Anda di halaman 1dari 11

ISSN : 1411-0199

Wacana Vol. 16, No. 1 (2013) E-ISSN : 2338-1884

Pendidikan Berperspektif Lingkungan Menuju Pembangunan Berkelanjutan


Environmental Perspective Education Towards Sustainable Development
Yuli Priyanto1, M.Sasmito Djati1.2, Soemarno1.3, Zaenal Fanani1.4
1
Program Magister Administrasi Publik, Fakultas Administrasi Publik, Universitas Brawijaya Indonesia.
2
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Brawijaya, Malang
3
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang
4
Jurusan Agribisnis, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang

Abstrak
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara kepedulian lingkungan dengan model pendidikan untuk
pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kuantitatif. Subyek penelitian adalah 88
orang siswa. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner kepedulian lingkungan dan tes pemahaman paradigma
pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada korelasi positif signifikan
antara sikap peduli lingkungan, perilaku peduli lingkungan dengan pengetahuan paradigma pendidikan untuk
pembangunan berkelanjutan. Hal ini mengindikasikan bahwa kepedulian lingkungan memiliki kesamaan dengan
paradigma pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian pendidikan untuk pembangunan
berkelanjutan dapat dilaksanakan melalui pendidikan yang berperspektif lingkungan. Saran yang diajukan kepada para
Kepala sekolah adalah penerapan pendidikan peduli lingkungan sebagai best practices di SMK Negeri. Kepada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan di kabupaten disarankan untuk mengkaji lebih mendalam tentang fokus pencapaian tujuan
pengelolaan dan perlindungan terhadap kelestarian lingkungan hidup melalui pendidikan.

Kata kunci: Kepedulian lingkungan, pembangunan berkelanjutan.

Abstract
This study aims to analyze relationship between environmental concern with education model for sustainable
development. This research uses descriptive-quantitative method. Subjects were 88 students. The instrument used was a
questionnaire on environmental awareness and a test on understanding of education paradigm for sustainable
development. The research concludes that there is a significant positive correlation between environmental concern, the
behavior of environmental awareness, and knowledge of education paradigm for sustainable development. This
indicates that environmental concerns have in common with education paradigm for sustainable development. Thus
education for sustainable development can be carried out through environmental perspective education. Suggestions
submitted to the head of school is the implementation of environmental education as best practices in the SMK. To the
Department of Education and Culture in the district are advised to examine more deeply about the achievement of
objectives of environmental preservation and protection through the education.

Keywords: environmental concern, sustainable development

PENDAHULUAN memicu terjadinya bencana alam, seperti banjir,


Peningkatan jumlah populasi yang cepat longsor, cuaca ekstrim dan lain sebagainya. Kualitas
menyebabkan peningkatan kebutuhan akan lingkungan (tanah, air dan udara) yang menurun
sandang, pangan dan ketersediaan lapangan karena pencemaran limbah rumah tangga maupun
pekerjaan. Pembukaan hutan sebagai lahan limbah industri menjadi penyebab mudahnya
pertanian yang dimaksudkan untuk meningkatkan masyarakat terserang penyakit.
produksi bahan pangan dan sandang bukanlah Efek dari pertumbuhan populasi yang sangat
solusi yang tepat. Demikian pula pembangunan cepat dan meningkatnya ekspliotasi sumberdaya
kawasan perindustrian yang mengalihfungsikan alam, tidak hanya mendorong peningkatan
lahan pertanian tidak akan mampu menyelesaikan deforestasi untuk kepentingan pembukaan lahan
masalah secara menyeluruh. Upaya tersebut malah pertanian, tetapi juga menurunkan kualitas
menimbulkan masalah baru yang berkaitan dengan lingkungan, seperti pencemaran sungai, erusi dan
rusaknya keseimbangan alam dan menurunnya sedimentasi (Anasiru, Rayes, Setiawan dan
kualitas lingkungan. Ekosistem yang tidak seimbang Soemarno, 2013). Pertumbuhan penduduk yang
cepat telah meningkatkan kebutuhan fasilitas
Corresponding Address: pemukiman yang memadai. Di samping itu,
Yuli Priyanto permintaan akan lahan dari sektor lain pun
Email : YuliPri_kdr@yahoo.com bertambah, sehingga harga tanah melonjak tinggi
Address : Program Studi Kajian Lingkungan dan dan kesempatan untuk memperoleh lahan sebagai
Pembangunan, Program Pascasarjana Universitas
Brawijaya pemukiman semakin sulit. Oleh karena itu sawah-

41
Pendidikan Berperspektif Lingkungan Menuju Pembangunan Berkelanjutan (Priyanto, et al)

sawah subur diurug untuk pembangunan masih juga terlihat kecenderungan meningkatnya
perumahan dan industri. Akibatnya, jika sawah atau angka penjualan mobil mewah, pembangunan mall,
kebun beralih fungsi menjadi pemukiman atau dan barang-barang mewah lainnya, yang
perkantoran, maka produksi sandang dan pangan menggambarkan jurang antara orang yang kaya
menurun. Padahal pertambahan penduduk juga dengan yang miskin semakin melebar (Saragih,
menyebabkan kebutuhan akan sandang dan pangan Lassa dan Ramli, 2007).
meningkat dari tahun ke tahun (Hendriyani, 2006). Kondisi hutan dan sumber daya alam
Berbagai bencana yang terjadi selain Indonesia lainnya seperti pertambangan umum dan
disebabkan oleh alam, banyak pula yang disebabkan migas yang sudah sedemikian parah dan lahirnya
oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. perusahaan-perusahaan besar berbasis sumber
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia daya alam adalah anomali pengelolaan sumber daya
tidak segan-segan mengeksploitasi lingkungan alam (SDA) dan lingkungan. Di satu sisi telah terjadi
secara berlebihan. Kecepatan manusia kerusakan lingkungan dan SDA, tetapi di sisi yang
mengeksploitasi sumber daya alam dan hayati jauh lain para pengusaha tetap bisa berkembang tanpa
lebih besar dari pada kecepatan sumber daya alam harus bertanggung jawab terhadap kerusakan
memperbaharui diri. Gara-gara perilaku sebagian lingkungan dan SDA, sebagai akibat operasi dari
besar bangsa ini, nyaris segala sesuatu terkait perusahaan-perusahaan ini. Jika kondisi ini
lingkungan hidup atau alam negeri ini dipenuhi dibiarkan berlanjut, masyarakat akan kehilangan
dengan destruksi atau kerusakan. Hutan dibabat dua hal sekaligus yaitu lingkungan hidup dan SDA,
atau dialih-fungsikan. Kayunya dijadikan komoditas. dan kekuatan ekonomi dari perusahaan berbasis
Air sungai, air laut maupun air bawah tanah SDA. Perusahaan-perusahaan ini akan gulung tikar
dicemari limbah. Udara terpolusi atau terpapar asap karena kekurangan bahan baku dan mengakibatkan
kendaraan bermotor atau lahan terbakar. rangkaian kegiatan kontraksi ekonomi seperti
Keanekaragaman hayati, baik di hutan, darat penghapusan hutang, terganggunya kesehatan
maupun laut kian berkurang populasinya. Jalan- bank, dan pemutusan hubungan kerja (Setionno
jalan rusak menjadi kuburan massal. Menurut dan Noto, 2008).
o ‰}Œ v ^^š šµ• >]vPlµvP v ,] µ‰ /v }v •] _ Ç vP Berdasarkan uraian di atas, permasalahan
dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup 2007, lingkungan tidak dapat dipisahkan secara teknis
level kerusakan ekologi Indonesia memang sudah semata. Upaya solusi yang hanya berfokus pada
sangat gawat atau sudah parah sekali. Akibat perbaikan alam tidak akan menghentikan laju
masalah lingkungan yang tidak terjaga, telah perusakan alam karena faktor mannusia adalah
dirasakan hari ini. Udara menjadi lebih panas, cuaca penyebab utama kerusakan lingkungan. Oleh
yang sulit diprediksi berakibat buruk pada pertanian karena sikap dan mental manusia yang merusak
(gagal panen), dimasa yang akan datang tidak alam belum berubah, maka kerusakan alam akan
menutup kemungkinan pulau-pulau akan terus berlangsung. Untuk mengatasi dampak
tenggelam, negara-negara pantai, wilayahnya akan kerusakan lingkungan diperlukan suatu perubahan
menyusut, kekurangan air bersih dan masih banyak sikap dan perilaku yang peduli lingkungan.
lagi ketidaknyamanan yang dirasakan manusia Kepedulian lingkungan akan berdampak pada
(Setyono, 2011). program pembangunan yang peduli akan
Laju kerusakan hutan Indonesia menurut kemanfaatan alam secara berkelanjutan, tidak
WWF sekitar 1.9 juta hektar pertahun. Bahkan di hanya untuk kepentingan saat ini saja, melainkan
tahun 2007, Indonesia menjadi negara penghasil juga untuk kepentingan generasi yang akan datang.
emisi gas rumah kaca khususnya CO2 ketiga Pembangunan yang berkelanjutan dapat
terbesar di dunia setelah USA dan China. Daerah dicapai melalui pendidikan, karena pendidikan
pantai dan pedesaan merupakan kantong di mana merupakan sarana untuk mengubah persepsi, sikap
penduduk miskin tinggal. Ironisnya, di tengah dan perilaku manusia. Pertemuan Puncak
indikator kemiskinan yang begitu menggetarkan, Johannesburg 2002, memperluas visi pembangunan
kebijakan dibangun masih belum dalam tujuan berkelanjutan dan menegaskan kembali tujuan-
untuk meningkatkan kemanusiaan manusia secara tujuan pendidikan dalam millenium development
utuh, tetapi justru masih terjebak dengan tujuan goals dan education for all education for all yang
yang terutama menguntungkan investor dicetuskan dalam Dakar frame work for action,
(mengundang investasi), mengamankan anggaran serta mengajukan Dekade Pendidikan untuk
belanja negara (pembayaran hutang dan gaji Pembangunan Berkelanjutan (Decade of Education
aparatur misalnya DPR, DPRD, dan sebagainya) for Sustainable Development/DESD). PBB, dalam
dengan cara mengurangi anggaran untuk pelayanan sidang umum pada sesi ke-57 tahun 2002
publik (misalnya pendidikan dan kesehatan). Di mendeklarasikan periode 2005-2014 sebagai DESD.
tengah kemiskinan yang semakin tidak manusiawi UNESCO ditunjuk untuk memandu dekade ini agar

42
Pendidikan Berperspektif Lingkungan Menuju Pembangunan Berkelanjutan (Priyanto, et al)

dapat memainkan peran kuncinya dalam kepada siswa. Upaya tersebut dilakukan melalui
mengembangkan standar kualitas dalam pendidikan proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas,
untuk pembangunan berkelanjutan (Kemdiknas, pengkondisian, keteladanan, dan penerapan prinsip
2010a). reward and punisment positif. Meskipun termasuk
Indonesia merespon positif wacana Dekade sekolah yang baru berdiri (tahun 2009), SMK Negeri
Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan 1 Ngasem memiliki potensi yang cukup dalam
(Decade of Education for Sustainable pencapaian tujuan pembelajaran. Lokasi yang
Development/DESD). Kementrian Pendidikan terletak di daerah pinggiran kota dan sedikit jauh
Nasional menempatkan pendidikan untuk dari hiruk-pikuk Kota Kediri menjadikan SMK Negeri
pembangunan berkelanjutan (Education for 1 Ngasem sangat kondusif dalam kegiatan belajar-
Ssustainable Development) sebagai salah satu mengajar. Lingkungan sekolah yang tenang
paradigma pendidikan di Indonesia, yaitu : memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi dalam
pendidikan menghasilkan manusia berakhlak mulia belajar. Lingkungan sekitar sekolah yang berupa
yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Manusia lahan persawahan mrupakan setting yang memadai
seperti itu memenuhi kebutuhannya dengan untuk mendidik siswa dalam hal kepedulian
memperhatikan kebutuhan generasi saat ini dan lingkungan.
generasi-generasi yang akan datang (keberlanjutan Penelitian ini bermaksud meneliti
intergenerasional). Paradigma ini mengajak keterkaitan antara kepedulian lingkungan dengan
manusia untuk berpikir tentang keberlanjutan paradigma pendidikan untuk pembangunan
planet bumi dan keberlanjutan keseluruhan alam berkelanjutan di SMK Negeri 1 Ngasem. Yang
semesta. Pendidikan harus menumbuhkan menjadi pertanyaan adalah apakah kepedulian
pemahaman tentang pentingnya keberlanjutan dan lingkungan dapat berfungsi sebagai paradigma
keseimbangan ekosistem, yaitu pemahaman bahwa pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan di
manusia adalah bagian dari ekosistem. Pendidikan SMK Negeri 1 Ngasem. Penelitian ini mengangkat
harus memberikan pemahaman tentang nilai-nilai iµ µo ^< ‰ µo] v >]vPlµvP v • P ] ‰ Œ ]Pu
tanggung jawab sosial dan natural untuk W v ] ]l v hvšµl W u vPµv v Œl o viµš v_X
memberikan gambaran pada peserta didik bahwa
mereka adalah bagian dari sistem sosial yang harus METODE PENELITIAN
bersinergi dengan manusia lain dan bagian dari Penelitian ini termasuk penelitian dengan
sistem alam yang harus bersinergi dengan alam pendekatan kuantitatif yang menggunakan
beserta seluruh isinya. Dengan nilai-nilai itu maka rancangan korelasional. Variabel bebas penelitian
akan muncul pemahaman kritis tentang lingkungan ini adalah kepedulian lingkungan, sedangkan
(sosial dan alam) dan semua bentuk intervensi variabel terikatnya adalah paradigma pendidikan
terhadap lingkungan, yang baik dan yang buruk, untuk pembangunnan berkelanjutan. Penelitian ini
termasuk pembangunan (Kemdiknas, 2010b). dilaksanakan di SMK Negeri 1 Ngasem selama Bulan
Kepedulian terhadap lingkungan dapat April-Mei 2013. Populasi penelitian adalah siswa
ditanamkan secara efektif melalui pendidikan di SMK Negeri 1 Ngasem tahun akademik 2012/2013
sekolah. Pendidikan sangat mempengaruhi dengan jumlah 856 orang. Dengan menggunakan
perkembangan fisik, daya jiwa (akal, rasa dan teknik sampling proporsional random, didapatkan
kehendak), sosial dan moralitas manusia serta jumlah sampel sebanyak 88 orang.
merupakan alat terpenting untuk menjaga diri dan Instrumen penelitian berupa kuesioner
memelihara nilai-nilai positif (Setiawan, 2010). kepedulian lingkungan yang terdiri dari 2 sub
Tentunya dengan pengaruh yang ditimbulkan variabel, yaitu: meliputi sikap peduli lingkungan dan
pendidikan ini memberikan dampak pada perilaku peduli lingkungan. Sikap peduli lingkungan
bertambahnya pengetahuan dan keterampilan serta terdiri atas indikator-indikator: sikap peduli
akan menolong dalam pembentukan sikap dan terhadap kebersihan, kerindangan, keamanan,
perilaku yang positif. Perilaku ramah lingkungan keindahan, kesehatan, kekeluargaan. Sedangkan
dapat dibentuk sesuai dengan yang diharapkan. Di indikator perilaku peduli lingkungan meliputi: tertib
mana cara pembentukan perilaku sesuai dengan dan disiplin, perilaku menjaga kebersihan
yang diharapkan ditentukan oleh tiga hal, yaitu : lingkungan, menjaga keindahan dan kerindangan
pembentukan perilaku dengan kebiasaan, lingkungan, solidaritas antar sesama, dan
pembentukan perilaku dengan pengertian dan kreativitas. Pengetahuan tentang paradigma
pembentukan perilaku dengan model atau contoh pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan
(Walgito, 2010). diukur menggunakan tes pemahaman paradigma
SMK Negeri 1 Ngasem Kediri merupakan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan
salah satu sekolah menengah kejuruan yang dengan indikator: keterkaitan antara lingkungan
berusaha menanamkan kepedulian lingkungan biotik, abiotik dan sosial; pemanfaatan SDA yang

43
Pendidikan Berperspektif Lingkungan Menuju Pembangunan Berkelanjutan (Priyanto, et al)

berkelanjutan; perubahan iklim dan bencana; tingkat tinggi (Tabel 2). Hal ini disimpulkan dari 88
pencemaran lingkungan dan kesehatan masyarakat; orang, sebanyak 40 (45,45%) memiliki perilaku
upaya kolektif menjaga kelestarian alam. Validasi peduli lingkungan pada tingkat tinggi, sebanyak 27
instrumen dilakukan melalui uji coba kepada siswa- orang (30,68%) memiliki perilaku peduli lingkungan
siswi SMK Dhaha Kediri dengan jumlah subyek uji pada tingkat sangat tinggi, dan sebanyak 21 orang
coba sebanyak 40 orang siswa. Berdasarkan hasil uji (23,86%) memiliki perilaku peduli lingkungan pada
coba disimpulkan bahwa kuesioner sikap peduli tingkat sedang.
lingkungan memiliki 20 item soal yang valid, dan 20
2. Deskripsi Pengetahuan Mengenai Paradigma
item kuesioner perilaku peduli lingkungan.
Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan
Sedangkan tes pemahaman pengetahuan memiliki
Pengetahuan siswa terhadap paradigma
30 item soal valid. Analisis data dilakukan
pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan
menggunakan analisis deskriptif dan analisis
dideskripsikan dalam 5 tingkatan yaitu sangat tinggi,
korelasi simultan menggunakan regresi liner
tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Secara
berganda.
ringkas deskripsi pengetahuan siswa terhadap
paradigma pendidikan untuk pembangunan
HASIL DAN PEMBAHASAN
berkelanjutan adalah disajikan pada Tabel 3.
1. Deskripsi Kepedulian Lingkungan
Kepedulian lingkungan memiliki 2 sub Tabel 3. Pengetahuan Siswa Terhadap Paradigma
variabel, yaitu sikap terhadap kepedulian Pendidikan Untuk Pembangunan
lingkungan dan perilaku peduli lingkungan. Sikap Berkelanjutan
terhadap kepedulian lingkungan dideskripsikan KLASIFIKASI
Rentang
Frekuensi Persentase
dalam 5 tingkatan yaitu tingkatan sangat positif, Interval
positif, cukup positif, negatif, dan sangat negatif. Sangat Tinggi 25 t 30 14 15,91
Tinggi 19 t 24 52 59,09
Secara ringkas deskripsi sikap terhadap kepedulian
Sedang 12 t 18 22 25,00
lingkungan adalah disajikan pada Tabel 1. Rendah 6 t 11 0 0,00
Tabel 1. Sikap terhadap Kepedulian Lingkungan Sangat Rendah 0t5 0 0,00
Jumlah 88 100,00
Rentang
KLASIFIKASI Frekuensi Persentase
Interval Pengetahuan siswa SMK Negeri 1 Ngasem
Sangat Positif 69 t 80 16 18,18
terhadap paradigma pendidikan untuk
Positif 57 t 68 61 69,32
Cukup Positif 44 t 56 11 12,50
pembangunan berkelanjutan siswa berada pada
Negetif 32 t 43 0 0,00 tingkat tinggi (Tabel 3). Hal ini disimpulkan dari 88
Sangat Negetif 20 t 31 0 0,00 orang, sebanyak 52 (59,09%) memiliki pada
Jumlah 88 100,00 pengetahuan tingkat tinggi, sebanyak 22 orang
(25,008%) memiliki pengetahuan pada tingkat
Berdasarkan Tabel 1, secara umum sikap
sangat tinggi, dan sebanyak 14 orang (15,91%)
siswa SMK Negeri 1 Ngasem positif terhadap
memiliki pengetahuan tingkat sedang.
kepeduian lingkungan. Hal ini disimpulkan dari 88
orang, sebanyak 61 (69,32%) memiliki sikap yang 3. Korelasi Kepedulian Sosial dengan Paradigma
positif, sebanyak 16 orang (18,18%) memiliki sikap Pendidikan Untuk Pembangunan
sangat positif, dan sebanyak 11 orang (12,50%) Berkelannjutan
memiliki sikap cukup positif. Perilaku peduli Kepedulian sosial bisa dibuktikan sebagai
lingkungan dideskripsikan dalam 5 tingkatan yaitu paradigma pendidikan untuk pembangunan
tingkatan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan berkelanjutan apabila terdapat korelasi antara sikap
sangat rendah. Secara ringkas deskripsi perilaku dan perilaku kepedulian sosial dengan pengetahuan
peduli lingkungan adalah disajikan pada Tabel 2. tentang paradigma pendidikan untuk pembangunan
berkelanjutan. Uji korelasi dilakukan menggunakan
Tabel 2. Perilaku Peduli lingkungan
uji regresi linier berganda. Hasil analisis data
Rentang
KLASIFIKASI Frekuensi Persentase menggunakan regresi linier sederhana didapatkan
Interval
hasil sebagaimana Tabel 4.
Sangat Tinggi 69 t 80 27 30,68
Tinggi 57 t 68 40 45,45 Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan
Sedang 44 t 56 21 23,86 bahwa teradapat korelasi variabel sikap terhadap
Rendah 32 t 43 0 0,00 kepedulian lingkungan dan perilaku peduli
Sangat Rendah 20 t 31 0 0,00 lingkungan dengan pengetahuan tentang paradigma
Jumlah 88 100,00 pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan.
Baik secara parsial maupun secara simultan. Hal ini
Secara umum perilaku peduli lingkungan disimpulkan dari hasil analisis di atas, signifikansi
pada siswa SMK Negeri 1 Ngasem berada pada thitung data sikap maupun data perilaku memiliki

44
Pendidikan Berperspektif Lingkungan Menuju Pembangunan Berkelanjutan (Priyanto, et al)

signifikansi kurang dari 0,05. Begitu juga, korelasi Terimakasih), 2) pembuangan sampah pada
secara simultan, didapatkan nilai signifikansi untk tempatnya, 4) membudayakan antri dalam sesuatu
fhitung sebesar 0,00 seingga dapat disimpulkan sesuai dengan aturan, 5) berupaya mengatasi silang
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara pendapat/perselisihan, 6) memperingatkan mereka
parsial maupun variabel sikap terhadap kepedulian yang berpakaian tidak rapi, 7) mengingatkan siswa
lingkungan dan perilaku peduli lingkungan dengan putra untuk selalu menata rambut pendek dan rapi,
pengetahuan tentang paradigma pendidikan untuk 8) memberikan sosialisasi tentang berkendara yang
pembangunan berkelanjutan. baik dan benar, 9) memarkirkan kendaraan dengan
rapi, 10) mensosialisasikan tentang NARKOBA baik
Tabel 4.Hasil Ringkasan Uji Regresi Linier Berganda
lewat slogantslogan maupun bekerjasama dengan
Variabel Koefisien t hitung Probabilitas
(Sig.) pihak Kepolisian, 11) melatih kedisiplinan dalam
Konstanta 4,912 - - masuk dan keluar kelas sesuai dengan waktunya
Sikap terhadap 0,025 2,285 0,025 dan diupayakan tidak pulang sebelum waktunya.
Kepedulian Pembiasaan keteladanan dilakukan dengan
Lingkungan (X1) cara memberikan teladan atau contoh perilaku yang
Perilaku Peduli 0,021 3,090 0,003
baik, yaitu: 1) berpakaian yang rapi sesuai dengan
Lingkungan (X2)
aturan yang telah disepakati, 2) bertutur kata dan
Fhitung 14,722
Sig. Fhitung 0,000 berbahasa yang baik dan benar, bila tidak bisa
R (standardized 0,534 berbahasa daerah maka diwajibkan berbahasa
} (] ] v t• Indonesia, 3) memberikan teladan untuk selalu
R Square 0,285 memanfaatkan waktu longgar dengan membaca
Adjust R Square 0,265 dan memanfaatkan perpustakaan sekolah.
Selain itu, implementasi kebijakan
4. Pendidikan untuk Kepedulian Lingkungan Di pendidikan karakter juga dilakukan melalui kegiatan
SMK Negeri 1 Ngasem ekstrakurikuler pramuka. Kegiatan ektra kurikuler
Pengajaran sikap dan perilaku peduli kepramukaan merupakan wujud pembentukan
lingkungan di SMK Negeri 1 Ngasem dengan cukup karakter bangsa. Kepramukaan merupakan kegiatan
efektif. Di SMKN 1 Ngasem, implementasi yang bertujuan membentuk watak/perilaku siswa
kepedulian lingkungan telah diajarkan melalui untuk menjadi pemimpin yang mandiri tegas,
berbagai cara yaitu dengan melalui kegiatan intra konsekuen dalam menghadapi tantangan di
kurikuler dan ekstra kurikuler maupun implentasi masyarakat secara luas termasuk dalam hal
seharithari di sekolah dengan jalan pembiasaan pembelaan Negara/pembentukan rasa
rutin, pembiasaan spontan dan keteladanan. Nasionalisme. Untuk pebentukan karakter tersebut
Pembiasaan rutin di SMKN 1 Ngasem berupa dilaksanakan berdasarkan Tri Satya dan dasa Darma
perilaku-perilaku maupun kegiatan-kegiatan, antara Pramuka. Kegiatan Ekstrakurikler kepramukaan di
lain: 1) selalu memberikan salam kepada bapak , SMK Negeri 1 Ngasem dilaksanakan dengan
ibu guru dan karyawan serta sesama teman, 2) program - program kegiatan yang menjurus pada
Œ }[ • oµu v • š o Z WŒ}• • o i Œ pembentukan watak dan kepribadian untuk
Mengajar, 3) selalu cium tangan kepada bapak ibu mencintai Bangsa dan Negara yang berarti memiliki
guru setiap bertemu baik diluar kelas maupun di watak dan sikap yang tersurat dalam Dasa Dharma
dalam kelas, 4) melaksanakan sholat berjamaah di Pramuka seperti diatas. Jika diuraikan dan ditelaah
sekolah, 5) upacara bendera setiap hari senin dan lebih lanjut maka sangat sinkron/sesuai antara Dasa
upacara hari t hari besar Nasional, 6) doa bersama Dharma Pramuka dengan butirtbutir Indikator
setiap pagi sebelum pelajaran, 7) lomba kebersihan pembentukan watak pada Pendidikan Karakter
kelas dan lingkungannya setiap bulan, 8) Adanya kebijakan aturan tertulis diperlukan
pengaktifan piket kelas sehari hari dalam agar Pendidikan Karakter Bangsa di SMK Negeri 1
kebersihan kelas, 9) membiasakan selalu Ngasem dapat terlaksana dengan baik. Adanya
mengambil sampah/kotoran yang ada disekeliling kebijakan aturan merupakan upaya mengkondisikan
bangku/lingkungan kelas dan membuangnya ke situasi sekolah yang dilakukan dengan membrikan
tempat sampah, 10) mewajibkan siswa untuk fasilitas dan penghargaan bagi kelas/siswa yang
memelihara taman di depan kelasnya masingt mencapai prestasi dalam menjaga keterlaksanaan 9
masing. K. Kebijakan aturan tertulis diterapkan dan selalu
Pembiasaan spontan di SMKN 1 Ngasem dikontrol oleh tim penilai 9 K. Tim 9 K bertugas
dilakukan melalui beberapa penanaman budaya memantau dan menilai keamanan, ketertiban,
yang positif, antara lain: 1) pembudayaan 3 S dan kerapian, kebersihan, kekeluargaan, kedisiplinan,
TOMAT (Senyum, Salam, Sapa, Tolong, Maaf, kesehatan, kerindangan dan ketaqwaan.
Salah satu hasil kerja Tim 9 K adalah berupa

45
Pendidikan Berperspektif Lingkungan Menuju Pembangunan Berkelanjutan (Priyanto, et al)

penilaian kebersihan, ketertiban dan kedisiplinan di paradigma klasik atau paradigma behavioristik,
dalam dan di luar kelas. Kelas yang memperoleh paradigma konstruktivistik, dan paradigma social
penilaian terbaik diberikan penghargaan untuk cognitive (Maliki, 2010). Paradigma klasik atau
memperkuat perilaku positif yang telah terbentuk. paradigma behavioristik menekankan faktor
Penghargaan diberikan kepada kelas yang mencapai eksternal sebagai penentu efektifitas pembelajaran.
prestasi terbaik I. II, III, dan harapan I dan hadiah Strategi pembelajaran difokuskan kepada upaya
yang diberikan dalam bentuk uang pembinaan. menyediakan faktor eksternal yang positif dan
Sedangkan bagi kelas yang terkotor diberikan kondusif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
hadiah berupa Sapu lantai Sulak dan alat kebersihan Paradigma konstruktivistik yang menegaskan
lainnya sebagai alat untuk meningkatkan kebersihan pembelajaran hanya efektif jika ada dorongan
kelasnya. intrinsic dari siswa. Oleh karena itu, pembelajaran
Setiap hari siswa harus sudah datang dan harus memberi kesempatan bagi siswa untuk
masuk halaman sekolah dengan pakaian/seragam mengaktualisasikan kekuatan intrinsic mereka
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Apabila berupa sistem pengetahuan, struktur makna yang
ada siswa yang melanggar aturan tata tertib baik dibangun, lalu digunakan untuk memahami dan
seragam, kerapihan, terlambat datang maka siswa memecahkan masalah yang mereka hadapi. Strategi
tersebut diberi hukuman berupa pembersihan pembelajaran lalu difokuskan pada aktifitas dan
halaman/lingkungan sekolah yang dibimbing oleh inisiatif siswa. Setelah memperhatikan kelemahan
guru piket dan tim tata tertib dan didata untuk masing-masing paradigma di atas, paradigma social
dicatat pelanggarannya dengan pencatatan point cognitive mencoba menutup kelemahaan keduanya
pelanggaran. dengan cara menggabungkan kekuatan kedua
Implementasi program kebijakan perlu paradigma tersebut. Lahirlah model pembelajaran
memiliki rencana tindak lanjut agar lebih efektif yang dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa
dalam mencapai tujuan. Sebagaimana individu atau siswa dengan sistem pengetahuan
diprogramkan dan diinstruksikan bahwa Pemerintah yang dimilikinya selalu berinteraksi dengan struktur
melalui lembaga pendidikan mengupayakan untuk atau lingkungan sekitarnya. Strategi pembelajaran
mempersiapkan Generasi Muda dengan bekal yang dengan demikian lebih difokuskan kepada dialog
sesuai dengan Karakter dan budaya Bangsa individu dengan dunia atau struktur di sekitarnya.
Indonesia oleh karena itu SMK Negeri 1 Ngasem Penerapan paradigma behavioristik
berupaya untuk menindaklanjuti kegiatan yang dilakukan melalui prinsip pengkondisian dalam
telah diprogramkan ini secara terus menerus dan paradigma behavioristik diterapkan melalui
ditingkatkan menjadi lebih baik demi masa depan pengkondisian rutin dan spontan yang dilakukan
Bangsa dan Negara Indonesia. Tindak lanjut dengan berbagai cara melalui kegiatan intra
tersebut antara lain dengan merencanakan kurikuler dan ekstra kurikuler maupun implentasi
beberapa hal sebagai berikut : sehari t hari di sekolah. Prinsip reward and
1. Workshop pendidikan lingkungan pada punisment yang sangat khas dalam paradigma
pendidik dan tenaga kependidikan behavioristik diterapkan dengan mereduksi
2. Sosialisasi secara umum kepada Orang tua kelemahannya. Hal ini dilakukan dengan
siswa memberikan reward and punisment positif saja.
3. Workshop untuk Pengurus OSIS Pemberian reward and punisment positif bisa dilihat
4. Workshop bagi organisasi kesiswaan lainnya dalam kegiatan pemantauan rutin bulanan terhadap
seperti : Pramuka, PMR, Takmir masjid, dan kebersihan, ketertiban dan kedisiplinan lingkungan
nantinya akan merambah ke seluruh siswa. kelas dan luar kelas. Indikator-indikator
Uraian mengenai pendidikan untuk penilaiannya adalah sebagaimana disajikan pada
kepedulian lingkungan di SMK Negeri 1 Ngasem di Tabel 5.
atas berlangsung efektif disebabkan adanya Reward atau penghargaan akan diberikan
penerapan konsep paradigma pembelajaran yang kepada kelas yang mencapai prestasi terbaik I, II , III
holistik, yaitu menerapkan paradigma pembelajaran dan harapan I dan hadiah yang diberikan dalam
klasik (behavioristik), paradigma pembelajaran bentuk uang pembinaan. Sedangkan bagi kelas
konstruktivistik dan paradigma pembelajaran yang terkotor diberikan hadiah berupa Sapu lantai
terbaru (social cognitive). Tentunya, penerapan Sulak dan alat kebersihan lainnya sebagai alat untuk
ketiga paradigma pembelajaran tersebut dilakukan meningkatkan kebersihan kelasnya. Setiap hari
dengan memperhitungkan kelemahan dan siswa harus sudah datang dan masuk halaman
kelebihan masing-masing. sekolah dengan pakaian /seragam sesuai dengan
Dalam pendidikan, seperti juga dalam ilmu jadwal yang telah ditetapkan. Apabila ada sisawa
sosial, terdapat sejumlah paradigma berfikir. Dalam yang melanggar aturan tata tertib baik seragam,
hal ini ada tiga paradigma pendidikan, yaitu kerapihan, terlambat datang maka siswa tersebut

46
Pendidikan Berperspektif Lingkungan Menuju Pembangunan Berkelanjutan (Priyanto, et al)

Tabel 5. Indikator Kebersihan , Ketertiban Dan Kedisiplinan di SMK Negeri 1 Ngasem


Kelas X / XI / XII
No Obyek Indikator
Rentang Skor 1-9
1. Terdapat papan tulis yang selalu bersih dan rapi setiap selesai
pelajaran lengkap dengan peralatan ( tim penilai memantau pulang
sekolah )
2. Papan Absensi ketidak hadiran siswa selalu terisi sesuai dengan
keadaan hari itu
3. Ada Buku Journal kelas yang selalu terisi dan tersampul rapi
4. Ada Struktur Organisasi kelas terpampang dengan jelas dan lengkap
5. Jadwal Piket kelas dan 7 K tertulis dan terpampang di dinding dengan
Dalam ruang kelas

baik
6. Ada Visi dan Misi sekolah ter pampang di dinding kelas
1 7. Ada Slogan kebersihan / ajakan untuk berbuat bersih dan rapi
8. Ada tata tertib siswa yang ter pampang didinding
9. Ada alat kebersihan yang ditata rapi dan tergantung di sudut belakang
kelas
10. Meja guru selalu bertaplak dan ada vas bunga.
11. Lantai dan dinding bersih tanpa sampah dan noda.
12. Tidak ada sampah / kotoran di laci bangku
13. Sampah organik dan unorganik terpisah sesuai dengan tempatnya.
14. Kaca jendela, pintu dan bangku bersih dari coretan t coretan.
15. Langit t langit / plafond bersih dari kotoran / sawang
Luar kelas/ lingkungan kelas

1. Pembuangan sampah Organik dan Unorganik sesuai dengan tempat


nya
2. Tidak terdapat sampah / kotoran di teras kelas maupun di lingkungan
kelas sesuai dengan batas kelas
2 2. Pot bunga besar tertata rapi dan terawat, dibuktikan dengan media
yang selalu basah ( tidak banjir )
3. Dinding luar kelas bersih dari kotoran / coretan yang menggangu
pandangan dan mengurangi nilai kebersihan
4. Ada slogan kebersihan / logo UKS di dinding luar kelas
Jumlah skor

diberi hukuman berupa pembersihan sekolah. Pelibatan pihak luar pendidik dimaksudkan
halaman/lingkungan sekolah yang dibimbing oleh agar terjadi dialog individu dengan dunia atau
guru piket dan tim tata tertib dan didata untuk struktur di sekitarnya.
dicatat pelanggarannya dengan pencatatan point 5. Pendidikan untuk Kepedulian Lingkungan Di
pelanggaran. SMK Negeri 1 Ngasem Sebagai Paradigma
Penerapan paradigma konstruktivistik dalam Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan
pendidikan untuk kepedulian lingkungan dilakukan Hasil penelitian membuktikan bahwa
melalui jalan pembiasaan keteladanan. Keteladanan terdapat korelasi yang signifikan antara kepedulian
tersebut dilakukan dalam bentuk berpakaian yang lingkungan dengan pemahaman tentang paradigma
rapi sesuai dengan aturan yang telah disepakati, pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan di
bertutur kata dan berbahasa yang baik dan benar, SMKN 1 Ngasem. Korelasi tersebut adalah korelasi
bila tidak bisa berbahasa daerah maka diwajibkan yang positif, artinya semakin tinggi kepedulian
berbahasa Indonesia dan memberikan teladan lingkungan maka semakin tinggi pemahaman
untuk selalu memanfaatkan waktu longgar dengan tentang paradigma pendidikan untuk pembangunan
membaca dan memanfaatkan perpustakaan berkelanjutan. Sebaliknya, semakin rendah
sekolah. semakin rendah kepedulian lingkungan maka
Sedangkan penerapan paradigma social semakin rendah pemahaman tentang paradigma
cognitive yang mencoba menutup kelemahaan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan.
paradigma behavioristik dan konstruktivistik Program pedidikan peduli lingkungan
dilakukan dengan cara menggabungkan kekuatan memiliki kesamaan tujuan inti dengan pendidikan
kedua paradigma tersebut. Model pembelajaran untuk pembangunan berkelanjutan. Kepedulian
social cognitive diterapkan dengan menerapkan lingkungan merupakan akibat atau tujuan yang
gabungan kegiatan-kegiatan yang telah diuraikan di ingin dicapai oleh program pedidikan peduli
atas ditambah dengan upaya melibatkan pihak luar lingkungan pada level yang tinggi. Indikator
pendidik, yaitu melibatkan seluruh warga sekolah, keberhasilan program pedidikan peduli lingkungan
orang tua siswa, dan warga masyarakat sekitar yaitu warga sekolah memiliki sikap yang positif

47
Pendidikan Berperspektif Lingkungan Menuju Pembangunan Berkelanjutan (Priyanto, et al)

terhadap upaya perlindungan dan pengelolaan berhubungan erat dengan masalah etika, mengingat
lingkungan hidup. Kepedulian linhgkungan diukur bahwa konsep pembangunan berkelanjutan
menggunakan kuesioner kepedulian lingkungan. berorientasi pada masa depan (future) dan juga
Kepedulian lingkungan memiliki 2 komponen memfokuskan diri pada masalah kemiskinan
utama, yaitu sikap peduli lingkungan dan kemauan (poverty). Konsep ini sangat memperhatikan
untuk berperilaku peduli lingkungan. kesejahteraan generasi yang akan datang, namun
Pembangunan berkelanjutan adalah pada saat yang bersamaan juga tidak mengurangi
terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable perhatian terhadap upaya-upaya untuk
development. Pengembangan atau pembangunan meningkatkan taraf hidup orang-orang miskin yang
berkelanjutan (sustainable development) adalah ada pada generasi sekarang. Tujuan pembangunan
sebuah perubahan, perkembangan atau berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya
pengembangan meliputi kehidupan sosial, budaya, standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat
ekonomi dan lingkungan secara simultan, yang layak, cukup sandang, pangan, papan,
berkesinambungan sehingga menghasilkan kondisi pendidikan bagi anak-anaknya, kesehatan yang
tentram, aman, nyaman baik di masa sekarang baik, lapangan kerja yang diperlukan, keamanan
maupun yang akan datang. Sedangkan Pendidikan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan
untuk pengembangan berkelanjutan (Education for dan tindak kekerasan, dan kebebasan untuk
Sustainable Development selanjutnya disebut EfSD) menggunakan hak-haknya sebagai warga Negara
adalah sebuah paradigma baru dibidang pendidikan (Utomo, 2014)
yakni pendidikan yang memberi kesadaran dan Pembangunan berkelanjutan adalah
kemampuan kepada semua orang utamanya pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi
generasi muda untuk berkontribusi secara nyata saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi
bagi pengembangan berkelanjutan. Pendidikan mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
untuk pengembangan berkelanjutan merupakan hal Konsep keberlanjutan ini paling tidak mengandung
yang sangat penting bagi semua bangsa (dunia) dan dua dimensi, yaitu dimensi waktu karena
tidak bisa ditunda lagi. Tanggungjawab setiap keberlanjutan tidak lain menyangkut apa yang akan
bangsa untuk melakukan upaya penyadaran dan terjadi dimasa mendatang, dan dimensi interaksi
membangun sebuah komunitas bangsa yang antara sistem ekonomi dan sistem sumberdaya
mendukung bagi pengembangan berkelanjutan alam dan lingkungan. konsep keberlanjutan dapat
(Hastuti, 2009). diperinci menjadi tiga aspek pemahaman, yaitu: (1)
Pendidikan untuk pembangunan Keberlanjutan ekonomi, (2) Keberlanjutan
berkelanjutan (ESD) atau disebut juga pendidikan lingkungan, dan (3) Keberlanjutan sosial. Dalam
untuk berkelanjutan untuk beberapa negara mengimplementasikan konsep pembangunan
tertentu adalah konsep kunci dari pendidikan dalam berkelanjutan, diperlukan adanya segitiga
mileniun baru. ESD memiliki 4 tujuan, yaitu (Unesco, kemitraan antara pemerintah, dunia bisnis dan
2012): masyarakat madani dalam hubungan kesetaraan
a. Meningkatkan akses dan hak atas pendidikan dengan mengindahkan hukum ekonomi, alam-
dasar yang berkualitas ekologi dan peradaban Konsep keberlanjutan dapat
b. Reorientasi program pendidikan yang sudah ada diperinci menjadi tiga aspek pemahaman, yaitu:
ke arah keberlanjutan 1. Keberlanjutan ekonomi, yang diartikan sebagai
c. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran pembangunan yang mampu menghasilkan
masyarakat mengenai keberlanjutan barang dan jasa secara kontinu untuk
d. Menyediakan latihan untuk semua bidang memelihara keberlanjutan pemerintahan dan
pekerjaan menghindari terjadinya ketidakseimbangan
Pendidikan untuk pembangunan sektoral yang dapat merusak produksi pertanian
berkelanjutan adalah suatu pendekatan belajar- dan industri.
mengajar yang memberdayakan masyarakat semua 2. Keberlanjutan lingkungan: Sistem yang
tingkatan usia dalam hal tanggung jawab untuk berkelanjutan secara lingkungan harus mampu
menciptaan dan menyenangi masa depan yang memelihara sumberdaya yang stabil,
berkelanjutan. Pendidikan untuk pembangunan menghindari eksploitasi sumberdaya alam dan
berkelanjutan mempersiapkan seluruh lapisan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep ini juga
masyarakat dalam merencanakan, mengatasi, dan menyangkut pemeliharaan keanekaragaman
menemukan solusi-solusi untuk isu-isu yang hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi
mengancam kelestarian planet dan mendorong ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori
perubahan perilaku untuk masa depan yang sumber-sumber ekonomi.
berkelanjutan (Chamber, 2008). 3. Keberlanjutan sosial: Keberlanjutan secara sosial
Konsep pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai sistem yang mampu mencapai

48
Pendidikan Berperspektif Lingkungan Menuju Pembangunan Berkelanjutan (Priyanto, et al)

kesetaraan, menyediakan layanan sosial meliputi: 1) Indikator komitmen dan kemauan


termasuk kesehatan, pendidikan, gender, dan terhadap kelestarian sumber daya alam, 2)
akuntabilitas politik. Indikator komitmen dan kemauan terhadap
Melihat problematika yang dihadapi oleh perubahan cuaca, 3) Indikator komitmen dan
umat manusia yang semakin komplek, bahkan kemauan terhadap pembangunan perdesaan, 4)
mengarah pada kondisi chaostic, maka kita Indikator komitmen dan kemauan terhadap
memerlukan perubahan paradigma pembangunan urbanisasi berkelanjutan, 5) Indikator komitmen
ke arah yang lebih berkelanjutan (more sustainable dan kemauan terhadap pencegahan dan penangan
development) untuk anak cucu kita pada generasi bencana.
yang akan datang. Inovasi pendidikan ini penting dilakukan
EFSD sebagai ruh pengembangan pendidikan untuk mengantisipasi semakin parahnya kerusakan
dapat diinternalisasikan pada kurikulum pendidikan lingkungan, krisis sosial maupun krisis kebudayaan.
mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan Pendidikan berparadigma pembangunan
perguruan tinggi. Bahkan lebih dari itu, EFSD juga berkelanjutan (education for sustainable
dapat diterapkan dalam keluarga maupun development atau EFSD) memang bukan ditujukan
masyarakat dengan cara melakukan pembiasaan- untuk merubah keadaan menjadi lebih baik secara
pembiasaan kepada anak-anak untuk melakukan instant dan cepat, melainkan bertujuan untuk
kegiatan yang mengarah pada aspek pembangunan mempersiapkan kehidupan generasi akan datang
keberlanjutan, seperti menjaga kebersihan, yang lebih baik, aman dan nyaman. Inilah esensi
menjalin hubungan baik antar sesama, menanam dari EFSD yang merupakan manifestasi dari
pohon, membiasakan jujur, membuang sampah pemahaman bahwa pendidikan merupakan sarana
pada tempatnya, menjaga kelestarikan lingkungan investasi jangka panjang untuk terciptanya
dan lain sebagainya. kehidupan yang lebih baik.
Indikator yang pertama adalah pengetahuan
yang tinggi. Indikator pengetahuan tercapai pada Kata kunci kepedulian terletak pada kata
tingkatan tinggi apabila siswa memiliki pengetahuan sikap dan perilaku di mana antara sikap dan
yang tinggi sebagaimana indikator-indikator pada perilaku saling berhubungan satu sama lain. Sikap
perspektif lingkungan model pendidikan untuk berupa pengetahuan (kognitif), afeksi (perasaan)
pembangunan berkelanjutan. Pengetahuan dan psikomotor (tindakan) secara verbal.
tersebut meliputi: 1) Pengetahuan yang tinggi Sedangkan perilaku adalah bentuk tindakan secara
terhadap sumber daya alam, 2) Persepsi yang baik nyata.
terhadap perubahan cuaca, 3) Pengetahuan yang Peduli adalah salah satu hasil perhatian dari
tinggi terhadap pembangunan perdesaan, 4) suatu peristiwa atau proses belajar yang terjadi
Pengetahuan yang tinggi terhadap urbanisasi secara alami. Kepedulian terhadap lingkungan
berkelanjutan, 5) Pengetahuan yang tinggi terhadap diungkapkan dalam bentuk ungkapan verbal dan
pencegahan dan penangan bencana. perilaku (tindakan nyata). Perilaku peduli
Indikator yang kedua adalah afeksi yang lingkungan merupakan bagian tindakan yang
positif. Indikator afeksi yang positif tercapai dihasilkan dari pemahaman mengenai lingkungan.
tingkatan tinggi apabila siswa memiliki perasaan Pemahaman tersebut akan tertanam dalam diri
atau afeksi yang positif sebagaimana indikator- masyarakat yang berupa afeksi positif tentang
indikator pada perspektif lingkungan model lingkungan hidup. Dari sikap inilah yang dipraktikan
pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. melalui suatu perilaku/tindakan yang peduli
Afeksi tersebut tersebut meliputi: 1) Afeksi yang lingkungan dengan melakukan pelestarian. Perilaku
positif terhadap sumber daya alam, 2) Afeksi yang peduli terhadap lingkungan dapat tercermin dalam
positif terhadap perubahan cuaca, 3) Afeksi yang membuang sampah pada tempatnya, tidak
positif terhadap pembangunan perdesaan, 4) Afeksi mencemari lingkungan dan sebagainya (Meliseh,
yang positif terhadap urbanisasi berkelanjutan, 5) 2012).
Afeksi yang positif terhadap pencegahan dan Kepedulian adalah keadaan perasaan, fikiran,
penangan bencana. dan tindakan yang menghiraukan sekitarnya
Sedangkan indikator yang ketiga adalah (Siregar, 2010). Kepedulian masyarakat bersifat
komitmen dan kemauan yang tinggi. Indikator sistemik artinya secara sadar faham bahwa tindakan
komitmen dan kemauan yang tinggi tercapai pada seseorang/suatu kelompok akan berdampak negatif
tingkat tinggi apabila siswa memiliki Indikator pada kelompok lain, kesadaran tersebut mampu
komitmen dan kemauan sebagaimana indikator- menimbulkan rasa senasib sepenanggungan dan
indikator pada perspektif lingkungan model saling kerjasama. Dengan kata lain kepedulian
pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. masyarakat adalah suatu proses psikologis
Indikator komitmen dan kemauan tersebut tersebut sekelompok orang berupa sikap dan perilaku yang

49
Pendidikan Berperspektif Lingkungan Menuju Pembangunan Berkelanjutan (Priyanto, et al)

bertanggungjawab. [3]. Burhanuddin R. Tanpa Tahun. Kepedulian


Kepedulian terhadap lingkungan adalah Pengusaha Kecil Tahu-Tempe dalam
keadaan psikologis seseorang berupa perhatian, Pengelolaan Lingkungan. (Online).
kesadaran dan tanggungjawab terhadap kondisi (http://www.smecda.com.kajianfileskajianpen
pengelolaan lingkungan, baik lingkungan fisik, gusaha_tahu_ tempe.pdf; Diakses Tanggal 28
lingkungan biologis, maupun lingkungan sosial. Mei 2013) Hal. 3-4
Kepedulian lingkungan sangat erat kaitannya [4]. Chamber, G. 2008. d Z Œ•[ 'µ] (}Œ
dengan tindakan atau perilaku yang secara sadar Education for Sustainable Development in the
dilandasi oleh pertimbangan yang rasional, Caribbean. Santioago: UNESCO Regional
pragmatis dan bertanggungjawab (Burhanuddin R, Bureau of Education for Latin America and the
Tanpa Tahun). Caribbean OREALC / UNESCO Santiago. Hal. 8
[5]. Hastuti, B.S. 2009. Pendidikan untuk
KESIMPULAN Pengembangan Berkelanjutan (Education for
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada Sustainable Development) dalam Perspektif
korelasi positif yang signifikan antara sikap peduli PNFI. mplementasi EfSD pada Program PNFI.
lingkungan, perilaku peduli lingkungan dengan Andragogia-Jurnal PNFI/Vol. 1/No.1-
pengeahuan paradigma pendidikan untuk Nopember 2009.
pembangunan berkelanjutan. Adanya korelasi [6]. Hendriyani, Y. 2006. Pembangunan
mengindikasikan bahwa kepedulian lingkungan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan (PBBL).
memiliki kesamaan dengan paradigma pendidikan Jakarta : Pusat Pengembangan Penataran Guru
untuk pembangunan berkelanjutan. Hal ini Ilmu Pengetahuan Alam. Hal.4
berimplikasi bahwa pendidikan untuk [7]. Kementrian Pendidikan Nasional. 2010a.
pembangunan berkelanjutan dapat dilaksanakan Model Pendidikan untuk Pembangunan
melalui pendidikan untuk peduli lingkungan. Berkelanjutan (Education for Sustainable
Development/ESD) melalui Kegiatan
SARAN Intrakurikuler. Jakarta: Pusat Penelitian
Saran yang diajukan antara lain: 1) Kepada Kebijakan-Kemdiknas. Hal. 1-2
Kepala-kepala sekolah untuk menerapkan [8]. Kementrian Pendidikan Nasional. 2010b.
pendidikan untuk peduli lingkungan sebagaimana Rencana Strategis Kementrian Pendidikan
best practice di SMKN 1 Ngasem.; 2) Kepada Dinas Nasional 2010-2014. Jakarta : Kemetrian
Pendidikan dan Kebudayaan baik pusat maupun Pendidikan Nasional. Hal. 4-5
Kabupaten Kediri disarankan agar mengkaji lebih [9]. Meliseh. 2002. Kepedulian Lingkungan Hidup.
dalam tentang fokus pencapaian tujuan Bandung: Bumi Aksara. Hal. 22
pengelolaan dan perlindungan terhadap kelestarian [10]. Saragih, S., L.Jonatan dan A.Ramli. 2007.
lingkungan hidup melalui pendidikan. Diharapkan Kerangka Penghidupan Berkelanjutan
agar tidak terdapat kebijakan ganda yang ^•µ•š ]v o o]À Zood framework. Jakarta:
diterapkan padahal untuk mencapai satu tujuan Chivos-circle. Hal.19
saja; 3) Kepada peniliti yang tertarik dengan tema [11]. Setiawan,D. 2010. Guru, Mari Benahi
keterkaitan pendidikan karakter dalam hal Lingkungan Hidup. (Online).
kepedulian lingkungan dengan pendidikan untuk (http://majalah.p4tkipa.org/ pada tanggal 27
pembangunan berkelanjutan, disarankan agar Pebruari 2013)
menggunakan melengkapi metode pengumpulan [12]. Setiono, B. dan N. Mulyadi. 2008. Indikator
data, tidak hanya mengguanakan pendekatan self Dan Instrumen Untuk Mendeteksi Pengelolaan
report saja, melainkan juga menggunakan metode Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Yang Tidak
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Œl o viµš v_W v l š v v o]•]• < µ vP v.
Jakarta : Elsda Institute
DAFTAR PUSTAKA [13]. Setyono, P. 2011. Etika, Moral dan Bunuh Diri
[1]. Anasiru, R.H., Rayes, M.L., Setiawan, B., Lingkungan Dalam Perspektif Ekologi (Solusi
Soemarno. 2013. An Agro-ecological Approach Berbasis Environmental Insight Quotient).
for Sustainability Farming in Langge Sub- Surakarta: UNS Press dan LPP UNS
watershed, Bolango Watershed, Gorontalo, [14]. Siregar, T.J. 2010. Kepedulian Masyarakat
Indonesia. Journal of Environment and Earth dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan
Science. Vol. 3 No. 5 Thn. 2013 (www.iiste.org, Pemukiman Kumuh Di Kelurahan Matahalasan
Diakses tanggal 1 Juni 2013) Kota Tanjungbalai. Thesis Magister Teknik
[2]. Bimo Walgito. 2010. Bimbingan dan Konseling Pembangunan Wilayah dan Kota-Universitas
(Studi & Karier). Yogyakarta: Penerbit ANDI. Diponegoro. Semarang : Tidak Diterbitkan
Hal. 13

50
Pendidikan Berperspektif Lingkungan Menuju Pembangunan Berkelanjutan (Priyanto, et al)

[15]. Unesco. 2012. Education for Sustainable Propinsi Jawa Timur dengan PPLH Lembaga
À o}‰u vš ^^}µŒ }}l_. Paris: United Penelitian Universitas Negeri Malang..Hal. 5
Nations Educational Scientific and Cultural [17]. Zainuddin,M. 2010. Paradigma Baru
Organisation. Hal. 33-34 Pendidikan. Surabaya: Balai Diklat Keagamaaan.
[16]. Utomo, Y. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup Hal. 1-2
untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XII, Jilid 3.
Malang: Kerjasama Badan Lingkungan Hidup

51

Anda mungkin juga menyukai