar alat penakar.
2. Uji Homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah seri data yang terkumpul dari 2 stasiun
pengukur yang berada di dalam suatu daerah pengaliran atau salah satu berada diluar daerah
pengaliran yang bersangkutan berasal dari populasi yang sama atau bukan.
t terhitung > tcr atau t kritis; artinya kedua sampel yang diuji tidak dari populasi yang sama.
t terhitung < tcr atau t kritis; artinya kedua sampel yang diuji berasal dari populasi yang sama.
UJI KECOCOKAN

Diperlukan penguji parameter untuk menguji kecocokan (the goodness of fittest test) distribusi frekuensi
sampel data terhadap fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat menggambarkan atau mewakili
distribusi frekuensi tersebut. Pengujian parameter yang sering dipakai adalah
(1) Chi-Kuadrat :
 Uji chi-kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi yang telah dipilih dapat
mewakili distribusi statistik sampel data yang dianalisis . Pengambilan keputusan uji ini menggunakan
parameter x2.
(2) Smirnov-Kolmogorov
 Adalah adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada
uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika
signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan.
KARAKTERISTIK HUJAN
DURASI HUJAN

Durasi hujan adalah lama kejadian hujan (menitan,


jam-jaman, harian) diperoleh dari hasil pencatatan
alat pengukur hujan otomatis. Dalam perencanaan
drainase durasi hujan ini sering dikaitkan dengan
waktu konsentrasi, khususnya pada drainase
perkotaan diperlukan durasi yang relatif pendek,
mengingat akan toleransi terhadap lamanya
genangan
INTENSITAS DAN LENGKUNG INTENSITAS

Intensitas adalah jumlah hujan yang


dinyatakan dalam tinggi hujan atau
volume hujan setiap satuan waktu.
Besarnya intensitas hujan berbeda –
beda, tergantung dari lamanya curah
hujan dan frekuensi kejadiannya.
Intensitas hujan diperoleh dengan
cara melakukan analisis data hujan
baik secara statistik maupun empiris.
Lengkung intensitas adalah grafik
hubungan antara intensitas hujan
dengan durasi hujan. Perencanaan
satuan primer, sekunder dan tersier,
didasarkan atas lengkung intensitas
rencana
WAKTU KONSENTRASI

Waktu konsentrasi adalah waktu yang


diperlukan untuk mengalirkan air dari titik yang
paling jauh pada daerah aliran ke titik kontrol
yang ditentukan di bagian hilir suatu aliran.
Waktu konsentrasi (tc = to+td) terdiri dari: Inlet
time (to), waktu yang diperlukan oleh air untuk
mengalir dimuka tanah menuju saluran
drainase. Conduct time (td), waktu yang
diperlukan oleh air untuk mengalir di sepanjang
saluran.
Waktu konsentrasi besarnya sangat bervariasi
dan dipengaruhi oleh faktor – faktor berikut :
a. Luas daerah pengaliran
b. Panjang saluran drainase
c. Kemiringan dasar saluran
d. Debit dan kecepatan aliran
PENGOLAHAN DATA HUJAN
ALAT UKUR HUJAN

Hujan merupakan komponen yang


sangat penting dalam analisis hidrologi
pada perancangan debit hujan untuk
menentukan dimensi satuan drainase.
Pengukuran hujan dilakukan selama 24
jam, sehingga hujan yang didata adalah
hujan total yang terjadi selama 24 jam (1
etmal)
A. Alat ukur hujan biasa (manual rain
gauge) Data hujan dicatat oleh
petugas pada periode tertentu
dalam satu hari (24 jam)
B. Alat ukur otomatis (automatic rain
gauge)
 Weighting Bucket Rain Gauge
 Float Type Rain Gauge
 Tipping Bucket Rain Gauge
RATA - RATA CURAH HUJAN

(1) Rata-Rata Aljabar : Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa semua penakar hujan
mempunyai pengaruh yang setara. Cara ini cocok untuk kawasan dengan topografi rata atau
datar, alat penakar tersebar merata/hampir merata, dan harga individual curah hujan tidak
terlalu jauh dari harga rata-ratanya.
(2) Poligon Thiessen : Metode ini dikenal juga sebagai metode rata-rata timbang (weighted
mean). Cara ini memberikan proporsi luasan daerah pengaruh pos penakar hujan untuk
mengakomodasi ketidakseragaman jarak. Daerah pengaruh dibentuk dengan
menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung antara dua pos
penakar terdekat. Diasumsikan bahwa variasi hujan antara pos yang satu dengan lainnya
adalah linier dan bahwa sembarang pos dianggap dapat mewakili kawasan terdekat.
(3) Isohyet : Metode ini merupakan metode yang paling akurat untuk menentukan hujan rata-rata,
namun diperlukan keahlian dan pengalaman. Cara ini memperhitungkan 25 secara aktual
pengaruh tiap-tiap pos penakar hujan. Dengan kata lain, asumsi metode Thiessen yang secara
membabi buta menganggap bahwa tiap-tiap pos penakar mencatat kedalaman yang sama
untuk daerah sekitarnya dapat dikoreksi.
HUJAN RATA – RATA DAERAH ALIRAN

A. Hujan Rata – rata Daerah


Aliran Cara rata – rata aljabar
R = 1/n (R1 + R2 + R3
+.......Rn)............(1)
Keterangan :
R : Curah hujan daerah
n : jumlah pos pengamatan
R1,R2,Rn: curah hujan tiap pos
pengamatan
HUJAN RATA – RATA DAERAH ALIRAN
MELENGKAPI DATA

 Hasil pengukuran hujan yang diterima oleh


BMKG atau instansi lain kadang – kadang ada
yang tak lengkap, sehingga di dalam daftar
hujan yang disusun ada data hujan yang hilang.
Tidak tercatatnya data hujan oleh petugas
ditempat pengamatan mungkin karena alat
penakarnya rusak atau lupa atau sebab lain.
Untuk melengkapi data yang hilang dapat
menggunakan perkiraan dengan dasar
perkiraan yaitu menggunakan data hujan dari
tiga tempat pengamatan yang berdekatan dan
mengelilingi tempat pengamatan, Dengan
syarat data yang hilang tidak melebihi 10% dari
total pengamatan. Jika lebih dari 10% diambil
cara menurut perbandinagn biasa
ANALISIS FREKUENSI CURAH HUJAN

 Menurut Suripin (2003:32), frekuensi


hujan adalah besarnya 1. Distribusi Frekuensi Curah
kemungkinan suatu besaran hujan Hujan :
dilampaui. Sebaliknya kala ulang − Distribusi Normal
adalah waktu hipotetik dimana − Distribusi Log Normal
hujan dengan suatu besaran − Distribusi Log Person III
tertentu akan dilampaui Karakteristik − Distribusi Gumbel.
desain hidrologi untuk sistem
drainase perkotaan 10-100 Ha
dengan periode ulang 2-5 tahun
yang artinya bahwa curah hujan
terbesar terjadi sekali dalam 5 tahun
atau kala ulang tertentu baik
dilampaui ataupun setara dengan
curah hujan rancangan.
KALA ULANG HUJAN

 Suatu data hujan adalah (x) akan mencapai


suatu harga tertentu/disamai (x1 ) atau
 Penentuan periode ulang juga didasarkan
kurang dari (x1 ) atau melebihi/dilampaui
pada pertimbangan ekonomis. Berdasarkan
dari (x1 ) dan diperkirakan terjadi sekali
prinsip dalam penyelesaian masalah
dalam kurun waktu T tahun, maka T tahun ini
drainase perkotaan dari aspek hidrologi,
dianggap sebagai periode ulang dari (x1 )
sebelum dilakukan analisis frekuensi untuk
Contoh R2th = 115 mm Dalam perencanaan
mendapatkan besaran hujan dengan kala
saluran drainase periode ulang yang
ulang tertentu harus dipersiapkan rangakaian
dipergunakan dari fungsi saluran serta
data hujan berdasarkan pada durasi harian,
daerah tangkap hujan yang akan
jam – jaman atau meniitan. Analsis frekuensi
dikeringkan. Menurut pengalaman,
terhadap data hujan yang tersedia dapat
peggunaan periode ulang untuk rencana :
dilakukan dengan beberapa metode antara
Saluran kwartet : periode ulang 1 tahun
lain Gumbell, Log Normal, Log Pearson dan
Saluran tersier : periode ulang 2 tahun Saluran
sebagainya.
sekunder: periode ulang 5 tahun Saluran
primer : periode ulang 10 tahun
TABEL PERIODE ULANG, REDUCE MEAN,
STANDAR DEVIASI
ANALISIS INTENSITAS HUJAN

Data curah hujan dalam suatu waktu tertentu


(beberapa menit) yang tercatat pada alat
otomatis dapat dirubah menjadi intensitas
curah hujan per jam. Misalnya untuk merubah
hujan 5 menit menjadi curah hujan per jam,
maka curah hujan ini harus dikalikan dengan
60/5. Demikian pula untuk hujan 10 menit
dikalikan dengan 60/10.
ANALISIS INTENSITAS HUJAN

 Intensitas hujan adalah banyaknya


curah hujan, persatuan waktu
(mm/menit , mm/jam, mm/hari). Sifat
umum hujan adalah semakin singkat
hujan berlangsung intensitasnya
semakin tinggi dan semakin besar I : Intensitas hujan (m/jam,
periode ulangnya makin semakin m/detik)
tinggi pula intensitasnya. Dalam Tc : Waktu konsentrasi (jam, detik)
menghitung intensitas hujan dapat R24 : Curah hujan maksimum
menggunakan persamaan Formula dalam 24 jam (mm) dalam kaitan
dengan kajian ini dimodifikasi
mononobe.
menjadi curah hujan harian (mm)
DEBIT BANJIR RANCANGAN
 Dalam praktik, perkiraan debit banjir dilakukan
dengan beberapa metoda dan debit banjir
rencana ditentukan berdasarkan pertimbangan
teknis (engineering judgement). Secara umum,
metode yang umum dipakai adalah
 (1) Metode rasional : Metode untuk
memperkirakan laju aliran permukaan puncak
yang umum dipakai adalah metode Rasional
USSCS ( 1973). Metode ini sangat simpel dan
mudah penggunaannya, namun
penggunaannya terbatas untuk DAS-DAS dengan
ukuran kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman
et.al.,1986). Karena model ini merupakan model
kotak hitam, maka tidak dapat menerangkan
hubungan curah hujan dan aliran permukaan
dalam bentuk hidrograf.
 (2) Metode hidrograf banjir
DEBIT BANJIR RANCANGAN DENGAN
METODE RASIONAL

 Debit dasar yang ada selama ini adalah bahwa kala ulang debit
ekivalen dengan kalaulang hujan. Debit rencana untuk daerah
perkotaan umumnya dihendaki pembuangan air yang secepatnya,
agar jangan ada genangan air yang berarti. Untuk memenuhi tujuan
ini saluran – saluran harus dibuat cukup sesuai dengan debit
rancangan.
Faktor – faktor yang menentukan sampai berapa tinggi genangan air
yang diperbolehkan agar tidak menimbulkan kerugian yang berarti,
adalah :
 Berapa luas daerah yang akan tergenang (sampai batas tinggi yang
diperbolehkan)
 Berapa lama waktu penggenangan itu.
DEBIT BANJIR RANCANGAN DENGAN
METODE RASIONAL

 Besarnya debit rencana dihitung degan Dimana :


memakai metode rasional jika daerah
 Q : Debit degan masa ulang T tahun
alirannya kurang dari 80 Ha. Untuk daerah
dalam m3 /detik
aliran yang lebih luas sampai dengan 5000
Ha dapat digunakan metode rasioanal  α : Koefisien pengaliran
yang diubah. Untuk luas daerah yang lebih  β : Koefisien penyebaran
dari 5000 Ha digunakan hidrograf satuan
 I : Intensitas selama waktu konsentrasi
atau metode rasiional yang diubah. Rumus dalam mm/jam
metode rasional:
 A : Luas daerah aliran dalam Ha
Q = α. β.I.A
Koefisien penyebar hujan (β)

Koefisien penyebar hujan (β)


merupaakan nilai yang digunakan
untuk mengoreksi pengaruh
penyebaran hujan yang tidak merata
pada suatu daerah pengaliran. Nilai
besaran ini tergantung dari kondisi dan
luas daerah pengaliran. Untuk daerah
yang relatif kecil biasanya kejadian
hujan diasumsikan merata. Sehingga
nilai koefisien penyebaran hujan β = 1
Koefisien Pengaliran (α)

Koefisien pengaliran merupakan


nilia banding antara bagian hujan
yang membentuk limpasan
langsung dengan hujan total yang
terjadi. Besaran ini dipengaruhi
oleh tata guna lahan, kemiringan
lahan, jenis dan kondisi tanah.
Pemilihan koefisien pengaliran
harus memperhitungkan
kemungkinan adanya perubahan
tata guna lahan di kemudian hari.
KOEFISIEN RUN OFF
Kriteria desain drainase
SOAL LATIHAN M4

1. Dari Bagan Alir Metode Analisis Hidrologi dan


Kecepatan yang diasumsi dan kecepatan aktual
diatas apa yang anda ketahui dan jelaskan versi
kalian?
2. Buatlah tahapan/diagram alir/flowchart analisis
hidrologi yang kalian ketahui dan jelaskan?
TERIMA KASIH dan SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai