Anda di halaman 1dari 3

Nama : Selfiana

Kelas : XI Perhotelan 2

Tugas : Teks ekspanasi

KEBUDAYAAN SUKU BUGIS

“Makan dalam Kelambu”

A. Pengertian
Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Masuk
ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata
"Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk
pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini,
yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka
merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang
atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan
bersaudara dengan Batara Lattu, ayah dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah
suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat
karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio.
Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah kisah yang tertuang dalam
karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga
dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili
B. Tujuan
Tujuan dari makan dalam kelambu ialah untuk meminta keberkahan pada leluhur
dan Tuhan Yang Maha Esa agar terhindar dari malapetaka atau hal-hal yang tidak
diinginkan terjadi.
Kata khusus dalam sastra lisan mantra Makan dalam Kelambu memainkan
peranan penting dalam masyarakat Bugis Dendreng dan merupakan bentuk ungkapan
masyarakat Bugis Dendreng agar dalam setiap pelaksanaan pesta perkawinan dapat
berjalan dengan lancar. Mantra menjadi pilihan para pendakwah karena masyarakat
praIslam sangat percaya dengan hal-hal yang bersifat mistik dan kekuatan gaib. Mantra
tertentu dianggap dapat memberi perlindungan, pengasihan, dan pengobatan serta
kemenangan dalam sebuah pertandingan dan/atau peperangan
C. Sebab akibat
masyarakat Suku Bugis masih memegang teguh Budaya serta Tradisi yang
mereka miliki sejak zaman nenek moyang dulu, serta terus berusaha melestarikannya
pada anak dan cucu mereka, salah satu budaya atau Tradisi tersebut ialah Tradisi Makan
Dalam Kelambu. Menurut Aini (dalam Kurniawan, 2015: 1) menyatakan bahwa : Makan
dalam kelambu sudah turun temurun dilakukan dari nenek moyang suku Bugis.
D. Bahan yang digunakan
Berdasarkan dari kegiatannya bisa kita uraikan beberapa bahan pendukung pelaksana
makan dalam kelambu. yaitu harus menggunakan nasi ketan (pulut) 4 warna yaitu
putih,merah,hitam dan kuning dalam 1 piring, Menata nasi ketannya harus berurutan
putih, merah,kuning dan hitam. Di atas ketan tersebut harus ada telur ayam kampong
yang sudah di rebus,menggunakan ayam panggang 1 ekor ayam kampong jantan.1 sisir
pisang dan pisang yang digunakan itu pisang berangan. Ditambah lagi peralatan berupa
lilin yang akan dinyalakan ketika ritual itu dilaksanakan.
Adapun lilin yang digunakan adalah lilin lebah yang dililit dengan perca(kain)
lalu lilin ini di bakar untuk menerangi kelambu dan 1 perangkat tempat sirih,pinang,
kapur,daun sirih,gambir dan tembakau, digunakan minyak bau dan bereteh dan beras
kuning,yang akan digunakan apabila acara dilaksanakan.Seorang yang dituakan
membacakan doa-doa setelah itu minyak bau dilumuri di telinga,ubun-ubun,tenggorokan
dan pusar(pusat),diambil sedikit-sedikit nasi pulut yang 4 Jenis,disiapkan bayang-
bayangnya yang diberi makan. Maksudnya yang dituakan itu memberi makan kepada ruh
yang melakukan hajatan. Langsung dia menyuapkan makanan serba sedikit kepada yang
melaksanakan makan dalam kelambu. Setelah itu lilin dikelilingkan diatas kepala orang
yang makan dalam kelambu diatasnya sebanyak 3 kali putaran,3 kali sebelah kanan,dan 3
kali sebelah kiri.
Setelah itu dibacakan doa selamat kepada yang makan dalam kelambu.Habis itu
lilinnya ditiup,sinar dari luar kelambu menyinari di dalam kelambu. Menandakan acara
sudah selesai. Selanjutnya setelah seluruh satu keluarga sudah keluar dari dalam
kelambunya.Orang yang dituakan tersebut membawa satu ceper pulut 4 warna beserta
telur rebusnya, serta pisang berangan dan air gula merah di simpan dan diletakkan di tepi
sungai.Kemudian satu ceper lagi diletakan di langit-langit rumah. Setelah itu,saatnya
untuk menyediakan makanan bagi tamu-tamu yang hadir.Hingga selesai.
E. Kesimpulan
Makan dalam kelambu merupakan kebudayaan asli suku bugis, ritual tersebut berfungsi
untuk memberi makan keturunan yang berupa mahluk halus yang dipercayai sebagai
kembaran kita waktu lahir

Anda mungkin juga menyukai