Adm SMK X
Adm SMK X
Salah satu hal yang membuat komunikasi bisa berhasil adalah karena pesan yang sangat
mudah dipahami oleh audiens atau komunikan yang menjadi lawan bicara. Dengan pesan
yang mudah dipahami, komunikan akan lebih cepat memproses maksud dan tujuan dari
komunikasi yang dilakukan, sehingga komunikasi pun bisa berhasil dilakukan dengan
baik. Pesan yang mudah dipahami bisa membantu keberhasilan komunikasi lisan dan
berbagai jenis komunikasi yang lain.
2. Persepsi positif
Persepsi positif yang dimiliki oleh komunikan terhadap komunikator dan sebaliknya adalah
salah satu faktor utama komunikasi bisa berjalan dengan lancar. Apabila audiens atau
komunikan memiliki pandangan yang buruk terhadap komunikator, maka hal tersebut akan
membuat pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak bisa diterima dengan baik,
atau menjadi bias sesuai dengan persepsi yang dimiliki oleh komunikan.
3. Percaya diri
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan seorang komunikator dalam
mempengaruhi banyak orang, khususnya dalam komunikasi persuasif, adalah karena adanya
rasa percaya diri yang baik dan bisa dirasakan oleh seluruh audiens yang sedang diajak
bicara. Tentu saja untuk memiliki rasa percaya diri dibutuhkan pengalaman dan juga
persiapan yang matang untuk menunjukkan bahwa komunikator tersebut menguasai materi
yang dimilikinya. Hal yang sama juga bisa menjadi syarat keberhasilan pada public speaking,
seperti yang kita bahas dalam teori public speaking.
Salah satu hal yang juga bisa membuat komunikasi berhasil tanpa ada masalah tertentu
adalah karena adanya tingkat kedekatan yang cukup dekat antara komunikator dan
komunikan. Misalnya, sahabat sejak kecil, kawan lama, saudara, pasangan dan lain
sebagainya. Mereka bisa berkomunikasi dengan mudah karena telah memiliki tingkat
kedekatan yang baik. Oleh karena itu, komunikator bisa melakukan berbagai teknik
pendekatan untuk menambah tingkat kepercayaan komunikan kepada dirinya apabila hal
itu diperlukan.
Gangguan komunikasi seperti misalnya gangguan media komunikasi, bisa menjadi salah satu
penyebab mengapa komunikasi bisa berhasil dilakukan antara komunikator dan komunikan.
Oleh karena itulah, untuk menjamin keberhasilan komunikasi yang dilakukan oleh
komunikator, komunikator bisa memastikan bagaimana keadaan yang melingkupi kondisi
komunikasi yang akan ia lakukan dengan komunikan.
Bahasa yang sama juga bisa membuat komunikasi bisa berhasil dengan mudah lo.
Bayangkan saja apabila kita menggunakan bahasa Indonesia, sementara rekan kita
menggunakan bahasa Taiwan? Pasti akan sulit untuk saling memahami bukan? Perhatikan
bahasa yang kamu gunakan ya, karena bahasa adalah salah satu komponen komponen
komunikasi yang penting. Gunakanlah bahasa yang dipahami oleh komunikan yang kamu
hadapi supaya kamu bisa berhasil berkomunikasi dengan mereka.
3. Menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, Humas adalah fungsi manajemen yang
menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan tata cara seseorang atau
organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu
program kegiatan untuk memperoleh pengertian, pemahaman dan dukungan dari
publiknya
ada 7 faktor yang harus diperhatikan (the seven communication) menurut Scott M. Cultip &
Allen H. Center dalam bukunya Effective Public Relations, adalah sebagai berikut:
a. Credibility (Kepercayaan)
Dalam komunikasi antara komunikator dan komunikan harus saling mempercayai, kalau
tidak ada unsur saling mempercayai, komunikasi tidak akan berhasil, karena dengan tidak
adanya rasa saling percaya akan menghambat komunikasi.
b. Context (perhubungan/ pertalian)
Keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan situasi kondisi lingkungan saat
komunikasi berlangsung.
c. Content (isi)
Komunikasi harus dapat menimbulkan kepuasan antara kedua belah pihak, kepuasan ini
akan tercapai apabila isi berita dapat dimengerti oleh pihak komunikasi dan sebaliknya pihak
komunikan mau memberikan reaksi atau respons kepada pihak komunikator.
d. Clarity (kejelasan)
Kejelasan yang meliputi kejelasan isi berita, kejelasan tujuan yang hendak dicapai, kejelasan
istilah-istilah yang digunakan dalam menggunakan lambang-lambang.
e. Continuity and consistency (kesinambungan dan konsisten)
Komunikasi harus dilakukan secara terus menerus dan informasi yang disampaikan jangan
bertentangan dengan informasi terdahulu (konsisten).
f. Capability of audience (kemampuan pihak penerima berita)
Pengiriman berita harus disesuaikan dengan kemampuan dan pengetahuan pihak penerima
berita, jangan menggunakan istilah-istilah yang mungkin tidak dimengerti oleh penerima
berita.
g. Channels of distribution (saluran pengiriman berita)
Agar komunikasi berhasil, hendaknya dipakai saluran-saluran komunikasi yang sudah biasa
digunakan dan sudah dikenal oleh umum. Misal: media cetak, televisi dan telepon.
4. Secara umum tata hubungan komunikasi dapat diartikan sebagi suatu proses,
pengaturan, dan saluran penyampaian warta, informasi, berita, pesan atau
keterangan yang mengandung arti dan kegunaan dalam rangka aktivitas kehidupan
manusia sebagai mahluk social.
Tata hubungan komunikasi sangat penting dalam rangka menjalin kerjasama dan
integrasi social. Pentingnya tata hubungan komunikasi dalam mewujudkan
kerjasama dan integrasi social dapat dilihat dalam hal-hal berikut ini.
Tata hubungan komunikasi terlihat dari hubungan antara individu dengan individu,
hubungan individu dengan kelompok, dan hubungan antara kelompok dengan
kelompok. Timbulnya keterhubungan ini disebsbkan masing-masing orang atau
kelompok saling membutuhkan dan saling ketergantungan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan mempertahan kan kehidupan dimuka bumi.
5. Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan
dalam organisasi. Robbins (2001) menjelaskan bahwa komunikasi vertikal adalah
komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu organisasi/kelompok ke
suatu tingkat yang lebih tinggi atau tingkat yang lebih rendah secara timbal balik.
Dalam lingkungan organisasi atau kelompok kerja, komunikasi antara atasan dan
bawahan menjadi kunci penting kelangsungan hidup suatu organisasi. Bahkan
menurut Stoner dan Freeman (1994), dua per tiga dari komunikasi yang dilakukan
dalam organisasi antara atasan dan bawahan berlangsung secara vertikal, sehingga
peran komunikasi vertikal sangat urgen dalam organisasi.
Komunikasi bentuk ini selain berguna untuk menginformasikan juga untuk meminta
dukungan dan mengkoordinasikan aktivitas. Komunikasi horizontal diperlukan untuk
menghemat waktu dan memudahkan koordinasi sehingga mempercepat tindakan.
Kemudahan koordinasi ini disebabkan adanya tingkat, latar belakang pengetahuan dan
pengalaman yang relatif sama antara pihak-pihak yang berkomunikasi, serta adanya
struktur formal yang tidak ketat.
Contoh:
Komunikasi horizontal ini merupakan diskusi anara kepala departemen. Kepala departemen
bertugas sebagai pengkoordinasi, penyebar informasi, dan penyelesaian masalah. Beberapa
kepala departemen berdiskusi untuk membahas konflik-konflik yang sedang terjadi di
perusahaan tersebut dan memberi solusi agar konflik dapat terselesaikan dengan baik.
Selain itu, diskusi juga dilakukan untuk membahas kontribusi tiap departemen terhadap
suatu sistem untuk mencapai suatu tujuan.
Admin gudang dan purchasing memiliki posisi yang sama, yaitu sebagai staff. Keduanya
memiliki tugas yang berbeda. Admin gudang bertugas mendata barang di gudang untuk
dilaporkan ke bagian purchasing sedangkan purchasing bertugas menerima laporan dari
gudang, kemudian membeli barang atau mencari vendor barang tersebut. Komunikasi
horizontal menjadi penting untuk kelancaran tugas masing-masing.
Komunikasi antar direktur merupakan sebuah diskusi yang membahas tentang prosedur
dalam kegiatan di perusahaan. Tugas direktur adalah menetapkan dan menentukan
peraturan dalam perusahaan yang akan disebarkan ke bawahan seperti manajer. Oleh
karena itu, komunikasi horizontal menjadi penting untuk direktur perusahaan.