A A41190254 Novita Adi Putri Kti4
A A41190254 Novita Adi Putri Kti4
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Novita Adi P
NIM
A41190254
PROPOSAL SKRIPSI
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Pertanian
(S.Tr.P) Di Program Studi Teknik Produksi Benih
Jurusan Produksi Pertanian
Oleh
Novita Adi P
NIM
A41190254
i
SURAT PERNYATAAN
ii
PERNYATAAN
PERSETUJUAN
PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Dibuat di : Jember
Pada Tanggal : 05 Maret 2022
Yang menyatakan,
iii
MOTO
Hal yang hebat tak pernah datang dari zona
nyamanmu
iv
PERSEMBAHAN
v
Aplikasi Mulsa dan Pupuk Growmore Terhadap Hasil dan
Mutu Benih Tanaman Sawi (Brassica chinensis L.).
Pembimbing : Ir. Suwardi, MP
ABSTRAK
Kata Kunci : Tanaman Sawi, Aplikasi Jenis Mulsa, Konsentrasi Pupuk Growmore
vi
RINGKASAN
Aplikasi mulsa dan pupuk growmore terhadap hasil dan mutu benih tanaman sawi
(Brassica chinensis L.)., Novita Adi Putri, NIM. A41190254, Tahun 2021, 100
hlm., Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember. Ir. Suwardi, MP, (Dosen
Pembimbing)
vii
PRAKATA
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
2.1.2 iklim................................................................................ 10
ix
2.3 Manfaat Penggunaan Mulsa ................................................... 10
2.5 Hipotesis................................................................................. 15
3.4.7 Pemeliharaan................................................................... 22
x
4.4 Lebar daun (cm) ..................................................................... 41
LAMPIRAN ........................................................................................... 56
x
i
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Kebutuhan Pemupukan Susulan Tanaman Sawi ................................. 23
4.1 Rekapitulasi Sidik Ragam Parameter Pengamatan
Tanaman Sawi Hibrida...................................................................... 27
4.2 Matriks Perlakuan Terbaik pada Parameter
Pengamatan Tanaman Sawi............................................................... 29
4.3 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan aplikasi jenis mulsa (M)
terhadap Tinggi Tanaman pada Umur 14, 21 dan 28 HST. ................ 31
4.4 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan konsentrasi
pupuk growmore (P) terhadap tinggi tanaman pada
Umur 14, 21 dan 28 HST .................................................................. 33
4.5 Hasil Uji lanjut BNT 5% Perlakuan aplikasi jenis mulsa (M)
terhadap Jumlah Daun pada Umur 14, 21 dan 28 HST...................... 35
4.6 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan konsentrasi pupuk growmore (P)
terhadap jumlah daun pada Umur 14, 21 dan 28 HST. ....................... 36
4.7 Hasil Uji lanjut BNT 5% Perlakuan aplikasi jenis mulsa (M)
terhadap Panjang Daun pada Umur 14, 21 dan 28 HST .................... 38
4.8 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan konsentrasi pupuk
growmore (P) terhadap panjang daun pada Umur 14, 21 dan 28 HST. 40
4.9 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan aplikasi jenis mulsa (M)
terhadap lebar daun pada Umur 14, 21 dan 28 HST........................... 42
4.10 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan konsentrasi pupuk
growmore (P) terhadap lebar daun pada Umur 14, 21 dan 28 HST. .......... 43
4.11 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan aplikasi jenis mulsa (M)
terhadap parameter jumlah polong per tandan ................................... 45
4.12 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan konsentrasi
pupuk growmore (P) terhadap jumlah polong per tandan................... 46
xiii
4.13 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan mulsa (M) terhadap
berat benih per plot (gram) ............................................................... 47
4.14 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan pupuk growmore (P)
terhadap berat benih per plot (gram).................................................. 48
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Jadwal Kegiatan................................................................................... 56
5. Dokumentasi Penelitian........................................................................ 92
xv
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dijelaskan pada tahun 2016 – 2020 luas panen
tanaman sawi mengalami peningkatan sehingga mempengaruhi dalam
peningkatan produksi yang tinggi. Untuk saat ini yang sangat berperan penting
dalam budidaya sawi yaitu penggunaan mulsa. Mulsa merupakan salah satu unsur
dalam budidaya tanaman. Penggunaan mulsa dapat meningkatkan hasil tanaman,
khususnya tanaman sawi.
Mulsa adalah bahan yang dipakai pada permukaan tanah dan berfungsi
untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan menekan pertumbuhan
gulma (Wudianto, 1999). Bahan yang digunakan sebagai penelitian ini adalah
tanpa mulsa, mulsa plastik hitam perak maupun mulsa plastik putih perak dan
mulsa jerami.
Selain penggunaan jenis mulsa yang sudah dijelaskan di atas, Peningkatan
mutu dan hasil tanaman sawi perlu diperhatikan dengan adanya penyediaan hara
bagi tanaman melalui pemupukan. Pemupukan merupakan pengaplikasian bahan
atau unsur–unsur kimia organik maupun anorganik bertujuan untuk memperbaiki
kondisi kimia tanah untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tambahan bagi
tanaman sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Pemupukan bisa
dilakukan dengan memberikan pupuk anorganik terutama untuk menyediakan
unsur hara baik makro maupun mikro.
Bagian tanaman sawi yang bernilai ekonomis adalah daun maka upaya
peningkatan produksi diusahakan pada peningkatan produk vegetatif untuk
mendukung upaya tersebut dilakukan pemupukan. Tanaman sawi memerlukan
unsur hara yang cukup dan tersedia bagi pertumbuhan dan perkembangannya
untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Salah satu unsur hara yang sangat
berperan pada pertumbuhan daun adalah Nitrogen. Nitrogen ini berfungsi untuk
meningkatkan pertumbuhan vegetatif, sehingga daun tanaman menjadi lebih lebar,
berwarna lebih hijau dan lebih berkualitas (Wahyudi, 2010)
Beberapa nutrisi atau pupuk yang digunakan dalam tanaman sawi pada
umumnya meliputi Growmore, hyponex, vitabloom, vitagrow, gandapan,
gandasil, baypolan dan lainlain (Tim Karya Tani Mandiri, 2009). Adapun nutrisi
yang digunakan pada penelitian ini adalah Growmore 20-20-20.
3
Growmore adalah pupuk daun lengkap dalam bentuk kristal berwarna biru,
sangat mudah larut dalam air. Dapat diserap dengan mudah oleh tanaman baik itu
melalui penyemprotan daun maupun disiram ke dalam tanah. Mengandung hara
lengkap dengan konsentrasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
Semua produk Growmore dianjurkan dipakai pada tanaman :
1. Tanaman hias, bunga potong, anggrek.
2. Semangka, melon, jeruk, apel, mangga, durian, kopi, coklat, lada.
3. Padi, palawija (jagung, kedele, kacang-kacangan).
4. Sayuran (tomat, kentang, kubis, sawi, bawang, cabe, broccoli).
5. Lapangan golf dan tanaman hidroponik.
Adapun kandungan unsur hara yang terdapat pada Growmore didominasi
oleh unsur nitrogen dan beberapa kandungan unsur hara mikro lain.
Tabel 1.1 Kandungan unsur hara nutrisi hidroponik Growmore
Jenis unsur hara Kandungan
(%)
Nitrogen (N) 20.00 %
- Ammoniacal Nitrogen 3,9 %
- Nitrate Nitrogen 5,7 %
- Urea Nitrogen 10,4 %
Phospor (P205) 20.00 %
Kalium (K2O) 20.00 %
Kalsium (Ca) 0,05 %
Magnesium (Mg) 0,10 %
Belerang/sulfur (S) 0,20 %
Boron (B) 0,02 %
Tembaga (Cu) 0,05 %
Besi (Fe) 0,10 %
Mangan (Mn) 0,0005 %
Molybdenum (Mo) 0,05
Seng (Zn) 0,05
Inert Ingredient 39.00 %
4
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengaruh penggunaan jenis mulsa pada tanaman sawi
berpengaruh terhadap produksi dan mutu benih sawi (Brassica chinensis L).
b. Mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk Growmore 20-20-20 yang
diberikan berpengaruh terhadap produksi dan mutu benih sawi (Brassica
chinensis L).
5
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Mengembangkan jiwa keilmiahan dan dapat menjadi referensi dalam
penelitian selanjutnya.
b. Memberikan sumbangsih keilmuan dan mewujudkan tridharma perguruan
tinggi dalam bidang penelitian.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
6
7
b) Batang
Batang (caulis) sawi pendek sekali dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak
kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun
(Rukmana, 2007). Cahyono (2003) menambahkan bahwa sawi memiliki batang
sejati pendek dan tegap terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah.
Batang sejati bersifat tidak keras dan berwarna kehijauan atau keputih-putihan.
c) Daun
Daun sawi GS 43 ini memiliki bentuk daun terlalu bulat, bentuk tepi daun
berombak, ukuran daun terluar panjang : 17,36 – 21,58 cm, lebar : 15,06 – 17,43
cm. Warna daun terluar hijau RHS 2015 137 C, jumlah daun yang dapat di
konsumsi yaitu 13 – 17 helai. Daun sawi GS 43 juga memiliki rasa yang tidak
pahit.
d) Bunga
Tanaman sawi umumnya mudah berbunga secara alami, baik didataran
tinggi maupun dataran rendah. Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga
(inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap
kuntum bunga terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota
bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang
berongga dua (Rukmana, 2007). Sawi GS 43 umur mulai berbunganya yaitu 45 –
60 HST. Pada umumnya tanaman sawi berbunga berwarna kuning.
9
e) Buah
Buah sawi termasuk tipe buah polong, yakni bentuknya memanjang dan
berongga. Tiap buah (polong) berisi 2-8 butir biji (Rukmana, 2007).
f) Biji
Biji sawi hijau berbentuk bulat, berukuran kecil, permukaannya licin dan
mengkilap, agak keras, dan berwarna coklat kehitaman (Cahyono, 2003). Biji
sawi GS 43 memiliki bentuk oval kecil, memiliki warna coklat kemerahan.
Memiliki bobot1000 butir benih 1,72 -1,89 gr.
2.2.2 Iklim
Daerah yang cocok untuk pertumbuhan sawi tanaman sawi adalah mulai
dari ketinggian 5 meter sampai 1,200 mdpl. Namun biasanya tanaman ini di
budidayakan di daerah yang berketinggian 100-500 mdpl. Sebagian besar daerah-
daerah Indonesia memenuhi syarat ketinggian tersebut (Haryanto dkk, 1995).
Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan tanamam sawi adalah
daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,60C dan siang harinya 21,10C serta
penyinaran matahari antara 10-13 jam per hari (Rukmana, 2007).
Tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan baik memerlukan energi
yang cukup. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlikan tanaman
untuk proses fotosintesis. Energi kinetik matahari yang optimal yang diperlukan
tanaman untuk pertumbuhan dan produksi berkisar antara 350-400 cal/cm2 setiap
hari. Sawi memerlukan cahaya matahari tinggi (Cahyono, 2003).
Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi yang
optimal berkisar antara 80%-90%. Curah hujan yang sesuai untuk budidaya
tanaman sawi adalah 1,000-1,500 mm/tahun. Daerah yang memiliki curah hujan
sekitar 1,000-1,500 mm/tahun dapat dijumpai di dataran tinggi. Akan tetapi
tanaman sawi tidak tahan terhadap air yang menggenang (Cahyono, 2003).
2.5 Hipotesis
Untuk mencapai sasaran penelitian, maka hipotesis yang dikemukakan
adalah sebagai berikut:
H0 = Perlakuan jenis mulsa tidak berpengaruh nyata terhadap hasil dan mutu
benih Sawi (Brassica chinensis L.)
H1 = Perlakuan jenis mulsa berpengaruh nyata terhadap hasil dan mutu benih
Sawi (Brassica chinensis L.)
H0 = Perlakuan pupuk Growmore 20-20-20 per tanaman tidak berpengaruh nyata
terhadap hasil dan mutu benih Sawi (Brassica chinensis L.)
H1 = Perlakuan pupuk Growmore 20-20-20 per tanaman berpengaruh nyata
terhadap hasil dan mutu benih Sawi (Brassica chinensis L.)
H0 = Tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan jenis mulsa dengan
pemberian pupuk Growmore 20-20-20 per tanaman terhadap hasil dan
mutu benih Sawi (Brassica chinensis L.)
H1 = Terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan jenis mulsa dengan pemberian
pupuk Growmore 20-20-20 per tanaman terhadap hasil dan mutu benih
Sawi (Brassica chinensis L.)
Dari kerangka berpikir tersebut dapat dibuat Bagan Alir seperti Gambar 2.1
sebagai berikut.
Sawi (Brassica chinensis L.)
Meningkatkan hasil benih sawi dengan menerapkan teknik budidaya yang tepat
Keterangan :
Yijk = nilai pengamatan unit percobaan pada taraf perlakuan konsentrasi
pemupukan ke-i, variasi jenis mulsa ke-j dan Ulangan ke-k.
µ = nilai tengah umum
αi = pengaruh perlakuan konsentrasi pemupukan ke-i
βj = pengauh jenis mulsa ke-j
αβij = pengaruh konsentrasi pemupukan ke-i dengan variasi jenis mulsa ke-j
Σijk = galat percobaan dari perlakuan konsentrasi pemupukan dan variasi jenis
mulsa.
3.4.5 Penanaman
a. Penanaman dilakukan pada saat benih yang telah disemai sudah berumur 7-
10 HSS dengan cara dicabut kemudian ditanam satu lubang dengan jarak 20
x 20 cm di bedengan yang telah disediakan.
b. Pindah tanam dari persemaian ke lahan penelitian sebaiknya dilakukan pada
sore hari.
3.4.7 Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a. Penyiraman
Tanaman yang telah tumbuh disiram secara rutin untuk menjaga
kelembaban tanah tempat tumbuhnya. Sebaiknya, tanaman disiram 2 kali sehari
yaitu pada pagi dan sore hari. Saat musim kemarau, intensitas air yang digunakan
untuk menyiram tanaman diperbanyak. Namun, saat musim penghujan tiba,
kurangi intensitas air yang digunakan. Jika curah hujan tinggi, tanaman tidak
perlu disiram 2 kali sehari karena kelembaban tanah yang tinggi.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk menghilangkan gulma pada tanaman budidaya
sehingga dapat mencapai target produksi. Penyiangan di antara baris tanaman
lahan dilakukan secara mekanik menggunakan kored. Penyiangan di areal lahan
dilakukan secara kimiawi yaitu menggunakan herbisida berbahan aktif parakuat
diplorid dengan dosis yang digunakan yakni 75 ml/tangki semprot. Pembersihan
gulma dilakukan pada umur 5 HST – 55 HST, terutama vase vegetatif yang
merupakan vase kritis tanaman terhadap serangan gulma.
c. Penyulaman
Penanaman dari benih sulam dilakukan pada umur 7 – 10 hari setelah
tanam. Penanaman dari bibit sulam dilakukan 3-5 hari setelah pindah tanam.
Penyulaman dilakukan pada sore hari.
d. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan untuk menutup akar yang terlihat keluar dari
permukaan tanah. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan sanitasi lahan pada
fase vegetatif.
13
e. Pemupukan
Pemupukan yang dilakukan yaitu menggunakan pupuk susulan tanaman
sawi yang dilakukan 3 kali selama penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai
berikut :
27
28
Berdasarkan rekapitulasi hasil sidik ragam pada Tabel 4.1 dapat dilihat
bahwa faktor aplikasi jenis mulsa (M) menunjukkan hasil berbeda sangat nyata
pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun umur 14, 21, 28 HST,
jumlah polong per tandan dan berat benih per plot. Kemudian parameter
panjang daun umur 14, 21, 28 HST menunjukkan hasil berbeda nyata.
Sedangkan parameter bobot 1000 butir benih dan daya berkecambah
menunjukkan hasil berbeda tidak nyata.
Pada perlakuan konsentrasi pupuk growmore (P) menunjukkan hasil
berbeda sangat nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, panjang
daun umur 14, 21, 28 HST dan berat benih per plot. Parameter lebar daun umur
14, 21, 28 HST dan jumlah polong per tandan menunjukkan hasil berbeda nyata.
Sedangkan pada parameter bobot 1000 butir, daya berkecambah dan kecepatan
tumbuh menunjukkan hasil berbeda tidak nyata.
Interaksi antara aplikasi jenis mulsa dan konsentrasi pupuk growmore
menunjukkan hasil berbeda nyata pada parameter berat benih per plot, tetapi
tidak berbeda nyata pada semua parameter yang lainnya. Kemudian matriks
perlakuan terbaik dari setiap parameter dapat dilihat pada Tabel 4.2 Sebagai
berikut.
29
Tabel 4.2 Matriks Perlakuan Terbaik pada Parameter Pengamatan Tanaman Sawi
Perlakuan Hasil
Parameter Perlakuan
M P Mx M P Mx
P P
Tinggi Tanaman 14 Hst (cm) M P2 - 17, 16,7 -
1 91 5
Tinggi Tanaman 21 Hst (cm) M P2 - 23, 22,5 -
1 27 8
Tinggi Tanaman 28 Hst (cm) M P2 - 42, 41,7 -
1 91 5
Jumlah Daun 14 Hst (helai) M P2 - 4,7 4,75 -
1 4
Jumlah Daun 21 Hst (helai) M P2 - 7,4 7,37 -
1 1
Jumlah Daun 28 Hst (helai) M P2 - 11, 11,9 -
1 91 8
Panjang Daun 14 Hst (cm) M P2 - 5,7 5,26 -
1 5
Panjang Daun 21 Hst (cm) M P2 - 9,8 10,0 -
1 8 2
Panjang Daun 28 Hst (cm) M P2 - 21, 21,9 -
1 46 9
Lebar Daun 14 Hst (cm) M P2 - 4,2 4,56 -
1 3
Lebar Daun 21 Hst (cm) M P2 - 7,6 7,66 -
1 6
Lebar Daun 28 Hst (cm) M P2 - 16, 16,4 -
1 15 3
Jumlah polong per Tandan
(polong) M P2 - 37, 36,7 -
1 20 0
Berat benih per plot (gr) M P2 M1 58, 61,2 66,5
1 P2 98 5 6
Bobot 1000 butir benih (gr) - - - - - -
Daya Berkecambah (%) - - - - - -
Kecepatan Tumbuh (%) - - - - - -
Keterangan : (M) = Aplikasi jenis mulsa dan (P) = Konsentrasi pupuk growmore
Berdasarkan Tabel 4.2 bahwa pada parameter tinggi tanaman umur 14, 21
dan 28 HST perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan mulsa plastik putih perak
(M1) dengan nilai berturut-turut 17,91 cm, 23,27 cm, dan 42,91 cm. Pada
parameter jumlah daun sawi pada umur 14, 21 dan 28 HST perlakuan terbaik
terdapat pada perlakuan (M1) dengan nilai berturut-turut yaitu 4,74 helai, 7,41
helai dan 11,91 helai. Pada parameter panjang daun umur 14, 21 dan 28 HST
perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan (M1) dengan nilai berturut-turut yaitu
5,75 cm, 9,88 cm dan 21,46 cm. Pada parameter lebar daun umur 14, 21, dan 28
HST perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan (M1) dengan nilai berturut-turut
30
4,23 cm, 7,66 cm, 16,15 cm. Pada parameter jumlah polong per tandan dan berat
benih per plot perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan (M1) dengan nilai 37,20
polong dan 58,98 gr.
31
Berdasarkan data yang diperoleh yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 notasi
pada faktor M (aplikasi jenis mulsa) berbeda sangat nyata. Berikut Hasil Uji
BNT 5% pada parameter pengamatan tinggi tanaman umur 14, 21 dan 28 HST
dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan aplikasi jenis mulsa (M) terhadap
Tinggi Tanaman pada Umur 14, 21 dan 28 HST.
Umur Perlaku Rerata tinggi tanaman Not
an (cm) asi
14 hst M2 13,53 a
M0 15,02 ab
M1 17,91 b
21 hst M2 19,36 a
M0 20,86 ab
M1 23,27 b
28 hst M2 38,53 a
M0 40,02 ab
M1 42,91 b
Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata pada uji DMRT taraf 5%
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas aplikasi jenis mulsa berpengaruh sangat nyata
terhadap pertumbuhan tinggi tanaman sawi. Pada saat tanaman berumur 14, 21
dan 28 HST nilai tertinggi untuk tinggi tanaman sawi terdapat pada perlakuan
yaitu mulsa plastik putih perak (M1) dengan nilai rerata berturut-turut yaitu 17,91
cm, 23,27 cm, dan 42,91 cm. Kemudian disusul perlakuan tanpa mulsa (M0) pada
saat tanaman berumur 14, 21, dan 28 HST yang memiliki nilai rerata berturut-
turut yaitu 15,02 cm, 20,86 cm, dan 40,02 cm. Setelah itu disusul perlakuan
terendah yaitu perlakuan mulsa jerami (M2) pada umur 14, 21, dan 28 HST
dengan nilai rerata berturut-turut yaitu 13,53 cm, 19,36 cm, dan 38,53 cm.
Dari Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwasannya nilai tertinggi terdapat
perlakuan mulsa plastik putih perak (M1). Hal ini diduga karena perlakuan mulsa
plastik putih perak (M1) pertumbuhan tinggi tanaman tidak terhambat oleh
organime penggangu tanaman (OPT) sehingga menunjukkan hasil yang terbaik
pada setiap umur tanaman sawi. Penurunan produksi yang dapat disebabkan
33
Tabel 4.4 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan konsentrasi pupuk growmore (P)
terhadap tinggi tanaman pada Umur 14, 21 dan 28 HST
Umur Perlaku Rerata tinggi tanaman Not
an (cm) asi
14 HST P3 14,61 a
P1 15,11 ab
P2 16,75 b
21 HST P3 20,44 a
P1 20,94 ab
P2 22,58 b
28 HST P3 39,61 a
P1 40,11 ab
P2 41,75 b
Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata pada uji DMRT taraf 5%
Tabel 4.5 Hasil Uji lanjut BNT 5% Perlakuan aplikasi jenis mulsa (M) terhadap
Jumlah Daun pada Umur 14, 21 dan 28 HST
Umur Perlaku Rerata Jumlah Daun Not
an (helai) asi
14 M0 4,30 a
HST
M2 4,31 ab
M1 4,74 b
21 M0 6,96 a
HST
M2 6,98 ab
M1 7,41 b
28 M0 11,46 a
HST
M2 11,48 ab
M1 11,91 b
Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata pada uji DMRT taraf 5%
konsentrasi 3 gr (P3) pada umur 14, 21 dan 28 HST dengan nilai jumlah daun
berturut-turut yaitu 4,31 helai, 6,98 helai dan 11,48 helai.
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi
pupuk growmore 2,5gr (P2) menghasilkan jumlah daun rerata tertinggi yaitu
sebesar 11,87 helai. Hal itu diduga dalam proses pembentukan organ vegetatif
daun, tanaman membutuhkan unsur hara nitrogen dalam jumlah yang seimbang.
Tanaman yang hanya dipanen daunnya seperti kubis, selada, sawi, kangkung dan
bayam membutuhkan unsur nitrogen tinggi. Tanaman-tanaman tersebut lebih
difokuskan pada pembentukan daunnya, sehingga fase vegetatif dari tanaman
tersebut dirangsang untuk lebih dominan. Menurut Lestari (2009), nutrisi yang
diberikan pada tanaman harus dalam komposisi yang tepat. Bila kekurangan atau
kelebihan, akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu dan hasil
produksi yang diperoleh pun kurang maksimal. Disusul dengan pernyataan
Ruhnayat (2007) penggunaan konsentrasi larutan hara N di atas titik optimum
menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Hasil ini juga sejalan dengan
fakta bahwa hara N bersifat racun bagi tanaman apabila diberikan terlalu banyak
(Buckman and Brady, 1982). Dalam penelitian Nugroho (2013), Gandasil dan
Growmore berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan jumlah daun.
Interaksi antara aplikasi jenis mulsa dan konsentrasi pupuk growmore
terhadap jumlah daun tidak terdapat interaksi pada umur 14, 21, dan 28 HST.
Diduga karena faktor genetik tanaman dan juga faktor lingkungan dari tanaman
itu sendiri kurang mendukung aktivitas dari kedua perlakuan. Hal ini sejalan
dengan pendapat dari Gustianty (2016) yang menyatakan bahwa kombinasi dari
kedua perlakuan tertentu tidak selamanya akan memberikan interaksi pada
tanaman, ada kalanya kombinasi tersebut mendorong pertumbuhan, menghambat
pertumbuhan atau sama sekali tidak memberikan respon.
39
Tabel 4.8 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan konsentrasi pupuk growmore (P)
terhadap panjang daun pada Umur 14, 21 dan 28 HST.
umur perlaku Rerata panjang daun not
an (cm) asi
14 hst P3 5,29 a
P1 5,39 ab
P2 5,62 b
21 hst P3 9,59 a
P1 9,69 ab
P2 10,02 b
28 hst P3 20,99 a
P1 21,06 ab
P2 21,99 b
Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata pada uji DMRT taraf 5%
protein, pembentukan klorofil yang menyebabkan warna daun menjadi lebih hijau
dan meningkatkan ratio pucuk akar. Oleh karena itu pemberian nitrogen yang
optimal dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman (Nur dan 589 Thohari,
2005). Hal tersebut sejalan dengan penyataan Lestari (2009), nutrisi yang
diberikan pada tanaman harus dalam komposisi yang tepat. Bila kekurangan atau
kelebihan, akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu dan hasil
produksi yang diperoleh pun kurang maksimal.
Interaksi antara aplikasi jenis mulsa dan konsentrasi pupuk growmore
terhadap panjang daun tidak terdapat interaksi pada umur 14, 21, dan 28 HST.
Diduga karena faktor genetik tanaman dan juga faktor lingkungan dari tanaman
itu sendiri kurang mendukung aktivitas dari kedua perlakuan. Hal ini sejalan
dengan pendapat dari Gustianty (2016) yang menyatakan bahwa kombinasi dari
kedua perlakuan tertentu tidak selamanya akan memberikan interaksi pada
tanaman, ada kalanya kombinasi tersebut mendorong pertumbuhan, menghambat
pertumbuhan atau sama sekali tidak memberikan respon.
Berdasarkan data yang diperoleh yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 notasi
pada faktor M (aplikasi jenis mulsa) menunjukkan hasil berbeda sangat nyata pada
parameter lebar daun umur 14, 21 dan 28 HST, hasil uji BNT 5% dapat dilihat
pada Tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan aplikasi jenis mulsa (M) terhadap
lebar daun pada Umur 14, 21 dan 28 HST.
Um Perlaku Rerata lebar daun Not
ur an (cm) asi
14 hst M0 3,51 a
M2 3,64 ab
M1 4,23 b
21 M0 7,38 a
hst
M2 7,48 ab
M1 7,65 b
28 M0 15,07 a
hst
M2 15,67 ab
M1 16,15 b
Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata pada uji DMRT taraf 5%
2006). Hal inilah yang menyebabkan suhu tanah tetap rendah sehingga
memberikan hasil yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Dilanjut dengan
pernyataan Syaifuddin dan Pranowo, (2007) menyatakan bahwa, Perlakuan tanpa
mulsa menyebabkan perubahan kandungan air tanah cukup besar, sehingga terjadi
defisit air yang menghambat pertumbuhan tanaman. cekaman air akan
menyebabkan suhu daun meningkat, stomata menutup, dan fotosintesis menurun.
Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 4.1 notasi pada faktor P
(konsentrasi pupuk growmore) parameter lebar daun umur 14, 21 dan 28 HST
menunjukkan hasil berbeda sangat nyata. Berikut Hasil Uji BNT 5% pada
parameter pengamatan lebar daun umur 14, 21 dan 28 HST dapat dilihat pada
Tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan konsentrasi pupuk growmore (P)
terhadap lebar daun pada Umur 14, 21 dan 28 HST.
Umur Perlaku Rerata lebar daun not
an (cm) asi
14 hst P3 3,53 a
P1 3,64 ab
P2 4,56 b
21 hst P3 7,42 a
P1 7,43 ab
P2 7,66 b
28 hst P3 15,34 a
P1 15,54 ab
P2 16,43 b
Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda
tidak nyata pada uji DMRT taraf 5%
konsentrasi growmore 3 gr (P3) dengan nilai terendah pada umur 14, 21 dan 28
HST dengan menunjukkan nilai rerata berturut-turut yaitu 3,53 cm, 7,42 cm dan
15,34 cm.
Berdasarkan Tabel 4.8 pada perlakuan konsentrasi 2,5 gr pupuk growmore
ini berpengaruh sangat nyata terhadap lebar daun tanaman sawi. Hal ini diduga
apabila kebutuhan unsur N tercukupi, maka dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman. Seperti diketahui unsur N pada tanaman berfungsi untuk meningkatkan
pertumbuhan daun sehingga daun akan menjadi banyak jumlahnya dan akan
menjadi lebar dengan warna yang lebih hijau yang akan meningkatkan kadar
protein dalam tubuh tanaman (Sutedjo dan Kartasapoetra, 1988). Dan disusul
dengan pernyataan menurut Ruhnayat (2007) penggunaan konsentrasi larutan hara
N di atas titik optimum menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Hasil ini
juga sejalan dengan fakta bahwa hara N bersifat racun bagi tanaman apabila
diberikan terlalu banyak (Buckman and Brady, 1982).
Interaksi antara aplikasi jenis mulsa dan konsentrasi pupuk growmore
terhadap lebar daun tidak terdapat interaksi pada umur 14, 21, dan 28 HST.
Diduga karena faktor genetik tanaman dan juga faktor lingkungan dari tanaman
itu sendiri kurang mendukung aktivitas dari kedua perlakuan. Hal ini sejalan
dengan pendapat dari Gustianty (2016) yang menyatakan bahwa kombinasi dari
kedua perlakuan tertentu tidak selamanya akan memberikan interaksi pada
tanaman, ada kalanya kombinasi tersebut mendorong pertumbuhan, menghambat
pertumbuhan atau sama sekali tidak memberikan respon.
46
Berdasarkan data pengamatan yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 notasi pada
faktor M (aplikasi jenis mulsa) menunjukkan hasil berbeda sangat nyata. Berikut
Hasil Uji BNT 5% pada parameter berat benih per plot dapat dilihat pada Tabel
4.13 berikut ini.
Tabel 4.13 Hasil Uji Lanjut BNT 5% Perlakuan mulsa (M) terhadap berat benih
per plot (gram)
Rerata berat benih per
Perlaku plot Not
an asi
(gr)
M2 52,89 a
M0 55,57 a
M1 58,98 b
Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata pada uji DMRT taraf 5%
Dari tabel 4.13 perlakuan aplikasi jenis mulsa yang berpengaruh paling baik
dalam mendukung berat benih per plot pada tanaman sawi adalah perlakuan M1
(mulsa plastik putih perak) memberikan berat benih per plot paling tinggi yaitu
49
plot, asimilat yang dihasilkan oleh tanaman digunakan untuk pembentukan biji
cukup seimbang untuk perlakuan konsentrasi pupuk growmore 2,5 gr (P2). Hal ini
sependapat dengan Radja dan Susanto (2009), bahwa pupuk N mempunyai
peranan untuk memacu dan meningkatkan pertumbuhan maupun hasil tanaman
dalam aplikasinya tidak boleh berlebihan, karena hanya pada takaran tertentu saja
penggunaan pupuk tersebut akan dapat memberikan hasil yang optimal. Disusul
dengan pernyataan Gardner dkk. (1991) bahwa keuntungan optimum untuk
produksi tergantung dari suplai hara dan air yang cukup selama pertumbuhan
tanaman.
0.12
0.11
0.11
0.10
0.10
Berdasarkan Diagram 4.1 diatas rerata bobot 1000 butir benih menunjukkan
bahwa perlakuan aplikasi jenis mulsa dan konsentrasi pupuk growmore tidak
berpengaruh atau non signifikan (ns) terhadap parameter bobot 1000 butir benih
sawi, serta tidak ada interaksi antara perlakuan jenis mulsa dan konsentrasi pupuk
growmore. Hal ini diduga faktor bawaan yang berkaitan dengan komposisi
genetik benih. Setiap varietas memiliki identitas genetik yang berbeda. Faktor
genetik yang mempengaruhi ukuran benih adalah susunan genetik, ukuran biji,
dan berat jenis. Berat dan ukuran benih sering bervariasi pada jenis yang sama,
hal ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan (Haryadi dkk. 2006).
Faktor yang mempengaruhi baik tidaknya kualitas benih antara lain faktor genetik
dan faktor fisik/lingkungan (IRRI, 2003).
99
98
97
96
95
94
93
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M2P3
0.165
0.16
0.155
0.15
0.145
0.14
0.135
0.13
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M3P3
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Perlakuan aplikasi mulsa putih perak (M1) berpengaruh sangat nyata
terhadap parameter tinggi tanaman umur 28 HST (42,91 cm), jumlah daun
umur 28 HST (11,91 helai), lebar daun umur 28 HST (16,15 cm), jumlah
polong per tandan (37,20 polong) dan berat benih per plot (58,98 gr).
Berpengaruh nyata terhadap parameter panjang daun perlakuan (M1) umur
28 HST (21,46 cm).
2. Perlakuan aplikasi pupuk growmore (P2) berpengaruh sangat nyata terhadap
parameter tinggi tanaman umur 28 HST (41,75 cm), jumlah daun umur 28
HST (11,98 helai), panjang daun umur 28 HST (21,99 cm) dan berat benih
per plot (61,25 gr). Berpengaruh nyata terhadap perlakuan (P2) parameter
lebar daun umur 28 HST (16,43 cm) dan parameter jumlah polong per
tandan (36,70 polong).
3. Interaksi antara aplikasi mulsa dan pupuk growmore berpengaruh nyata
terhadap parameter berat benih per plot perlakuan (M1P2) dengan nilai
yaitu (66,56 gr).
5.2 Saran
Perlu penelitian lanjutan dengan menggunakan macam konsentrasi
growmore yang lebih bervariasi serta menambahkan jenis pemakaian mulsa agar
dapat meningkatkan hasil mutu benih sawi.
53
DAFTAR PUSTAKA
Amir Baso. 2018. Pengaruh Penggunaan Mulsa Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) pada Jarak Tanam Yang Berbeda.
Savana Cendana, 3(4): 61-63. [diakses tanggal 29 April 2021]
Azizah, dkk.2016. “Respon Macam Pupuk Organik dan Macam Mulsa Terhadap
Hasil Tanaman Sawi Caisim (brassica juncea L.) Var. Tosakan.” Jurnal
ilmu pertanian tropika dan subtropika 1 (1): 44-51 [diakses tanggal 26 mei
2021]
Erawan, Dedi, Wa Ode Yani, dan Andi Bahrun. 2013. Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) pada Berbagai Dosis Pupuk Urea.
Agroteknos, 1(3):19-25. [Diakses Tanggal 29 Agustus 2020]
Hamdani, J,S. 2009. Pengaruh Jenis Mulsa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga
Kultivar Kentang (Solanum Tuberosum L.) yang Ditanam di Dataran
Medium. Jurnal Agronomi. 37 (1): 14-20
Lesilolo, M. K, J. Riry dan E.A. Matatula. 2013. Pengujian Viabilitas Dan Vigor
Benih Beberapa Jenis Tanaman Yang Beredar Di Pasaran Kota Ambon.
Agrologia, 1(2), Hal. 1-9. [Diakses Tanggal 29 Mei 2021]
54
Oktabriana, Giska. 2017. Upaya Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman
Sawi Hijau (Brassica Juncea L.) Dengan Pemberian Pupuk Organic Cair.
AGRIFO, 1(2), Hal. 1-7. [Diakses Tanggal 29 April 2021]
Sarif, Pristianingsih, Abd. Hadid, Imam Wahyudi. 2015. Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Akibat Pemberian Berbagai Dosis
Pupuk Urea. E-J.AGROTEKBIS, 3(5):585-591. [Diakses Tanggal 29 April
2021]
Sutarto, Annisa Ulfa, Koesriharti, Dan Nurul Aini. 2016. Respon Tiga Jenis Sawi
(Brassica Sp.) Terhadap Aplikasi Macam Mulsa. Jurnal Produksi Tanaman,
6(4): 447-453. [Diakses Tanggal 29 April 2021]
Tripama, Bagus Dan Muhammad Rizal Yahya. 2018. Respon Konsentrasi Nutrisi
Hidroponik Terhadap Tiga Jenis Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) .
Agritrop, 16(2). [Diakses Tanggal 29 Mei 2021]
Yalang, Adnan, Henry Barus, Abdul Rauf. 2016. Efek Residu Kombinasi Mulsa
Jerami Dengan Jenis Pupuk Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Sawi (Brassica Juncea L.) Pada Penanaman Kedua. Ej. Agrotekbis, 4(3) :
295-302. [Diakses Tanggal 29 April 2021]
Yuliani, Ida, Septiana Dwi Utami, Ismail Efendi. 2018. Pengaruh Kombinasi
Pupuk Kandang Dengan Urea Terhadap Pertumbuhan Sawi (Brassica
Juncea L.). Bioscientist, 1(6). [Diakses Tanggal 29 Mei 2021]
55
LAMPIRAN
56
Lampiran 2. Layout Penelitian
U
Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3
50 cm
100 cm
30 cm
400 cm
57
Lampiran 3. Rincian Gambar per Plot/Perlakuan
50
cm
20
cm
20
c
m
120 cm
100
cm
58
Lampiran 4. Data Pengamatan
Tabel Anova
F.Ta
SK DB J KT F.Hitung bel NOTA
K 5% 1% SI
perlakuan 8 123,7117 15,4639 15,4444 2,591096 3,8895 **
6 96 18 72
59
Lampiran 4. Data Pengamatan
ulangan 2 0,235638 0,11781 0,11767 3,633723 6,2262 NS
9 06 47 35
faktor M 2 89,05508 44,5275 44,4714 3,633723 6,2262 **
4 94 47 35
faktor P 2 22,61644 11,3082 11,2939 3,633723 6,2262 **
2 86 47 35
faktor M 4 12,04016 3,01004 3,00625 3,006917 4,7725 NS
XP 1 24 28 78
galat 1 16,02016 1,0012
6 6
total 2 127,6917
6
60
Uji Lanjut DMRT 5%
61
b. Tinggi Tanaman umur 21 HST
BLOK
PERLAKUAN JUMLAH RATA-RATA
1 2 3
M0P1 20,1 20,2 20,78 61,17 20,39
5 3
M0P2 20,7 20,3 21,10 62,12 20,71
2 0
M0P3 21,5 21,5 21,33 64,43 21,48
7 3
M1P1 19,2 19,8 19,40 58,45 19,48
5 0
M1P2 26,3 26,2 26,23 78,75 26,25
0 2
M1P3 20,0 20,0 19,97 60,05 20,02
8 0
M2P1 21,9 24,2 22,65 68,83 22,94
7 2
M2P2 22,3 22,1 21,63 66,07 22,02
3 0
M2P3 18,9 18,6 18,17 55,77 18,59
3 7
JUMLAH 191, 193, 191,2 575,63
30 07 7
RATA- 21,2 21,4 21,25 21,32
RATA 6 5
Tabel Anova
F.Ta
SK DB J K F.Hitun bel NOTA
K T g SI
5% 1%
perlakuan 8 123,7117 15,4639 15,444 2,5910961 3,8895 **
6 5 8 72
ulangan 2 0,235638 0,11781 0,1176 3,6337234 6,2262 NS
9 71 7 35
faktor M 2 89,05508 44,5275 44,471 3,6337234 6,2262 **
4 49 7 35
62
faktor P 2 22,61644 11,3082 11,293 3,6337234 6,2262 **
2 99 7 35
faktor M 4 12,04016 3,01004 3,0062 3,0069172 4,7725 NS
XP 1 52 8 78
galat 1 16,02016 1,0012
6 6
total 2 127,6917
6
63
Uji Lanjut DMRT 5%
64
c. Tinggi Tanaman umur 28 HST
BLOK
PERLAKUAN JUMLAH RATA-RATA
1 2 3
M0P1 39,32 39,4 39,9 118,67 39,56
0 5
M0P2 39,88 39,4 40,2 119,62 39,87
7 7
M0P3 40,73 40,7 40,5 121,93 40,64
0 0
M1P1 38,42 38,9 38,5 115,95 38,65
7 7
M1P2 45,47 45,3 45,4 136,25 45,42
8 0
M1P3 39,25 39,1 39,1 117,55 39,18
7 3
M2P1 41,13 43,3 41,8 126,33 42,11
8 2
M2P2 41,50 41,2 40,8 123,57 41,19
7 0
M2P3 38,10 37,8 37,3 113,27 37,76
3 3
JUMLAH 363,80 365, 363, 1.093,13
57 77
RATA- 40,42 40,6 40,4 40,49
RATA 2 2
Tabel Anova
F.Ta
SK DB JK K F.Hitung bel NOTA
T 5% 1% SI
perlakuan 8 123,7117 15,4639 15,44449 2,591096 3,8895 **
6 6 18 72
ulangan 2 0,235638 0,11781 0,117670 3,633723 6,2262 NS
9 6 47 35
faktor M 2 89,05508 44,5275 44,47149 3,633723 6,2262 **
4 4 47 35
65
faktor P 2 22,61644 11,3082 11,29398 3,633723 6,2262 **
2 6 47 35
faktor M 4 12,04016 3,01004 3,006252 3,006917 4,7725 NS
XP 1 4 28 78
galat 1 16,02016 1,0012
6 6
total 2 127,6917
6
66
Uji Lanjut DMRT 5%
67
2. Tabel Data Pengamatan Jumlah Daun
BLOK
PERLAKUAN JUMLAH RATA-
1 2 3
RATA
M0P1 4,1 4,33 4,33 12,83 4,28
7
M0P2 4,1 4,67 4,33 13,17 4,39
7
M0P3 4,3 4,17 4,17 12,67 4,22
3
M1P1 4,6 4,50 4,50 13,67 4,56
7
M1P2 5,3 5,33 4,83 15,50 5,17
3
M1P3 4,6 4,67 4,17 13,50 4,50
7
M2P1 4,0 4,33 4,17 12,50 4,17
0
M2P2 4,8 4,33 4,50 13,67 4,56
3
M2P3 4,1 4,17 4,33 12,67 4,22
7
JUMLAH 40, 40,50 39,33 120,17
33
RATA- 4,4 4,50 4,37 4,45
RATA 8
Tabel Anova
F.Ta
SK D J KT F.Hitun bel NOTA
B K g SI
5 1%
%
perlakuan 8 2,26749 0,2834 4,6012 2,59109618 3,8895 *
36 53 72 *
ulangan 2 0,0 0,0442 0,7181 3,633723468 6,2262 N
9 39 63 35 S
faktor M 2 1,13786 0,5689 9,2359 3,633723468 6,2262 *
3 08 35 *
68
faktor P 2 0,86625 0,4331 7,0313 3,633723468 6,2262 *
5 28 15 35 *
faktor M 4 0,26337 0,0658 1,0688 3,00691728 4,7725 N
XP 4 44 94 78 S
galat 1 0,98559 0,0616
6 7
total 2 2,98971
6 2
69
Uji Lanjut DMRT 5%
70
b. Jumlah Daun Umur 21 HST
BLOK
PERLAKUAN JUMLAH RATA-RATA
1 2 3
M0P1 6,8 7,0 7,0 20,83 6,94
3 0 0
M0P2 6,8 7,3 7,0 21,17 7,06
3 3 0
M0P3 7,0 6,8 6,8 20,67 6,89
0 3 3
M1P1 7,3 7,1 7,1 21,67 7,22
3 7 7
M1P2 8,0 8,0 7,5 23,50 7,83
0 0 0
M1P3 7,3 7,3 6,8 21,50 7,17
3 3 3
M2P1 6,6 7,0 6,8 20,50 6,83
7 0 3
M2P2 7,5 7,0 7,1 21,67 7,22
0 0 7
M2P3 6,8 6,8 7,0 20,67 6,89
3 3 0
JUMLAH 64, 64, 63, 192,17
33 50 33
RATA- 7,1 7,1 7,0 7,12
RATA 5 7 4
Tabel Anova
F.Ta
SK D JK KT F.Hitun bel NOTA
B g SI
5 1
% %
perlakuan 8 2,2674 0,2834 4,6012 2,59109618 3,8895 **
9 36 53 72
ulangan 2 0,0884 0,0442 0,7181 3,633723468 6,2262 NS
77 39 63 35
faktor M 2 1,1378 0,5689 9,2359 3,633723468 6,2262 **
71
6 3 08 35
faktor P 2 0,8662 0,4331 7,0313 3,633723468 6,2262 **
55 28 15 35
faktor M 4 0,2633 0,0658 1,0688 3,00691728 4,7725 NS
XP 74 44 94 78
galat 1 0,9855 0,0616
6 97
total 2 2,9897
6 12
72
Uji Lanjut DMRT 5%
73
c. Jumlah Daun Umur 28 HST
BLOK
PERLAKUAN JUMLAH RATA-RATA
1 2 3
M0P1 11,3 11,5 11,5 34,33 11,44
3 0 0
M0P2 11,3 11,8 11,5 34,67 11,56
3 3 0
M0P3 11,5 11,3 11,3 34,17 11,39
0 3 3
M1P1 11,8 11,6 11,6 35,17 11,72
3 7 7
M1P2 12,5 12,5 12,0 37,00 12,33
0 0 0
M1P3 11,8 11,8 11,3 35,00 11,67
3 3 3
M2P1 11,1 11,5 11,3 34,00 11,33
7 0 3
M2P2 12,0 11,5 11,6 35,17 11,72
0 0 7
M2P3 11,3 11,3 11,5 34,17 11,39
3 3 0
JUMLAH 104, 105, 103, 313,67
83 00 83
RATA- 11,6 11,6 11,5 11,62
RATA 5 7 4
Tabel Anova
F.Ta
SK D J KT F.Hitung bel NOTA
B K SI
5% 1%
perlakuan 8 2,26749 0,28343 4,601252 2,591096 3,8895 *
6 61 18 72 *
ulangan 2 0,08847 0,04423 0,718162 3,633723 6,2262 N
7 9 84 47 35 S
faktor M 2 1,13786 0,5689 9,235908 3,633723 6,2262 *
3 14 47 35 *
74
faktor P 2 0,86625 0,43312 7,031315 3,633723 6,2262 *
5 8 24 47 35 *
faktor M X 4 0,26337 0,06584 1,068893 3,006917 4,7725 N
P 4 4 53 28 78 S
galat 1 0,98559 0,0616
6 7
total 2 2,98971
6 2
75
Uji Lanjut DMRT 5%
76
3. Tabel Data Pengamatan Panjang Daun
BLOK
PERLAKUAN JUMLAH RATA-
1 2 3
RATA
M0P1 5,6 5,68 5,5 16,87 5,6
0 8 2
M0P2 5,7 5,48 5,5 16,77 5,5
0 8 9
M0P3 5,4 5,28 5,2 15,92 5,3
3 0 1
M1P1 5,5 5,67 5,6 16,83 5,6
5 2 1
M1P2 5,8 5,90 5,8 17,57 5,8
5 2 6
M1P3 5,6 5,72 5,6 17,02 5,6
8 2 7
M2P1 5,6 5,52 5,6 16,78 5,5
3 3 9
M2P2 5,6 5,72 5,5 16,93 5,6
7 5 4
M2P3 5,5 5,25 5,4 16,32 5,4
8 8 4
JUMLAH 50, 50,22 50, 151,00
70 08
RATA- 5,6 5,58 5,5 5,59
RATA 3 6
Tabel Anova
F.Ta
SK DB J K F.Hitung bel Nota
K T si
5 1
% %
77
perlakuan 8 0,556296 0,06953 4,0750 2,59109618 3,8895 *
7 62 72 *
ulangan 2 0,023395 0,01169 0,6855 3,633723468 6,2262 N
8 08 35 S
faktor M 2 0,20858 0,10429 6,1116 3,633723468 6,2262 *
89 35
faktor P 2 0,229691 0,11484 6,7302 3,633723468 6,2262 *
6 74 35 *
faktor M 4 0,118025 0,02950 1,7291 3,00691728 4,7725 N
XP 6 43 78 S
galat 16 0,273025 0,01706
4
total 26 0,711296
78
Uji Lanjut DMRT 5%
79
b. Panjang Daun umur 21 HST
BLOK
PERLAKUAN JUMLAH RATA-RATA
1 2 3
M0P1 9,50 9,4 9,38 28,30 9,4
2 3
M0P2 9,58 10, 9,70 29,37 9,7
08 9
M0P3 9,50 9,2 9,42 28,13 9,3
2 8
M1P1 9,55 9,7 9,70 28,95 9,6
0 5
M1P2 10,07 10, 9,87 30,18 10,
25 06
M1P3 9,88 9,7 9,55 29,15 9,7
2 2
M2P1 9,78 9,3 9,70 28,85 9,6
7 2
M2P2 9,62 9,6 9,70 29,00 9,6
8 7
M2P3 9,37 9,3 9,35 28,08 9,3
7 6
JUMLAH 86,85 86, 86,3 260,02
80 7
RATA- 9,65 9,6 9,60 9,63
RATA 4
Tabel Anova
F.Ta
SK D JK KT F.Hitung bel Nota
B si
5% 1%
perlakuan 8 1,18539 0,1481 4,1879 2,5910961 3,8895 *
1 74 91 8 72 *
ulangan 2 0,0157 0,0078 0,2218 3,6337234 6,2262 N
5 67 68 35 S
faktor M 2 0,43360 0,2168 6,1276 3,6337234 6,2262 *
1 53 68 35
80
faktor P 2 0,61755 0,3087 8,7272 3,6337234 6,2262 *
1 76 46 68 35 *
faktor M X 4 0,13423 0,0335 0,9485 3,0069172 4,7725 N
P 9 6 32 8 78 S
galat 1 0,56609 0,0353
6 1 81
total 2 1,61724
6 3
81
Uji Lanjut DMRT 5%
82
c. Panjang Daun Umur 28 HST
BLOK
PERLAKUAN JUMLA RATA-RATA
1 2 3
H
M0P1 21,0 21,0 20,8 63,02 21,
8 5 8 01
M0P2 20,9 21,0 21,2 63,17 21,
2 5 0 06
M0P3 20,8 20,7 20,7 62,38 20,
7 3 8 79
M1P1 20,9 20,9 20,9 62,80 20,
8 0 2 93
M1P2 21,5 21,5 21,6 64,73 21,
8 2 3 58
M1P3 21,1 20,8 21,2 63,28 21,
8 2 8 09
M2P1 21,1 20,8 21,0 63,02 21,
0 3 8 01
M2P2 21,1 21,3 21,3 63,80 21,
2 3 5 27
M2P3 21,0 20,8 20,8 62,70 20,
0 2 8 90
JUMLAH 189, 189, 190,0 568,90
84 05 2
RATA- 21,0 21,0 21,1 21,07
RATA 9 1 1
Tabel Anova
F.Ta
SK D JK K F.Hitun bel Nota
B T g si
5 1%
%
perlakuan 8 1,2887 0,1610 4,45726 2,59109618 3,8895 **
19 9 3 72
ulangan 2 0,0587 0,02936 0,81250 3,633723468 6,2262 NS
29 5 1 35
faktor M 2 0,2834 0,14171 3,92121 3,633723468 6,2262 *
83
33 6 1 35
faktor P 2 0,7254 0,36274 10,0368 3,633723468 6,2262 **
82 1 3 35
faktor M 4 0,2798 0,06995 1,93550 3,00691728 4,7725 NS
XP 04 1 4 78
galat 16 0,5782 0,03614
56 1
total 26 1,5871
71
84
4. Tabel Data Pengamatan Lebar Daun
BLOK
PERLAKUAN JUMLA RATA-RATA
1 2 3
H
M0P1 3,6 3,5 3,5 10,62 3,
0 2 0 5
4
M0P2 3,8 3,4 3,7 11,00 3,
0 3 7 6
7
M0P3 3,2 3,3 3,4 10,00 3,
2 2 7 3
3
M1P1 3,7 3,5 4,2 11,45 3,
2 0 3 8
2
M1P2 5,0 5,0 5,2 15,33 5,
8 4 1 1
1
M1P3 3,8 3,7 3,7 11,32 3,
0 8 3 7
7
M2P1 3,7 3,8 3,2 10,80 3,
0 7 3 6
0
M2P2 3,7 3,4 3,8 11,12 3,
7 7 8 7
1
M2P3 3,8 3,5 3,5 10,80 3,
0 0 0 6
0
JUMLAH 34, 33, 34, 102,43
48 42 52
RATA- 3,8 3,7 3,8 3,79
RATA 3 1 4
Tabel Anova
F.Ta
SK DB J K F.Hitun bel Notas
K T g i
5 1
% %
perlakuan 8 6,328191 0,7910 4,87695 2,59109618 3,8895 **
24 1 72
ulangan 2 0,086238 0,0431 0,26584 3,633723468 6,2262 NS
19 4 35
faktor M 2 2,669102 1,3345 8,22799 3,633723468 6,2262 **
51 4 35
faktor P 2 1,850865 0,9254 5,70562 3,633723468 6,2262 *
33 9 35
faktor M 4 1,808224 0,4520 2,7870 3,00691728 4,7725 NS
XP 56 9 78
galat 1 2,595142 0,1621
6 96
total 2 7,115109
6
86
Uji Lanjut DMRT 5%
87
b. Lebar Daun Umur 21 HST
BLOK
PERLAKUAN JUMLA RATA-RATA
1 2 3
H
M0P1 7,33 7,25 7,5 22,12 7,
3 3
7
M0P2 7,40 7,55 7,4 22,42 7,
7 4
7
M0P3 7,33 7,33 7,2 21,93 7,
7 3
1
M1P1 7,62 7,27 7,5 22,45 7,
7 4
8
M1P2 7,96 7,99 7,9 23,93 7,
8 9
8
M1P3 7,47 7,57 7,5 22,53 7,
0 5
1
M2P1 7,58 7,23 7,5 22,33 7,
2 4
4
M2P2 7,55 7,57 7,4 22,57 7,
5 5
2
M2P3 7,47 7,35 7,4 22,30 7,
8 4
3
JUMLAH 67,71 67,1 67, 202,58
1 76
RATA- 7,52 7,46 7,5 7,50
RATA 3
88
Tabel Anova
F.Ta
SK D J KT F.Hitun NOTA
bel
B K g SI
5 1%
%
perlakuan 8 0,8650 0,1081 4,1709 2,5910961 3,8895 **
07 26 93 8 72
ulangan 2 0,0295 0,0147 0,5701 3,6337234 6,2262 NS
58 79 05 68 35
faktor M 2 0,3503 0,1751 6,7574 3,6337234 6,2262 **
51 75 46 68 35
faktor P 2 0,3214 0,1607 6,2002 3,6337234 6,2262 *
62 31 46 68 35
faktor M 4 0,1931 0,0482 1,8631 3,0069172 4,7725 NS
XP 95 99 41 8 78
galat 16 0,4147 0,0259
73 23
total 26 1,0865
85
89
Uji Lanjut DMRT 5%
90
c. Lebar Daun Umur 28 HST
BLOK
PERLAKUAN JUMLAH RATA-RATA
1 2 3
M0P1 15,7 15,5 14,3 45,65 15,22
7 0 8
M0P2 15,7 15,4 15,5 46,82 15,61
8 8 5
M0P3 15,4 13,5 14,1 43,15 14,38
3 5 7
M1P1 15,7 15,5 15,4 46,73 15,58
5 8 0
M1P2 17,9 17,9 17,9 53,94 17,98
8 8 8
M1P3 16,7 16,7 16,7 50,30 16,77
6 8 6
M2P1 15,6 16,3 15,5 47,47 15,82
0 7 0
M2P2 15,5 15,8 15,7 47,10 15,70
5 3 2
M2P3 15,4 15,3 15,6 46,48 15,49
5 7 7
JUMLAH 144, 142, 141, 427,64
07 44 12
RATA- 16,0 15,8 15,6 15,84
RATA 1 3 8
Tabel Anova
F.Ta
SK D JK K F.Hitun bel NOTA
B T g SI
5% 1%
perlakuan 8 24,6352 3,0794 4,91175 2,5910961 3,8895 **
9 11 4 8 72
ulangan 2 0,48525 0,2426 0,38699 3,63372346 6,2262 NS
91
2 26 6 8 35
faktor M 2 13,4748 6,7374 10,7463 3,63372346 6,2262 **
5 23 9 8 35
faktor P 2 4,69973 2,3498 3,7481 3,63372346 6,2262 *
6 68 1 8 35
faktor M 4 6,46070 1,6151 2,57625 3,0069172 4,7725 NS
XP 6 77 5 8 78
galat 16 10,0311 0,6269
6 47
total 26 28,2057
4
92
Uji Lanjut DMRT 5%
93
5. Tabel Data Pengamatan Jumlah Polong Per Tandan
BLOK
PERLAKUAN JUMLAH RATA-
1 2 3
RATA
M0P1 35,0 34,83 35,0 104,83 34,94
0 0
M0P2 35,6 34,50 35,1 105,33 35,11
7 7
M0P3 34,5 34,67 34,6 103,83 34,61
0 7
M1P1 36,5 36,67 36,5 109,67 36,56
0 0
M1P2 38,6 38,17 38,5 115,33 38,44
7 0
M1P3 37,0 36,33 36,5 109,83 36,61
0 0
M2P1 35,6 35,67 35,5 106,83 35,61
7 0
M2P2 35,1 35,83 35,8 106,83 35,61
7 3
M2P3 35,6 35,67 35,5 106,83 35,61
7 0
JUMLAH 323, 322,33 323,1 969,33
83 7
RATA- 35,9 35,81 35,9 35,90
RATA 8 1
Tabel Anova
F.Ta
SK D J KT F.Hitun bel Nota
B K g si
5% 1%
perlakuan 8 32,569 4,07124 11,8082 2,591096 3,8895 *
96 5 8 18 72 *
ulangan 2 0,1255 0,06275 0,18202 3,633723 6,2262 N
14 7 2 47 35 S
94
faktor M 2 25,248 12,6244 36,6161 3,633723 6,2262 *
97 9 9 47 35 *
faktor P 2 3,2489 1,62448 4,71167 3,633723 6,2262 *
71 6 5 47 35
faktor M 4 4,0720 1,01800 2,9526 3,006917 4,7725 N
XP 16 4 3 28 78 S
galat 1 5,5164 0,34477
6 61 9
total 2 34,014
6 4
95
Uji Lanjut DMRT 5%
96
6. Tabel Data Pengamatan Berat Benih Per Plot
BLOK
PERLAKUAN JUMLAH RATA-
1 2 3
RATA
M0P1 57,8 57,46 57,6 172,98 57,
7 5 66
M0P2 60,9 60,42 60,8 182,18 60,
2 4 73
M0P3 48,1 48,07 48,7 144,93 48,
6 0 31
M1P1 61,3 61,12 61,2 183,75 61,
7 6 25
M1P2 66,6 66,54 66,4 199,69 66,
8 7 56
M1P3 49,2 49,11 49,0 147,36 49,
0 5 12
M2P1 56,0 56,00 56,0 168,04 56,
3 1 01
M2P2 56,7 56,24 56,3 169,35 56,
5 6 45
M2P3 46,4 46,04 46,1 138,60 46,
6 0 20
JUMLAH 503, 501,00 502, 1.506,88
44 44
RATA- 55,9 55,67 55,8 55,81
RATA 4 3
Tabel Anova
F.Ta
SK JK K F.Hitun bel Nota
D T g si
5% 1%
B
perlakuan 8 1099, 137,4 49,5 2,59 3,8 *
90 9 9 9 *
ulangan 2 0,33 0,17 0,06 3,63 6,2 N
97
3 S
faktor M 2 167,7 83,85 30,2 3,63 6,2 *
1 4 3 *
faktor P 2 888,6 444,3 160, 3,63 6,2 *
1 0 26 3 *
faktor M X 4 43,59 10,90 3,93 3,01 4,7 *
P 7
galat 1 44,36 2,77
6
total 2 1100,
6 67
98
Uji Lanjut DMRT 5%
99
7. Tabel Data Pengamatan Bobot 1000 Butir Benih
BLOK
PERLAKUAN JUMLAH RATA-RATA
1 2 3
M0P1 0, 0,10 0, 0,31 0,10
1 1
0 0
M0P2 0, 0,11 0, 0,31 0,10
1 1
0 0
M0P3 0, 0,10 0, 0,31 0,10
1 1
0 1
M1P1 0, 0,10 0, 0,31 0,10
1 1
0 0
M1P2 0, 0,11 0, 0,33 0,11
1 1
1 1
M1P3 0, 0,11 0, 0,31 0,10
1 1
0 0
M2P1 0, 0,10 0, 0,31 0,10
1 1
1 0
M2P2 0, 0,10 0, 0,31 0,10
1 1
0 1
M2P3 0, 0,11 0, 0,31 0,10
1 1
0 0
JUMLAH 0, 0,94 0, 2,80
9 9
3 3
RATA- 0, 0,10 0, 0,10
RATA 1 1
0 0
Tabel Anova
F.Ta
SK D JK KT F.Hitun bel Nota
B g si
5 1%
%
perlakuan 8 0,0001 1,62E- 1,9326 2,59109618 3,8895 N
3 05 19 72 S
ulangan 2 2,67E- 1,34E- 0,1592 3,633723468 6,2262 N
06 06 65 35 S
faktor M 2 2,86E- 1,43E- 1,7029 3,633723468 6,2262 N
05 05 1 35 S
faktor P 2 3,54E- 1,77E- 2,1071 3,633723468 6,2262 N
05 05 98 35 S
faktor M 4 6,58E- 1,65E- 1,9601 3,00691728 4,7725 N
XP 05 05 84 78 S
galat 1 0,0001 8,4E-
6 34 06
total 2 0,0001
6 98
10
1
Uji Lanjut DMRT 5%
M0P1 0,10 0 a
M0P2 0,10 0 0 a
M0P3 0,10 0 0 0 a
M1P1 0,10 0 0 0 0 a
M1P3 0,10 0 0 0 0 0 a
M2P1 0,10 0 0 0 0 0 0 a
M2P2 0,10 0 0 0 0 0 0 0 a
M2P3 0,10 0 0 0 0 0 0 0 0 a
M1P2 0,11 0,0 0, 0, 0, 0,01 0, 0, 0, 0 a
1 01 01 01 01 01 01
0.12
0.11
0.11
0.10
0.10
M0P1M0P2M0P3M1P1M1P3M2P1M2P2M2P3M1P2
10
2
8. Tabel Data Pengamatan Kecepatan Tumbuh
BLOK
PERLAKUA JUMLA RATA-
1 2 3 4
N H RATA
M0P1 0,16 0,16 0, 0,16 0, 0,
1 6 1
5 3 6
M0P2 0,16 0,16 0, 0,14 0, 0,
1 6 1
6 2 6
M0P3 0,15 0,16 0, 0,16 0, 0,
1 6 1
6 3 6
M1P1 0,13 0,15 0, 0,13 0, 0,
1 5 1
4 5 4
M1P2 0,16 0,17 0, 0,16 0, 0,
1 6 1
4 3 6
M1P3 0,16 0,15 0, 0,16 0, 0,
1 6 1
6 3 6
M2P1 0,16 0,16 0, 0,16 0, 0,
1 6 1
7 5 6
M2P2 0,14 0,16 0, 0,14 0, 0,
1 6 1
6 5
M3P3 0,16 0,15 0, 0,16 0, 0,
1 6 1
6 3 6
JUMLAH 1,38 1,42 1, 1,37 5,57
4
RATA- 0,1533 0,157778 0,1555 0,15 0,15
RATA 33 56 22
Tabel Anova
F tabel
SK D JK KT F Not
B Hitung asi 5% 1
10
3
8. Tabel Data Pengamatan Kecepatan Tumbuh
%
Perlakuan 8 0,0017 0,0 1,06 NS 2,64 4,
00 00
Blok 3 0,0002 0,0 0,28 NS 3,29 5,
00 42
Faktor M 2 0,0003 0,0 0,69 NS 3,68 6,
00 36
Faktor P 2 0,0003 0,0 0,69 NS 3,68 6,
00 36
Faktor 2 0,0011 0,0 2,86 NS 3,68 6,
MX P 01 36
Galat 15 0,0030 0,0
00
Total 23 0,0035
10
4
Hasil Rerata Kecepatan Tumbuh
0.165
0.16
0.155
0.15
0.145
0.14
0.135
M0P1 M0P2 M0P3 M1P1 M1P2 M1P3 M2P1 M2P2 M3P3
0.13
10
5
9. Tabel Data Pengamatan Daya Berkecambah
Bl
Perlakuan ok Jumlah Rata-
1 2 3 4 rata
M0P1 96 94 96 98 384 96,00
M0P2 94 94 98 96 382 95,50
M0P3 98 96 98 98 390 97,50
M1P1 10 94 100 94 388 97,00
0
M1P2 98 100 100 96 394 98,50
M1P3 94 100 98 10 392 98,00
0
M2P1 98 98 98 98 392 98,00
M2P2 98 96 92 94 380 95,00
M2P3 94 96 98 92 380 95,00
JUMLAH 87 868 878 86 3482
0 6
RATA- 96, 96,44 97,56 96, 96,72
RATA 67 22
Tabel Anova
F tabel
SK DB JK KT F Notasi
Hitung 5% 1%
Perlakuan 8 60,222 7,52 0,77 NS 2,64 4,00
2 8
Blok 3 9,2222 3,07 0,31 NS 3,29 5,42
4
Faktor M 2 22,888 11,4 1,16 NS 3,68 6,36
9 44
Faktor P 2 22,888 11,4 1,16 NS 3,68 6,36
9 44
Faktor M 2 14,444 7,22 0,73 NS 3,68 6,36
xP 4 2
10
6
9. Tabel Data Pengamatan Daya Berkecambah
Galat 1 147,44 9,83
5 44 0
Total 2 193,22
3 22
10
7
Hasil Rerata Daya Berkecambah
99
98
97
96
95
94
93 M0P1M0P2M0P3M1P1M1P2M1P3M2P1M2P2M2P3
10
8