Anda di halaman 1dari 13

MASA REVOLUSI KEMERDEKAAN

Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Masa Revolusi Kemerdekaan ini tepat pada
waktunya.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Datangnya Sekutu dan NICA ke Indonesia........................................... 2
B. Peristiwa-peristiwa Heroik.................................................................... 3
C. Agresi Militer Belanda I dan Militer Belanda II................................... 4
D. Perjuangan Melalui Perundingan........................................................... 5
E. Pengakuan Tanggal Kemerdekaan Indonesia oleh Belanda.................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 8
B. Tanggapan Penulis................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Revolusi Nasional Indonesia adalah sebuah konflik bersenjata dan
pertentangan diplomasi antara Republik Indonesia yang baru lahir melawan
Kerajaan Belanda yang dibantu oleh pihak Sekutu, diwakili oleh Inggris.
Rangkaian peristiwa ini terjadi mulai dari proklamasi kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh
Kerajaan Belanda pada 29 Desember 1949. Meskipun demikian, gerakan
revolusi itu sendiri telah dimulai pada tahun 1908, yang saat ini diperingati
sebagai tahun dimulainya kebangkitan nasional Indonesia.
Selama sekitar empat tahun, beberapa peristiwa berdarah terjadi secara
sporadis. Selain itu terdapat pula pertikaian politik serta dua intervensi
internasional. Dalam peristiwa ini pasukan Belanda hanya mampu menguasai
kota-kota besar di pulau Jawa dan Sumatera, namun gagal mengambil alih
kendali di desa dan daerah pinggiran. Karena sengitnya perlawanan bersenjata
serta perjuangan diplomatik, Belanda berhasil dibuat tertekan untuk mengakui
kemerdekaan Indonesia. Revolusi ini berujung pada berakhirnya pemerintahan
kolonial Hindia Belanda dan mengakibatkan perubahan struktur sosial di
Indonesia, di mana kekuasaan raja-raja mulai dikurangi atau dihilangkan.
Peristiwa ini dikenal dengan "revolusi sosial", yang terjadi di beberapa bagian
di pulau Sumatera.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan dalam makalah ini adalah peristiwa-peristiwa apa saja
yang terjadi selama masa revolusi kemerdekaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Datangnya Sekutu dan NICA ke Indonesia


Meskipun begitu, situasi Belanda pada saat itu lemah setelah diamuk
Perang Dunia Kedua di Eropa dan baru bisa mengatur kembali militernya
pada awal 1946. Jepang dan kekuatan sekutu lainnya enggan menjadi
pelaksana tugas pemerintahan di Indonesia. Sementara Amerika Serikat
sedang fokus bertempur di kepulauan Jepang, Indonesia diletakkan di bawah
kendali seorang laksamana dari Angkatan Laut Britania Raya, Laksamana Earl
Louis Mountbatten, Panglima Tertinggi Sekutu untuk Komando Asia
Tenggara. Enklaf-enklaf Sekutu muncul di Kalimantan, Morotai, dan beberapa
bagian di Irian Jaya; para pegawai sipil Belanda telah kembali ke daerah-
daerah tersebut. Di area yang dikuasa angkatan laut Jepang, kedatangan
pasukan Sekutu segera saja menghentikan aksi-aksi revolusioner, dimana
tentara Australia (diikuti pasukan Belanda dan pegawai-pegawai sipilnya),
dengan cepat menguasai daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai Jepang,
kecuali Bali dan Lombok. Karena tidak adanya perlawanan berarti, dua divisi
tentara Australia dengan mudah menguasai beberapa daerah di bagian Timur
Indonesia.
Inggris ditugaskan untuk mengatur kembali jalannya pemerintahan sipil
di Jawa. Belanda mengambil kesempatan ini untuk menegakkan kembali
pemerintahan kolonial lewat NICA dan terus mengklaim kedaulatan atas
Indonesia. Meskipun begitu, tentara Persemakmuran belum mendarat di Jawa
sampai September 1945. Tugas mendesak Lord Mountbatten adalah
pemulangan 300,000 orang Jepang dan membebaskan para tawanan perang. Ia
tidak ingin (dan tidak berdaya) untuk memperjuangkan pengembalian
Indonesia pada Belanda. Tentara Inggris pertama kali mendarat di Medan,
Padang, Palembang, Semarang dan Surabaya pada bulan Oktober. Dalam
usaha menghindari bentrokan dengan orang-orang Indonesia, komandan
pasukan Inggris Letjen Sir Philip Christison, mengirim para prajurit Belanda

2
3

yang dibebaskan ke Indonesia Timur, dimana pendudukan kembali Belanda


berlangsung mulus. Tensi memuncak saat tentara Inggris memasuki Jawa dan
Sumatera; bentrokan pecah antara kaum republikan melawan para "musuh
negara", seperti tawanan Belanda, KNIL, orang Tionghoa, orang-orang Indo
dan warga sipil Jepang.

B. Peristiwa-peristiwa Heroik
1. Penyobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya
Tanggal 18 September 1945, beberapa orang menuju menara hotel
dan langsung merobek bendera Belanda hingga tersisa merah putih untuk
dinaikkan lagi. Peristiwa ini pun berakibat bentrok di kemudian harinya,
yakni pada tanggal 27 Oktober. Lalu dilanjutkan dengan ultimatum Inggris
di tanggal 10 November dan kemudian pecahlah perang yang heroik itu.
2. Tindakan heroik di Kalimantan
Di Kalimantan dukungan Proklamasi Kemerdekaan dilakukan
dengan berdemokrasi, pengibaran Bendera Merah-Putih dan mengadakan
rapat-rapat. Pada 14 November 1945 dengan beraninya sekitar 8000 orang
berkumpul di kompleks NICA dengan mengarak Bendera Merah-Putih.
3. Peristiwa Merah Putih di Manado
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 14 Februari 1946 di Manado. Para
pemuda Manado bersama laskar rakyat dari barisan pejuang melakukan
perebutan kekuasaan pemerintahan di Manado, Tomohon, dan Minahasa.
Sekitar 600 orang pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditahan. Adapun
latar belakang dari peristiwa ini yaitu keinginan pemuda untuk merebut
kembali kekuasaan di seluruh Manado yang berada di tangan Belanda.
4. Tindakan Heroik di Papua
Pada tanggal 14 Maret 1948 para pemuda Papua menyerang NICA
dan Tangsi Sorido. Namun serangan itu gagal dan dua orang pemimpinnya
dibunuh dan yang lainnya dipenjara seumur hidup.
5. Pertempuran 10 November 1945
4

Peristiwa ini bermula dari insiden perobekan bendera Belanda di


Hotel Yamato. Lalu setelah itu pecah konflik-konflik kecil yang berujung
pada tewasnya salah satu jenderal sekutu bernama Mallaby. Sekutu pun
akhirnya mengeluarkan ultimatum untuk melumat Surabaya dan orang-
orangnya. Bukannya gentar, rakyat malah membusungkan dadanya untuk
melawan penjajah. Diawali dengan pekik pidato Bung Tomo yang
membahana dan melecutkan semangat juang, akhirnya pecah sudah perang
paling heroik ini. Banyak dari para pemuda dan rakyat Surabaya yang
gugur kala itu. Dan untuk mengenang perjuangan ini maka tanggal 10
November diperingati sebagai Hari Pahlawan.

C. Agresi Militer Belanda I dan Militer Belanda II


1. Agresi Militer Belanda I
Pada tengah malam 20 Juli 1947, Belanda meluncurkan serangan
militer yang disebut sebagai Agresi Militer Belanda I (Operatie Product),
dengan tujuan utama menghancurkan kekuatan republikan. Aksi militer ini
melanggar perjanjian Linggarjati, dan dianggap pemerintah belanda
sebagai aksi polisionil untuk penertiban dan penegakkan hukum. Pasukan
Belanda berhasil memukul pasukan Republikan dari Sumatera serta Jawa
Barat dan Jawa Timur. Republikan kemudian memindahkan pusatnya ke
Yogyakarta. Pasukan Belanda juga menguasai perkebunan di Sumatera,
instalasi minyak dan batu bara, serta pelabuhan-pelabuhan besar di Jawa.
2. Agresi Militer Belanda II
Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak (Operatie Kraai)
terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap
Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno,
Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya ibu kota
negara ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik
Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.
Pada hari pertama Agresi Militer Belanda II, mereka menerjunkan
pasukannya di Pangkalan Udara Maguwo dan dari sana menuju ke Ibukota
5

RI di Yogyakarta. Kabinet mengadakan sidang kilat. Dalam sidang itu


diambil keputusan bahwa pimpinan negara tetap tinggal dalam kota agar
dekat dengan Komisi Tiga Negara (KTN) sehingga kontak-kontak
diplomatik dapat diadakan.

C. Perjuangan Melalui Perundingan


Salah satu bentuk perjuangan bangsa Indonesia adalah berusaha menarik
dukungan internasional lewat PBB. Para pimpinan Indonesia berusaha
memengaruhi dunia agar peduli terhadap perjuangan mempertahankan
kemerdekaan sekaligus mendapat dukungan serta pengakuan atas kedaulatan
Republik Indonesia. Para pimpinan Indonesia menyadari bahwa PBB
merupakan organisasi internasional yang mempunyai pengaruh besar terhadap
dunia. Oleh karena itu, mereka memanfaatkan PBB agar menggunakan peran
dan pengaruhnya dalam menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda.
Perjuangan menarik dukungan lewat PBB ditempuh melalui dua bentuk, yaitu
sebagai berikut.
1. Perjuangan para pemimpin Indonesia dalam sidang-sidang PBB.
2. Perjuangan menarik dukungan negara-negara lain agar turut
memperjuangkan Indonesia dalam sidang-sidang PBB.
Perjuangan menarik dukungan internasional menampakkan hasilnya.
Banyak negara di dunia, terutama negara-negara di Asia yang menaruh
simpati atas masalah yang dihadapi Indonesia. Usulan penyelesaian masalah
Indonesia-Belanda disampaikan melalui PBB. PBB ternyata cukup respek
terhadap tugasnya menyelesaikan konflik di Indonesia. Buktinya, PBB telah
mengirimkan Komisi Jasa Baik (Committer of God Office) yang dikenal
sebagai Komisi Tiga Negara (KTN) pada peristiwa agresi militer pertama
Belanda dan membentuk United Nations Commisions for Indonesia (UNCI)
ketika terjadi agresi militer kedua.
1. Peranan PBB melalui KTN
Agresi militer pertama Belanda di Indonesia mendatangkan reaksi
keras dari dunia internasional. Wakil-wakil India dan Australia di PBB
6

mengajukan resolusi agar persoalan Indonesia dibahas dalam Dewan


Keamanan PBB. Resolusi tersebut mendapat tanggapan positif PBB
dengan menjadikan masalah Indonesia sebagai salah satu agenda
pembicaraannya. Pada 1 Agustus 1947 Dewan Keamanan PBB
memerintahkan kepada Indonesia dan Belanda untuk menghentikan
tembak menembak. Hal itu ditindaklanjuti dengan pengumuman gencatan
senjata oleh kedua pihak yang bertikai sejak 4 Agustus 1947.
Pelaksanaan gencatan senjata akan diawasi oleh suatu Komisi
Konsuler yang beranggotakan beberapa Konsul Jendral di Indonesia.
Komisi Konsuler itu diketuai oleh Konsul Jendral Amerika Serikat, Dr.
Walter Foote dan beranggotakan Konsul Jendral Cina, Belgia, Prancis,
Inggris, dan Australia. Namun, meskipun telah ada gencatan senjata,
dalam kenyataannya Belanda masih terus berusaha memperluas
wilayahnya. Pelanggaran ini dilaporkan Komisi Konsuler (pengawas
gencatan senjata Indonesia-Belanda) kepada PBB. Laporan ini ditanggapi
Dewan Keamanan PBB dengan membentuk sebuah Komisi Jasa Baik
yang terkenal sebagai Komisi Tiga Negara (KTN).
Komisi Tiga Negara terdiri atas tiga negara berikut ini.
a. Australia diwakili Richard Kibry yang dipilih mewakili kepentingan
Indonesia.
b. Belgia diwakili Paul van Zeeland yang dipilih mewakili kepentingan
Belanda.
c. Amerika Serikat dipilih Australia dan Belgia sebagai pihak netral dan
wakilnya, Dr. Frank Graham.
Pada 27 Oktober 1947 KTN tiba di Jakarta untuk memulai
pekerjaannya. KTN kemudian berhasil melakukan pendekatan-pendekatan
terhadap pihak-pihak yang bertikai. Sejak 8 Desember 147 sampai 17
Januari 1948 wakil-wakil Indonesia dan Belanda bisa duduk bersama
melakukan dialog dalam Perundingan Renville. Dilangsungkan
Perundingan Renville menandai berakhirnya akibat agresi militer pertama
Belanda.
7

2. Peranan PBB melalui UNCI


Ketika Belanda melancarkan agresi militer yang kedua pada 19
Desember 1948, dunia internasional langsung mengecam tindakan
tersebut. Birma dan India kemudian memprakarsai penyelenggaraan
Konferensi Asia di New Delhi pada 20-23 Januari 1949. Konferensi yang
dihadiri sejumlah negara Asia, Afrika, Dan Australia itu menghasilkan
resolusi yang disampaikan kepada PBB. Keesokan harinya Dewan
Keamanan PBB langsung melakukan sidang yang membahas resolusi
tersebut.

D. Pengakuan Tanggal Kemerdekaan Indonesia oleh Belanda


Pengakuan tanggal kemerdekaan Indonesia oleh Belanda adalah
peristiwa di mana Belanda akhirnya mengakui bahwa kemerdekaan Indonesia
adalah tanggal 17 Agustus 1945 sesuai dengan proklamasi kemerdekaan
Indonesia, bukan tanggal 27 Desember 1949 saat soevereiniteitsoverdracht
(penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam.
Pengakuan ini baru dilakukan pada 16 Agustus 2005, sehari sebelum
peringatan 60 tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia, oleh Menlu Belanda
Bernard Rudolf Bot dalam pidato resminya di Gedung Deplu. Pada
kesempatan itu, Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menlu Hassan Wirajuda.
Keesokan harinya, Bot juga menghadiri Upacara Kenegaraan Peringatan Hari
Ulang Tahun ke-60 Kemerdekaan RI di Istana Negara, Jakarta. Langkah Bot
ini mendobrak tabu dan merupakan yang pertama kali dalam sejarah.
Pada 4 September 2008, juga untuk pertama kalinya dalam sejarah,
seorang Perdana Menteri Belanda, Jan Peter Balkenende, menghadiri
Peringatan HUT Kemerdekaan RI. Balkenende menghadiri resepsi diplomatik
HUT Kemerdekaan RI ke-63 yang digelar oleh KBRI Belanda di Wisma Duta,
Den Haag. Kehadirannya didampingi oleh para menteri utama Kabinet
Balkenende IV, antara lain Menteri Luar Negeri Maxime Jacques Marcel
8

Verhagen, Menteri Hukum Ernst Hirsch Ballin, Menteri Pertahanan Eimert


van Middelkoop, dan para pejabat tinggi kementerian luar negeri, parlemen,
serta para mantan Duta Besar Belanda untuk Indonesia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa Revolusi di Indonesia ( 1945-1950) adalah sepenggal episode
dalam perjalanan sejarah Indonesia modern dengan periode yang paling
singkat karena berlangsung hanya dalam waktu lima tahun saja, bila
dibandingkan dengan periode-periode yang lain dalam perjalanan sejarah
modern Indonesia seperti masa kerajaan Islam, kolonialisme barat dan
pergerakan nasional yang terjadi dalam kurun waktu cukup panjang.
Walaupun berlangsung dalam periode yang singkat namun selama masa
revolusi banyak terjadi peristiwa-peristiwa penting berkenaan dengan
perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan, karena
ada upaya dari Belanda untuk kembali menduduki Indonesia dengan cara
mendompleng Sekutu.

E. Tanggapan Penulis
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia harus kita pertahankan, sebagai
generasi muda Indonesia selayaknya kita mempertahankan hasil perjuangan
ini melalui cara yang sesuai dengan bidang yang kita geluti.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Nasional_Indonesia

http://www.boombastis.com/peristiwa-heroik/46750

https://id.wikipedia.org/wiki/Agresi_Militer_Belanda_I

https://id.wikipedia.org/wiki/Agresi_Militer_Belanda_II

https://andreirshanto.wordpress.com/2016/04/07/masa-revolusi-indonesia-1945-
1950-dalam-mewarnai-perjalanan-sejarah-modern-indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengakuan_tanggal_kemerdekaan_Indonesia_oleh_
Belanda

Anda mungkin juga menyukai