Anda di halaman 1dari 5

organisasi di rumah sakit adalah sebuah struktur yang di bangun oleh suatu elemen perusahaan atau

dari rumah sakit sendiri tersebut yang memiliki tingkatan-tingkatan dan juga memiliki tugas masing-
masing dan mereka saling membutuhkan satu sama lain. Dan organisasi tersebut berdiri di bawah
naungan pemerintah maupun tidak. Rumah sakit yang tidak berada pada naungan pemerintah adalah
rumah sakit swasta. Mereka berdiri dari orang yang memiliki rumah sakit tersebut.

struktur rumah sakit adalah sebuah tingkatan atau struktur yang mana ia dibangun oleh seseorang yang
berwenang di rumah sakit dimana di dalam struktur tersebut terdapat tingkatan yang juga akan
dicantumkan nama-nama orang lengkap dengan jabatan yang ia emban yang mana saling membutuhkan
antara satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan UU RI nomor 44 tahun 2009 pasal 33 tentang rumah sakit, setiap rumah sakit harus
memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel. Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas
Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur
penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan.

Jika disimpulkan maka Struktur Organisasi Rumah Sakit terdiri dari:

1. Kepala Rumah Sakit atau Direktur

2. Unsur Pelayanan bidang Medis

3. Keperawatan

4. Penunjang Medis

5. Komite

6. Satuan pemeriksa Internal

7. Administrasi umum dan keuangan


STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOHAMAD SOEWANDHIE

Susunan organisasi RSUD dr. Mohamad Soewandhie Kota Surabaya terdiri dari :

1. Direktur

2. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan membawahi:

Bidang Pelayanan dan Penunjang Medik;

Bidang Pelayanan Keperawatan

3. Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi:


Bagian Umum;

Bagian Perencanaan dan Evaluasi;

Bagian Keuangan.

4. Bidang Pelayanan dan Penunjang Medik membawahi:

Seksi Pelayanan Medik;

Seksi Penunjang Medik.

5. Bidang Pelayanan Keperawatan membawahi:

Seksi Asuhan Profesi dan Keperawatan;

Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Keperawatan.

6. Bagian Umum membawahi:

Sub Bagian Tata Usaha, Humas dan Hukum;

Sub Bagian Kepegawaian dan Diklat;

Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga.

7. Bagian Perencanaan dan Evaluasi membawahi:

Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran;

Bagian Monitoring dan Evaluasi.

8. Bagian Keuangan membawahi:

Sub Bagian Penerimaan dan Pendapatan;

Sub Bagian Perbendaharaan;

Sub bagian Akuntansi dan Verifikasi.

9. Jabatan fungsional tertentu

Analisis Rumah Sakit Umum Daerah dr. Mohamad Soewandhie Kota Surabaya

Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI Nomor : 371/MENKES/SK/V/2009 tanggl 13 Mei


2009RSUD dr.Mohamad Soewandhie Surabaya yang sebelumnya adalah Rumah Sakit Umum
Daerah dengan klasifikasi kelas C berubah menjadi Rumah Sakit Umum kelas B. Selain itu juga
memperoleh status Badan Layanan Umum pada tanggal 23 Juli 2009 melalui SK Walikota No.
188.45/251/436.1.2/2009 tentang Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah Pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Mohamad Soewandhie Kota Surabaya. Dan
pada tahun 2015 RSUD Dr. Soewandhie mendapatkan Sertifikasi sebagai Rumah Sakit
Pendidikan.

Analis Pelayanan RSUD Dr. Mohamad Soewandhie

SOP RSUD Dr. Muhamad Soewandhie

pelayanan kepada pasien adalah sebagai pemberi pelayanan akan dinilai disini. Mutu pelayanan
meliputi kecepatan, ketepatan, kelengkapan dan kejelasan informasi, kenyamanan ruang
tunggu dan lain-lain (Bambang Shofari, 2004). Deskripsi pokok kegiatan pelayanan rekam medis
di TPPRJ (Bambang Shofari, 2004) :

1. Menyiapkan formulir dan catatan serta nomor rekam medis yang diperlukan untuk
pelayanan. Formulir dan catatan yang perlu disiapkan yaitu :

a.) Formulir-formulir dokumen rekam medis rawat jalan baru yang telah diberi nomor rekam
medis, yaitu formulir rekam medis yang belum berisi catatan pelayanan pasien yang lalu.

b.) Buku register pendaftaran pasien rawat jalan, yaitu buku yang berisi catatan identitas
pasien sebagai catatan pendaftaran.

c.) Buku ekspedisi, yaitu buku yang digunakan untuk serah terima dokumen rekam medis agar
jelas siapa yang menerimanya.

d.) KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien), yaitu kartu indeks yang digunakan sebagai petunjuk
pencarian kembali identitas pasien.

e.) KIB/KTPP (Kartu Identitas Berobat/ Kartu Tanda Pengenal Pasien), yaitu kartu identitas
pasien yang diserahkan kepada oa untuk digunakan kembali bila dating berobat lagi.

f.) Tracer, yaitu kartu yang digunakan untuk petunjuk digunaknnya (keluarnya) dokumen rekam
medis dari rak filing sehingga dapat digunakan untuk peminjaman dokumen rekam medis ke
filing.

g.) Buku catatacn penggunaan nomor rekam medis, yaitu buku yang berisi catatan penggunaan
nomor rekam medis.
h.) Karcis pendaftaran pasien.

2. Menanyakan kepada pasien yang dating, apakah sudah pernah berobat? Bila belum berarti
pasien baru dan bila sudah berarti pasien lama. Pelayanan kepada pasien baru meliputi :

a.) Menanyakan identitas pasien secara lengkap untuk dicatat pada formulir rekam medis
pasien rawat jalan, KIB dankiup.

b.) Menyerahkan Menyerahkan KIB kepada pasien dengan pesan untuk membawa kembali bila
dating berobat berikutnya.

c.) Menyimpan KIUP sesuai urutan abjat (alfabetik).

d.) Menanyakan keluhan utamanya guna memudahkan mangarahkan pasien ke poliklinik yang
sesuai.

e.) Menanyakan apakah membawa surat rujukan. Bila membawa:. Tempelkan pada formulir
rekam medis pasien rawat jalan.

Evaluasi RSUD Dr. Muhamad Soewandhie

Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Agustin Poliana mengatakan layanan Rumah Sakit dr Soewandhie
selama ini dinilai belum maksimal melayani pasien. Maka dewan akan melakukan evaluasi kinerja
RS.Dr.M.Soewandhie.

Dirinya menambahkan, melalui Perwali Surabaya No.48 Tahun 2011 tentang layanan kesehatan di rumah
sakit daerah Pemkot Surabaya, jika terindikasi layanan terhadap pasien terutama pasien tidak mampu, maka
manajemen rumah sakit tersebut akan dievaluasi.

“Kinerja RS.Dr.M.Soewandhie segera akan kita evaluasi, kita panggil Direktur dan Kadinkes Kota Surabaya.”
ujarnya kepada wartawan di gedung DPRD Kota Surabaya, Jumat (03/05/19).

Ia menjelaskan, evaluasi ini terkait insiden ada pasien tidak mampu di RS.Dr.M.Soewandhie terus meninggal
dunia, tapi tidak bisa dibawa pulang karena tidak menggunmasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai