Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN MATA KULIAH

TEORI AKUNTANSI
MEASUREMENT THEORY

DISUSUN OLEH :
PUTRI AMANAH AL-AZHARI (A031191073)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
PENTINGNYA PENGUKURAN

Menurut Campbell pengukuran adalah "Penentuan angka-angka yang


menggambarkan sifat-sifat sistem material dan bilangan-bilangan didasarkan pada hukum
yang mengatur tentang sifat-sifat". Sedangkan menurut Stevens pengukuran adalah
"Penentuan angka-angka yang ada kaitannya dengan objek-objek ataupun peristiwa-
peristiwa sesuai dengan peraturan" Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur
(jumlah rupiah) yang akan diletakkan pada suatu objek (elemen atau pos) yang terlihat dalam
suatu transaksi, kejadian, atau keadaan untuk merepresentasi makna atau atribut objek
tersebut. Atribut adalah sesuatu yang melekat pada suatu objek yang menggambarkan
sifat atau ciri yang dikandung objek tersebut (Suwardjono, 2010:192-193).

Pengukuran sangat penting dilakukan karena dengan mengukur suatu objek, maka
kita dapat mengetahui nilai suatu objek sehingga dapat menjadi acuan untuk dapat
menentukan kebijakan yang berkaitan dengan objek tersebut. Untuk memudahkan kita
melakukan suatu pengukuran sehingga memperoleh suatu hasil yang akurat dan dapat
diandalkan maka kita dapat menggunakan skala dan memilih tipe pengukuran yang sesuai
dengan karakteristik objek yang kita ukur.

SKALA PENGUKURAN

Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat ketika
aturan semantic digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematika kepada objek atau
kejadian. Skala menunjukkan informasi apa yang diwakili oleh angka, sehingga memberikan
arti kepada angka tersebut. Jenis skala yang dibuat tergantung kepada aturan sematik yang
digunakan. Menurut Steven, skala dapat digambarkan secara umum menjadi nominal, ordinal,
interval atau rasio. (Godfrey, dkk. 2010).

1. Skala Nominal = Nomor hanya diigunakan sebagai sebuauh label. Torgerson


menyatakan: “Dalam pengukuran, nomor yang digunakan menunjuk kepada jumlah atau
tingkat kepemilikan dari suatu objek, dan bukan menunjukkan kepada objek itu sendiri.
Sedangkan dalam skala nominal, nomor menunjukkan kepada objek atau kelompok dari
objek.” (Godfrey, dkk. 2010).
2. Skala Ordinal = Dibuat ketika suatu operasi memeringkat objeknya sehubungan dengan
property yang diberikan. Kelemahan skala ordinal adalah interval antar nomor tidak
memberitahukan apa-apa tentang perbedaan kuantitas kepemilikan yang diwakilinya.
3. Skala Interval = Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala orginal.
Tidak hanya member peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval skalanya
diketahui dan sama
4. Skala Rasio = a) Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian. b) Interval antar
objek diketahui dan sama. c) Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan
objek terakhir diketahui

OPERASI YANG DIPERBOLEHKAN ATAS SKALA TERTENTU

➢ Skala nominal = operasi aritmetika tidak dapat digunakan


➢ Skala ordinal = operasi aritmetika tidak dapat digunakan. Kita tidak dapat menambah,
mengurangi, mengalikan atau membagi angka-angka atau interval pada skala
➢ Skala interval = Penambahan dan pengurangan dapat digunakan sehubungan dengan
nomor tertentu pada skala serta interval, tetapi perkalian dan pembagian tidak dapat
digunakan dengan mengacu pada nomor tertentu
➢ Skala ratio = semua operasi aritmatika dasar penambahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian, dan juga aljabar, geometri analitik, kalkulus, dan metode statistik

TIPE-TIPE PENGUKURAN

a. Pengukuran Fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka bisa diterapkan


pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung pada pengukuran
variabel apapun. Hal-hal seperti panjang, hambatan listrik, nomor, dan volume merupakan
hal-hal yang bisa diukur.
b. Pengukuran Turunan menurut Campbell, sebuah pengukuran turunan merupakan
pengukuran yang bergantung dari pengukuran dua atau lebih benda lain. Dalam
akuntansi, contoh pengukuran turunan adalah keuntungan, yang diturunkan dari
penambahan dan pengurangan pendapatan dengan beban.
c. Pengukuran Formal adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi,
menggunakan definisi yang dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal
yang bisa diamati dengan pasti (variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori
konfirmasi untuk mendukung hubungan tersebut.

KEANDALAN DAN KETEPATAN

Sumber Kesalahan
1) Operasi Pengukuran tidak tetap = Aturan untuk menetapkan nomor untuk properti
tertentu biasanya terdiri dari satu set operasi. Satu set operasi tidak dapat dinyatakan
secara tepat dan karenanya dapat diinterpretasikan salah oleh pengukur.
2) Pengukur Pengukur = mungkin salah menafsirkan aturan, menjadi bias, atau
menerapkan atau membaca instrumen dengan tidak benar.
3) Instrumen = Banyak operasi membutuhkan penggunaan alat fisik, seperti penggaris
atau termometer atau barometer, yang mungkin cacat.
4) Lingkungan Pengaturan = di mana operasi dilakukan pengukuran dapat
mempengaruhi hasil.
5) Atribut yang tidak jelas = Apa yang harus diukur mungkin tidak jelas, terutama jika
pengukuran melibatkan suatu konsep yang tidak dapat diukur secara langsung.
6) Resiko dan Ketidakpastian Hal ini berkaitan dengan distribusi pengembalian aset
nyata.

Jika semua pengukuran kecuali menghitung secara inheren mengakibatkan


kesalahan, maka yang kita butuhkan adalah untuk menetapkan batas kesalahan yang
diterima. Jika pengukuran masih dalam batas-batas ini maka dapat dianggap benar dan
adil dalam hal akuntansi. (Godfrey, dkk. 2010)

Pengukuran yang Dapat Diandalkan


Gagasan keandalan menggabungkan dua aspek: ketepatan dan kepastian pengukuran,
dan pengungkapan yang secara meyakinkan mewakili sehubungan dengan transaksi
ekonomi yang mendasarinya dan berbagai peristiwa. Aspek mempengaruhi ketepatan
pengukuran. Istilah ‘presisi’ sering
Pengukuran Yang Akurat Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat handal,
memberikan hasil yang sangat tepat, namun tidak mungkin menghasilkan hasil yang
akurat. Alasannya adalah akurasi berhubungan dengan seberapa dekat pengukuran
menuju ‘nilai sejati ' dari atribut pengukuran. (Godfrey, dkk. 2010).

PENGUKURAN DALAM AKUNTANSI

Perhitungan yang paling fundamental dalam ilmu akuntansi adalah perhitungan modal
dan laba. Modal dinilai berasal dari transaksi dan penilaian ulang yang terjadi di pasar modal.
Laba berasal dari perbandingan dari beban dan pendapatan, juga perubahan modal dalam
satu periode akuntansi.

Pengukuran dalam akuntansi masuk ke dalam kategori pengukuran turunan untuk


modal dan keuntungan. Laba akuntansi sekarang berasal dari standar akuntansi
internasional. Dari perubahan modal selama periode dari semua kegiatan termasuk kenaikan
dan penurunan fair value aktiva bersih tidak termasuk transaksi dengan pemilik. Modal berasal
dari 'net fair value' aktiva dan kewajiban. .Berarti kita harus mengukur nilai modal awal, pada
jumlah penghasilan yang diterima, jumlah modal yang digunakan, dan perubahan nilai fair
value aktiva bersih. Peningkatan modal selama periode akan datang akan mengukur jumlah
laba dari berbagai macam sumber, termasuk dari operasional dan penilaian kembali aktiva
(setelah disesuaikan dengan pemasukan modal baru atau pembayaran deviden). Nilai wajar
aktiva bersih disajikan kembali maka akan merupakan modal awal pada periode berikutnya.
(Godfrey, dkk. 2010).
PERMASALAHAN PENGUKURAN BAGI AUDITOR

Beberapa isu diciptakan untuk auditor oleh pergeseran fokus untuk pengukuran
keuntungan dari pendapatan dan beban yang cocok untuk menilai perubahan atas nilai wajar
aktiva bersih. Ketika keuntungan ditentukan dengan cara mencocokkan transaksi pendapatan
dan beban untuk periode auditor dapat berkonsentrasi pada pengumpulan bukti bahwa
transaksi tersebut telah ditangani dengan tepat oleh sistem akuntansi klien. Namun, ketika
keuntungan berasal dari perubahan nilai wajar pertanyaan yang lebih sulit muncul untuk
auditor sekitar mengumpulkan bukti pada perkiraan manajemen.

Adanya berbagai alternatif metode penilaian atas aset yang menimbulkan masalah
tersendiri bagi auditor. Terdapat banyak cara penilaian aset yang dapat diterima oleh auditor
jika memenuhi persyaratan :

1. Metode penilaian diaplikasikan secara tepat dan konsisten,


2. Menggunakan asumsi yang beralasan,
3. Data yang digunakan untuk penilaian tersebut valid.

Pada prakteknya, Auditor kadang menerima tekanan dari manager perusahaan


auditee untuk menerima metode penilaian atas aset perusahaan tersebut jika tidak maka
auditee akan mencari auditor yang lain. Masalah lain yang muncul adalah audit atas biaya
historical seperti standar biaya persediaan. Seharusnya biaya atas persediaan ditetapkan
secara tepat, tapi biaya itu didasarkan atas asumsi proses produksi yang dipengaruhi oleh
kondisi yang berubah-ubah.

Anda mungkin juga menyukai