Keselamatan : Kerusakan sensori akan mempengaruhi adaptasi terhadap Suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari rangsangan yang berbahaya seperti gangguan peciuman dan ancaman bahaya atau kecelakaan. Kecelakaan merupakan kejadian penglihatan yang tidak dapat diduga dan tidak diharapkan yang dapat f. Informasi/komunikasi : menimbulkan kerugian, sedangkan keamanan adalah keadaan tidak Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca adanya ancaman atau dalam keadaan aman dan tentram. dapat menimbulkan kecelakaan. g. Penggunaan antibiotika yang tidak rasional : Konsep Dasar : Antibiotika dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan keselamatan dan h. Keadaan immunitas : keamanan : Gangguan immunitas akan menimbulkan daya tahan tubuh yang a. Usia : kurang, sehingga mudah terserang penyakit. Pada anak-anak tidak terkontrolnya gerakan dan tidak mengetahui i. Ketidak mampuan tubuh dalam memproduksi sel darah akibat dari apa yang dilakukan. Pada orang tua/lansia akan mudah putih, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh sekali terjatuh karena kurang mampu mengkoordinasikan alat gerak terhadap penyakit. dan sudah terjadinya kerapuhan jaringan tubuh : Kulit, tulang. Pada j. Status Nutrisi : orang dewasa tidak menduga terhadap kejadian yang akan terjadi. Kaedaan nutrisi yang kurang, dapat menimbulkan kelemahan dan b. Tingkat kesadaran : mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya kelebihan Pada pasien koma, menurunnya respons terhadap rangsang nutrisi berisiko terhadap penyakit tertentu. paralisis/disorientasi dan kurang tidur. k. Tingkat pengetahuan : c. Emosi : Kesadaran akan terjadinya gangguan keselamatan dan keamanan Emosi seperti kecemasan, depresi dan marah akan mudah sekali dapat diprediksi sebelumnya. Macam-macam bahaya / terjadi dan berpengaruh terhadap masalah keselamatan dan kecelakaan Di rumah: keamanan. - Tersedak d. Status mobilisasi : - Jatuh Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran - Tertelan alat-alat rumah tangga menurun memudahkan terjadinya risiko injury/gangguan integritas - Kemasukkan barang ke dalam lubang hidung/telinga
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
- Tersiram air panas. - Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam bekerja. - Jatuh dari jendela/tangga/tempat tidur - Menjamin keselamatan tiap orang yang berada di lingkungan - Terpotong tempat kerja. - Luka - Sumber produksi dipelihara dan digunakan secara aman dan - Tenggelam efisien. - Terjatuh Apabila kecelakaan sudah terjadi : - Tekena pecahan kaca - Menentukan siapa yang bertanggung jawab - Terkunci dalam kamar - Koordinasi dengan bagian apa yang harus dilakukan - Keracunan, dsb. - Bagaimana strategi koordinasi yang harus dilakukan Di Rumah Sakit : - Bagian tubuh mana yang terkena - Mikroorganisme - Seberapa parah terkenanya - Cahaya - Pertolongan apa yang harus dilakukan - kebisingan - Alat apa yang harus disiapkan - Temperatur - Bagaimana langkah pertolongannya - Kelembaban - Mencegah agar tidak berulang kembali. - Cedera/jatuh - Kesalahan prosedur Pencegahan kecelakaan di rumah sakit : - Peralatan medik a. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri - Radiasi sendiri dari kecelakaan. - Keracunan inhalasi, injeksi. b. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah selama berada di - Elektrik syok temapt tidur. - Asfiksia dan kebakaran c. Menjaga keselamatan klien dari infeksi dengan mempertahankan Keselamatan kerja : teknik aseptik, menggunakan alat kesehatan dalam keadaan steril. - Keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan, tempat, d. Menjaga keselamatan klien yang dibawa dengan kursi roda. lingkungan dan prosedur kerja. e. Mencegah kecelakaan : - Tugas : Orang yang melakukan. - Mengunci roda kereta dorong saat berhanti - Dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja dan orang lain. - Tempat tidur dalam keadaan rendah dan ada penghalang untuk Tujuan Keselamatan Kerja : pasien yang gelisah.
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
- Bel berada pada tempat yang mudah dijangkau. Kebutuhan Rasa Nyaman Dan Definisi - Meja yang mudah dijangkau. - Kereta dorong ada penghalang. Nyeri f. Mencegah kecelakaan pada pasien yang menggunakan alat listrik seperti suction, kipas angin dll. Definisi g. Mencegah kecelakaan pada klien yang menggunakan alat yang Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan mudah meledak seperti tabung oksigen dan teros. kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya h. Memasang label pada obat, botol dan obat-obatan yang mudah kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu terbakar. kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan i. Melindungi semaksimal mungkin klien dari infeksi nosokomial (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang seperti penempatan klien terpisah antara infeksi dan non infeksi. sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti j. Mempertahankan ventilasi dan cahaya yang adekuat. dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu: k. Mencegah terjadinya kebakaran akibat pemasangan alat bantu 1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh. penerangan. 2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, l. Mempertahankan kebersihan lantai ruangan dan kamar mandi. dan sosial. 3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam m. Menyiapakan alat pemadam kebakaran dalama keadaan siap diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna pakai dan mampu menggunakannya. kehidupan). n. Mencegah kesalahan prosedur : identitas klien harus jelas. 4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman Pencegahan Kecelakaan Kerja : eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan 1. Peraturan perundangan. unsur alamiah lainnya. 2. Standarisasi 3. Pengawasan. Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah 4. Riset medis dan psikologis. memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan 5. Pendidikan dan latihan. bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan 6. Pengarahan dan penyuluhan. rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, 7. Asuransi. dan hipo / hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan 8. Usaha Keselamatan. hipo / hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan 3. System nosiseptif : System yang teribat dalam transmisi dan tanda pada pasien. persepsi terhadap nyeri Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan wang tidak 4. Ambang nyeri : Stimulus yang paling kecil yang akan menyenangkan, bersifat sangat subyektif karena perasaan nt-eri menimbulkan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan 5. Toleransi nyeri : intensitas maksimum/durasi nyeri yang individu hanya pada orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau ingin untuk dapat ditahan mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Berikut adalah pendapart beberapa ahli rnengenai pengertian nyeri: B. Sifat Nyeri 1. Mc. Coffery (1979), mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan 1. Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi yang memengaruhi seseorang yang keberadaanya diketahui hanya 2. Nyeri bersifat subyektif dan individual jika orang tersebut pernah mengalaminya. 3. Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab 2. Wolf Weifsel Feurst (1974), mengatakan nyeri merupakan suatu darah perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa 4. Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat menimbulkan ketegangan. perubahan fisiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien 3. Artur C Curton (1983), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu 5. Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa mekanisme bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan rasanya menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan 6. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis rangsangan nyeri. 7. Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan 4. Scrumum mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak 8. Nyeri mengawali ketidakmampuan menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari 9. Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, jadi tidak optimal fisiologis maupun emosional. Secara ringkas, Mahon mengemukakan atribut nyeri sebagai berikut: Istilah dalam nyeri 1. Nyeri bersifat individu 1. Nosiseptor : Serabut syaraf yang mentransmisikan nyeri 2. Nyeri tidak menyenangkan 2. Non-nosiseptor : Serabut syaraf yang biasanya tidak 3. Merupakan suatu kekuatan yang mendominasi mentransmisikan nyeri 4. Bersifat tidak berkesudahan
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
Karakteristik Nyeri (PQRST) Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen P (pemacu) : faktor yg mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri yaitu: Q (quality):seperti apa-> tajam, tumpul, atau tersayat • Reseptor A delta --- Merupakan serabut komponen cepat R (region) : daerah perjalanan nyeri (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya S (severity/SKALA NYERI) : keparahan / intensitas nyeri nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri T (time) : lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri dihilangkan. • Serabut C --- Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan C. Fisiologi Nyeri tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, Fisiologi nyeri merupakan alur terjadinya nyeri dalam tubuh. Rasa nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi. nyeri merupakan sebuah mekanisme yang terjadi dalam tubuh, yang melibatkan fungsi organ tubuh, terutama sistem saraf sebagai Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang reseptor rasa nyeri. terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek, nyeri rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi. adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap perifer. penekanan, iskemia dan inflamasi. Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam Proses Terjadinya Nyeri beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang akibat kerusakan jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang listrik kemudian ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin A berbeda. delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula spinalis, Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut dipersepsikan berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah didefinisikan. mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
rangsangan mekanik, suhu (panas atau dingin) dan agen kimiawi • Fase ini neuron di batang otak mengirim sinyal2 kembali ke yang dilepaskan karena trauma/inflamasi. medula spinalis Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf • Serabut desenden itu melepaskan substansi (opioid, serotonin, dan untuk mengubah berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektris norepinefrin) yg akan menghambat impuls asenden yg menjadi potensial aksi yang dijalarkan ke sistem saraf pusat. membahayakan di bag dorsal medula spinalis
Tahapan Fisiologi Nyeri D. Klasifikasi Nyeri
1. Tahap Trasduksi 1. Berdasarkan sumbernya
• Stimulus akan memicu sel yang terkena nyeri utk melepaskan a. Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan mediator kimia (prostaglandin, bradikinin, histamin, dan subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar). (ex: terkena substansi P) yg mensensitisasi nosiseptor ujung pisau atau gunting) • Mediator kimia akan berkonversi mjd impuls2 nyeri elektrik b. Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari 2. Tahap Transmisi ligament, pembuluh Darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar & Terdiri atas 3 bagian : lebih lama daripada cutaneous. (ex: sprain sendi) • Nyeri merambat dari serabut saraf perifer (serabut A-delta dan c. Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga serabut C) ke medula spinalis abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot, • Transmisi nyeri dari medula spinalis ke batang otak dan thalamus iskemia, regangan jaringan melalui jaras spinotalamikus (STT) -> mengenal sifat dan lokasi 2. Berdasarkan penyebab: nyeri a. Fisik. Bisa terjadi karena stimulus fisik (Ex: fraktur femur) • Impuls nyeri diteruskan ke korteks sensorik motorik, tempat nyeri b. Psycogenic. Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah di persepsikan diidentifikasi, bersumber dari emosi/psikis dan biasanya tidak 3. Tahap Persepsi disadari. (Ex: orang yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada • Tahap kesadaran individu akan adanya nyeri dadanya) • Memunculkan berbagai strategi perilaku kognitif utk mengurangi Biasanya nyeri terjadi karena perpaduan 2 sebab tersebut kompenen sensorik dan afektif nyeri 3. Berdasarkan lama/durasinya 4. Tahap Modulasi a. Nyeri akut. Nyeri akut biasanya awitannya tiba- tiba dan • Disebut juga tahap desenden umumnya berkaitan dengan cedera spesifik. Nyeri akut
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi. Hal ini d. Phantom pain. Sensasi nyeri dirasakan pada bagian.Tubuh yg menarik perhatian pada kenyataan bahwa nyeri ini benar terjadi dan hilang (ex: bagian tubuh yang diamputasi) atau bagian tubuh yang mengajarkan kepada kita untuk menghindari situasi serupa yang lumpuh karena injuri medulla spinalis secara potensial menimbulkan nyeri. Jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut biasanya Nyeri secara esensial dapat dibagi atas dua tipe yaitu nyeri adaptif menurun sejalan dengan terjadi penyembuhan; nyeri ini umumnya dan nyeri maladaptif. Nyeri adaptif berperan dalam proses survival terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. dengan melindungi organisme dari cedera atau sebagai petanda Untuk tujuan definisi, nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang adanya proses penyembuhan dari cedera. Nyeri maladaptif terjadi berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan. jika ada proses patologis pada sistem saraf atau akibat dari b. Nyeri kronik. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten abnormalitas respon sistem saraf. Kondisi ini merupakan suatu yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung penyakit (pain as a disease). di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis Pada praktek klinis sehari-hari kita mengenal 4 jenis nyeri: dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tetap dan 1. Nyeri Nosiseptif sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak Nyeri dengan stimulasi singkat dan tidak menimbulkan kerusakan memberikan respons terhadap pengobatan yang diarahkan pada jaringan. Pada umumnya, tipe nyeri ini tidak memerlukan terapi penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi signal yang sangat khusus karena perlangsungannya yang singkat. Nyeri ini dapat penting bahwa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, nyeri timbul jika ada stimulus yang cukup kuat sehingga akan kronis biasanya menjadi masalah dengan sendirinya. menimbulkan kesadaran akan adanya stimulus berbahaya, dan 4. Berdasarkan lokasi/letak merupakan sensasi fisiologis vital. Intensitas stimulus sebanding a. Radiating pain. Nyeri menyebar dari sumber nyeri ke jaringan di dengan intensitas nyeri. Contoh: nyeri pada operasi, nyeri akibat dekatnya (ex: cardiac pain) tusukan jarum, dll. b. Referred pain. Nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yg 2. Nyeri Inflamatorik diperkirakan berasal dari jaringan penyebab Nyeri dengan stimulasi kuat atau berkepanjangan yang c. Intractable pain. Nyeri yg sangat susah dihilangkan (ex: nyeri menyebabkan kerusakan atau lesi jaringan. Nyeri tipe II ini dapat kanker maligna) terjadi akut dan kronik dan pasien dengan tipe nyeri ini, paling banyak datang ke fasilitas kesehatan. Contoh: nyeri pada rheumatoid artritis.
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
3. Nyeri Neuropatik Seseorang dapat Menoleransi menahan nyeri (pain tolerance), atau Merupakan nyeri yang terjadi akibat adanya lesi sistem saraf perifer dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (seperti pada neuropati diabetika, post-herpetik neuralgia, (pain threshold). Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, di radikulopati lumbal, dll) atau sentral (seperti pada nyeri pasca cedera antaranya: medula spinalis, nyeri pasca stroke, dan nyeri pada sklerosis 1. Motorik disebabkan karena multipel). • Gangguan dalam jaringan tubuh 4. Nyeri Fungsional • Tumor, spasme otot Bentuk sensitivitas nyeri ini ditandai dengan tidak ditemukannya • Sumbatan dalam saluran tubuh abnormalitas perifer dan defisit neurologis. Nyeri disebabkan oleh • Trauma dalam jaringan tubuh respon abnormal sistem saraf terutama hipersensitifitas aparatus 2. Thermal (suhu) sensorik. Beberapa kondisi umum memiliki gambaran nyeri tipe ini • Panas dingin yang ekstrim yaitu fibromialgia, iritable bowel syndrome, beberapa bentuk nyeri 3. Kimia dada non-kardiak, dan nyeri kepala tipe tegang. Tidak diketahui • Spasme otot dan iskemia jaringan mengapa pada nyeri fungsional susunan saraf menunjukkan sensitivitas abnormal atau hiper-responsifitas (Woolf, 2004). F. Teori Nyeri Ada 4 teori yang berusaha menjelaskan bagaiman nyeri itu timbul Nyeri nosiseptif dan nyeri inflamatorik termasuk ke dalam nyeri dan terasa, yaitu : adaptif, artinya proses yang terjadi merupakan upaya tubuh untuk 1. Teori spesifik ( Teori Pemisahan) melindungi atau memperbaiki diri dari kerusakan. Nyeri neuropatik Teori yang mengemukakan bahwa reseptor dikhususkan untuk dan nyeri fungsional merupakan nyeri maladaptif, artinya proses menerima suatu stimulus yang spesifik, yang selanjutnya patologis terjadi pada saraf itu sendiri sehingga impuls nyeri timbul dihantarkan melalui serabut A delta dan serabut C di perifer dan meski tanpa adanya kerusakan jaringan lain. Nyeri ini biasanya traktus spinothalamikus di medulla spinalis menuju ke pusat nyeri di kronis atau rekuren, dan hingga saat ini pendekatan terapi thalamus. Teori ini tidak mengemukakan komponen psikologis.. farmakologis belum memberikan hasil yang memuaskan Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medula spinalis (spinal (Rowbotham, 2000; Woolf, 2004). cord) melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior. Kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke E. Stimulus Nyeri sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
2. Teori pola (pattern) mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari serabut Teori ini menyatakan bahwa elemen utama pada nyeri adalah pola delta A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan informasi sensoris. Pola aksi potensial yang timbul oleh adanya klien mempersepsikan sensasi nyeri. Bahkan jika impuls nyeri suatu stimulus timbul pada tingkat saraf perifer dan stimulus tertentu dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak menimbulkan pola aksi potensial tertentu. Rangsangan nyeri masuk yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiat melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan merangsang endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami aktivitas sel. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang yang berasal dari tubuh. Neuromedulator ini menutup mekanisme ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri serta kontraksi pertahanan dengan menghambat pelepasan substansi P. tehnik menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan distraksi, konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk nyeri. Persepsi dipengaruhi olch modalitas respons dari reaksi sel.tu. melepaskan endorphin. Pola aksi potensial untuk nyeri berbeda dengan pola untuk rasa • Dikemukanan oleh Melzack dan wall pada tahun 1965 sentuhan. • Teori ini mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau 3. Teori kontrol gerbang (gate control) bahkan dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem Pada teori ini bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh saraf pusat. mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini • Dalam teori ini dijelaskan bahwa Substansi gelatinosa (SG) yg ada mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan pada bagian ujung dorsal serabut saraf spinal cord mempunyai peran dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya sebagai pintu gerbang (gating Mechanism), mekanisme gate control menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan ini dapat memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang nyeri. Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut sebelum mereka sampai di korteks serebri dan menimbulkan nyeri. kontrol desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron • Impuls nyeri bisa lewat jika pintu gerbang terbuka dan impuls akan delta-A dan C melepaskan substansi C melepaskan substansi P di blok ketika pintu gerbang tertutup untuk mentranmisi impuls melalui mekanisme pertahanan. Selain • Menutupnya pintu gerbang merupakan dasar terapi mengatasi itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang nyeri lebih cepat yang melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila • Berdasarkan teori ini perawat bisa menggunakannya untuk masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan memanage nyeri pasien menutup mekanisme pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan ini • Neuromodulator bisa menutup pintu gerbang dengan cara dapat terlihat saat seorang perawat menggosok punggung klien menghambat pembentukan substansi P. dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
• Menurut teori ini, tindakan massase diyakini bisa menutup Psyhcogenik pain : Nyeri yang dirasakan tanpa penyebab mekanik, gerbang nyeri tetapi akibat trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik.. 4. Teori Transmisi dan Inhibisi. Biasanya disebabkan oleh ketegangan otot yang kronis yang terjadi Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls pada klien yang mengalami stress yang lama. saraf, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh 2. Nyeri menurut sifatnya neurotransmiter yang spesifik. Kemudian, inhibisi impuls nyeri • Seperti diiris benda tajam menjadi efektif oleh impuls-impuls pada scrabut-serabut besar yang • Seperti ditusuk pisau memblok impuls-impuls pada serabut lamban dan endogcn opiate • Seperti terbakar sistem supresif. • Seperti diremas-remas 3. Menurut berat dan ringannya G. Masalah-Masalah Pada Kebutuhan Rasa Nyaman (Bebas • Nyeri ringan : Nyeri yang intensitasnya ringan Nyeri) • Nyeri sedang : Nyeri yang intensitasnya menimbulkan reaksi Masalah-masalah pada kebutuhan rasa nyaman (bebas nyeri) • Nyeri Berat : Nyeri yang intensitasnya tinggi diartikan sesuai klasifikasi nya. Yaitu: 4. Menurut waktunya 1. Nyeri menurut tempat dan sumbernya • Nyeri Kronis • Peripheral pain - Berkembang secara progresif selama 6 bulan lebih • Superficial pain (nyeri permukaan) - Reaksinya menyebar • Dreppain (nyeri dalam) - Respon parasimpatis • Defereed ( nyeri alihan) - Penampilan Depresi dan menarik diri Nyeri fisik : Nyeri fisik disebabkan karena kerusakan jaringan yang - Pola serangan tidak jelas. timbul dari stimulasi serabut saraf pada struktur somatik viseral. • Nyeri akut Nyeri somatic : Nyeri yang terbatas waktu berlangsungnya kecuali - Berlangsung singkat kurang dari 6 bulan bila diikuti kerusakan jaringan diikuti rasa nyeri pada sigmen spinal - Terelokasi lokasi tertentu. - Respon system saraf parasimpatis Nyeri Viseral : Nyeri yang sulit ditentukan lokasi nya karena - Penampilan: Gelisah , cemas lokasinya dari organ yang sakit ke seluruh tubuh. - Pola serangan jelas Sentral pain/ nyeri sentral thalamik : Nyeri ini terjadi karena Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri perangsangan system saraf pusat,spinal cord,batang otak,dll. a. Usia
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
b. Lingkungan c. Keadaan fisik Teori keperawatan yang membahas tentang kebutuhan dasar d. Pengalaman masa lalu manusia yaitu teori keperawatan Virginia Henderson. Virginia e. Mekanisme penysuaian diri Henderson mengidentifikasi 14 kebutuhan dasar manusia (klien), f. Nilai-nilai budaya antara lain: g. Penilaian tingkat nyeri 1. Bernapas secara normal h. Skala nilai menurut Mc. Gill 2. Makan dan minum dengan cukup 0 = tidak Nyeri 3. Membuang kotoran tubuh 1 = Nyeri ringan 4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan 2 = Tidak menyenangkan 5. Tidur dan istirahat 3 = Nyeri menekan 6. Memilih pakaian yang sesuai 4 = Sangat Nyeri 7. Menjaga suhu badan tetap dalam batas normal dengan 5 = Nyeri yang menyiksa menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan i. Skala penilaian expresi wajah nyeri (whole dan Wrong) 8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan • Skema tubuh (body outline) melindungi integument • Skala numeric 9. Menghindar dari bahaya dalam lingkungan dan yang bisa melukai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, Penyebab Rasa Nyeri kenutuhan, rasa takut, atau pendapat-pendapat a. Trauma 11. Beribadah sesuai keyakinan seseorang • Trauma mekanik : benturan, gesekan, dll 12. Bekerja dengan suatu cara yang mengandung unsur prestasi • Trauma thermis : panas dan dingin 13. Bermain atau terlibat dalam beragan bentuk rekreasi • Trauma Chermis :tersentuh asam/basa kuat 14. Belajar, mengetahui, atau memuaskan rasa penasaran yang b. Neoplasama menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta • Neoplasama jinak menggunakan fasilitas-fasilitas ksehatan yang tersedia. • Neoplasma ganas c. Peradangan : Abses ,pleuritis,dll Dari ke-14 kebutuhan dasar diatas, kebutuhan dasar yang terganggu d. Gangguan pembuluh darah ketika orang mengalami nyeri yaitu: e. Trauma psikologis 1. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
2. Tidur dan istirahat Pada nyeri nosiseptik system saraf nyeri berfungsi secara normal, 3. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan secara umum ada hubungan yang jelas antara persepsi dan intensitas melindungi integument stimuli dan nyerinya mengindikasikan kerusakan jaringan. 4. Bekerja dengan suatu cara yang mengandung unsur prestasi Perbedaan yang terjadi dari bagaimana stimuli diproses melalui tipe 5. bermain atau terlibat dalam beragan bentuk rekreasi jaringan menyebabkan timbulnya perbedaan karakteristik. Sebagai 6. Belajar, mengetahui, atau memuaskan rasa penasaran yang contoh nyeri somatik superfisial digambarkan sebagai sensasi tajam menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta dengan lokasi yang jelas, atau rasa terbakar. Nyeri somatik dalam menggunakan fasilitas-fasilitas ksehatan yang tersedia. digambarkan sebagai sensasi tumpul yang difus. Sedang nyeri viseral digambarkan sebagai sensasi cramping dalam yang sering Hal-hal yang terganggu diatas dikarenakan keterbatasan gerak klien disertai nyeri alih (nyerinya pada daerah lain). akibat nyeri. Kebutuhan dasar manusia menurut maslow yang Nyeri neuropatik adalah nyeri dengan impuls yang berasal dari terganggu akibat nyeri, yaitu: kebutuhan fisiologis (tidur, istirahat, adanya kerusakan atau disfungsi dari sistim saraf baik perifer atau latihan kegiatan, rasa nyaman, kebersihan), kebutuhan keselamatan pusat. Penyebabnya adalah trauma, radang, penyakit metabolik dan keamanan (bebas dari rasa sakit). (diabetes mellitus, DM), infeksi (herpes zooster), tumor, toksin, dan penyakit neurologis primer. Dapat dikategorikan berdasarkan Etiologi (patofisiologi) sumber atau letak terjadinya gangguan utama yaitu sentral dan Penggolongan nyeri yang sering digunakan adalah klasifikasi perifer. Dapat juga dibagi menjadi peripheral mononeuropathy dan berdasarkan satu dimensi yaitu berdasarkan patofisiologi (nosiseptif polyneuropathy, deafferentation pain, sympathetically maintained vs neuropatik) ataupun berdasarkan durasinya (nyeri akut vs kronik). pain, dan central pain. a. Nosiseptik vs Neuropatik Nyeri neuropatik sering dikatakan nyeri yang patologis karena tidak Berdasarkan patofisiologinya nyeri dibagi menjadi nyeri nosiseptik bertujuan atau tidak jelas kerusakan organnya. Kondisi kronik dapat dan nyeri neuropatik. Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang disebabkan terjadi bila terjadi perubahan patofisiologis yang menetap setelah oleh adanya stimuli noksius (trauma, penyakit atau proses radang). penyebab utama nyeri hilang. Sensitisasi berperan dalam proses ini. Dapat diklasifikasikan menjadi nyeri viseral, bila berasal dari Walaupun proses sensitisasi sentral akan berhenti bila tidak ada rangsangan pada organ viseral, atau nyeri somatik, bila berasal dari sinyal stimuli noksius, namun cedera saraf dapat membuat jaringan seperti kulit, otot, tulang atau sendi. Nyeri somatik sendiri perubahan di SSP yang menetap. Sensitisasi menjelaskan mengapa dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu superfisial (dari kulit) dan pada nyeri neuropatik memberikan gejala hiperalgesia, alodinia dalam (dari yang lain). ataupun nyeri yang persisten.
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
Nyeri neuropatik dapat bersifat terus menerus atau episodik dan bermacam-macam dan dipengaruhi oleh factor multidimensi, bahkan digambarkan dalam banyak gambaran seperti rasa terbakar, tertusuk, pada beberapa kasus dapat timbul secara de novo tanpa penyebab shooting, seperti kejutan listrik, pukulan, remasan, spasme atau yang jelas. Nyeri kronik dapat berupa nyeri nosiseptif atau nyeri dingin. Beberapa hal yang mungkin berpengaruh pada terjadinya neuropatik ataupun keduanya. nyeri neuropatik yaitu sensitisasi perifer, timbulnya aktifitas listrik Nyeri kronik sering di bagi menjadi nyeri kanker (pain associated ektopik secara spontan, sensitisasi sentral, reorganisasi struktur, with cancer) dan nyeri bukan kanker (chronic non-cancer pain, adanya proses disinhibisi sentral, dimana mekanisme inhibisi dari CNCP). Banyak ahli yang berpendapat bahwa nyeri kanker sentral yang normal menghilang, serta terjadinya gangguan pada diklasifikasi terpisah karena komponen akut dan kronik yang koneksi neural, dimana serabut saraf membuat koneksi yang lebih dimilikinya, etiologinya yang sangat beragam, dan berbeda dalam luas dari yang normal. secara signifikan dari CNCP baik dari segi waktu, patologi dan b. Akut vs Kronik strategi penatalaksanaannya. Nyeri kanker ini disebabkan oleh Nyeri akut diartikan sebagai pengalaman tidak menyenangkan yang banyak faktor yaitu karena penyakitnya sendiri (invasi tumor ke kompleks berkaitan dengan sensorik, kognitif dan emosional yang jaringan lain, efek kompresi atau invasi ke saraf atau pembuluh berkaitan dengan trauma jaringan, proses penyakit, atau fungsi darah, obstruksi organ, infeksi ataupun radang yang ditimbulkan), abnormal dari otot atau organ visera. Nyeri akut berperan sebagai atau karena prosedur diagnostik atau terapi (biopsy, post operasi, alarm protektif terhadap cedera jaringan. Reflek protektif (reflek efek toksik dari kemoterapi atau radioterapi). menjauhi sumber stimuli, spasme otot, dan respon autonom) sering mengikuti nyeri akut. Secara patofisiologi yang mendasari dapat berupa nyeri nosiseptif ataupun nyeri neuropatik. Nyeri kronik diartikan sebagai nyeri yang menetap melebihi proses yang terjadi akibat penyakitnya atau melebihi waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan, biasanya 1 atau 6 bulan setelah onset, dengan kesulitan ditemukannya patologi yang dapat menjelaskan tentang adanya nyeri atau tentang mengapa nyeri tersebut masih dirasakan setelah proses penyembuhan selesai. Nyeri kronik juga diartikan sebagai nyeri yang menetap yang mengganggu tidur dan kehidupan sehari-hari, tidak memiliki fungsi protektif, serta menurunkan kesehatan dan fungsional seseorang. Penyebabnya
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
KEBUTUHAN RASA CINTA DAN bentuk “primary object-clinging,” yaitu kebutuhan akan keakraban atau kehangatan melalui kontak fisik dengan sang ibu. Di lain pihak, MENCINTAI Erich Fromm (Nana Syaodich Sukmadinata, 2005) mengemukakan bahwa rasa cinta berkembang dari kesadaran manusia akan Cinta merupakan suatu keadaan perasaan yang sifatnya kuat, keterpisahannya dari yang lain, dan kebutuhan untuk mengatasi menakjubkan, mendalam, dan penuh kelembutan terhadap suatu kecemasan karena keterpisahan tersebut melalui pembentukan suatu objek tertentu. Karena merupakan suatu yang bersifat personal, persekutuan dengan yang lain. Manusia sebagai individu berdiri seringkali cinta dianggap sebagai sesuatu yang tidak mungkin untuk sendiri terlepas dari yang lainnya. Karena kesendirian dan diteliti secara eksperimental, sehingga para ahli psikologi pun keterlepasannya dari yang lain ini seringkali merasa kesepian, mengalami kesulitan tersendiri untuk mengungkapkan dan merasa cemas, ia membutuhkan seseorang atau orang lain. Berkat menjelaskan lebih jauh tentang perasaan cinta ini. Kendati demikian, adanya situasi ini tumbuhlah rasa cintanya akan orang lain atau menurut para ahli bahwa perkembangan perasaan cinta seseorang suatu hal di luar dirinya. “Every person as a separate individual, pertama kali dibentuk dan diperoleh terutama dari ibu atau experiences aloness. And so we strive actively to overcome our pengasuhnya pada masa bayi, melalui segenap upaya yang aloness by some form of love” (May, 1968). dilakukan ibu dalam rangka pemenuhan berbagai kebutuhan dasar sang bayi. Presscot, (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005) mengemukakan beberapa ciri rasa cinta: Menurut Maslow, rasa dicintai dan mencintai merupakan salah satu kebutuhan penting manusia, setelah kebutuhan dasar dan 1. Cinta melibatkan rasa empati. Seseorang yang mencintai kebutuhan rasa aman. John B. Watson salah seorang penganut berusaha memasuki perasaan dari orang yang dicintainya. behavioristik meyakini bahwa cinta itu ditimbulkan dari adanya 2. Orang yang mencintai sangat memperhatikan rangsangan yang berkenaan dengan kulit pada wilayah erogenous. kebahagiaan, kesejahteraan dan perkembangan dari orang Pelukan, belaian, usapan dan kecupan halus seringkali digambarkan yang dicintainya. sebagai manifestasi dari rasa cinta. Sementara itu, dari kelompok Psikoanalis menganggap pentingnya menyusui sebagai bentuk 3. Orang yang mencintai menemukan rasa senang, dan hal jalinan cinta antara ibu dengan bayi. Menurut John Bowlby bahwa ini menjadi sumber bagi peningkatan kebahagiaan, arti penting menyusui tidak hanya berkaitan dengan pemenuhan kesejahteraan, dan perkembangan dirinya. kebutuhan rasa haus atau lapar bayi semata, tetapi juga sebagai
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
4. Orang yang mencintai melakukan berbagai upaya dan turut erotik karena mengandung dorongan-dorongan erotik atau membantu orang yang dicintai untuk mendapatkan seksual. Pada umumnya, perasaan cinta ini muncul dalam kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemajuan. diri seseorang bersamaan dengan munculnya hormon seksual pada saat memasuki masa remaja awal. Jika perasaan cinta Objek cinta tidak selalu manusia, bisa juga benda, keadaan, ini tidak terkendalikan dengan baik justru akan dapat pekerjaan, negara, bangsa, tanah air, Tuhan, dsb. Dengan demikian menimbulkan berbagai bentuk penyimpangan perilaku karakteristik yang menjadi perhatian orang yang mencintai sesuai seksual. dengan objek yang dicintai ada perbedaan. Dengan mengutip dari Erich Fromm, Nana Syaodih Sukmadinata (2005) mengetengahkan 4. Cinta diri sendiri. Manusia adalah makhluk yang bisa lima macam cinta yang berbeda, yaitu: cinta sahabat, cinta orang bertindak sebagai subjek dan juga sebagai objek. Berkenaan tua, cinta erotik, cinta diri sendiri, dan cinta Tuhan. dengan masalah cinta, objek cintanya bisa dirinya sendiri. Kecintaaan terhadap diri sendiri yang berlebihan dapat 1. Cinta sahabat atau persaudaraan, adalah cinta yang paling mengakibatkan terganggunya kesehatan mentalnya, dengan dasar dan umum. Sebagai makhluk sosial manusia apa yang disebut narcisisme. membutuhkan orang lain. Kehidupan kelompok, 5. Cinta Tuhan merupakan manifestasi dari hubungan manusia kebersamaan, interaksi sosial merupakan kebutuhan dasar dengan yang ghaib, yaitu yang menciptakannya. Cinta Tuhan dari individu. Untuk membentuk kehidupan bersama, lahir dari keyakinan agamanya, dan akan Tuhannya yang kehidupan kelompok, dan interaksi sosial yang baik perlu menentukan segala kehidupannya. Cinta Tuhan juga didasari oleh rasa senang, rasa bersahabat, rasa cinta dari merupakan manifestasi dari kesediaan makhluk untuk individu ke individu yang lainnya. berbakti kepada-Nya. 2. Cinta orang tua (cinta ibu atau ayah) kepada anak. Cinta ini cinta murni, sebab tanpa didasari pamrih atau imbalan apapun, cinta orang tua benar-benar ditujukan bagi kepentingan anaknya. Cinta orang yang tulus (unconditional parental love) menjadi dasar bagi pembentukan inti harga diri (core of self esteem) anak (Buss, 1973)
3. Cinta erotik merupakan cinta antara jenis kelamin yang
berbeda, antara pria dengan wanita. Cinta ini disebut cinta
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
Kebutuhan harga diri negatif atas kemampuan yang dimilikinya misalnya “Saya bodoh !”, “Saya tidak pernah belajar dengan baik”. Ciri yang lainnya adalah anak tidak memiliki toleransi, frustasi, dan pesimis. Sedangkan pada Pengertian Positive Self-Esteem anak yang memiliki self-esteem yang sehat ditandai dengan senang Self-esteem diartikan dalam istilah percaya diri meskipun tidak memelihara. sepenuhnya menggambarkan makna yang sesungguhnya. “self- hubungan dengan yang lain, aktif dalam kelompoknya, esteem adalah penerimaan diri sendiri, oleh diri sendiri berkaitan menyenangkan dalam berhubungan sosial, mampu menemukan bahwa kita pantas, berharga, mampu dan berguna tak peduli dengan solusi ketika peluang menipis, memahami kekuatan dan apa pun yang sudah, sedang atau bakal terjadi. Tumbuhnya perasaan kelemahannya serta memiliki sikap optimis. Siswa yang memiliki aku bisa dan aku berharga merupakan inti dari pengertian self- self-esteem tinggi atau self-esteem yang sehat pada umumnya esteem”. Self-esteem merupakan kumpulan dari kepercayaan atau memiliki kepercayaan diri dan keyakinan yang tinggi pula untuk perasaan tentang diri kita atau persepsi kita terhadap diri sendiri dapat melakukan tugas gerak yang diinstruksikan guru. Mereka tentang motivasi, sikap, perilaku, dan penyesuaian emosi yang biasanya bersungguh-sungguh dalam melakukan aktivitas jasmani mempengaruhi kita. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan pula dan selalu berupaya memperbaiki kekurangan dan terus berlatih bahwa self esteem berkenaan dengan: (a) kemampuan kita untuk meningkatkan kemampuannya. Ciri ini akan sangat berbeda dengan memahami apa yang dapat kita lakukan dan apa yang telah siswa yang rendah self-esteemnya atau yang tidak memiliki self- dilakukan, (b) penetapan tujuan dan arah hidup sendiri, (c) esteem. Umumnya mereka enggan atau bermalas-malasan kemampuan untuk tidak merasa iri terhadap prestasi orang lain. melakukan tugas gerak karena merasa khawatir atau tidak percaya terhadap kemampuan yang dimilikinya, tidak bekerja keras B.2.Tokoh Dalam Teori Self Esteem memperbaiki kekurangannya dan merasa cukup dengan apa yang 1. Nathaniel Branden (April 9, 1930 – December 3, 2014). sudah dilakukannya. 2. Coopersmith 3. KidsHealts B.4.Ciri- ciri Karakteristik Harga Diri Self-Esteem Harga diri seseorang tergantung bagaimana dia menilai tentang B.3.Jenis-Jenis Self-Estetem. dirinya KidsHealts memaparkan mengenai dua jenis self-esteem yaitu yang dimana hal ini akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupan Unhealty Self-Esteem dan Healthy Self-Esteem. Self-esteem yang sehari-hari. rendah atau tidak sehat pada anak ditandai dengan tidak adanya keinginan melakukan sesuatu hal yang baru, anak selalu berkata
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
Penilaian individu ini diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat 3) Individu semakin ambisius, tidak hanya dalam karier dan urusan bersifat tinggi dan negatif. financial, tetapi dalam hal-hal yang ditemui dalam kehidupan baik a. Karakteristik harga diri tinggi secara emisional, kreatif maupun spiritual. Harga diri yang tinggi akan membangkitkan rasa percaya diri, 4) Individu akan memilki harapan yang besar dalam membangun penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna hubungan yang baik dan konstruktif. serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan didalam dunia ini. 5) Individu akan semakin hormat dan bijak dalam memperlakukan Contoh : seorang remaja yang memiliki harga diri yang cukup orang tinggi, dia akan yakin dapat lain, karena tidak memandang orang lain sebagai ancaman. mencapai prestasi yang dia dan orang lain harapkan. Pada gilirannya, keyakinan itu akan memotivasi remaja tersebut untuk b. Karakteristik harga diri rendah sungguh-sungguh mencapai apa yang diinginkan. Remaja yang memiliki harga diri rendah akan cenderung merasa Karakteristik anak yang memiliki harga diri yang tinggi bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Disamping itu menurut remaja dengan harga diri rendah cenderung untuk tidak berani Clemes dan Bean (2001 : 334), antara lain : mencari tantangantantangan baru dalam hidupnya, lebih senang 1) Bangga dengan hasil kerjanya menghadapi hal-hal yang sudah dikenal dengan baik serta 2) Bertindak mandiri menyenangi hal-hal yang tidak penuh dengan tuntutan, cenderung 3) Mudah menerima tanggung jawab tidak merasa yakin akan pemikiran-pemikiran serta perasaan yang 4) Mengatasi prestasi dengan baik dimilikinya, cenderung takut menghadapai respon dari orang lain, 5) Menanggapi tantangan baru dengan antusiasme tidak mampu membina komunikasi yang baik dan cenderung merasa 6) Merasa sanggup mempengaruhi orang lain hidupnya tidak bahagia. Pada remaja yang memiliki harga diri 7) Menunjukkan jangkauan perasaan dan emosi yang luas rendah inilah sering muncul perilaku rendah. Berawal dari perasa tidak mampu dan tidak berharga, mereka Manfaat dari dimilkinya harga diri yang tinggi diantaranya : mengkompensasikannya dengan tindakan lain yang seolah-olah 1) Individu akan semakin kuat dalam menghadapi membuat dia lebih berharga. Misalnya dengan mencari pengakuan penderitaanpenderitaan hidup, semakin tabah, dan semakin tahan dan perhatian dari teman-temannya. Dari sinilah kemudian muncul dalam menghadapi tekana-tekanan kehidupan, serta tidak mudah penyalahgunaan obat-obatan, berkelahi, tawuran, yang dilakukan menyerah dan putus asa. demi mendapatkan pengakuan dari lingkungan. 2) Individu semakin kreatif dalam bekerja
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
Karakteristik anak dengan harga diri yang rendah Orang-orang terdekat dalam kehidupan keseharian akan sangat diantaranya : berpengaruh terhadap pembentukan self-esteem. Ketika anak berada 1)Menghindari situasi yang dapat mencetuskan kecemasan di lingkungan sekolah dengan teman yang sering memperoloknya, 2)Merendahkan bakat dirinya maka lingkungan tersebut kurang baik bagi pertumbuhan self- 3)Merasa tak ada seorangpun yang menghargainya esteem yang sehat. Sebaliknya, teman sejawat dan kawan-kawan 4)Menyalahkan orang lain atas kelemahannya sendiri dekat dapat pula menumbuhkembangkan self-esteem yang sehat. Ini 5)Mudah dipengaruhi oleh orang lain dikarenakan suasana pergaulan yang saling mendukung, saling 6)Bersikap defensif dan mudah frustrasi menghargai terhadap usaha dan hasil yang dicapai seseorang. 7)Merasa tidak berdaya c. Pencapaian Prestasi 8)Menunjukkan jangkauan perasaan dan emosi yang sempit Hasil yang dicapai dan memadai merupakan salah satu faktor bagi Akibat memilki harga diri yang negatif, yaitu : pengembangan self-esteem. Penciptaan perasaan tenang, yakin, dan 1)Mudah merasa cemas, stress, merasa kesepian dan mudah mampu melaksanakan suatu tugas merupakan bibit bagi terjangkit depresi pengembangan self-esteem. Sebaliknya, apabila kegagalan beruntun 2)Dapat menyebabkan masalah dengan teman baik dan social yang diperoleh akan memberikan kesan mendalam bahwa kita tidak 3)Dapat merusak secara serius, akademik dan penampilan kerja. mampu mencapai sukses. 4)Membuat underchiver dan meningkatkan penggunaan obat-obat d. Diri Anda Sendiri dan alkohol Sumber utama bagi pengembangan self-esteem adalah diri anda sendiri. Kita dapat mempertinggi atau memperendah self-esteem B.5.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Self- sesuai dengan perasaan kita sendiri. Seseorang yang sehat self- Esteem esteemnya ditandai oleh beberapa ciri diantaranya adalah: Selalu yaitu sebagai berikut: memberi dorongan, motivasi kepada diri sendiri. Selalu memandang pada apa yang dikerjakan dan pada apa yang telah dilakukan. a. Orang tua e. Guru dan Pelatih Olahraga Orang tua merupakan sumber utama pembentuk self-esteem, Guru dan pelatih olahraga sangat berpotensi membangun atau khususnya di kalangan anak-anak. Pemberian yang paling berharga bahkan menghancurkan self-esteem siswa atau atlet binaanya. Guru dari orang tua adalah meletakkan landasan sels-esteem yang kokoh, atau pelatih olahraga dapat mengembangkan self-esteem dengan mengembangkan kepercayaan diri dari hormat diri. cara menempatkan siswa atau atlet dalam kedudukan merasa b. Para sejawat dan Teman berharga, merasa diakui dan mampu melakukan sesuatu menurut
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
ukuran masing-masing. Jika guru atau pelatih olahraga lebih suka akan berusaha mati-matian untuk bisa mempertahankan bentuk mengkritik dengan pedas atas setiap penampilan siswa atau atletnya, tubuh atau menurunkan berat badannya. maka hal ini merupakan biang bagi terciptanya self-esteem yang 4. Lingkungan Keluarga negatif. Perlakuan adil, pemberian kesempatan untuk aktif dan mendidik yang demokratis akan membuat anak mendapat harga diri yang B.6.Sebab Adanya Self-Esteem tinggi. Orang tua yang sering memberi hukuman dan larangan tanpa Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga diri. alasan dapat menyebabkan anak merasa tidak berharga. Mereka Terdapat lima faktor yang mempengaruhi harga diri yaitu: yang berasal dari keluarga bahagia akan memiliki harga diri tinggi 1. Faktor Jenis Kelamin karena mengalami perasaan nyaman yang berasal dari penerimaan, Menurut Ancok dkk. Wanita selalu merasa harga dirinya lebih cinta, dan tanggapan positif orang tua mereka. Sedangkan rendah daripada pria, seperti perasaan kurang mampu, kepercayaan pengabaian dan penolakan akan membuat mereka secara otomatis diri yang kurang mampu, atau merasa harus di lindungi. Hal ini merasa tidak berharga. Karena merasa tidak berharga, diacuhkan dan terjadi mungkin karena peran orang tua dan harapan-harapan tidak dihargai maka mereka akan mengalami perasaan negatif masyarakat yang berebeda-beda baik pada pria maupun wanita. terhadap dirinya sendiri. Pendapat tersebut sama dengan penelitian yang membuktikan bahwa 5. Lingkungan Sosial harga diri wanita lebih rendah daripada harga diri pria. Pembentukan harga diri dimulai dari seseorang yang menyadari 2. Inteligensi dirinya berharga atau tidak. Hal ini merupakan hasil dari proses Individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain akademik yang tinggi daripada individu dengan harga diri yang kepadanya. Termasuk penerimaan teman dekat (peer), mereka rendah. Dan individu yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki bahkan mau untuk melepaskan prinsip diri mereka dan melakukan skor intelegensi yang lebih baik, taraf aspirasi yang lebih baik, dan perbuatan yang sama (conform) dengan teman dekat mereka agar selalu berusaha keras. bisa dianggap ‘sehati’ walaupun perbuatan itu adalah perbuatan 3. Kondisi Fisik yang negatif. Sementara ada beberapa ubahan dalam harga diri yang Adanya hubungan yang konsisten antara daya tarik fisik dan tinggi dapat dijelaskan melalui konsep-konsep kesuksesan, nilai, aspirasi badan dengan harga diri. Individu dengan kondisi fisik yang menarik dan mekanisme pertahanan diri. Kesuksesan tersebut dapat timbul cenderung memiliki harga diri yang lebih baik dibandingkan dengan melalui pengalaman dalam lingkungan, kesuksesan dalam bidang kondisi fisik yang kurang menarik. Begitu pula dengan remaja yang tertentu, kompetisi, dan nilai kebaikan. terlalu memikirkan masalah ukuran dan bentuk tubuhnya. Mereka Yang di pengruhi
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
Terdapat empat komponen yang menjadi sumber dalam Berikut ini akan dijelaskan manifestasi keberhasilan dalam keempat pembentukan Self esteem individu. Keempat komponen itu adalah area tersebut. keberhasilan (Successes), Nilai-nilai (value), Aspirasi-aspirasi Keberhasilan dalam area Power. (Aspirations), dan pendekatan dalam merespon penurunan penilaian Keberhasilan ini diukur oleh kemampuan individu untuk terhadap diri (Defences). mempengaruhi aksinya dengan mengontrol tingkah lakunya sendiri a.Successes dan mempengaruhi orang lain. Dalam situasi tertentu, power Kata “keberhasilan” memiliki makna yang berbeda-beda pada setiap tersebut muncul melalui pengakuan dan penghargaan yang diterima orang. Beberapa individu memaknakan keberhasilan dalam bentuk oleh individu dari orang lain, dan melalui kualitas penilaian terhadap kepuasan spiritual, dan individu lain menyimpulkan dalam bentuk pendapat-pendapat dan hak-haknya. Efek dari pengakuan tersebut popularitas. Pemaknaan yang berbeda-beda terhadap keberhasilan adalah menumbuhkan perasaan penghargaan (sense of appreciation) ini disebabkan oleh faktor individu dalam memandang kesuksesan terhadap pandangannya sendiri dan mampu melawan tekanan untuk dirinya dan juga dipengaruhi oleh kondisi-kondisi budaya yang melakukan konformitas tanpa mempertimbangkan kebutuhan- memberikan nilai pada bentuk-bentuk tertentu dari kesuksesan. kebutuhan dan pendapat-pendapatnya sendiri. Masing-masing Dalam satu setting social tertentu, mungkin lebih memaknakan perlakuan tersebut bisa mengembangkan control sosial, keberhasilan dalam bentuk kekayaaan, kekuasaan, penghormatan, kepemimpinan, dan kemandirian yang mampu memunculkan sikap independen, dan kemandirian. Pada konteks social yang lain, lebih asertif, energik, tingkah laku, eksplorasi. dikembangkan makna ketidakberhasilan dalam bentuk kemiskinan, -Keberhasilan dalam area Significance ketidakberdayaan, penolakan, keterikatan pada suatu bentuk ikatan Keberhasilan ini diukur oleh adanya penerimaan, perhatian, dan social dan ketergantungan. Hal ini tidak berarti bahwa individu kasih sayang yang ditunjukkan oleh orang lain. Ekspresi dari dapat dengan mudahnya mengikuti nilai-nilai yang dikembangkan penghargaan dan minat terhadap individu tersebut termasuk dalam dimasyarakat mengenai keberhasilan, tetapi hendaknya dipahami pengertian penerimaan (acceptance) dan popularitas, yang bahwa masyarakat memiliki nilai-nilai tertentu mengenai apa yang merupakan kebalikan dari penolakan dan isolasi. Penerimaan dianggap berhasil atau gagal dan dapat dipengaruhi oleh nilai-nilai ditandai dengan kehangatan, responsifitas, minat, dan menyukai yang dianut oleh individu. individu apa adanya. Dampak utama dari masing-masing perlakuan Terdapat empat tipe pengalaman berbeda yang mencoba dan kasih sayang tersebut adalah menumbuhkan perasaan berarti mendefinisikan tentang keberhasilan. Setiap hal tersebut (tense of importance) dalam dirinya. Makin banyak orang memberikan kreteria untuk mendefinisikan keberhasilan itu adalah menunjukkan kasih sayang, maka makin besar kemungkinan area power, area Significance, area Competence dan area virtue. memiliki penilaian diri yang baik.
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
Keberhasilan dalam area Competence Setiap individu memiliki peluang untuk mencapai self esteem yang Keberhasilan ini ditandai oleh tingkat pencapaian yang tinggi, tinggi dengan mewujudkan pencapaian pada keempat area tersebut. dengan tingkatan, dan tugas yang bervariasi untuk tiap kelompok Hal ini juga mungkin dapat terjadi apabila pencapaian pada area- usia. Pengalaman-pengalaman seorang anak mulai dari masa bayi area lain kurang baik. Dengan demikian seseorang dapat yang diberikan secara biologis dan rasa mampu (sense of efficacy) mengembangkan sistem diri yang positif jika mendapatkan perhatian yamg memberikannya kesenangan, membawanya untuk selalu yang besar dan cinta dari orang-orang yang dianggap penting, berhadapan dengan lingkungan dan menjadi dasar bagi meskipun dia relative lemah, tidak berarti, dan tidak kompeten, atau pengembangan motivasi instrinsik untuk mencapai kompetensi yang ia mungkin memiliki self esteem tinggi dengan kompetensi yang lebih tinggi lagi. White menekankan pentingnya aktivitas spontan tinggi tanpa mempertimbangkan nilai moral, signifikansi, atau pada seorang anak dalam menumbuhkan perasaan mampu (feeling power. Di sisi lain adalah mungkin bagi individu untuk mencapai of efficacy) dan pengalaman-pengalaman dalam pencapaian keberhasilan disuatu area yang menurut dirinya kurang penting, kemandirian dapat sangat memberikan penguatan terhadap nilai- misalnya kompetensi dan dengan demikian dia merasa tidak nilai personalnya dan tidak tergantung pada kekuatan-kekuatan di berharga karena tidak sukses dibidang moral. Indikasi-indikasi ini luar dirinya. Formulasi tersebut tidak menyangkal pentingnya tidak hanya mengindikasikan pentingnya kreteria dalam menilai persetujuan dan ketidaksetujuan secara sosial (social approval dan suatu kesuksesan tapi mungkin juga memungkinkan adanya konflik social disapproval), tetapi juga sumber kepuasan yang bersifat satu sama lain. Seseorang yang ingin mencapai kekuasaan tidak bawaan (innate) yang membuatnya menguasai lingkungan tanpa akan terlalu menyukai untuk memperoleh afeksi dari sekutu- tergantung pada penguatan atau hukuman dari faktor sosial. sekutunya. Keberhasilan dalam area Virtue b.Nilai-nilai (value) Keberhasilan ini ditandai oleh tingkah laku patuh pada kode etik, Setiap individu berbeda dalam memberikan pemaknaan terhadap moral, dan prinsip-prinsip agama. Orang yang mematuhi kode etik keberhasilan yang ingin dicapai dalam beberapa area pengalaman dan agama dan kemudian menginternalisasikannya, menampilkan dan perbedaan-perbedaan ini merupakan fungsi dari nilai-nilai yang sikap diri yang positif dengan keberhasilan dalam pemenuhan diinternalisasikan dari orang tua dan figur-figur signifikan lainnya terhadap tujuan-tujuan pengabdian terhadap nilai-nilai luhur. dalam hidup. Faktor-faktor seperti penerimaan (acceptance) dan Perasaan berharga muncul diwarnai dengan sentiment-sentiment respek dari orang tua merupakan hal-hal yang dapat memperkuat keadilan dan kejujuran, dan pemenuhan terhadap hal-hal yang penerimaan nilai-nilai dari orang tua tersebut. Hal ini juga bersifat spiritual. mengungkapkan bahwa kondisi-kondisi yang mempengaruhi
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
pembentukan self esteem akan berpengaruh pula dalam individu yang berbeda tingkat self esteemnya tidak akan berbeda pembentukan nilai-nilai yang realistis dan stabil. dalam public goalnya, tetapi berbeda dalam personal ideals yang Individu akan memberikan pembobotan yang lebih besar pada area- ditetapkan untuk dirinya sendiri. Individu dengan self esteem tinggi area dimana mereka berhasil dengan baik, dari pembobotan tersebut menentukan tujuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu akan menimbulkan konsekuensi meningkatkan dan membentuk self dengan self esteem yang lebih rendah. Self esteem tinggi berharap esteem yang tinggi di bawah kondisi yang bebas memilih dan lebih pada dirinya sendiri, serta memelihara perasaan keberhargaan menekankan pada sesuatu yang lebih penting bagi dirinya. Kondisi diri dengan merealisasikan harapannya daripada sekedar mencapai ini memungkinkan individu-individu pada semua tingkatan self standar yang ditentukannya. Hal ini memunculkan sikap diri (self esteem memberikan standar nilai yang sama untuk menilai attitude) yang lebih baik sehingga mereka tidak diasosiasikan kebermaknaannya. Meskipun standar yang dibuat sama, tetapi akan dengan standar personal yang rendah dan menilai sukses karena berbeda dalam menentukan bagaimana mereka mencapai tujuan mencapai standar tersebut. Tetapi karena standar tinggi yang secara yang ingin diraihnya. Individu bebas memilih nilai-nilai, tetapi objektif dapat dicapainya, individu dengan self esteem tinggi karena individu menghabiskan waktu bertahun-tahun dirumah, menganggap lebih dekat aspirasi (harapannya) dibandingkan dengan sekolah, dan kelompok teman sebaya, maka hal ini akan individu dengan self esteem rendah yang menentukan tujuan lebih membawanya untuk menerima standar nilai kelompok. Individu rendah. Individu dengan self esteem tinggi memiliki pengharapan memperboleh pemenuhan dan kepuasaan dengan mengunakan terhadap keberhasilan yang tinggi. Pengharapan ini menunjukan standar nilai yang berbeda dan lebih terikat, tetapi ia akan suatu kepercayaan terhadap keadekuatan dirinya, dan juga menggunakan standar nilai tersebut sebagai prinsip dasar untuk keyakinan bahwa ia memiliki kemampuan untuk menampilkan menilai keberartian dirinya. segala macam cara yang dibutuhkan untuk berhasil. Keyakinan tersebut bersifat memberi dukungan dan semangat pada individu c. Aspirasi-aspirasi untuk mempercayai bahwa keberhasilan itu dapat dicapai. Penilaian diri (self judgement) meliputi perbandingan antara Penghargaan (self expectancy) akan keberhasilan ini ditunjukkan performance dan kapasitas actual dengan aspirasi dan standar melalui sikap asertif, self trust, dan keinginan kuat untuk personalnya. Jika standar tersebut tercapai, khususnya dalam area bereksplorasi. Sedangkan pada individu dengan self esteem rendah, tingkah laku yang bernilai, maka individu akan menyimpulkan meskipun memiliki keinginan sukses seperti individu dengan self bahwa dirinya adalah orang yang berharga. Ada perbedaan esensial esteem tinggi, tetapi dia tidak yakni kesuksesan tersebut akan terjadi antara tujuan yang terikat secara sosial (public goals) dan tujuan pada dirinya. Sikap pesimis itu merupakan ekspresi antisipasi yang bersifat self significant yang ditetapkan individu. Individu-
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
terhadap kegagalan, yang mana akan menurunkan motivasinya dan ketenangan diri, dan tingkah lakunya efektif. Individu dengan self mungkin memberikan konstribusi terhadap kegagalannya. esteem tinggi memiliki suatu bentuk mekanisme pertahanan diri Hubungan antara aspirasi dan harga diri juga mengungkapkan suatu tertentu yang memberikan individu tersebut kepercayaan diri pada hal yang menarik. Ada indikasi bahwa orang-orang yang pernah penilaian dan kemampuan dirinya, serta meningkatkan perasaan sukses merespon lebih realistis daripada mereka yang pernah gagal. mampu untuk menghadapi situasi yang menyulitkan. Kita dapat menduga bahwa individu dengan self esteem rendah memiliki harapan (aspirasi) yang lebih rendah, tetapi jika mereka Proses penilaian diri muncul dan penilaian subjektif terhadap dapat mengantisipasi hal tersebut, maka sangat mungkin bagi keberhasilan, yang dipengaruhi oleh nilai yang diletakkan pada individu untuk meningkatkan self esteemnya. Dengan demikian, kita berbagai area kapasitas dan tampilan, diukur dengan dapat menuju pada asumsi bahwa terdapat jarak antara aspirasi dan membandingkan antara tujuan dan standar pribadi, dan disaring performance pada individu dengan self esteem rendah dan bahwa melalui kemampuan untuk mempertahankan diri dalam menghadapi jarak tersebut menghasilkan sesuatu yang negatif. kegagalan. Melalui proses tersebut akhirnya individu sampai pada penilaian tentang kemampuan, keberartian, kesusesan, dan d.Defenses keberhargaan dirinya. Pengalaman dapat merupakan sumber evaluasi diri yang positif, namun ada pula yang menghasilkan penilaian diri yang negatif. Kenyataan ini tidak akan mudah diamati dan diukur pada tipe B.7.Teori Self Esteem individu. Kenyataan ini merupakan bahan mentah yang digunakan harga diri ( self esteem ) adalah penilaian individu terhadap hasil dalam membuat penilaian, interpretasi terhadapnya tidaklah yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku tersebut senantiasa seragam. Interpretasi akan bervariasi sesuai dengan sesuai dengan apa yang diidealkan. Dapat diartikan bahwa harga diri karakteristik individu dalam mengatasi distress dan situasi ambigu menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya serta dengan tujuan dan harapan-harapannya. Cara untuk mengatasi sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, ancaman dan ketidakjelasan cara individu dalam mempertahankan dan kompeten. dirinya mengatasi kecemasan atau lebih spesifik, mempertahankan Sedangkan menurut Gilmore mengemukakan bahwa harga diri harga dirinya dari devaluasi atau penurunan harga diri yang merupakan penilaian individu terhadap kehormatan dirinya, yang membuatnya merasa incompetent, tidak berdaya, tidak signifikan, diekspresikan melalui sikap terhadap dirinya. Sementara itu, Buss dan tidak berharga. Individu yang memiliki defence mampu (1973) memberikan pengertian harga diri (self esteem) sebagai mengeliminir stimulus yang mencemaskan, mampu menjaga
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik dan tidak diverbalisasikan. diri secara sosial Harga diri adalah pandangan keseluruhan dari individu tentang Orang tua dan guru memiliki tanggung jawab besar untuk dapat dirinya sendiri. Penghargaan diri kadang juga dinamakan martabat memenuhi kebutuhanharga diri anak ( siswa ), melalui pemberian diri atau gambaran diri. Misalnya, anak dengan penghargaan diri kasih sayang yang tulus sehingga anak dapat tumbuh dan yang tinggi mungkin tidak hanya memandang dirinya sebagai berkembang secara wajar dan sehat, yang didalamnya terkandung seseorang, tetapi juga sebagai seseorang yang baik. perasaan harga diri yang stabil dan mantap. Disinilah, tampak arti Menurut pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa penting peran orang tua dan guru sebagai fasilitator. harga diri ( self esteem ) adalah penilaian individu terhadap Pentingnya pemenuhan kebutuhan harga diri individu, khususnya kehormatan diri, melalui sikap terhadap dirinya sendiri yang sifatnya pada kalangan remaja, terkait erat dengan dampak negatif jika implisit dan tidak diverbalisasikan dan menggambarkan sejauh mana mereka tidak memiliki harga diri yang mantap.Mereka akan individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki mengalami kesulitan dalam menampilkan perilaku sosialnya, merasa kemampuan, keberartian,berharga,dan kompeten. inferior dan canggung. Namun apabila kebutuhan harga diri mereka Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga dapat terpenuhi secara memadai, kemungkinan mereka akan diriadalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan memperoleh sukses dalam menampilkan perilaku sosialnya, tampil menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri dengan keyakinan diri (self-confidence) dan merasa memiliki nilai .Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai dalam lingkungan sosialnya. sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas Rasa rendah diri yang menetap dan berlebihan mungkin diakibatkan kehidupannya sendiri.Jika individu sering gagal cenderung oleh prestasi yang buruk, depresi, gangguan makan, dan tindak dikarenakan harga diri yang rendah. Harga diri rendah ini sebagai kejahatan.Keseriusan problem ini akan tergantung bukan hanya contohnya adalah kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang kepada sifat dari rasa rendah diri individu, tetapi juga pada kondisi lain.Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek lainnya. Saat perasaan rendah diri diiringi dengan kesulitan pada utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain. masa transisi atau problem keluarga, maka problem seorang individu Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang mungkin bisa bertambah berat. negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan Manusia sering salah dalam menilai harga dirinya, kadangkala harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri terlampau tinggi, kadangkala terlalu rendah. Sangat jarang seseorang sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada dapat dengan tepat menilai harga dirinya. Sebagai sebuah contoh
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
perenungan mari kita lihat kesalahan orang dalam menilai harga mendapatkan uang tidak berhak mengklaim dia lebih berharga dirinya, yaitu dalam keluarga. dibanding si istri. Suami bekerja dan punya uang itu sudah menjadi Seorang suami cenderung merasa bahwa dia lebih bernilai dari kewajibannya. Apa yang merupakan kewajiban tidak bisa kita tuntut istrinya, sebab suami merasa dia adalah orang yang mencari sebagai sebuah keunggulan. uang.Jadi karena suami merasa semua kebutuhan keluarga baru bisa Sebagai ilustrasi: tukang becak kita bayar lalu dia antar kita ke dipenuhi karena uang yang diperolehnya maka dia berpikir dirinya tujuan, sesampai di tujuan apakah boleh tukang becak tersebut lebih berharga daripada istrinya. Perasaan lebih berharga ini berkata saya berjasa sudah mengantar penumpang. Tukang becak kemudian diwujudkan dalam bentuk tindakan-tindakan yang tidak dapat mengatakan dia sudah berjasa, karena dia wajib menempatkan istrinya lebih rendah dari suami. Ketika makan harus mengantar penumpang yang sudah membayarnya. dilayani istri, jika tidak dilakukan suami marah. Ketika istri minta Sebuah pelaksanaan kewajiban tidak bisa dikatakan perbuatan yang uang, dengan gaya interogasi menanyakan untuk keperluan apa uang hebat. Orang tua wajib mengurus anaknya, maka ketika orang tua yang diminta tersebut. Bahkan tidak jarang ada suami yang tidak mengurus anak dengan baik itu bukanlah hal-hal yang harus mengijinkan istrinya mengambil putusan apapun dalam keluarga, mendapat penghargaan, hal itu sudah seharusnya dan biasa saja. Jadi semua harus suami yang memutuskan apa yang boleh atau tidak boleh saja suami minta dilayani istrinya, namun dalam sudut boleh dilakukan. Hal ini dianggap wajar dalam sebuah hubungan pandang bahwa suami merasa perlu adanya orang yang menolong suami istri, padahal ini adalah wujud dari penilaian suami yang dia.Sebaliknya istri mau melayani suami karena mau menjadi terlampau tinggi pada dirinya. Suami merasa wajar kalau harga penolong suami. dirinya lebih utama dari istrinya. Kegagalan dalam menilai harga diri secara tepat ini menjadi sumber Situasi ini dalam kasus tertentu bisa berganti posisi yaitu istri yang dari kehancuran dalam banyak rumah tangga. Ketika seseorang merasa dirinya lebih bernilai dibandingkan suaminya. Coba kita merasa harga dirinya lebih tinggi dari orang lain maka cenderung pikirkan secara mendalam, benarkah jika orang yang bekerja lalu orang tersebut akan mendominasi orang lainnya.1. Santrock, J. W. menghasilkan uang, dia lebih berharga dibandingkan orang yang Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010, hal. 112-113. tidak bekerja?Jika perbandingan ini dilakukan diantara orang B.8. Hubungan Dengan Pembelajaran bekerja dan pengangguran, maka jawabannya, ya. Namun apabila Berdasarkan hasil analisis, temuan, dan pembahasan yang telah perbandingan ini dilakukan dalam hubungan suami istri, maka telah disajikan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai terjadi kesalahan yang fatal. Suami dan istri dalam sebuah keluarga berikut. tidak ada yang lebih utama, mereka sejajar. Jika hubungan ini tidak 1.a. Peningkatan kemampuan siswa yang sejajar maka keluarga ini tidak beres. Suami yang bekerja dan
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
memperoleh pembelajaran dengan Self Esteem yang sehat lebih baik level sekolah tinggi dan sedang lebih baik daripada siswa yang dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan self esteem memperoleh pembelajaran biasa. Sedangkan pada level sekolah yang rendah, ditinjau dari siswa. rendah, peningkatan kemampuan pemecahan masalah belajar siswa b.Peningkatan kemampuan representasi siswa yang memperoleh yang memperoleh pembelajaran dengan Self Esteem yang sehat pembelajaran dengan Self Esteem yang sehat pada setiap level dapat lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran sekolah (tinggi, sedang, dan rendah) lebih baik daripada siswa yang biasa. memperoleh pembelajaran self esteem yang rendah. c.Terdapat interaksi antara level sekolah sedang dan rendah dengan c.Terdapat interaksi antara level sekolah tinggi dan rendah serta Self Esteem yang sehat dalam peningkatan kemampuan pemecahan antara level sekolah sedang dan rendah dengan Self Esteem yang masalah belajar siswa. Namun tidak terdapat interaksi antara level sehat dalam peningkatan kemampuan belajar siswa. sekolah tinggi dan sedang serta level sekolah tinggi dan rendah Namun tidak terdapat interaksi antara level sekolah tinggi dan dalam peningkatan kemampuan pemecahan masalah belajar siswa. sedang dengan pembelajaran dalam peningkatan kemampuan d.Peningkatan kemampuan pemecahan masalah belajar siswa yang belajar siswa. memperoleh pembelajaran dengan Self Esteem yang sehat pada d.Peningkatan kemampuan belajar siswa yang memperoleh tingkat kemampuan awal belajar tinggi dan rendah lebih baik pembelajaran dengan Self Esteem yang sehat pada setiap daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. Sedangkan kemampuan awal belajar (tinggi, sedang, dan rendah) lebih baik pada kemampuan awal. daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan Self Esteem sedang, peningkatan kemampuan pemecahan masalah belajar siswa yang rendah. yang memperoleh pembelajaran dengan Self Esteem yang sehat e.Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan Self Esteem dapat lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran yang sehat dan kemampuan awal matematis (tinggi, sedang, dan biasa. rendah) dalam peningkatan kemampuan Self Esteem yang sehat e.Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan Self Esteem pada siswa. yang sehat dan kemampuan awal belajar (tinggi, sedang, dan 2.a.Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang rendah) dalam peningkatan kemampuan pemecahan masalah belajar memperoleh pembelajaran dengan Self Esteem yang sehat lebih baik siswa. daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa, ditinjau secara 3.a. Self esteem siswa dalam belajar yang memperoleh pembelajaran keseluruhan. dengan Self Esteem yang sehat tidak lebih baik daripada yang b.Peningkatan kemampuan pemecahan masalah belajar siswa yang memperoleh pembelajaran biasa, ditinjau dari keseluruhan siswa. memperoleh pembelajaran dengan Self Esteem yang sehat pada
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
b.Self esteem siswa dalam belajar yang memperoleh pembelajaran esteem siswa dalam belajar yang memperoleh pembelajaran dengan dengan Self Esteem yang sehat pada level sekolah tinggi lebih baik Self Esteem yang sehat lebih baik daripada siswa yang memperoleh daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. Sedangkan pembelajaran biasa. Selain itu, penelitian ini juga menyimpulkan pada level sekolah sedang dan rendah, self esteem siswa dalam bahwa terdapat asosiasi antara kemampuan dan pemecahan masalah belajar yang memperoleh pembelajaran dengan Self Esteem yang belajar. dengan Self Esteem yang sehat dari kesimpulan penelitian sehat tidak lebih baik daripada siswa yang memperoleh ini adalah pembelajaran biasa. 1.Secara umum, pembelajaran dengan Self Esteem yang sehat untuk c.Terdapat interaksi antara level sekolah tinggi dan dengan Self meningkatkan kemampuan belajar dan pemecahan masalah belajar Esteem yang sehat pada self esteem siswa dalam belajar. Namun siswa. tidak terdapat interaksi antara level sekolah tinggi dan sedang serta 2.Pembelajaran dapat diterapkan dengan Self Esteem yang sehat level sekolah sedang dan rendah pada self esteem siswa dalam untuk meningkatkan kemampuan belajar pada setiap level sekolah belajar. dan setiap tingkatan kemampuan awal belajar. d.Self esteem siswa dalam belajar yang memperoleh pembelajaran 3.Pembelajaran dengan Self Esteem yang sehat untuk meningkatkan dengan Self Esteem yang sehat pada setiap kemampuan awal belajar kemampuan pemecahan masalah belajar siswa pada level sekolah (tinggi, sedang, dan rendah) tidak lebih baik daripada siswa yang tinggi dan sedang. Namun perbedaan peningkatan kemampuan memperoleh pembelajaran biasa. pemecahan masalah belajar siswa antara yang memperoleh e.Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan Self Esteem pembelajaran dengan Self Esteem yang sehat dan yang memperoleh yang sehat dan kemampuan awal belajar (tinggi, sedang, dan pembelajaran biasa pada level sekolah rendah, tidak cukup rendah) pada self esteem siswa dalam belajar. signifikan untuk mengatakan dengan Self Esteem yang sehat dapat 4. a. Terdapat asoiasi antara kemampuan pemecahan masalah diterapkan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah belajar. belajar siswa pada level sekolah rendah. b.Tidak terdapat asosiasi antara kemampuan self esteem siswa 4.Pembelajaran dengan Self Esteem yang sehat dapat diterapkan dalam belajar. untuk meningkatkan pemecahan masalah belajar siswa pada tingkat c.Tidak terdapat asosiasi antara kemampuan pemecahan masalah kemampuan awal belajar tinggi dan rendah. Namun perbedaan belajar dan self esteem siswa dalam belajar. peningkatan kemampuan pemecahan masalah belajar siswa antara Implikasi yang memperoleh pembelajaran dengan Self Esteem yang sehat dan Implikasi Berdasarkan kesimpulan penelitian, peningkatan yang memperoleh pembelajaran biasa pada kemampuan awal belajar kemampuan belajar dan pemecahan masalah belajar siswa, serta self sedang, tidak cukup signifikan untuk mengatakan pendekatan
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
dengan Self Esteem yang sehat dapat diterapkan untuk meningkatkan pemecahan masalah belajar siswa pada kemampuan awal belajar sedang. 5. Peningkatan kemampuan belajar dengan Self Esteem yang sehat dapat menunjang peningkatan kemampuan pemecahan masalah belajar siswa. 6. Proses pembelajaran dengan Self Esteem yang sehat, yang dimulai dengan menyajikan masalah terbuka, dapat melatih siswa untuk menggunakan berbagai representasi matematis dalam menyelesaikan masalah matematis. Penggunaan masalah terbuka, juga dapat melatih siswa dalam memecahkan masalah sesuai dengan cara atau metode yang mereka kuasai. 7. Tahapan diskusi kelompok dan diskusi kelas pada pembelajaran dengan Self Esteem yang sehat mengajarkan kepada siswa keterampilan berkomunikasi, seperti: menyatakan ide dengan jelas, mendengar pendapat orang lain,menanggapi dengan cara yang tepat, dan belajar bagaimana menyampaikan pertanyaan pertanyaan yang baik. Selain itu masalah terbuka, yang tidak hanya dijawab dengan satu jawaban benar, membuat siswa berani mengemukakan pendapat, menghargai ide orang lain, dan memiliki rasa percaya diri.
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
berpendapat bahwa penolakan, frustasi dan penyimpangan dari perkembangan hakekat alami akan menimbulkan Kebutuhan aktualisasi diri
2.1. Defenisi Aktualisasi Diri
Menurut Goldstein dalam Suryabrata (2006:326). Aktualisasi diri adalah motif pokok yang mendorong tingkah laku individu(organisme). Adanya dorongan-dorongan yang berbeda misalkan dorongan untuk makan, seksual, ingin tahu, ingin memiliki, sebenarnya hanyalah manifestasi satu tujuan hidup pokok, yaitu aktualisasi diri. Apabila seseorang lapar, dia akan mengaktualisasikan dirinya dengan makan, apabila dia ingin pintar, dia mengaktualisasi dengan belajar, dan sebagainya. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan khusus tertentu itu memang merupakan syarat bagi realisasi diri seluruh organisme. Jadi, aktualisasi diri adalah kecenderungan kreatif manusia. Menurut Maslow dalam Poduska (2002: 126-127), yaitu bahwa keinginan untuk mengaktualisasi diri ada pada diri kita masing-masing, bahwa motivasi atau dorongan terhadap aktualisasi diri itu adalah bawaan, bahwa setiap kita masing-masing mempunyai suatu keinginan yang inheren, yang kita bawa bersama lahir, yaitu berada demi keberadaan itu, berbuat demi perbuatan itu, merasa demi perasaan itu, yaitu aktualisasi diri. Dan pribadi yang beraktualisasi diri adalah pribadi yang sudah memenuhi tingkat-tingkat keinginan itu, bukan seorang manusia super. Menurut Maslow dalam Boeree (2006:284), tujuan mencapai aktualisasi diri itu bersifat alami, yang dibawa sejak lahir. Beliau juga
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
psikopatologi. Dalam pandangan ini, apa yang baik adalah semua yang mendekat ke aktualisasi diri, dan yang buruk atau abnormal adalah segala hal yang menggagalkan atau menghambat atau menolak aktualisasi diri sebagai hakekat alami kemanusiaan, dan mempersoalkan pertumbuhan pribadi yang menekankan proses pertumbuhan dan perkembangan pribadi kepada tingkat yang sebaik mungkin. Jadi aktualisasi diri adalah suatu kebutuhan untuk mengungkapkan diri yaitu merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini akan muncul apabila kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpuaskan dengan baik. Kebutuhan aktualisasi ditandai sebagai hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya, atau hasrat dari individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya. 2.2. Faktor Penghambat dalam Beraktualisasi Diri Maslow dalam Koeswara (1991:126), mengemukakan beberapa hambatan-hambatan dalam mengaktualisasikan diri yaitu sebagai berikut: a. Berasal dari dalam Diri Individu Yaitu, berupa ketidaktahuan, keraguan, dan bahkan juga rasa takut dari individu untuk mengungkapkan potensi-potensi yang dimilikinya, sehingga potensi itu tetap laten. b. Berasal dari Luar atau Masyarakat Yaitu, berupa kecenderungan mendepersonalisasi individu, perpresian sifat-sifat, bakat atau potensi-potensi.
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
Apabila suatu masyarakat sangat menjunjung kejantanan, maka oleh masyarakat tersebut sifat-sifat yang dianggap mencerminkan kejantanan, seperti sifat keras, kasar, dan berani akan lebih dihargai. Sebaliknya sifat-sifat yang tidak mencerminkan kejantanan atau lebih mencerminkan kewanitaan, seperti sifat menahan diri, kehalusan dan kelembutan, akan kurang dihargai. Akibatnya, di masyarakat tersebut yang akan muncul dominan adalah kekerasan, kekasaran, dan keberanian, sedangkan kesabaran, kehalusan, dan kelembutan akan menjadi lemah dan tak terungkapkan. Begitu pula aktualisasi diri, aktualisasi diri itu hanya mungkin terjadi apabila kondisi lingkungan menunjangnya. c. Berasal dari Pengaruh Negatif Hambatan ini berupa pengaruh negatif yang dihasilkan oleh kebutuhan yang kuat akan rasa aman. Oleh individu-individu yang kebutuhan akan rasa amannya terlalu kuat, pengambilan risiko, pembuatan kesalahan, dan pelepasan kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak konstruktif itu justru akan merupakan hal-hal yang mengancam atau menakutkan, dan pada gilirannya ketakutan ini akan mendorong individu-individu tersebut untuk bergerak mundur menuju pemuasan kebutuhan akan rasa aman. Jadi pencapaian aktualisasi diri itu, disamping membutuhkan kondisi lingkungan yang menunjang, juga menuntut adanya kesediaan atau keterbukaan individu terhadap gagasan-gagasan dan pengalaman- pengalaman baru. Maslow dalam Koeswara (1991:127) mengatakan bahwa, apabila anak-anak diasuh dalm suasana aman, hangat, dan bersahabat, maka anak-anak itu akan mampu menjalani proses-proses perkembangannya dengan baik. Pendek kata, dibawah
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
kondisi yang sehat, perkembangan akan terangsang dan individu akan terdorong untuk menjadi yang terbaik sebisa-bisanya. Sebaliknya, apabila anak-anak itu berada di bawah kondisi yang buruk (mengalami hambatan dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasarnya), maka mereka akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan potensi-potensinya. 2.3. Penanda Pengaktualisasi Diri Pencapaian aktualisasi diri merupakan penggambaran yang optimistis dari corak kehidupan yang ideal. Maslow dalam Koeswara (1991:138), mengatakan bahwa syarat yang paling pertama dan utama bagi pencapaian aktualisasi diri itu adalah terpuaskannya kebutuhan-kebutuhan dasar dengan baik. Maslow dalam Paulus (1997:168), menyebutkan penanda atau ciri seorang pengaktualisasi diri yaitu sebagai berikut: 1. Kemampuan melihat realitas secara lebih efisien.
Aktualisasi diri (actualizer) dapat melihat dunia sekitar serta orang
lain secara baik dan efisien. Mereka melihat realita sebagaimana adanya, bukan seperti apa yang mereka inginkan. Kemampuan untuk melihat secara lebih efisien ini meluas pada segi-segi kehidupan lain, seperti seni, musik, ilmu pengetahuan, politik dan filsafat. 2. Penerimaan diri sendiri, orang lain, dan sifat dasar
Aktualisasi diri dapat menerima diri mereka sendiri sebagaimana
adanya. Mereka tidak terlalu kritis akan keterbatasan-keterbatasan, kelemahan-kelemahan, dan
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
kebutuhan-kebutuhan dirinya. Mereka tidak dibebani rasa bersalah, rasa malu, dan kecemasan atau keadaan emosional yang sangat lazim dalam populasi umum. 3. Spontanitas, kesederhanaan, kewajaran.
Aktualisasi diri berperilaku apa adanya, langsung, dan tanpa
berpura-pura. Mereka tidak menyembunyikan emosi dna dapat mengekspresikan secara jujur. Akan tetapi, mereka bijaksana dan penuh perhatian pada orang lain, sehingga dalam situasi-situasi dimana ungkapan perasaan-perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan perasaan orang lain, mereka mengekang perasaan- perasaan itu. 4. Berfokus pada masalah.
Aktualisasi diri melibatkan diri dalam tugas, kewajiban, atau
pekerjaan yang mereka pandang sangat penting. Mereka tidak fokus pada diri sendiri, melainkan pada masalah-masalah yang melampaui kebutuhan-kebutuhan mereka yang didedikasikan sebgai suatu misi hidup. 5. Kebutuhan akan privasi dan independensi.
Aktualisasi dir memiliki kebutuhan yang kuat akan privasi dan
kesunyian. Karena mereka tidak memiliki hubungan yang melekat dengan orang lain, mereka dapat menikmati kekayaan dari persahabatan dengan orang lain. Mereka dapat hidup sendiri tanpa merasa kesepian. 6. Berfungsi secara otonom.
Karena orang-orang yang aktualisasi diri tidak lagi didorong oleh
motif-motif kekurangan, untuk pemuasannya mereka tidak tergantung pada dunia nyata.
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
Karena pemuasan motif-motif pertumbuhan datng dari dalam, perkembangan mereka tergantung pada potensi-potensi dan sumber-sumber dari dalam diri mereka sendiri. 7. Apresiasi yang senantiasa segar.
Orang-orang yang melakukan aktualisasi diri selalu menghargai
pengalaman-pengalaman tertentu bagaimana pun seringnya pengalaman-pengalaman tersebut berulang dengan suatu perasaan terpesona, kagum atau kenikmatan yang segar. 8. Pengalaman-pengalaman mistik atau puncak.
Ada waktu-waktu dimana orang yang aktualisasi diri mengalami
ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan meluap- luap sama seperti pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam. 9. Perasaan empati dan afeksi yang kuat terhadap sesama manusia.
Mereka juga memiliki keinginan untuk membantu tugas-tugas
kemanusiaan, serta memiliki perasaan persaudaraan denga semua orang, seperti terhadap saudara kandung. 10. Hubungan antar pribadi.
Orang-orang yang aktualisasi diri mampu mangadakan hubungan
yang lebih kuat pada orang lain, meraka mampu memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam serta identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain.
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
11. Struktur watak demokratis.
Orang-orang aktualisasi diri menerima semua orang tanpa
memperhatika kelas sosial, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras atau warna kulit.
12. Membedakan antara sarana dan tujuan, antara baik dan
buruk.
Bagi orang-orang yang aktualisasi diri, tujuan atau cita-cita lebih
penting dari pada sarana yang digunakan untuk mencapainya. Orang-orang yang aktualisasi diri ini sepenuhnya senang melakukan atau menghasilkan yang lebih banyak daripada mendapatkannya, atau berarti mencapai tujuan. 13. Perasaan humor yang tidak menimbulkan rasa permusuhan.
Humor orang-orang yang aktualisasi diri berbeda dengan humor
orang yang tidak mengaktualisasi diri. Humor mereka umumnya bersifat filosofis, menertawakan manusia pada umumnya, bukan individu, serta bersifat instruktif, yang dipakai langsung pada persoalan yang dituju da menimbulkan tawa. Humor ini semacam humor bijaksana yang menimbulkan senyuman atau anggukan tanda mengerti daripada gelak tawa yang keras. 14. Kreativitas.
Ini merupakan sifat umum dari orang-orang yang aktualisasi diri
yang inivatif, asli, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan karya seni. Kreativitas ini sama dengan daya cipta dan daya khayal naif yang dimiliki anak-anak, tidak berprasangka dan langsung melihat persoalan.
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
15. Resistensi terhadap inkulturasi.
Orang-orang yang mengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri yang
otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh sosialuntuk berpikir atau bertindak menurut cara-cara tertentu. Mereka mempertahankan otonomi batin dan tidak banyak terpengaruh oleh kebudayaan. Mereka dibimbing oleh diri mereka bukan oleh orang lain. Walaupun memiliki ciri-ciri tersebut diatas, bukan berarti orang-orang yang mengaktualisasi dirinya adalah orang yang sempurna. Bagaimanapun mereka adalah manusia. Mereka tidak sempurna, tetapi hanya lebih mendekati kesempurnaan dari pada kebanyakan orang lain yang tidak mengaktualisasikan dirinya. Maslow dalam Schultz (1991 : 111) berpendapat bahwa pengaktualisasi diri dapat kadang-kadang tolol, sembrono, kepala batu, menjengkelkan, sombong, kejam, dan emosional, sifat-sifat yang ada pada individu- individu yang tidak mengaktualisasikan dirinya. Juga, mereka tidak sama sekali luput dari kesalahan, kecemasan, malu, kekhawatiran atau konflik. 2.4. Kebutuhan akan Beraktualisasi Diri Aktualisasi diri tokoh utama dalam psikologi terlihat di bagian aktualisasi diri pada tingkat dalam hirarki Abraham Maslow (Poduska, 2008:177). Tingkat yang paling rendah adalah mengenai kebutuhan- kebutuhan jasmani; tingkat kedua, kebutuhan rasa aman; tingkat ketiga, kebutuhan cinta dan rasa memiliki; tingkat keempat, kebutuhan harga diri; tingkat relima dengan beraktualisasi diri.
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
a. Kebutuhan Jasmani atau Fisiologis Untuk mencapai tingkat kebutuhan jasmani secara memadai, tingkat- tingkat daerah biologis dan psikologis harus terpuaskan. Pemuasan segi-segi biologis dari tingkat ini saja tidaklah cukup. Beberapa daerah kebutuhan jasmani manusia adalah: lapar, haus, latihan atau gerak jasmani, seks, dan ransangan sensoris (Poduska, 2008:178). b. Kebutuhan Rasa Aman Hal objektif yang utama untuk pencukupan kebutuhan rasa aman adalah dengan mengetahui rasa takut. Apakah ketakutan itu berdasarkan realitas atau imajinasi saja (Poduska:2008:182). Kebutuhan keamanan sudah muncul sejak bayi, dalam bentuk menangis dan berteriak ketakutan karena perlakuan yang kasar atau karena perlakuan yang dirasa sebagai sumber bahaya. Manusia akan merasa lebih aman berada dalm suasana semacam itu mengurangi kemungkinan adanya perubahan, dadakan, kekacauan yang tiak terbayangkan sebelumnya (Alwisol, 2004:258). c. Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni deficiency atau D–love; orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya hubungan pacaran, hidup bersama atau perkawinan yang membuat seseorang terpuaskan kenyamanan dan keamanannya. D-love adalah cinta yang mementingkan diri sendiri, lebih memperoleh adari pada memberi. B-love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta yang berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan tertuma bertujuan memberi orang lain
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka kesempatan orang itu untuk berkembang (Alwisol, 2004:259). d. Kebutuhan Harga Diri Menurut Poduska (2008: 201), ada dua jenis harga diri, yakni sebagai berikut. a) Menghargai diri sendiri (self respect): orang membutuhkan pengetahuan tentang dirinya sendiri, bahwa dirinya berharga, mampu menguasai tugas dan tantangan hidup.
b) Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from others):
orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal baik dan dinilai baik orang lain.
Kepuasan kebutuhan harga diri menimbulkan perasaaan dan
sikap percaya diri, diri berharga, diri mampu, dan perasaan berguna dan penting di lingkungan keberadaannya. Sebaliknya, frustasi karena kebutuhan harga diri tak terpuaskan akan menimbulkan perasaan dan sikap inferior, canggung, lemah, pasif, tergantung, penakut, tidak mampu mengatasi tuntutan hidup dan rendah iri dalam bergaul. e. Kebutuhan Beraktualisasi Diri Kebutuhan akan beraktualisasi diri adalah kebutuhan manusia yang paling tinggi. Kebutuhan ini akan muncul apabila kebutuhan- kebutuhan dibawahnya telah terpuaskan dengan baik. Maslow dalam Poduska (2002:125), menandai kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi-potensi yang dimilikinya, atau hasrat dari individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya.
Ivana Kusuma Parahita S.kep.NS
Contoh dari aktualisasi diri ini adalah seseorang yang berbakat musik menciptakan komposisi musik, seseorang yang memiliki potensi intelektual menjadi ilmuwan, dan seterusnya. Aktualisasi diri juga tidak hanya berupa penciptaan kreasi atau karya- karya berdasarkan bakat-bakat atau kemampuan khusus, semua orang pun bisa mengaktualisasikan dirinya yakni dengan jalan membuat yang terbaik atau bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan bidangnya masing- masing. Setiap individu berbeda-beda bentuk aktualisasi dirinya dikarenakan dari adanya perbedaan-perbedaan individual. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu. Mereka mengekspresikan kebutuhan dasar kemanusiaan secara alami (Alwisol, 2004:260).