Anda di halaman 1dari 2

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menjelaskan interpretasi hasil penelitian dan keterbatasan
penelitian. Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan
teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan memaparkan
keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan penelitian.

5.1. Analisis Univariat


5.1.1. Data Demografi Responden
1) Usia
Dari hasil penelitian tentang kelompok usia, di dapati responden dengan kelompok usia
30 – 39 tahun lebih banyak dibandingkan kelompok usia 40 – 55 tahun, dengan presentase
yaitu 14 orang (74 %) dan 5 orang (26 %). Berdasarkan hasil penelitian, didapati penderita
kanker serviks dengan golongan umur terbanyak adalah 40-55 tahun (58,3%). (Masriadi,
2016). Meskipun terdapat kolerasi antara usia dan perilaku deteksi dini kanker serviks
dikarenakan perbedaan persebaran usia yang berbeda jauh, tetapi umur tidak dapat dijadikan
patokan untuk seseorang melakukan pencegahan kanker serviks. Hal ini dapat saja
disebabkan karena ketidaktahuan, tidak ada keluhan ataupun menganggap pencegahan kanker
serviks belum diperlukan.57
Berdasarkan hasil penelitian, didapati penderita kanker serviks dengan golongan umur
terbanyak adalah 40-55 tahun (58,3%). (Masriadi, 2016). Meskipun begitu, semakin muda
wanita melakukan hubungan seksual maka semakin besar juga kemungkinan terjadinya
kanker serviks. 58 Sehingga, diharapkan untuk sejak dini atau secara rutin untuk melakukan
pemeriksaan IVA sebagai bentuk upaya deteksi dini terhadap kanker serviks tanpa perlu
melihat usia.

2) Pendidikan terakhir
Hasil penelitian menurut pendidikan terakhir WUS, didapatkan mayoritas responden
memiliki pendidikan terakhir yaitu SMA dengan jumlah 13 orang (63%). Pendidikan
memiliki hubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang. Pendidikan yang baik akan
kesehatan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat untuk mencegah penyakit kanker
serviks.62 Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan meningkatkan
pengetahuan dibandingkan dengan mereka yang lebih pendek menempuh pendidikan.31,63
Selain itu, menurut Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa pendidikan adalah salah satu
faktor yang sangat mempengaruhi perilaku masyarakat.64
Akan tetapi, perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah maka
bukan berarti berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan
pengetahuan tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal saja, dapat diperoleh dari
pendidikan non formal.65

5.1.2. Gambaran Keterpaparan Responden Terhadap Informasi / Media Masa


Hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 5 orang (26%) mendapatkan informasi
yang baik, dan sebanyak 14 orang (74%) kurang mendapatkan informasi mengenai deteksi
dini kanker serviks. Hal ini menunjukkan masih rendahnya WUS di wilayah kerja Puskesmas
Kacang Pedang yang mendapatkan informasi mengenai deteksi dini kanker serviks baik dari
tenaga kesehatan maupun pemerintahan setempat.
Rendahnya partisipasi masyarakat dalam melakukan tindakan pemeriksaan IVA di
Indonesia banyak disebabkan oleh kurangnya tingkat kewaspadaan masyarakat terhadap
kanker serviks serta informasi mengenai cara pencegahan dan deteksi dininya.82 Selain itu,
kurangnya pengetahuan akan mempengaruhi ibu untuk tidak melakukan pemeriksaan IVA,
yang dimungkinkan karena kurang mendapat informasi.40
Seseorang yang menjalani pemeriksaan IVA mendapatkan informasi mengenai kanker
serviks dari petugas kesehatan, teman, media elektronik, media cetak, dan keluarga. 72
Informasi dapat diterima melalui petugas langsung dalam bentuk penyuluhan, pendidikan
kesehatan, dari perangkat desa melalui siaran dikelompok-kelompok dasawisma atau yang
lain, melalui media massa, leaflet, siaran televisi, dan lainnya.40 Sebagian besar ibu yang
mendapatkan informasi mengenai kanker serviks dari petugas kesehatan lebih cenderung
mengikuti deteksi dini kanker serviks.84

Anda mungkin juga menyukai