Anda di halaman 1dari 22

ALJABAR ABSTRAK

“DEFINISI DAN SIFAT-SIFAT GRUP”

Dosen Pengampu :

Made Juniantari, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Ni Kadek Sri Agustini 1813011005 / 6B


Ni Wayan Astri Wardiani 1813011008 / 6B
Nyoman Artamy 1813011076 / 6B
Ni Made Anggreni Dwikasihati 1913013001 / 6B

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Definisi Grup .................................................................................... 1
1.2 Sifat-Sifat Elementer Grup ............................................................... 6
LATIHAN SOAL ......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Definisi Grup

Perhatikan himpunan bilangan bulat Z . Untuk sebarang dua buah


penjumlahan bilangan bulat yang juga berada pada Z . Untuk itu dinyatakan
Z tertutup terhadap penjumlahan (+). Selain itu, terdapat fakta bahwa untuk
semua x, y, z  Z sehingga berlaku sifat-sifat berikut:

1. ( x  y)  z  x  ( y  z )
2. Terdapat 0  Z sehingga x  0  x  0  x
3. Terdapat  x  Z sehingga x  ( x)  0  ( x)  x

Jika diamati penjumlahan ini diterapkan dalam bilangan bulat nonnegatif


saja maka sifat ketiga tidak terpenuhi. Dari pengamatan ini mengatakan bahwa
Z mempunyai struktur yang menarik dan penting.

Grup adalah suatu himpunan tak kosong G dan suatu operasi biner yang
didefinisikan pada G. Himpunan G disebut Grup terhadap operasi * yang
dinotasikan dengan  G,*  .

Berikut adalah beberapa contoh grup yang terlintas dalam pikiran yang
paling mudah ditemukan di sistem bilangan pada umumnya :

 z adalah simbol yang biasa digunakan untuk menunjukkan himpunan

...,3,2,1,0,1,2,3,...
dari bilangan bulat. Himpunan z , dengan operasi addition, jelas
merupakan sebuah grup. Ini disebut grup aditif bilangan bulat dan diwakili
oleh symbol  z,  . Sebagian besar, ditunjukkan hanya dengan symbol
z.

 Q menunjuk himpunan bilangan rasional (yaitu, hasil perhitungan m n

bilangan bulat, di mana n  0 ). Himpunan ini, dengan operasi


penjumlahan, disebut grup aditif dari bilangan rasional  Q,  . Paling

1
sering ditunjukkan dengan sederhana menggunakan simbol Q . (-) Symbol
R mewakili himpunan bilangan real R , dengan operasi penjumlahan
disebut grup aditif dari bilangan real, dan di wakili oleh  R,  atau
sederhananya R .

 Himpunan semua bilangan rasional bukan nol diwakili oleh Q * .


Himpunan ini, dengan pengoperasian perkalian, adalah kelompok  Q,* 
atau sederhananya Q * .

 Demikian pula, himpunan semua bilangan real bukan nol adalah


dipersembahkan oleh R * . Himpunan R * , dengan pengoperasian
perkalian, adalah grup  R,*  atau sederhananya R * .

 Q POS menunjukkan grup semua bilangan rasional positif, dengan


perkalian.

 R POS menunjukkan grup semua bilangan real positif, dengan perkalian.

Grup berhingga yang paling mudah dipelajari adalah grup bilangan bulat
modulo n (di mana n adalah salah satu bilangan bulat positif lebih besar dari
1). Katakanlah, grup bilangan bulat modulo 6. Grup ini terdiri dari a
himpunan dari enam elemen, sebagai berikut

0,1,2,3,4,5

dan operasi yang disebut modulo penjumlahan 6, yang dapat diuraikan sebagai
berikut: Bayangkan angka 0 sampai 5 didistribusikan secara merata di keliling
lingkaran. Untuk menambahkan dua angka h dan k, mulailah dengan h dan
gerakkan searah jarum jam sebesar k unit di sekitar lingkaran. Sebagai contoh,
3  3  0 , 3  5  2 dan seterusnya. Himpunan 0,1,2,3,4,5 dengan operasi ini
disebut grup bilangan bulat modulo 6, dan diwakili oleh simbol Z 6

2
Secara umum grup bilangan bulat modulo n terdiri dari himpunan.

0,1,2,..., n  1
Dengan operasi penjumlahan modulo n , yang bisa dijelaskan persis seperti
sebelumnya. Bayangkan angka 0 sampai n  1 menjadi titik di lingkaran unit,

Setiap titik dipisahkan dari titik berikutnya dengan busur 2 n .

Untuk menambahkan h dan k , mulai dengan h dan berjalan searah

jarum jam melalui busur k kali 2 n . Jumlah h  k akan, pastinya, menjadi

salah satu dari angka 0 sampai n  1 . Dari pertimbangan geometri terlihat jelas
bahwa jenis ini addition (dengan rotasi berturut-turut pada lingkaran satuan)
bersifat asosiatif. Nol adalah elemen netral di grup ini, dan n  h jelas
merupakan invers dari h (untuk h  (n  h)  n , yang bertepatan dengan 0).

Grup ini, Grup bilangan bulat modulo n , diwakili oleh simbol Z n .

Sering kali saat bekerja dengan grup terbatas, akan berguna untuk
membuat tabel operasi. Misalnya, file tabel operasi Z 6 yaitu

3
Format dasar tabel ini adalah sebagai berikut:

Dengan satu baris untuk setiap elemen grup dan satu kolom untuk
setiap elemen grup. Kemudian 3  4 untuk contoh, terletak di baris 3 dan
kolom 4. Secara umum, grup terbatas apapun  G,*  memiliki tabel

Entri di baris x dan kolom y adalah x * y .

Mari ingat bahwa hukum komutatif bukanlah salah satu aksioma teori
grup, karenanya identitas a * b  b * a tidak benar di setiap grup. Jika hukum
komutatif berlaku di grup G , grup seperti itu disebut grup komutatif atau,
lebih umumnya grup abelian.

Maka sesuai dengan definisi, Jika  G,*  suatu grup yang memenuhi
sifat komutatif yaitu untuk setiap a, b  G berlaku a * b  b * a maka grup
 G,*  disebut grup abelian (grup komutatif).

4
Jika Berikut adalah contoh yang mana bukan merupakan grup abelian.
Misalkan G adalah grup yang terdiri dari enam matriks.

Grup ini memiliki tabel operasi sebagai berikut ini, yang harus diperiksa

Dalam aljabar linier terlihat bahwa perkalian matriks bersifat asosiatif.


Jelas bahwa I adalah elemen identitas grup ini, dan dengan melihat tabel
tersebut terlihat dari enam matriks dalam I , A, B, C , D, K  memiliki invers

dalam I , A, B, C , D, K . Jadi, G adalah grup, sekarang amati bahwa AB  C


dan BA  K , jadi G tidak komutatif.

Contoh Soal:

Perhatikan himpunan hingga K  a, b, c.

Definisikan :

1. a * a  a a *b  b a*c  c
2. b * a  b b *b  c b*c  a
3. c * a  c c *b  a c*c  b

Dalam bentuk diagram

* a b c
a a b c

5
b b c a
c c a b
Jelas bahwa K ,* suatu grup dengan elemen identitas a.

1.2. Sifat-Sifat Elementer Grup

Perhatikan himpunan tak kosong G . operasi biner pada G adalah suatu


pemetaan * : G  G  G . Himpunan G disebut grup terhadap operasi  ,
dinotasikan (G,*) , jika untuk semua a, b, c  G berlaku semua sifat berikut:

1. Sifat ketertutupan: a  b  G untuk semua a, b  G .


2. Sifat asosiatif: (a * b) * c  a * (b * c) untuk semua a, b, c  G .
3. Eksistensi elemen identitas: Terdapat e  G sehingga a * e  e * a  a .
Selanjutnya e disebut elemen identitas di G .
4. Eksistensi elemen invers: Terdapat a 1  G sehingga
a * a 1  a 1 * a  e . Dalam hal ini a 1 disebut invers dari a .

Setiap grup terdapat tepat memiliki satu elemen identitas. Hal ini dapat
ditunjukkan sebagai berikut :

Misalkan e1 dan e2 adalah elemen identitas dari beberapa grup G.


Kemudian,

e1  e2  e2 karena e1 adalah elemen identitas, dan


e1  e2  e1 karena e2 adalah elemen identitas

Oleh karena itu, e1  e 2 maka dalam setiap grup terdapat tepat satu elemen
identitas.

Kemudian,

a1  (a  a 2 )  a1  e  a1

dan

(a1  a )  a 2  e  a 2  a 2

6
Operasi grup dapat disimbolkan dengan simbol () . Simbol lain yang
lebih umum digunakan adalah  dan  (plus dan multiply”). Ketika tanda
(  ) digunakan untuk menunjukkan operasi grup maka dikatakan
menggunakan notasi aditif, dan jika merujuk ke a  b sebagai jumlah dari a
dan b. (Ingatlah bahwa a dan b tidak harus berupa angka dan oleh karena itu
"jumlah" tidak secara umum mengacu pada penjumlahan bilangan). Ketika
(  ) digunakan untuk menunjukkan operasi grup, maka dikatakan
menggunakan notasi perkalian, sehingga dapat ditulis ab sebagai ganti
a  b , dan ab adalah hasil perkalian dari a dan b. (Sekali lagi, ingat bahwa
perkalian” secara umum tidak mengacu pada perkalian bilangan.) Notasi
perkalian adalah notasi yang paling populer karena sederhana dan
menghemat tempat. Notasi perkalian akan digunakan kecuali dinyatakan
lain. Secara khusus, ketika merepresentasikan sebuah grup dengan huruf
seperti G atau H, akan dipahami bahwa operasi grup tersebut ditulis sebagai
perkalian.

Ada kesepakatan umum bahwa dalam notasi aditif elemen identitas


dilambangkan dengan 0, dan kebalikan dari a ditulis sebagai −a (Ini disebut
negatif dari a). Dalam notasi perkalian, elemen identitas adalah e dan
kebalikan dari a ditulis sebagai a 1 ("a invers"). Ini juga merupakan tradisi
bahwa  digunakan hanya untuk operasi komutatif.

Contoh Soal:
Perhatikan himpunan fungsi linear

L   f : R  R | f  x   ax  b, a  0.

Akan diperiksa apakah L suatu grup terhadap operasi komposisi.

Misalkan :

f  ax  b, g  cx  d , h  ex  f

dengan a, c, e semuanya tidak nol.

i. Jelas bahwa

7
f * g  ac x  ad  b   L.
ii. Perhatikan bahwa kita mempunyai,
 f * g  * h  ac h  ad  b 
 ace x  acf  ad  b 

Sementara itu,

g * h  ce x  cf  d ,

sehingga,

f *  g * h   (ace ) x  acf  ad  b 

Dengan demikian operasi komposisi bersifat asosiatif.

iii. Perhatikan i  x  L, kita mempunyai f * i  f  i * f . jadi, i  x


sebagai elemen identitas di L.

1 xb
iv. Terakhir, perhatikan bahwa f  memenuhi
a
1 1
f*f i f * f.

Dengan demikian, telah dibuktikan bahwa L,* suatu grup. Jika diambil
f  2 x  1, g  x2 kita dapatkan f * g  2x  3 sementara

g * f  2 x  1. Sehingga dapat dikatakan bahwa grup L,* tidak


komutatif.

Teorema 2.1.1

Dalam sebarang G ,  berlaku hukum kanselasi kiri dan hukum kanselasi

kanan, yaitu a, b, c  G

(1) Jika a  b  a  c maka b  c (kanselasi kiri)


(2) Jika b  a  c  a maka b  c (kanselasi kanan)
BUKTI :
Hanya dibuktikan hukum kanselasi kanan saja.

8
Karena G suatu grup dan Jika a  G maka terdapat a 1  G

Jika b  a  c  a maka

(b  a )  a 1  (c  a )  a 1
b  (a  a 1 )  c  (a  a 1 )
be  ce
bc

Teorema 2.1.2

Diberikan grup G ,  Diketahui a, b, c  G dimana e elemen netral di

dalam G, maka :

(1) e adalah tunggal


(2) a 1 adalah tunggal
(3) (a 1 ) 1  a
1 1 1
(4) (a  b)  b  a

BUKTI :
Hanya dibuktikan bagian (4) saja.

(a  b)  (b 1  a 1 )  (( a  b)  b 1 )  a 1
 a  (b  b 1 )  a 1
 a  e  a 1
 a  a 1
e
Hal ini berarti bahwa (b 1  a 1 ) merupakan invers dari (a  b) . Akibatnya,
(a  b) 1  (b 1  a 1 )

Teorema 2.1.3

Di dalam grup G,* persamaan a * x  b dan x * a  b mempunyai

penyelesaian tunggal a, b  G.

BUKTI :

Hanya dibuktikan untuk persamaan a * x  b .

9
a * x  b punya suatu penyelesaian. Klaim bahwa a 1 * b adalah
penyelesaiannya. Dengan demikian maka:

   
a * a 1 * b  a * a 1 * b  e * b  b.

Jadi benarlah a 1 * b merupakan penyelesaian dari a * x  b . Karena G


merupakan suatu grup dan a  G maka a 1  G . Karena b  G dan * suatu
operasi biner maka tentulah a 1 * b  G. jadi, penyelesaiannya berada di
dalam G . Misalkan x1 dan x 2 adalah penyelesaian dari a * x  b dengan
x1 , x 2  G. Maka berlakulah:

a * x1  b dan a * x 2  b sehingga

a * x1  a * x 2 .

Dengan menggunakan hokum kanselasi kiri maka diperoleh x1  x 2 .

Jadi, penyelesaian a * x  b adalah tunggal.

Catatan:

1. Jika diberikan sebarang himpunan tak kosong G dan operasi * yang


didefinisikan di dalam G maka untuk menunjukkan G,* merupakan

suatu grup adalah:


a. Tunjukkan lebih dahulu bahwa operasi * di dalam G merupakan
suatu operasi biner.
b. Tunjukkan bahwa ketiga syarat dalam definisi 2.1.4 terpenuhi.
Langkah a. mutlak diperlukan karena * di dalam G belum
diketahui merupakan suatu operasi biner di dalam G .
2. Terutama untuk grup multiplikatif (perkalian), operasi biner * di dalam
G dapat ditulis tanpa tanda. Misalnya a * b dapat ditulis ab saja. Akan
tetapi, apabila perlu akan dijelaskan operasi biner apa yang dimaksud
berlaku pada ab di dalam G .

Definisi 2.1.6

10
Order suatu grup berhingga G dinotasikan dengan  (G ) adalah banyaknya
elemen di dalam G.

Definisi 2.1.7

Jika G suatu grup dan a  G , maka order (periode) dari elemen a yang
dinotasikan dengan  (a) adalah bilangan bulat positif terkecil m

sedemikian sehingga a m  e . Jika tidak ada bilangan m dengan sifat


sedemikian maka dikatakan bahwa a berorde tak hingga

Catatan :

Dalam grup aditif (penjumlahan) yang dimaksud dengan a m adalah


penjumlahan a sebanyak m suku. Sedangkan dalam grup multiplikatif, a m
merupakan perkalian a sebanyak m faktor.

Contoh Soal :

Misalkan Z himpunan bilangan bulat dengan operasi * yang didefinisikan


a  b  a  b  1a, b   . Apakah (G,*) membentuk grup?

Bukti:

i. Tidak Kosong

G   sebab  2 G …(terpenuhi)

ii. Sifat tertutup


a, b  G berlaku a  b  G
Ambil sebarang a, b  G maka berlaku (a  b  1)  G …(terpenuhi)
iii. Sifat Assosiatif,
a, b  G berlaku a  (b  c)  (a  b)  c
Ambil sebarang a, b, c  G
Perhatikan bahwa:
a  (b  c)  a  (b  c  1)
 a  (b  c  1)  1

11
 (a  b  1)  c  1
 (a  b  1)  c
 (a  b)  c …(terpenuhi)
iv. Unsur Identitas
a  Ge  G  e  a  a  e  a

Perhatikan bahwaa :

a b  ba  b
a  b 1  b  a 1  b
a  a  b  (b  1)
a  1  G

Sehingga e  1  G[e  identitas] (terpenuhi)

v. Unsur Invers

a  Ga 1  G  a 1  a  a  a 1  e

Perhatikan bahwa :

a  b  b  a  1
a  b  1  b  a  1  1
a  a  1  (b  1)
a  2  b  G (Terpenuhi )

Jadi a  b  a  b  1a, b   merupakan grup

LATIHAN SOAL

1. Apakah himpunan bilangan real dengan operasi tambah (+) adalah grup?

Pembahasan :

Langkah-langkah:

a) Cek apakah R tertutup terhadap operasi tambah (+)


Misalkan ambil dua buah bilangan a dan b anggota R
a  b  c , karena c selalu anggota R maka himpunan R tertutup terhadap
operasi tambah (+)

12
b) Cek apakah R mempunyai unsur identitas e 
Misal ambil sebuah bilangan a anggota R
ae a
e aa
e0
Karena 0 anggota R maka himpunan R mempunyai unsur identitas.
c) Cek apakah R mempunyai invers a 1  untuk setiap unsur
Misal ambil sebuah bilangan a anggota R
a  a 1  e
a 1  e  a
a 1  0  a
a 1   a
Karena  a adalah anggota R maka setiap unsur dalam R mempunyai
invers.
d) Cek asosiatif
Misal ambil a, b dan c anggota R
a  b   c  a  b  c  a  b  c 
Terbukti a  b   c  a  b  c 
Maka hukum asosiatif terpenuhi.

Jadi, karena keempat syarat terpenuhi, maka himpunan bilangan real dengan
operasi tambah (+) adalah grup.

2. Q dengan operasi * yang didefinisikan oleh a  b  a  b  ab, a, b  Q .


Selidiki, apakah operasi * pada Q merupakan operasi biner?
Pembahasan :
a. Operasi * yang didefinisikan oleh
a  b  a  b  ab, a, b  Q adalah operasi biner a, b  Q, a  b  Q
b. Operasi * yang didefinisikan oleh
a  b  a  b  ab, a, b  Q bersifat asosiatif
a, b, c  Q, (a  b)  c  a  b  c 

( a  b)  c  a  b  ab   c

13
 a  b  ab  c  ac  bc  abc 

 a  b  c  ab  ac  bc  abc

a  (b  c)  a  (b  c  bc)

 a  b  c  bc  ac  bc  abc 

 a  b  c  ab  ac  bc  abc

c. Operasi * yang didefinisikan oleh a  b  a  b  ab, a, b  Q mempunyai


elemen identitas yaitu nol
a  Q e  Q  a  e  e  a  a
a  e  a  e  ae  a
 a  a  e  ae  a  a
e  e  ae  e
e (1  a)  0
0
e
1  a 
e  0 dengan a  0
e  a  e  a  ea  a
e  a  ea  a
 a  e  a  ea  a  a
e  (a)  a  ea  a  a
e  ea  0
e (1  a)  0
0
e
1  a 
e  0 dengan a  0
d. Semua elemen Q mempunyai invers terhadap operasi * yang didefinisikan
a
oleh a  b  a  b  ab, a, b  Q , yaitu a  Q,  a 1  Q, a 1  , a 0
1 a
a  Q,  a 1  Q,  a  a 1  a 1  a  e  0

a  a 1  0

14
a  a 1  aa 1  0

 a  a  a 1  aa 1  a  0

e  a 1  aa 1  a

0  a 1  aa 1  a

a 1  1  a   a

a
a 1  dengan a  0
1 a

Jadi, operasi * pada Q merupakan operasi biner yang mempunyai elemen


identitas yaitu 0.

3. Jika G grup dengan unsur identitas e, dan a 2  e, a  G , buktikan G


komutatif!

Pembahasan :

Misalkan (G,) dan grup berlaku a 2  e


Akan dibuktikan a  b  b  a  e
Karena a 2  e  a  a  e
 aaa 1  ea 1 (dikalikan kedua ruas dengan a 1 )
 a (aa 1 )  ea 1 (assosiatif )
 ae  a 1 (aa 1  e dan ea 1  a 1 )
 a  a 1 (ae  a )

Karena diperoleh a  a 1 akibatnya :

(a  b)(a  b)  e  (a  b)  (a  b) 1
Berdasarkan teorema yang menyatakan jika G grup dan a, b  G , berlaku

(ab) 1  b 1 a 1
Sehingga:
(a  b)  (a  b) 1
(a  b)  b 1 a 1

15
Karena (b  a)  b 1  a 1 , maka a  b  b  a

Jadi, jika G grup dan a 2  e. a  G, maka G komutatif.

4. M adalah himpunan semua matriks berordo m x n dengan operasi


penjumlahan matriks. Selidiki, apakah operasi pada himpunan tersebut bersifat
asosiatif dan setiap elemennya mempunyai invers?
Pembahasan :
M dapat ditulis sebagai berikut:
 a11  a1n  
  
M      , a11 ,..., a m n  Q 
a 
 m1  a m n  
a. Operasi penjumlahan pada matriks M bersifat asosiatif
A, B, C  M , ( A  B)  C  A  ( B  C )

Ambil sembarang matriks elemen M

Misal:

 a11  a1n 
A      , a11 ,..., a m n  Q
a m1  a m n 

 b11  b1n 
B      , b11 ,...,bm n  Q
bm1  bm n 

 c11  c1n 
C      , c11 ,...,cm n  Q
cm1  cm n 

  a11  a1n   b11  b1n    c11  c1n 


                
( A  B)  C        
 a m1  a m n  bm1  bm n   cm1  cm n 

16
 a11  b11  a1n  b1n   c11  c1n 
         
  
a m1  bm1  a m n  bm n  cm1  cm n 

 a11  b11  c11  a1n  b1n  c1n 


     

a m1  bm1  cm1  a m n  bm n  cm n 

 a11  a1n    b11  b1n   c11  c1n  


           
A  ( B  C )            
a m1  a m n   bm1  bm n  cm1  cm n  

 a11  a1n   b11  c11  b1n  c1n 


           

a m1  a m n  bm1  cm1  bm n  cm n 

 a11  b11  c11  a1n  b1n  c1n 


     

a m1  bm1  cm1  a m n  bm n  cm n 

Diperoleh ( A  B)  C  A  ( B  C )

b. Semua elemen M mempunyai invers terhadap operasi penjumlahan


pada matriks, yaitu A  M ,  A1  M  A  A1  A1  A  I

  a11   a1n 
A   
1
  ,  a11 ,...,a m n  Q
 a m1   a m n 

a b  
5. M    , a, b, d  Q dan ad  1 dengan operasi perkalian matriks.
 0 d  
Selidiki, apakah operasi pada himpunan tersebut merupakan sebuah grup?
jika iya, apakah termasuk kedalam grup abelian?
Pembahasan :
Langkah-langkah:
a) Operasi perkalian pada adalah operasi biner

17
A, B  M , A  B  M

Ambil sebarang matriks elemen M


Misal:

a b  
A    , a, b, d  Q dan ad  1
 0 d  

 e f 
B    , e, f , g  Q dan eg  1
 0 g 

a b   e f  ae af  bg 
A B    
 0 d  0 g   0 dg 

Karena a, b, d , e, f , g  Q

Maka pasti ae, af  bg, dg  Q

Karena ad  1, eg  1 maka ae  dg  1

Sehingga diperoleh A  B  M

a b  
b) Operasi perkalian pada M    , a, b, d  Q dan ad  1 bersifat
 0 d  
asosiatif
A, B, C  M ,  A  B   C  A  B  C 

Ambil sebarang matriks elemen M


Misal:

a b  
A    , a, b, d  Q dan ad  1
 0 d  

 e f 
B   , e, f , g  Q dan eg  1
 0 g  

h i 
C    , h, i, j  Q dan hj  1
0 j 

18
a b    e f  h i 
A  B  C         
 0 d   0 g   0 j  
a b  eh ei  fj 
 
0 d   0 gj 
aeh aei  afj  bgj
 
 0 djg 
Dengan aeh, aei  afj  bgj, dgj  Q dan aeh  dgj  1

Diperoleh  A  B   C  A  B  C 

a b  
c) Operasi perkalian pada M    , a, b, d  Q dan ad  1 mempunyai
 0 d  
1 0
elemen identitas yaitu I   
0 1 

d) Semua elemen M mempunyai invers terhadap operasi perkalian pada


matriks, yaitu A  M , A 1  M  A  A 1  A 1  A  I

1 d  b 
A 1 
det A  0 a 

Karena ad  1 maka det A  0.

d  b
e) perhatikan bahwa M '   memenuhi M * M '  i  M '*M
0 a 

dengan demikian, telah dibuktikan bahwa (M ,*) suatu grup. jika diambil

a b  d  b 1 0
M   , M '   kita dapatkan M * M '    dan
0 d  0 a 0 1 
1 0
M '*M    . Sehingga dapat dikatakan bahwa grup (M ,*) komutatif
0 1 
Jadi, operasi pada himpunan tersebut merupakan sebuah grup abelian
karena memenuhi hukum komutatif.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ariawan, Wisna. 1996. Struktur Aljabar. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Gozali, Sumanang Muhtar. 2010. Teori Grup. Diakses pada 13 Februari 2021 pada:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19741124200
5011-SUMANANG_MUHTAR_GOZALI/TEORI_GRUP.pdf

Pinter, Charles C. 1982. A Book of Abstract Algebra. America : McGraw-Hill, Inc

Anda mungkin juga menyukai